Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGOLAHAN PRIMER KAYU

ACARA V

PEREKATAN KAYU

Disusun Oleh :

Nama : Iin Alfiah

NIM : 19/445511/KT/09109

Co. Ass : Berliawan Rizal Mahesa

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
ACARA V

PEREKATAN KAYU

I. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Memahami prosedur pembuatan perekat kayu dengan menggunakan perekat PVAC
2. Memahami metode pelaburan perekat
3. Memahami cara penentuan kekuatan rekat

II. ALAT DAN BAHAN


Pada praktikum ini digunakan alat:
1. Klem
2. Alat tulis
Pada praktikum ini digunakan bahan:
1. Pelabur perekat
2. Perekat
3. Sampel kayu
II. CARA KERJA
Cara kerja praktikum ini sebagai berikut:

Sampel dari hasil pengeringan ukuran 2 x 5 x 30 cm

Dibuat adonan perekat (perekat 100 bb; pengembang 30 BB;


Pengisi 10 BB)

Pelaburan perekat pada sampel kayu kemudian dipress

Dokumentasi
Disiapkan sampel kayu dari hasil pengeringan dengan ukuran 2 x 5 x 30 cm. Dibuat adonan
perekat (perekat 100 bb; pengembang 30 BB; Pengisi 10 BB). Pelaburan perekat sampel
kayu. Pertama pelaburan perekat pada satu sisi kayu (MSGL) dan kedua peleburan perekat
pada dua sisi kayu (MSDGL) kemudian dipress. Dilakukan dokumentasi proses perekatan
dan hasil.

III. HASIL
Hasil pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Sampel kayu yang digunakan pada acara 6 ini yaitu MK 10-12 dan SB 12-5
2. Proses pemotongan sampel kayu

3. Proses penghalusan bagian kayu yang telah di potong


4. Proses pemberian perekat pada sampel kayu

5. Sampel kayu dengan lem pada kedua sisi


6. Sampel kayu dengan lem pada satu sisi

7. Proses perekatan sampel kayu (bagian kiri MDGL dan bagian kanan MSGL)
8. Proses press sampel kayu menggunakan alat klem

