TNGM dipimpin Kepala Balai dimana di bawahnya ada Kepala KSPTN Wilayah I dan
Kepala KSPTN Wilayah II. KSBTU di tingkat balai. Eselon 4 paling rendah. KSPTN
Wilayah I terdiri dari wilayah Magelang (RPTN Dukun dan RPTN Srumbung) dan Sleman
(RPTN Pakem-Turi dan RPTN Cangkringan). KSPTN Wilayah II terdiri dari wilayah
Boyolali (RPTN Selo dan RPTN Musuk Cepogo) dan Klaten (RPTN Kemalang). Kelompok
jabatan fungsional, misal Polisi Hutan, Pengendali Ekosistem Hutan (PEH), dan Penyuluh
Kehutanan.
- Sistem personalia (sistem & rekrutmen sebagian kecil oleh pusat)
- Kelengkapan posisi (semua posisi sudah lengkap terisi)
- Evaluasi staf & kenaikan pangkat (sebagian besar dikendalikan oleh pusat)
- Sistem administrasi (sebagian besar ditetapkan oleh pusat)
- Arah perencanaan (sesuai visi, misi, dan kondisi setempat dengan kerangka dari
pusat)
- Evaluasi perencanaan (perencanaan tahunan dengan evaluasi dan koreksi setengah
tahunan)
TNGM letak administrasinya di Provinsi DIY (Kab. Sleman) dan Provinsi Jawa Tengah
(Kab. Magelang, Kab. Boyolali, dan Kab. Klaten)
Kawasan Hutan Gunung Merapi sudah ada pengelolaannya sejak 1905. Para pihak dalam
kelola Gunung Merapi:
- Pihak kunci (Balai TNGM, BPPTKG, BBWSSO)
- Para pihak lain (Pemerintah daerah, pemerintah pusat di daerah, akademisi, SAR,
LSM, sukarelawan, dusun, desa, pemanfaat rumput, pasir, air, air komersial, rencek,
wisata, lahan vonis, dan anggrek)
Sosial Budaya Masyarakat (Tradisi dan Nilai)
- Gotong royong
- Kumpulan
- Selamatan
- Religi
Zonasi TNGM terdapat zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan, zona rehabilitasi, zona
tradisional, zona religi, dan zona khusus.