Anda di halaman 1dari 25

Sistem Partikel

 Adelin Hasugian (4173240001)


 Lincaria Siregar (4172240006)
 Naomi Sirait (4173540012)
 Willy Firmandi Sibarani (4172240008)
PUSAT MASSA
 Suatu sistem partikel yang terdiri dari sejumlah partikel dapat
dianggap sebagai satu partikel bermassa massa total dan terletak
pada sebuah titik yang disebut sebagai pusat massa.
 Bila beberapa partikel terletak pada satu garis lurus :
 Pusat massa sistem dapat dihitung dari :

x pm 
 mx
i i

m1x1  m2 x 2  m3 x 3 m1x1  m2 x 2  m3 x 3

m i m1  m2  m3 M
Bila beberapa partikel terletak pada satu bidang

 Pusat massanya terletak di :


m1x1  m 2 x 2  m 3 x 3 2(0)  4(0)  6(4) 24
x pm     2m
m1  m 2  m 3 246 12
m1 y1  m 2 y 2  m 3 y 3 2(0)  4(3)  6(0) 12
y pm     1m
m1  m 2  m 3 246 12
 Bila sebuah kapak dilemparkan ke atas seperti terlihat pada
gambar di bawah ini, maka semua bagian dari kapak
tersebut akan melakukan gerak yang kompleks, yaitu gerak
translasi dan rotasi kecuali pusat massanya yang akan
melakukan gerak parabola karena bertindak sebagai satu
partikel.
Momentum Linier

 Momentum linier dari sebuah partikel didefinisikan


sebagai massa dikalikan dengan kecepatannya :

 Momentum adalah besaran vektor dan arahnya


sama dengan arah kecepatannya.
Momentum Linier

 Hubungan Momentum dengan Gaya


Perubahan Momentum rata-rata suatu partikel sama
dengan gaya resultan yang bekerja padanya.

F = ma (Hukum Newton II)

Dari hubungan momentum , didapat


Momentum Linier

 Untuk Sistem yang terdiri dari n partikel dengan


massa total dan
momentum ,
maka momentum total sistem P didefenisikan
sebagai :

Maka persamaaan Menjadi :


Momentum Linier

 Dengan demikian, “ Momentum Linier total dari


sistem partikel-partikel sama dengan pusat massa
dari sistem”.

Atau “momentum linier dari suatu benda secara


keseluruhan sama dengan hasil kali massa benda itu
dengan kecepatan pusat massanya”
Hukum Kekekalan Momentum

 Jika Resultan Gaya Luar pada suatu sistem adalah 0,


maka persamaan menjadi :

 Dengan demikian: “ Jika resultan gaya luar suatu


sistem nol, momentum totalnya menjadi konstan”
 Hal ini disebut dengan hukum kekekalan
momentum. Hal ini juga dapat diartikan sebagai :
“Momentum total dari sistem benda terisolasi selalu
konstan”
Hukum Kekekalan Momentum

 Sebagai contoh dari hukum kekekalan momentum


adalah tumbukan dari bola biliard.

 Jika dan menyatakan momentum bola


sebelum tumbukan, sedangkan dan setelah
tumbukan
Hukum Kekekalan Momentum

 Maka persamaan diperoleh :

u dan v menyatakan bola biliard sebelum dan


sesudah tumbukan.Dengan demikian, momentum
dari kedua bola adalah kekal
Atau dapat ditulis dalam bentuk lain :
MOMEN GAYA DAN MOMENTUM SUDUT
PARTIKEL TUNGGAL

Momentum sudut (L) dirumuskan sebagai :


L  m r x v , r  vektor posisi partikel terhadap sumbu putar

 r x mv dan karena mv  p

Maka : L  r x p
Dari hukum Newton II dalam bentuk perubahan
momentum :
dp
F
dt
Momentum Sudut

Jika kedua ruas kita kalikan dengan vektor r


sebagai berikut : dp
r xF r x
dt

rxF
drxp  
dt
Momen gaya :  r xF
dan karena r x p  L , sehingga
dL

dt
Momentum Sudut

Jika yang bekerja pada partikel ini lebih dari


satu gaya dimana masing-masing gaya tersebut
memberikan momen gaya, maka


dL

dt
(Resultan semua momen gaya yang bekerja pada partikel
sama dengan kecepatan perubahan momentum sudut
partikel tersebut).

dp
Catatan : gerak translasi : F
dt

 
dL
gerak rotasi :
dt
Hukum Kekekalan Momentum

 Jika resultan momen gaya yang bekerja pada


partikel tersebut sama dengan nol.

