Anda di halaman 1dari 20

BAB 1 : LANDASAN DAN TUJUAN MATA KULIAH PENDIDIKAN

PANCASILA

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan manusia dan pemerintah dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia agar dapat mewujudkan kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerus selaku warga
masyarakat, warga kehidupan generasi penerus selaku warga masyarakat, warga bangsa dan warga suatu negara,
yang pada gilirannya diharapkan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah, baik dilihat dari
dinamika budaya, bangsa, negara maupun hubungan internasionalnya (Undang-undang No.20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional). Melalui Mata Kuliah Pendidikan Pancasila diharapkan setiap mahasiswa memiliki
sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai pancasila, yanhg pada akhirnya sebagai warganegara Indonesia,
merasakan bahwa Pancasila adalah kepribadian yang paling sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia, karena
tujuan Mata Kuliah Pendidikan Pancasila adalah membangun dan mengembangkan kepribadian bangsa yang
berjiwa Pancasila, bermoral, berakhlak mulia, bermartabat, berdisiplin, bertanggung jawab, menguasai pengetahuan
yang berdasarkan Iptek yang dikembangkan tanpa meninggalkan iman dan takwa.

Nilai-nilai Pancasila tidak dapat dipisahkan dari perjalanan sejarah Indonesia dari waktu ke waktu. Artinya
sejarah perjuangan bangsa Indonesia merupakan landasan dasar untuk memahami Pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia.
BAB II : PANCASILA DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
INDONESIA

Nama Indonesia pertama kali dikemukakan oleh James Richardson Logan dalam Journal of the Indian
Archipelago and Eastern Asia (1847-1859) di Pulau Penang, pada tahun 1850. Kata Indonesia itu juga digunakan
oleh W.E.Maxwell dan S.Raffles dalam karyanya yang terkait dengan bahasa Melayu dikemukakan dalam rangkaian
karyanya yang berjudul The Island of Indonesia. Sesungguhnya Aldolf Bastian seorang Ethnolog dalam bukunya
Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipelas (1884-1889) yang membuat nama Indonesia itu semakin
terkenal.

Bangsa Indonesia adalah sekelompok manusia yang mempunyai keinginan untuk hidup bersama karena
nasib yang sama, bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu sebagai satu kesatuan dari Sabang sampai Merauke.
Pengertian bangsa, yaitu seluruh penduduk yang mendiami wilayah itu ; pengertian negara, yaitu organisasi
kekuasaan yang merdeka dan berdaulat di wilayah itu ; dalam arti bahasa, yaitu bahasa resmi negara bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi yang sah di seluruh Negara Kesatuan Indonesia. Dan dalam arti geopolotik, yaitu
bahwa Indonesia adalah tanah air kita dari Sabang sampai Merauke. Nilai-nilai Pancasila sudah ada sejak Masa
Prasejarah, Masa Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dan saat Masa Penjajahan. Nilai-nilai Pancasila tersebut adalah
nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah dan Keadilan Sosial.

Pada awal abad ke XX semangat patriotisme bangsa Indonesia tumbuh kembang menjadi suatu gerakan
yang bersifat nasional. Diawali dengan adanya gerakan dalam pendidikan dan kebudayaan yang lahir pada 20 Mei
1908 kemudian dikenal dengan sebutan BoediOetomo dan untuk mengenang jasa perjuangannya oleh pemerintah
ditetapkan sebagai “ Hari Kebangkitan Nasional ”. Boedi Oetomo merupakan organisasi modern pertama, yang
bertindak merintis perjuangan Kemerdekaan Indonesia dalam bentuk organisasi. Kemudian menyusul gerakan
nasional lainnya seperti Sarekat Islam 1911 oleh HOS. Tjokroaminoto; Indische Partij 1912 oleh Douwes Dekker,
Soewardi Soerjoningrat dan Tjipto Mangunkusumo; Partai Komunis Indonesia 1920 oleh Sneevliet dan Semaun;
Perhimpunan Indonesia 1924; Partai Nasional Indonesia1927 oleh Ir. Soekarno; Partindo 1930 oleh Drs. Moh Hatta
dan Sutan Sjahrir; Partai Indonesia Raya 1935 oleh Mr. Amir Sjarifudin dan Moh. Yamin. Semangat patriotisme
bangsa Indonesia tidak hanya diwujudkan dalam bidang politik, tetapi juga diwujudkan dalam gerakan sosial yang
dimotori oleh kaum wanita, pemuda dan elit agama. Tokoh wanita misalnya R.A Kartini dan Dewi Sartika yang
aktivitasnya divurahkan dalam dunia kependidikan dan emansipasi wanita. Selain itu ada Perkumpulan Putri
Mardiko, Wanito Utomo, Wanita Katolik (Yogyakarta 1920), Putri Sejati Surabaya, Wanudyo Utomo (SI), Aisiyah
(Muhammadiyah) dan Lana Turi (Sarekat Ambon). Gerakan pemuda ditandai dengan munculnya Jong java, Jong
Sumatranen Bond (1917), Jong Minahasa (1918), Jong Celebes (1920), Jong Ambon (1920), Perserikatan Madura
(1920), Sekar Rukun (1920) dan Perkepalan Politik Jawi (1925). Kemudian yang bersifat keagamaan dimotori oleh
gerakan Muhammadiyah (1912) dan Nahdatul Ulama (1920).

Kesadarann akan pentingnya rasa persatuan bangsa Indonesia sangat disadari oleh tokoh pergerakan
sehingga muncul organisasi poitik PNI ( Perserikatan Nasional Indonesia) pada 4 Juli 1927 yang berubah menjadi
Partai Nasional Indonesia pada tahun 1928 yang dimotori oleh Ir.Soekarno, Dr. Tjipto Mangunkusumo, Ir. Anwari,
Mr. Sartono, Mr. Ishaq, Mr. Sunarjo dan Mr. Sujudi. Pada tanggal 28 Oktober 1928 diadakan Kongres Pemuda II
dan PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) merumuskan dan mengikrarkan aspirasi yang secara factual
dilaksanakan di Jl. Kramat 106 Jakarta yang dilaksanakan selama dua hari, yaitu tanggal 27-28. Pada siding terakhir
pukul 17.30 -19.30 diputuskan rumusan kongres yang dikenal dengan sebutan “SUMPAH PEMUDA”.