IV. PEMBAHASAN
Perekatan kayu merupakan salah satu proses dalam industri pengolahan kayu
dengan menggunakan material kayu tersebut. Masyarakat Amerika untuk pengujian dan
bahan (ASTM, American Society for Testing and Material) memberikan defenisi tentang
perekat (adhesive) sebagai suatu bahan yang mampu menyatukan bahan lain secara
bersama melalui pelekatan permukaan (ASTM, 1995). Sesuatu yang direkat adalah suatu
lapisan yang berpegangan dengan lapisan lain oleh suatu perekat. Perekatan adalah
keadaan dimana dua permukaan saling berpegangan melalui tenaga antar permukaan, yang
mungkin gaya valensi, gerakan saling mengunci (interlocking action), atau keduanya
(Lempang, 2016). Jadi, perekatan adalah bahan yang memiliki kecocokan dengan bahan
yang direkat. Terjadinya persatuan dan kekuatan rekat bahan direkat akibat interaksi dari
kekuatan kohesi dan adhesi dari bahan perekat dan bahan direkat (Prayitno 1991a ;
Yanciluk dan Damiri, 2015).
Klasifikasi perekat menurut Blomquist, et al., (1983), berdasarkan unsur kimia
utama (major chemical component), perekat dibagi menjadi dua kategori yaitu; Adhesive
of Natural Origin dan Adhesive of Synthetic Origin. Adhesive of Natural Origin merupakan
perekat alam yang bisa berasal dari tumbuhan, hewan dan material lain. Adhesive of
Synthetic Origin merupakan perekat sintetis diantaranya thermoplastic resin, thermosetting
resin, dan synthetic elastomers (bisa diregangkan pada suhu kamar). Pada praktikum kali
ini digunakan bahan perekat sintesis jenis thermoplastic resin yaitu perekat polyvinyl asetat
(PVAc). Thermoplastic resin adalah resin yang akan kembali menjadi lunak ketika
dipanaskan dan mengeras kembali ketika didinginkan (Blomquist, et al., 1983). Bahan
perekat PVAc dipilih karena perekat ini tidak berbahaya bagi manusia, mudah dalam
penggunaannya, biaya yang murah dan nilai yang baik dalam keteguan rekat serta tahan
lama. Penggunaan PVAc memiliki keuntungan utama melebihi perekat UF karena
kemampuannya dalam menghasilkan kekuatan rekat yang cepat pada keadaan suhu kamar
(Mirza dkk, 2020). Kekurangan polyvinyl asetat (PVAc) karena sangat sensitif terhadap
air, maka penggunaannya hanya untuk interior saja, kekuatan rekatnya menurun dengan
adanya panas dan air serta sifat visko elastisitasnya tidak baik, sehingga creep besar dan
ketahanan terhadap fatigue rendah (Hanif dan Rozalina, 2020).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan digunakan 2 metode perekatan yaitu
metode perekatan dengan melaburkan perekat pada satu sisi kayu (MSGL) dan perekatan
dengan melaburkan perekat pada dua sisi kayu (MSDGL). Digunakan sampel kayu mahoni
(MK 10-12) dan kayu sungkai (SB 12-5) yang telah diampelas pada bagian sisinya. Cara
perekatannya yaitu dengan melaburkan perekat (PVAc) pada satu sisi sampel kayu
(MSGL) dan juga pada kedua sisi sampel kayu (MSDGL) kemudian sampel kayu
direkatkan. Dilakukan pressing sampel kayu yang sudah direkatkan menggunakan alat
klem. Proses pressing dilakukan hingga bahan perekat mengeras menjadi substrat yang
kuat. Proses ini mudah dilakukan dan dipraktekkan karena menggunakan alat-alat dan
bahan yang sederhana dan murah, proses yang tidak rumit serta penggunaan bahan p erekat
PVAc merupakaan bahan perekat yang banyak digunakan sehingga mudah dalam
mendapatkannya.
Perekat adalah suatu zat atau bahan yang memiliki kemampuan untuk mengikat dua
benda melalui ikatan permukaan. Hasil perekatan pada praktikum ini adalah potongan kayu
yang merekat kuat dengan sempurna satu sama lain. Hasil perekatan kayu ini dipengaruhi
oleh faktor – faktor kayu sebagai bahan direkat, perekatan dan proses perekatan. Menurut
Prayitno (1997) dalam Yanciluk dan Damiri, 2015menyatakan sifat-sifat dasar bahan
direkat yang perlu diperhatikan meliputi sifat struktur anatomi (sel-sel penyusun kayu),
sifat fisika (berat jenis; kadar air; penyusutan pengembangan; porusitas; wetabilitas), sifat
kimia (selulosa; hemiselulosa; lignin; ekstraktif). Faktor-faktor dalam perekatan meliputi
persiapan perekat dan komponen tambahan untuk pembuatan adonan perekat, sedangkan
dalam proses perekatan meliputi persiapan perekat, pelaburan perekat dan pengempaan.
Penggunaan sampel kayu dalam keadaan kering udara dan p engampelasan permukaan
kayu pada praktikum ini merupakan salah factor keberhasilan proses perekatan kayu.
Dimana pada kayu yang kering penetrasi bahan perekat yang cukup terjadi sehingga
kualitas perekatannya lebih baik bila dibandingkan perekatan pada kay u yang basah.
Pengampelasan kayu membuat permukaan kayu menjadi halus sehingga pelaburan perekat
merata.
Selain itu, penggunaan bahan perekat Perekat polyvinyl asetat (PVAc) perlu
diperhatikan. Menurut Pizzi (1983) menyatakan bahwa faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam penggunaan perekat polyvinyl asestat meliputi kompinen -komponen
perekat (substrate), permukaan bahan yang direkat, viskositas masa tunggu, kondisi
pemakaian, kondisi penyimpanan dan harga. Dikarenakan PVAc adalah polimer
termoplastis maka akan kehilangan ikatan bergabung sejalan dengan meningkatnya suhu.
Untuk mengurangi kelemahan hasil perekatan dengan PVAc, maka bisa dilakukan
penambahan bahan ke dalam formulasi emulsi bergantung pada tujuannya.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum ini, dapat diperoleh suatu kesimpulan antara lain sebagai berikut:
1. Prosedur pembuatan perekat kayu dengan menggunakan perekat PVAC dengan
memperhatikan bahan direkat, perekatan dan proses perekatan. Kayu sebagai bahan
direkat dalam keadaan karing udara diampelas untuk memperhalus sisi kayu. Pelaburan
perekat dengan melaburkan perekat pada satu sisi kayu (MSGL) dan melaburkan
perekat pada dua sisi kayu (MSDGL). Dilakukan pressing sampel kayu yang sudah
direkatkan menggunakan alat klem. Proses pressing dilakukan hingga bahan perekat
mengeras menjadi substrat yang kuat.
2. Metode pelaburan perekat dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu melaburkan perekat pada
satu sisi kayu (MSGL) dan melaburkan perekat pada dua sisi kayu (MSDGL).
3. Cara penentuan kekuatan rekat dapat dilakuakn dengan uji geser kemudian dihitung
kekuatan rekatnya dengan membagi tekanan maksimum dengan luas bidang geser.

VI. DAFTAR PUSTAKA


ASTM. 1995. Annual book of ASTM Standards. Volume 04.10 wood. Section 4.
Philadelphia.

Blomquist, R.F. 1983. Fundamentals of Adhesion.In: Blomquist, R.F., Christiansen, A.W.,


Gillespie, R.H. and Myers, G.E. (Eds.);Adhesive Bonding of Wood and Other
Structural Materials. Forest Product .Technology USDA Forest Service and The
University of Wisconsin. Chap. 1.

Hanif, Larantika., dan Rozalina. 2020. Perekat Polyvinyl Acetate (Pvac). Jurnal Akar Vol.
2. (1) : 46- 55.

Lempang, Mody. 2016. Pemanfaatan Lignin Sebagai Bahan Perekat Kayu. Info Teknis
Eboni. Vol. 13. (2): 139 – 150.

Mirza, Hendra., Mahdie, Muhammad Faisal., dan Thamrin, Gusti Ahmad Rahmat. 2020.
Sifat Fisik Dan Mekanik Papan Partikel Dari Serbuk Gergajian Kayu Sengon Laut
(Paraserianthes Falcataria) Menggunakan Perekat Pvac. Jurnal Sylva Scienteae.
Vol. 3. (5).

Pizzi A. 1983. Wood Adhesives, Chemistry of Technology. National Timber Research


Institute Council for Scientific and Industrial Research. South Africa: Proteria

Yanciluk dan Damiri, M.. 2015. Sifat Perekatan Kayu Mahang (Macaranga Hypoleuca)
Asal Hutan Rawa Gambut Kabupaten Pulang Pisau. Jurnal Hutan Tropika. Vol. 10.
(2) : 38-42.

Anda mungkin juga menyukai