3 Mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang
persatuan indonesia.
4 Mampu berfikir integral komprehensif tentang persoalan-persoalan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
5 Mampu menganalisis persoalan sosial politik, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni dengan paradigma pada Pancasila.
6 Mampu menunjukkan sikap dan prilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Pertemuan 1
Materi:
a. Landasan dan Tujuan pendidikan Pacasila
b. Pembahasan Pancasila secara ilmiah.
c. Pengertian Pancasila
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa
Indonesia.
Zaman kerajaan-kerajaan besar di Indonesia.
Zaman penjajahan
Kebangkitan nasional
Zaman penjajahan jepang
Sidang BPUPKI pertama
Sidang BPUPKI kedua
Proklamasi kemerdekaan dan sidang PPKI
Masa setelah Proklamasi Kemerdekaan.
1. Landasan Pendidikan Pancasila
a. Landasan Historis (sejarah)
b. Landasan Kultural (budaya)
c. Landasan Yuridis (hukum)
d. Landasan Filosofi (kenyataan yang sebenar-
benarnya)
2. Pendidikan Pancasila Bertujuan:
1. Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang
bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya.
2. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah
hidup dan kesejahteraan serta cara-cara
pemecahannya.
3. Mengenali perubahan-perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
4. Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa
sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk
menggalang persatuan Indonesia.
Pembahasan Pancasila Secara
Ilmiah
I.R. Poedjowijatno dalam bukunya “Tahu dan
Pengetahuan” merinci syarat-syarat sebagai berikut;
1. Berobjek
2. Bermetode
3. Bersistem
4. Bersifat Universal (umum).
1. Berobjek
Syarat pertama bagi suatu pengetahuan yang
memenuhi syarat ilmiah adalah bahwa semua ilmu
pengetahuan itu harus memiliki objek. Oleh karena
itu pembahasan Pancasil secara limiah harus memiliki
objek, dalam filsafat ilmu pengetahuan dibedakan
menjadi 2 macam yaitu; “Objek forma” (sudut
pandang) dan “objek materia”(kebudayaan indonesia).
2. Bermetode
Salah satu metode dalam pembahasan Pancasila
adalah; metode “Analitico syntetic” yaitu perpaduan
analisis dan sintesis.
Metode-metode tersebut berdasarkan atas hukum-
hukum logika dalam penarikan suatu kesimpulan.
3. Pancasila Bersistem
Sila-sila Pancasila merupakan Satu kesatuan yang
sistematis.
Saling ketergantungan antara sila yang satu dengan
yang lain.
4. Pancasila Bersifat universal
Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus bersifat
universal,
Bearti; kebenarannya tidak terbatas oleh waktu,
ruang, situasi, kondisi, maupun jumlah tertentu.
Pengertian Pancasila
1. Pancasila secara etimologi
2. Pancasila secara historis
3. Pancasila secara terminologis
Secara etimologi; Menurut muhammad yamin; dalam
bahasa sangsakerta ”Panca” (lima) ”syila” (dasar), atau
”Dasar yang memiliki 5 unsur”
Secara historis; tgl 1 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato tanpa
teks dalam sidang BPUPKI mengenai calon rumusan dasar
negara indonesia. Kemudian untuk memberi nama istilah
dasar negara tersebut ia memberi nama Pancasila yang
artinya 5 dasar. Hal ini sesuai saran temannya yang ahli
bidang bahasa.
Secara terminologi;
Pengertian secara terminologi;
Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 ini
telah melahirkan negara Republik Indonesia. Untuk
melengkapi alat-alat perlengkapan negara
sebagaimana lazimnya negar-negara yang merdeka,
maka Panitia persiapan kemerdekaan Indonesia
(PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidang
tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan
UUD negara Republik Indonesia yang terkenal
dengan UUD 1945. adapun UUD 1945 tersebut terdiri
atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan
pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1
Aturan peralihan yang terdiri atas 4 pasal, dan 1
Aturan tambahan terdiri atas 2 ayat.
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN
BANGSA INDONESIA
NEGARA REPUBLIK INDONESIA Pancasila selain sebagai
-PANCASILA SEBAGAI DASAR
Nama-nama 2
3
Mr. Muh. Yamin
Dr. R. Kusumah Atmaja
20
21
K.H. Masykoer
R. Soedirman
Anggota 4
5
R. Abdulrahim Pratalykrama
R. Aris
22
23
Prof.Dr.P.A.H. Djajadiningrat
Prof. Dr. Soepomo
BPUPKI 6 K.H. Dewantara 24 Prof. Ir. Roeseno
berdasarkan 7
8
K.H. Bagus H. Hadikusuma
M.P.H. Bintoro
25
26
Mr. R.P. Singgih
Mr.Ny. Maria Ulfah Santoso
nomor 9
10
A.K. Moezakir
B.P.H. Poerbojo
27
28
R.M.T. A. Soejo
R. Roeslan Wongsokopesoemo
duduknya
12 Ir.R. Asharsoetedjo Moenandar 30 Ny. R. S.S. Soemario
Mangoenpoespito
dalam sidang
13 Oeij Tjiang Tjoi 31 Dr. R. Boentaran Martoatmodjo
14 Muh. Hatta 32 Liem Koen Hian
tersebut: 15
16
Oei Tjong Hauw
H. Agus Salim
33
34
Mr. J. Latuharhary
Mr. R. Hindromartono
17 M. Soetardjo Kartohadikoesoemo 35 R. Soekarjo Wirjopranoto
18 R. M. Margono 36 Hadji Ah. Sanoesi
Djodjohadikjoesoemo
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN
BANGSA INDONESIA
37 A.M. Dasaat 49 Mr. Soewandi
38 Mr. Tan Eng Hoa 50 K.H.A Wahid Hasyim
39 Ir.R.M.P. Soerachman Tjokrodiasurjo 51 P.F. Dahler
40 R.A.A.Soemitro Kolopaking 52 Dr. Soekiman
Poerbonegoro
41 K.R.M.T.H. Woeryaningrat 53 Mr. K.R.M.T. Wongsonegoro
42 Mr. A. Soebardjo 54 R. Oto Iskandar Dinata
43 Prof. Dr. R. Djenal Asiki 55 A. Baswedan
Widjajakoesoema
44 Abikoesno 56 Abdul Kadir
45 Prada harahap 57 Dr. Samsi
46 Mr.R.M. Sartono 58 Mr. A.A Maramis
Tentang;
Daerah propinsi, dengan
Sidang PPKI kedua (19
pembagian sebagai berikut;
a.Jawa Barat
Agustus 1945)
b.Jawa Tengah
c.Jawa Timur
d.Sumatera
e.Borneo
f.Silawesi
g.Maluku
h.Sunda Kecil
Sidang PPKI