H. Muh Yamin berpendapat bahwa sejak 28 Oktober 1928 itu di Indonesia telah ada bangsa yaitu
Indonesia, tetapi baru berstatus bangsa berbudaya (Die Kulturnation) yang kemudian menjadi bangsa Negara
Indonesia (Die Staatnation) setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Sesudah Sumpah Pemuda
1928 pergerakan nasional Indonesia diliputi semangat kebangsaan dan cita-cita kemerdekaan. Kongres Perempan I
di Yogyakarta 22-23 Desember 1928 memutuskan berdirinya Perikastan Perempuan Indonesia (PPI) yang
merupakan federasi dari bermacam-macam organisasi wanita. Kongres Perempuan II di Jakarta tahun 1935
memutuskan, bahwa perempuan Indonesia bertugas sebagai “IBU BANGSA” dengan kewajiban “Mengusahakan
supaya generasi baru insyaf akan kewajiban Kebangsaan” . Kongres Perempuan III di Bandung tahun 1938
menetapkan bahwa tanggal 22 Desember menjadi “HARI IBU”, sebagai landasan kaum wanita di seluruh Indonesia
sadar terhadap tugasnya sebagai IBU BANGSA. Di kalangan kepanduan pada tanggal 8 Februari 1930 melebur
menjadi Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI), yang terdiri atas Pandu Kebangsaan (Jong Java), IMPO (Pemuda
Indonesia), dan PPS (Pemuda Sumatera).

Pada tahun 1944 Jepang mulai terdesak oleh sekutu dalam berbagai wilayah dalam Perang Asia Timur
Raya, sehingga Jepang pada 7 September 1944 mengeluarkan pengumuman secara resmi tentang janji
Kemerdekaan Indonesia. Langkah konkret yang dilakukan Jepang untuk memenuhi janji adalah dengan membentuk
Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada
tanggal 29 April 1945. Kerja badan ini dimuali pada 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945. Dr. Radjiman Widyodiningrat
dalam pembukaan siding meminta pandangan para anggota tentang dasar Negara Indonesia Merdeka. Ada tiga
anggota yang memberikan tanggapan tentang dasar negara yaitu Muh. Yamin, Soepomo dan Soekarno. Mereka
menyampaikan pandangan secara berurutan mulai tanggal 29 Mei 1945- 1 Juni 1945. Bung Karno dalam pidato
mengusulkan supaya lima dasariyu dinamakan PANCASILA. Usul ini diterima oleh seluruh anggota secara bulat.
Pada akhir sidang BPUPKI 1 Juni 1945 membentuk panitia kecil yang terdiri atas Soekarno, Bung Hatta, Sutardjo,
Kartohadikusumo, Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Otto Iskandardinata, Muh. Yamin, dan A.A.Maramis.
pada pertemuan 22 Juni 1945 panitia kecil ini berhasil membentuk Panitia Sembilan untuk mengakomodasi
pendapat dari golongan Islam dan golongan Kebangsaan tentang agama dan negara dan mendapat Kesepakatan
dalam bentuk rancangan pembukaan hukum dasar yang dikenal dengan “PIAGAM JAKARTA”.

Pada sidang kedua 10-17 Juli 1945 BPUPKi berhasil membentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar
dengan Soekarno sabgai ketua dan bernanggotakan 19 orang. Sidang 11 Juli 1945 Panitia Perangcang Undang-
Undang secara bulat menyetujui isi preambul yang diambil dari Piagam Jakarta. Pada sidang 14 Juli 1945 Panitia
Perangcang Undang-Undang memberikan hasil kerjanya, yaitu :

1) Pernyataan Indonesia merdeka yang disusun berdasarkan tiga alinea pertama Piagam Jakarta
2) Pembukaan Undang-Undang Dasar yang diambil dari alinea keempat dan terakhir dari Piagam Jakarta yang
memuat Dasar Negara Pancasila
3) Undang-Undang Dasar (Batang tubuh)

Setelah jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki Panglima Tentara Umum Selatan membawahi kawasan
Asia Tenggara dan Berkedudukan di Dalath Saigon . pada tanggal 9 Agustus 1945 para tokoh yang terlibat dalam
Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia bertolak dari Kemayoran menuju Saigon. Pada tanggal 14
Aguistus 1945 para tokoh kembali ke Jakarta, tetapi mereka tidak tahu kalu Jepang sudah mengalah pada Sekutu.
Berita kekalahan Jepang hanya diketahui oleh beberapa pemuda diantaranya St. Syahrir. Berita ini akan disampaikan
pada Muh. Hatta sambil menanyakan masalahn Kemerdekaan Indonesia dan bila perlu segera dan jangan melibatkan
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan). Pada saat kekalahan Jepang ini kegiatan kaum pergerakan nai\sional terbagi
menjadi dua Kelompok yaitu Golongan Tua dan Golongan Muda mereka sepakat tidak lama lagi Indonesia
merdeka, hanya beda dalam cara memerdekakannya. Situasiii mendorong Golongan Muda mengambil keputusan
mengadakan pertemuan untuk membulatkan tekad tentang Proklamasi Kemerdekaan. Rapat diadakan pada tanggal
15 agustus 1945 pukul 20.00 di ruangan Pathologisch Laboratorium Pegangsaan Timur. Mereka akhirnya menunjuk
Wikono dan Darwis untuk menemui Soekarno di Pegangsaan Timur no. 56, sekitar pukul 22.00 mereka datang di
tempat Soekarno, an menyampaikan hasil rapat para pemuda. Timbul pertentangan antara mereka, hal ini disaksikan
oleh Ahmad Subarjo. Atas usahanya, Muh. Hatta didatangkan agar menyaksikan sikap para pemuda. Pukul 23.30
utusan tersebut meningggalkan rumah Soekarno dengan penuh kekecewaan. Setelah kedua utusan itu berada
kembali di tempat teman-temannya, mereka secara bersama-sama tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30 membawa
Soekarno dan Muh.Hatta yang juga diikuti oleh Fatmawati dan Guntur, Sukarni da J.Kunto ke Rengasdengklok
tempat yang aman dari pengawasan Jepang. Soekarno akhirnya menyetujui Proklamasi tanpa campur tangan Jepang
dan peristiwa tu harus di Jakarta, J. Kunto membawa Achmad Subarjo bersama Sudiro menjemput Soekarno dan
Muh. Hatta di rengasdengklok untuk kembali ke Jakarta.