  0 dL
dt
0

dL  0
d L   L  L akhir  L awal  0
L akhir  L awal
 (momentum sudut akhir partikel sama dengan momentum sudut
awal partikel)

Hukum kekekalan momentum sudut


Tumbukan

 Gaya-gaya yang bekerja pada proses tumbukan


adalah pasangan gaya aksi-reaksi
 Dua partikel bergerak saling mendekati satu de-ngan
yang lain (melakukan interaksi sehingga ge-rak
mereka berubah, artinya mereka telah melaku-kan
pertukaran momentum dan energi).
 Dengan melakukan pertukaran energi dan mo-
mentum artinya kedua partikel tersebut telah
melakukan tumbukan.
 Dua partikel bergerak dengan kecepatan tetap
sebelum dan sesudah bertumbukan.
 Selama tumbukan mereka di bawah pengaruh gaya
aksi-reaksi satu dengan lainnya.
 Momentum total partikel sebelum dan sesudah
tumbukan tetap (dapat terjadi besar momentum
sudut tetap).

p1  p 2  p1!  p!2  m1 ( v1  v1! )   m2 ( v 2  v!2 )


 v1, kecepatan partikel satu, sebelum tumbukan dan
v1! sesudah tumbukan.
 v2, kece
 patan partikel dua, sebelum tumbukan dan v2!
sesudah tumbukan.
 Gaya-gaya yang berperan selama dalam tumbuk- an
adalah gaya dalam (momentum dan energi-nya
kekal).
 Energi total

1 1 1 1
m1v1  m2 v 2  m1v1  m2 v 2!2
2 2 !2

2 2 2 2
1 1
m1 (v1  v1 )   m2 (v 22  v 2!2 )
2 !2

2 2
m1 ( v1  v1! ) . ( v1  v1! )   m2 ( v 2  v!2 ) . ( v 2  v!2 )
 Bila p dan E dibagikan dihasilkan bentuk,

( v1  v1! )  ( v 2  v !2 )
( v1  v 2 )   ( v1!  v !2 )
 Perbandingan antara kecepatan relatif sesudah tum
bukan dengan sebelum tumbukan disebut koefisien
restitusi atau koefisien tumbukan (e).

v1!  v2!
e
v1  v2
Klasifikasi Tumbukan

1. Lenting Sempurna : berlaku hukum kekekalan


momentum dan energi.
2. Lenting Sebagian : energi mekanik berkurang
(tidak berlaku hukum kekekalan energi)
3. Tidak lenting sama sekali : setelah tumbukan
kedua benda menyatu
Tumbukan tidak lenting sama sekali, (e = 0)

 Tumbukan tidak lenting sama sekali (jika kedua


partikel bergabung lalu bergerak bersama-sama,
dipenuhi v1! = v2! = v).
v1
v2 v
m2 m1 m1 + m2
Sebelum tumbukan
Setelah tumbukan
 Kecepatan gabungan dua benda (v) setelah tum-
bukan nilainya (hukum kekekalan momentum),
m1 v1  m2 v 2
v
m1  m2
Tumbukan lenting sempurna (e = 1).

Tumbukan yang dipenuhi oleh hukum


kekekalan momentum dan energi disebut
tumbukan elastik sempurna.
v1 v2 - v1 - v2
sebelum tumbukan sesudah tumbukan

Tumbukan dengan energi sesudah dan


sebelum tumbukan tetap (Ek = Ek! – Ek =
0), tumbukan tersebut terpenuhi oleh nilai (e
= 1).
Tumbukan lenting sebagian, (0< e < 1)

Antara dua tumbukan (lenting dan tidak lenting sama


sekali), dinamakan tumbukan lenting seba gian
(tumbukan non elastik) dipenuhi oleh nilai e, (0  e 
1).
Sebuah meriam menembakkan peluru dengan dengan
kecepatan 20 m/s dan sudut 60o terhadap horisontal. Pada
saat mencapai ketinggian maksimum pelurunya pecah
menjadi dua sama besar dengan massa masing-masing m.
Pecahan pertama langsung jatuh bebas sedangkan pecahan
kedua terpental. Tentukan dimana pecahan kedua jatuh ke
tanah.

Anda mungkin juga menyukai