Rombongan Soekarno Hatta sampai di Jakarta pada pukul 23.00 setelah singgah di rumahnya masing-
masing. Akhirnya mereka ke rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol no.1. di rumah ini mereka membuat
naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Akhirnya pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 Pukul 10.00 teks
Proklamasi dibacakan oleh Soekarno dengan didampingi oleh Muh.Hatta di halaman rumahnya Jl. Pegangsaan
Timur no.56.

PPKI sesuai wewenangnya mengadakan sidang pertama pada tangal 18 Agustus 1945 dalam rangka
melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana lazimnya negara merdeka, khususnya yang terkait dengan
pengesahan Pancasila dan UUD 1945.
BAB III : IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM SEJARAH MENGISI
KEMERDEKAAN INDONESIA

Setelah Proklamasi Kemerdekaan, ternyata banyak tantangan yang harus dihadapi oleh bangsa
Indonesia. Tantangan eksternal pertama yaitu Jepang yang tidak rela menyerahkan senjata serta
kekuasaannya kepada Bangsa indonesia dan yang kedua dari pihak tentara Sekutu dan Belanda yang
melancarkan agresi terhadap Bangsa Indonesia yang telah merdeka dan berdaulat sejak Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Agresi I dilaksanakan pada Tanggal 21 Juli 1947 dan Agresi II pada tanggal 19 Desember 1948.
Tantangan Internal bersla dari PKI Muso di Madiun pada tanggal 19 September 1948. Ketika Bangsa
Indonesia sedang berkonsentrasi melawan Belanda, PKI menikam dari belakang dengan tujuan untuk
mendirikan negara komunis di Indonesia.

Setelah Kemerdekaan juga bangsa Indonesia mengalami beberapa masa antara lain :

1. Masa Republik Indonesia Serikat (RIS)


2. Masa Demokrasi Liberal
Terdiri dari beberapa periode konflik , yaitu :
a. Periode 1950-1955 (Orde Politik KMB)
Konflik yang bersifat fisik yaitu Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Bandung,
gerakan Kahar Muzakar di Sulawesi, Republik Maluku Selatan (RMS) di Ambon,
kesatuan Rakyat Yang Tertindas (KRYT) di Kalimantan, Andi Aziz di Makasssar,
DI/TII di Jawa Barat dan Daud Beureuh di Aceh. Sedangkan konflik nonfisiknya
yaitu jatuhnya Kabinet sekitar 6 atau 8 bulan akibat Parlemen swering menjatuhkan
Kabinet apabila kelompok oposisi kuat
b. Periode 1955-1959
- Bidang politik
Dalam masa 4 tahun terjadi perubahan kabinet sebanyak 3 kali.
- Bidang ekonomi
Akibat KMB, maka modal asing raksasa leluasa masuk dan menguasai jalannya
perekonomian Bangsa Indonesia
- Bidang keamanan
Timbul tuduhan-tuduhan dari berbagai daerah bahwa pembangunan hanya
dipusatkan di Jakarta yangmengakibatkan pembentukan dean daerah dan
metusnya pemberontakan PRRI-Permesta (Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia- Perjuangan Rakyat Semesta) yang berhasil menguasai Sumatra dan
Sulawesi.
3. Masa Demokrasi Terpimpin/ Orde Lama
Perjuangan yang dilakukan Bangsa Indonesia pada masa ini :
- Bidang politik
Membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS), membentuk
Dewan Pertimbangan Agung (DPA), pembentukan Front Nasional, Pembubaran
DPR, pengintegrasian Lembaga Tinggi Negara, pembentukan Musyawarah
Pembantu Pimpinan Revolusi (MPPR) dan pengembangan Dokrin NASAKOM
- Bidang ekonomi
Membentuk Dewan Perancang Nasional (DAPERNAS), kebijakan Moneter dan
kebiakan Perbankan
- Pembebasan Irian Baray (Irian Jaya)
Diplomasi dan Persiapan kekuatan militer
- Politik Luar Negeri
- Membangun dunia kembali dengan doktrin baru, yang terdiri atas dua blok, yaitu
OLDEFOS (Old Established Forces) dan NEFOS (New Emerging Force).
4. Masa Demokrasi Pancasila/ Orde Baru
Perjuangan yang dilakukan Bangsa Indonesia pada masa ini :
- Penumpasan G30S
Pembubaran PKI, Pembersiha kabinet dari unsur-unsur G30S 1965 dan
penurunan harga/ perbaikan ekono,i
- Pembangunan Nasional
Menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai syarat untuk berhasilnya
pelaksanaan Repelita dan Pemilu, menyusun/melaksanakan Repelita,
melaksanakan Pemilu sesuai Tap No. XLII/MPRS/1968, mengikis habis sisa-sisa
G30S dan setiap perongrongan terhadap Pancasila dan UUD 1945 dan
melanjutkan penyempurnaan dan pembersihan secara menyeluruh aparatur
negara dari tingkat pusat sampai daerah yang bermasalah.
- Politik Luar Neeri
Mengakhiri politik poros Jakarta-Phom Phen-Hanoi-Peking-Pyongyang dan
memulihkan kembali hubungan dengan negara-negara seperti Asia, Eropa dan
Afria serta berperan aktif dalam berorganisasi regiona dan internasional
- Perjuangan Timor Timur

5. Masa Reformasi ; dan


6. Masa Globalisasi.

Namun kenyataan sampai saat ini masyarakat tetap miskin dan menderita akibat kurangnya kesadaran
terhadap nilai-nilai yang terkandung Pancasila.
BAB IV : SISTEM KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

UUD adalah hukum dasar yang tertulis. Penyamaan istilah konstitusi dengan UUD sebagai akibat
pengaruh faham kodifikasi yang menghendaki agar semua peraturan hukum ditulis demi mencapai kesatuan,
kesederhanaan dan kepastian hukum. Ada pula yang membedakan konstitusi dengan UUD. Dapat disimpulkan
bahwa konstitusi memiliki arti yang lebih luas dari UUD, karena UUD itu hanya sebagian dari arti konstitusi.
Legislasi atau undang-undang adalah hukum yang telah disahkan oleh badan legislatif atau unsur
ketahanan yang lainnya. Sebelum disahkan, undang-undang disebut sebagai rancangan Undang-Undang. Undang-
undang berfungsi untuk digunakan sebagai otoritas, untuk mengatur, untuk menganjurkan, untuk menyediakan
(dana), untuk menghukum, untuk memberikan, untuk mendeklarasikan, atau untuk membatasi sesuatu. UUD
sebagai hukum dasar merupakan sumber hukum. Dalam hubungan ini UUD memiliki fungsi sebagai alat kontrol.

Tata urutan perundangan Republik Indonesia menurut UU No 10 th 2004 sebagai berikut:

1) UUD 1945
2) UU/Perpu
3) Peraturan Pemerintah
4) Peraturan Presiden
5) Peraturan Daerah (Perda)

Pada tata urutan tersebut UUD 1945 menempati kedudukan tertinggi ,sehingga materi dibawahnya tidak boleh
bertentangan dengan materi di atasnya yakni UUD 1945.

Norma dasar itu pada hakikatnya adalah pandangan hidup kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita
moral yang meliputi susunan kejiwaan dan watak dari bangsa Indonesia. Norma dasar merupakan suatu norma yang
menjadi dasar bagi semua norma yang berlaku dalam suatu negara.Hukum norma dibedakan menjadi norma dasar
dalam arti formil dan dalam arti materiil. Norma dasar materiil menunjuk pada materi/isinya bahwa semua peraturan
yang ada di suatu negara isinya tidak boleh bertentangan dengan isi norma dasar.
MAKNA PEMBUKAAN UUD 1945

1. Makna Pembukaan UUD 1945 bagi Perjuangan Bangsa


Pembukaan mengandung pokok pikiran yang merupakan cita hukum dan cita moral yang ingin
ditegakkan dalam lingkungan nasional maupun dalam pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia dan
mempunyai nilai-nilai yang universal dan lestari.

2. Makna Pembukaan Ditinjau per Alinea


a. Alinea pertama berbunyi sebagai berikut:
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di
atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Makna alinea pertama
ini adalah bahwa setiap bangsa berhak atas kemerdekaan yang merupakan hak publik absolut. Pendirian yang
demikian ini menjadi landasan pokok dalam memberikan arah bagi politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif
tanpa jajahan dari siapa pun.

b. Alinea kedua Pembukaan UUD 1945 bunyinya:


“Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan
selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur.”
Kemerdekaan yang diperoleh bangsa Indonesia adalah sebagai hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri. Alinea
ini menunjukkan kepekaan dan ketajaman serta ketepatan penilaian dari para “pengantar” kemerdekaan Indonesia
terhadap situasi dan peristiwa yang terjadi saat itu.
1) Bahwa perjuangan pergerakan kemerdekaan di Indonesia telah sampai pada tingkat yang menentukan.
2) Bahwa momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan.
3) Bahwa kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir melainkan masih harus diisi dengan
mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

c. Alinea ketiga pembukaan UUD 1945


“Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.” Bahwa bangsa
Indonesia menyatakan kemerdekaan Indonesia itu atas kekuatan bangsa Indonesia sendiri, yang didukung oleh
seluruh rakyat, lagipula merupakan satu tindakan kerohanian yang saleh dan suci, karena melaksanakan hak kodrat
moril akan kemerdekaan dan segala sesuatu itu dimungkinkan karena karunia Tuhan pula.

d. Alinea keempat pembukaan UUD 1945


“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara yang melindungin segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : “Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.”
Pertama tentang hal tujuan.
Kedua ketentuan diadakannya Undang-Undang Dasar.
Ketiga tentang hal bentuk negara.

Alinea keempat sekaligus menegaskan bahwa:


1) Fungsi dan tujuan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
2) Bentuk negara Indonesia adalah Republik
3) Negara Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat
4) Dasar negara Indonesia adalah Pancasila
5) Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan konstitusi dan hukum.

Ada empat pokok pikiran yang mempunyai makna yang sangat dalam yaitu:
A. “Negara” melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar
atas persatuan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini menunjukkan bahwa
bangsa Indonesia adalah satu, tidak dapat dipecah-pecah. Meskipun setiap suku bangsa Indonesia
memiliki corak masing-masing.
B. “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat”. Setiap manusia Indonesia berhak
sama untuk menikmati keadilan sosial dan mempunyai kewajiban yang sama untuk mewujudkan
keadilan sosial.
C. “Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan. Oleh
karena itu sistem negara yang berbentuk dalam Undang-Undang Dasar harus berdasar atas kedaulatan
rakyat dan berdasar atas permusyawaratan/perwakilan. Memang aliran ini sesuai dengan sifat
masyarakat Indonesia”.
D. “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”.

Dengan dasar falsafah negara itu kita dapat menentukan pendirian kita terhadap segala macam masalah
pokok yang kita hadapi, karena Pancasila merupakan pandangan hidup kita, maka Pancasila menjadi
tuntunan hidup dan tujuan hidup bangsa Indonesia.

Sila Kesatu: Ketuhanan Yang Maha Esa

Pokok-pokok isi yang terkandung dalam sila: Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sebagai berikut:

1) Bahwa sifat-sifat dan keadaan-keadaan dari dan di dalam negara kita harus sesuai dengan hakikat
Tuhan
2) Bahwa pengertian sifat-sifat dan keadaan-keadaan di dalam negara itu
3) Hubungan yang bersifat keharusan sebagai akibat dan Tuhan yang menjadi penyebab
4) Di dalam Negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam masalah Ketuhanan
5) Bangsa Indonesia ber-Pancasila
6) Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab
7) Negara Indonesia memiliki tertib negara dan tertib hukum
8) Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 tentang berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945
wajib kita taati
9) Bagi rakyat, bangsa dan Negara Indonesia adanya Tuhan itu merupakan kenyataan objektif dan
dapat dibuktikan dengan melalui ilmu pengetahuan

Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pokok-pokok isi yang terkandung dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah sebagai berikut:

1) Sifat-sifat dan keadaan-keadaan harus sesuai dengan hakikat manusia


2) Bahwa hakikat manusia adalah mono pluralis, bhinneka tunggal
3) Negara kita tidak boleh ada penghisapan dari orang yang satu terhadap orang yang lain
4) Sifat-sifat dan keadaan-keadaan di dalam negara kita seharusnya sesuai dengan hakikat manusia,
yaitu dalam hal hakikat negara, penguasa negara, rakyat, masyarakat, bangsa,
agama/kepercayaan, kebudayaan, adat-istiadat, wilayah negara, bentuk negara Repulik Kesatuan,
organisasi negara, tujuan serta tugas negara yang nasional maupun yang internasional
5) Negara berasala dari manusia, dari rakyat, dari bangsa yang terdiri atas manusia
6) Di dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab di dalamnya terkandung cita-cita kemanusiaan
yang lengkap dan sempurna bermartabat luhur dan tinggi
7) Di dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab tersimpul pengertiaan kepribadian (bangsa)
Indonesia atau kepribadian Pancasila

Sila ketiga : Persatuan Indonesia

Pokok-pokok isi yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Wilayah (salah satu unsur negara, dalam hal ini wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia)
bulat dan utuh artinya tidak dapat dipisah-pisahkan atau dipecah-pecah atau dibagi-bagi
2) Persatuan bangsa Indonesia harus dipelihara, dijaga dan ditumbuhkembangkan terus menerus
3) Persatuan dalam hal bahasa yaitu Bahasa Indonesia
4) Persatuan antara bangsa Indonesia dengan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan

Pokok-pokok isi yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan adalah:

1) Apa yang dikerjakan oleh penyelenggara negara adalah demi dan untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat
2) Bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar
3) Bahwa demokrasi (politik) harus dilaksanakan melalui permusyawaratan/perwakilan
4) Bahwa demokrasi sosial berarti adanya persamaan dalam lapangan kemasyarakatan dan ekonomi
5) Bahwa negara kita adalah negara demokrasi
6) Bahwa negara kita, negara kerakyatan dan negara monodualis
7) Negara dan Demokrasi Hukum Kebudayaan

Sila Kelima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Pokok-pokok isi yang terkandung dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah:

1) Hakikat adil yaitu dipenuhinya sebagai wajib segala apa saja yang telah menjadi hak tiap orang
dalam pergaulan hidup, di mana wajib didahulukan daripada hak
2) Keadilan sosial adalah mengenai hubungan pergaulan hidup dan hubungan keadilan di antara
sesama manusia
3) Keadilan sosial yang unsur-unsur dasarnya dari kesatuan kodrat sifat perseorangan dan sifat
kodrat makhluk sosial yang dinamis
4) Keadilan sosial unsur-unsurnya meliputi hak dan wajin yang bersifat kodrat
5) Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita dan sekaligus tujuan
bangsa Indonesia dalam hidup kenegaraan
6) Bahwa sila keadilan sosial sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia dalam hidup
kenegaraan benar-benar sesuai dengan hakikat adil

Untuk dapat dilaksanakan menjadi kenyataan dalam kehidupan, maka harus dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:

1) Adanya daya pendorong lahir dan batin untuk melaksanakan pancasila


2) Ketaatan melaksanakan pancasila
3) Kesadaran untuk melaksanakan Pancasila

Isi kurikulum setiap jenis dan jenjang pendidikan wajib memuat :

1) Pendidikan pancasila
2) Pendidikan agama, dan
3) Pendidikan kewarganegaraan

Jika pendidikan Pancasila tidak diberikan pada semua jenjang pendidikan, maka kira-kira lima sampai
sepuluh tahun lagi sudah tidak kenal apa isi Pancasila dan hal ini akan membahayakan kelangsungan hidup Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
P
s
e
rd
i
M
P
B
P
D
P
M
n
eK
A
R
A
R
MPR memiliki wewenang untuk melakukan perubahan/amandemen terhadap UUD (pasal 37 UUD 1945)
dengan syarat bahwa:

1. Untuk mengubah Undang-Undang Dasar sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota MPR
yang hadir
2. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota yang hadir.

Di dalam penjelasan UUD 1945 dijelaskan bahwa kedudukan DPR adalah kuat karena DPR tidak dapat
dibubarkan oleh presiden, kecuali itu anggota-anggota DPR semuanya merangkap menjadi anggota MPR.
Tugas DPR meliputi:

1. Bersama presiden menetapkan undang-undang


2. Bersama presiden menetapkan APBN
3. Melakukan pengawasan terhadap presiden

Untuk melaksanakan tugas, DPR memiliki beberapa hak yakni:

1. Hak bertanya bagi setiap anggota dewan


2. Hak angket hak untuk melakukan penyelidikan dalam masyarakat
3. Hak interpelasi, hak untuk menerima keterangan atas kebijakan eksekutif
4. Hak amandemen yakni hak untuk melakukan perubahan terhadap rancangan undang-undang
5. Hak menyatakan pendapat

Hak dewan sebagai lembaga adalah sebagai berikut:

1. Hak interpelasi
2. Hak angket
3. Hak menyatakan pendapat
4. Mengajukan rancangan undang-undang
5. Mengajukan seseorang untuk jabatan tertentu

Hak sebagai anggota DPR meliputi:

1. Mengajukan pertanyaan
2. Menyampaikan usul dan pendapat
3. Imunitas
4. Protokoler
5. Keuangan/administrasi
Dewan Pertimbangan Agung (DPA)

Dewan dianggap ahli dalam bidang kenegaraan, politik dan kekaryaan. Dewan ini berkewajiban
memberi jawab atas pertanyaan presiden dan berhak mengajukan, memajukan usul pada pemerintah.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

BPK adalah badan yang memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara.

Mahkamah Agung (MA)

MA memiliki tugas memberikan nasihat hukum kepada presiden, kepada negara untuk pemberian
ataupun penolakan grasi. Struktur kelembagaan Negara Republik Indonesia terfigurasi setelah amandemen
sebagai berikut:

k
K
u
e
s
a
s
e
D
U
r
P a
n
d
i
P
B
K
P
M
R
P
D
R
h
e
k
m
i
a
4
9
1
n
e
K
M
A
,
n
a
5
,
Y
K
BAB V : PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pendapat Prof. Soedirman Kartohadiprojo

Filsafat itu adalah suatu pemikiran yang bulat, suatu pemikiran yang terdiri dari rangkaian pikiran-pikiran
dan kalau pikiran-pikiran ini dilukiskan dalam beberapa inti, maka antara inti satu dan lainnya itu terdapat suatu
hubungan yang kait-mengait, apa yang dikemukakan oleh Ir.Soekarno itu hanya merupakan inti-intinya dari filsafat.
Pancasila ini adalah isi jiwa bangsa Indonesia, yang turun menurun sekian abad lamanya. Tetapi terdiam bisu oleh
penjajah barat.

Pancasila ditinjau dari cabang-cabang filsafat tertentu

1. Metafisika
Secara etimologis berasal dari kata meta to fisika artinya ialah sesuatu yang adanya setelah
fisika.
Metafisika sendiri di bagi menurut empat bidang , yaitu :
 Penelitian mengenai adanya sendiri (Ontologi)
 Penelitian mengenai sumber segala sesuatu yang ada , tuhan (Filsafat Ketuhanan)
 Penelitian mengenai makhluk-makhluk yang ada dalam keseluruhannya, filsafat tentang
alam raya , kosmologi
 Hubungan dengan bentuk ada yang istimewa , manusia : filsafat
2. Ontologi
Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu : Ta onta berarti “yang ada”, dan lagi berarti:
“Ilmu pengetahuan dan atau ajaran tentang yang berada.

Hakikat satu

Bahwa sifat-sifatnya dan keadaan-keadaan di dalam negara kita sesuai dengan hakikat daripada satu :
ialah mutlak tidak dapat terbagi dan mutlak terpisah dari segala sesuatu hal lainnya.

Hakikat rakyat
Rakyat adalah salah satu unsur mutlak dari negara. Ia merupakan sekelompok manusia yang bertempat
tinggal di suatu wilayah negara.

Hakikat adil

Hakikat adil adalah dipenuhinya segala wajib segala apa yang telah menjadi hak setiap orang dalam
pergaulan hidup, dimana wajib didahulukan daripada hak.

Tinjauan menurut ruang

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia, pancasila adalah dasar negara Indonesia, pancasila
adalah ideologi bangsa Indonesia, pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia, pancasila adalah
kepribadian bangsa Indonesia.

Tinjauan menurut waktu

Menurut sejarah unsur-unsur Pancasila berasal dari religi-religi, budaya-budaya, adat-istiadat bangsa
Indonesia.

Tinjauan menurut gerakan

Pancasila adalah sebagai pandangan hidup yang dijadikan dasar filsafat negara Indonesia.

Pancasila adalah bersifat dinamis

Pancasila bersifat dinamis ini terbawa oleh fungsinya sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia.

Epistemologi

“Epistemologi atau theory of knowledge ialah cabang filsafat yang mempelajari pengetahuan manusia.
Yang dipelajari ialah asal-usul pengetahuan manusia, susunan pengetahuan manusia, metode dan validitas
pengetahuan.

Etika dan Pancasila sebagai Etika Politik

Etika membicarakan sifat-sifat yang menyebabkan orang dapat disebut susila atau bajik, kualitas-kualitas
atau atribut-atribut yang dinamakan “kebajikan-kebajikan”.

Pancasila sebagai Etika Politik

Partai politik adalah partai yang kegiatan-kegiatannya melakukan serangkaian usaha, daya upaya, ikhtiar
untuk secara minimal memengaruhi jalannya kekuasaan negara dan secara maksimal dapat memperoleh
kekuasaan negara atau memegang kekuasaan pemerintahan.

Moral dan Pancasila adalah asas moral


Moral adalah ajaran yang sudah menjadi kebiasaan umum tentang sikap, kata-kata, perbuatan/tingkah
laku, akhlak, budi pekerti dan kesusilaan.

Pancasila adalah asas moral

Baik menurut arti etimologi (panca = lima, sila = norma moral) maupun arti sebenarnya Pancasila
merupakan suatu kesatuan asas-asas moral.

1. Pancasila adalah Moral Bangsa Indonesia


2. Pancasila sebagai moral perorangan
3. Pancasila sebagai moral negara

BAB VI: PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DALAM BERBAGAI


BIDANG KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN
BERNEGARA

Menurut Ir. Soekarno: ideologi mempunyai hubungan yang erat dengan filsafat, bahkan disebut sebagai
keseluruhan ide-ide yang berdasarkan struktur filsafat. Segala sesuatu yang hendak di capai , merupakan pendorong
dan pengarah. Dengan pancasila bagi semua menuju ke arah masyarakat adil dan makmur , material-spiritual
berdasarkan pancasila. Segala sesuatu yang hendak di capai , merupakan pendorong dan pengarah. Dengan pancasila
bagi semua menuju ke arah masyarakat adil dan makmur , material-spiritual berdasarkan pancasila. Dari pandangan
bangsa Indonesia, Pancasila diletakkan dalam dimensi sebagai berikut:

1. Dimensi realita ideologi Pancasila


Nilai-nilai dasar pancasila digali dari bumi Indonesia sendiri yang ditemukan dalam religi-religi bangsa
Indonesia, dalam budaya-budaya bangsa Indonesia, dan dalam adat-istiadat bangsa Indonesia yang oleh
penggalinya disebut “jiwa bangsa”.
2. Dimensi Idealis Idiologi Pancasila
Oleh penggalinya ditunjukkan dengan istilah leidstar dinamis. Leidstar, bintang pimpinan. Artinya harus
mempunyai tuntunan dinamis kemana rakyat, bangsa dan negara ini digerakkan. Di dalam alinea keempat
Undang-Undang Dasar 1945 cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia disebutkan sebagai berikut:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
3. Dimensi fleksibilitas dari ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila adalah ideologi yang terbuka dan demokratis, sehingga generasi penerus bangsa
senantiasa dapat menggali dan mengembangkan pemikiran-pemikiran baru dengan tetap menjadikan nilai
dasar sebagai tolok ukurnya. Dengan demikian ideologi Pancasila tidak kehilangan hakikatnya. Inilah yang
dimaksud dengan dimensi fleksibilitas.

Bangsa Indonesia sebagai suatu kelompok manusia, maka ia membentuk ide-ide dasar dalam segala hal
dalam aspek kehidupan manusia yang dicita-citakan. Kesatuan yang bulat dan utuh dari ide-ide dasar tersebut secara
ketatanegaraan disebut ideologi. Jika kita melihat negara dari suatu kesatuan yang bulat dan utuh, maka kita dapat
menganalisis tentang (4) arti negara, atau sifat hakikat negara, pembenaran adanya negara, terjadinya negara dan
tujuan bernegara.
Dr. Muhammad Hatta mengusulkan dilengkapinya cara pandang integralistik tersebut dengan kemerdekaan
berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat. Dengan diterimanya usul Bung Hatta maka terbentuklah
integralistik Indonesia.
Negara Republik Indonesia lahir pada pukul 10.00 tanggal 17 Agustus 1945. Menurut alinea II pembukaan
UUD 1945 terjadinya negara Indonesia melalui rangkaian tahap-tahap yang berkesinambungan. Rincian tahap-tahap
itu sebagai berikut:
1) Perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia
2) Proklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan
3) Keadaan bernegara yang nilai-nilai dasarnya ialah merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Dalam alinea pertama pembukaan UUD 1945 berisikan adanya pembenaran mengenai bangsa Indonesia,
bahwa Negara Republik Indonesia perlu ada karena kemerdekaan hak segala bangsa sehingga penjajahan yang
bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan harus kita hapuskan.

Tujuan bernegara adalah terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila. Menurut aline
keempat Pembukaan UUD 1945 adalah:
1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia (wilayah)
2) Memajukan kesejahteraan umum
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa dan
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi, kemerdekaan dan keadilan
sosial.
Kalau kita meninjau negara dilihat dari sudut pandang strukturnya, maka kita temukan ada empat
kelompok masalah yaitu:
1) Tata organisasi suatu negara
2) Tata jabatan suatu negara
3) Tata hukum suatu negara
4) Tata nilai yang dicita-citakan dalam kehidupan kenegaraan.

Bentuk pemerintahan merupakan pola yang menentukan hubungan antara lembaga-lembaga negara dalam
menentukan gerak kenegaraan, sistemnya adalah:

1) Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum


2) Pemerintahan atas sistem konstitusi tidak bersifat absolut
3) Kedaulatan di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar
4) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar
5) Presiden dibantu oleh menteri-menteri yang diangkat dan diberhentikan oleh presiden

Secara klasik unsur-unsur negara merupakan pemerintah, bangsa dan wilayah. Oleh karena itu jika konsisten
dengan cara pandang ini seharusnya kita sebutkan adanya sebagai berikut:

1) Penyelenggara negara di bidang pembentukan peraturan perundangan (legislatif)


2) Penyelenggara negara di bidang penerapan hukum (eksekutif)
3) Penyelenggara negara di bidang penegakan hukum (yudikatif)
4) Penyelenggara negara di bidang kepenasihatan dan sebagainya

Untuk masalah Sendi Pemerintahan UUD 1945 setelah amandemen yang ke-2 dalam pasal 18 diatur sebagai
berikut:
1) Negara kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah provinsiyang dibagi atas kabupaten dan kota, dan
kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.
2) Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
3) Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota itu memiliki dewan perwakilan rakyat daerah yang
anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.

Permasalahan tata jabatan dirinci dalam sub masalah yang kesemuanya menganalisis negara dalam strukturnya.
Sub masalah tersebut dirinci dalam:

1) Masalah perwakilan (sistem dan lembaganya)


2) Masalah penggolongan-penggolongan penduduk
3) Masalah alat perlengkapan negara

Tugas Majelis Permusyawaratan Rakyat diatur dalam pasal 3 UUD 1945 sebagai berikut:

1) MPR berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar


2) MPR hanya dapat mengganti presiden dan wakil presiden dalam masa jabatan menurut Undang-
Undang Dasar.

Masalah tata jabatan tidak dapat terlepas dari aparatur negara sebagai supra struktur. Secara konstitusional,
maka aparatur negara dapat dirinci sebagai berikut:

1) Aparatur negara di bidang perwakilan rakyat


2) Aparatur negara di bidang pemerintahan
3) Aparatur negara di bidang pengadilan
4) Aparatur negara di bidang keamanan dan pertahanan negara
5) Aparatur negara yang disebut dewan pertimbangan yang bertugas memberi nasihat dan pertimbangan
kepada presiden

Menurut Rousseau analisis kenegaraan erat kaitannya dengan hukum karena negara adalah status hukum
suatu legal society hasil perjanjian masyarakat dan kegiatan-kegiatan kenegaraan meliputi:

1) Membentuk hukum atau kewenangan legislative


2) Membentuk hukum atau kewenangan eksekutif
3) Membentuk hukum atau kewenangan yudikatif.

Konstitusi adalah suatu pola hidup berkelompok dalam organisasi negara. Konstitusi pada umumnya
memuat:

1) Hal-hal yang dianggap fundamental dalam berorganisasi


2) Hal-hal yang dianggap penting dalam kehidupan berkelompok oleh suatu bangsa
3) Hal-hal yang dicita-citakan, sekalipun hal itu seolah-olah sulit untuk dicapai karena idealistiknya.

Kewenangan kegiatan legislatif di Indonesia meliputi:

1) Menentukan peraturan perundang-undangan


2) Menetapkan ke-APBN-an
3) Mengawasi jalannya pemerintahan atau penerapan/pelaksanaan hukum.

Fungsi Bela Negara diatur dalam pasal 30 UUD 1945 sebagai berikut:
1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara
2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui system pertahanan dan keamanan rakyat oleh
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan
rakyat sebagai kekuatan pendukung
3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara sebagai alat
negara bertugas mempertahankan, melindungi dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara

Kita wajib memahami fungsi hukum menurut bangsa Indonesia yaitu:

1) Menegakkan negara yang bersifat demokratis


2) Menegakkan kehidupan yang berkeadilan sosial
3) Menegakkan kehidupan berkeprimanusiaan

Hak dan kewajiban konstitusional warga negara atau hak asasi menurut UUD 1945 meliputi:

1) Kesamaan kedudukan dalam hukum dan kewajiban menaati hukum


2) Kesamaan hak dalam pemerintahan dan kewajiban menjunjung tinggi pemerintahan yang sah
3) Hak atas pekerjaan yang layak dari segi kemanusiaan
4) Hak akan kehidupan yang layak dari segi kemanusiaan
5) Hak atas bela negara serta kewajibannya
6) Hak atas pendidikan nasional dan kewajibannya.

Unsur-unsur negara hukum Indonesia secara formal adalah sebagai berikut:

1) Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum


2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar
3) Pemerintahan berdasarkan system konstitusi
4) Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan yang merdeka dalam arti bebas dari pengaruh kekuasaan
pemerintah
5) Ada kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan bagi para warga negara dan kewajiban untuk
menjunjung hukum dan pemerintahan tanpa kecuali
6) Hukum berfungsi pengayoman dalam arti menegakkan kehidupan yang demokratis, kehidupan yang
berkeadilan sosial.

Beberapa tatanan dasar dengan petunjuk-petunjuknya adalah sebagai berikut:

1) Tatanan bermasyarakat, nilai-nilai dasarnya ialah tidak boleh ada eksploitasi sesame manusia (penjajahan),
berkemanusiaan dan berkeadilan sosial (alinea 1 pembukaan)
2) Tatanan bernegara, dengan nilai dasar merdeka, berdaulat, bersatu adil dan makmur (alinea 2 pembukaan)
3) Tatanan kerjasama antarnegara atau tatanan luar negeri dengan nilai tata tertib dunia, kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial (alinea 4 pembukaan)

Apabila pancasila sebagai dasar negara atau ideologi negara telah dipersiapkan lebih dulu, sebelum proklamasi
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, sedangkan pancasila sebagai pandangan hidup bermasyarakat atau
pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan bermasyarakat baru terpikirkan pada tahun 1978 resminya melalui
ketetapan MPR nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila, tertanggal 22 Maret
1978.

Pokok-pokok Isi Pemahaman dan Pelaksanaan Pancasila :

1) Penuntun sikap dan tingkah setiap manusia Indonesia


2) Pelaksanaan yang seimbang dengan kemampuan manusia
3) Kodrat manusia
4) Adanya hubungan timbal balik antara manusia dengan masyarakat
5) Pengendalian diri dan kepentingannya

Petunjuk nyata yang jelas wujud pengalaman ke lima sila itu tertuang pada Naskah Pedoman Penghayatan dan
Pengalaman Pancasila, sebagai berikut:

1. Sila kesatu: Ketuhanan Yang Maha Esa


a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
c. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang
lain.
2. Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
b. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa-selira
c. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
3. Sila ketiga: Persatuan Indonesia
a. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa, apabila diperlukan
b. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
c. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia
4. Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
a. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
b. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
c. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan
5. Sila kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
b. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
c. Menghormati hak orang lain

Landasan pembangunan nasional:

1. Landasan ideologi: Pancasila


2. Landasan konstitusional: UUD 1945

Tujuan Pembangunan Nasional . Pembangunan adalah proses perubahan yang terus-menerus, yang merupakan
kemajuan dan perbaikan menuju ke arah tujuan yang ingin dicapai. Makna dan Hakikat Pembangunan Nasional
sebagai pengamatan pancasila. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Hakikat Pembangunan
Nasional berdasarkan pokok pikiran di atas hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya.

Pembahasan Pancasila sebagai ideologi terbuka yaitu: “Memang sifat aturan yang tertulis itu mengikat. Oleh
karena itu, makin “supel” (elastic) sifatnya aturan itu makin baik. Jadi kita harus menjaga supaya sistem Undang-
Undang Dasar jangan sampai ketinggalan zaman.

PANCASILA DI TENGAH-TENGAH IDEOLOGI-IDEOLOGI BESAR DUNIA


Ideologi Liberalisme

Ideologi ini berdasarkan struktur filsafat liberal atau liberalisme atau individualisme. Ideologi ini sangat
mengagungkan kebebasan individu di atas segalanya.

Ideologi Komunisme

Berdasar pada struktur filsafat komunis atau komunisme. Pangkal tolak dari ideologi ini adalah mengubah
masyarakat dunia menjadi masyarakat tanpa kelas.

Ideologi Pancasila

Ideologi Pancasila mendasarkan pada struktur filsafat Pancasila. Pancasila itu sendiri sebagai filsafat tersusun atau
berpangkal tolak dari nilai-nilai dasar, yang luhur, kekal abadi, tidak berubah dan terdapatnya nilai-nilai itu dalam
sosiobudaya masyarakat Indonesia itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai