Anda di halaman 1dari 25

KONSEP KESTABILAN LERENG

ERIKO JILLIANO (073001700007)


MARISSA THEODRA MASSANG (073001700037)
PENGARUH PENGGALIAN TERHADAP
KESTABILAN MASSA BATUAN
METODA PENAMBANGAN
Metoda penambangan tambang terbuka yang erat berhubungan dengan masalah kestabilan lereng
adalah:
open pit, pada penambangan ini akan terbentuk lubang tambang yang sisi-sisinya dibatasi oleh lereng-
lereng yang cukup terjal
quarry, penambangan ini dilakukan khusus untuk batuan kontruksi atau batuan ornamen
open cut, penambangan dilakukan mulai dari atas bukit dan mengarah ke kaki bukit
strip mine, penambangan dilakukan pada tambang batubara yang sedikit mendatar
Dengan adanya penggalian, maka akan terjadi ketidakseimbangan baik berupa perubahan arah dan
besarnya stress serta kehilangan penyanggaan dari suatu blok batuan.
Open Cut

Open Pit Strip Mine


Quarry untuk batu marmer
1. Open Pit 2. Strip Mine
Akibat penggalian pada massa batuan ini maka Kelongsoran dapat terjadi pada high wall
akan terjadi perubahan tegangan pada sisi karena perubahan tegangan akibat
lereng yang terbentuk perubahan beban dan kondisi bidang lemah.
Singkatnya terjadi Ketidakseimbangan atau Sedangkan pada low wall karena
hilangnya penyanggaan pada suatu blok terlampauinya kekuatan geser (shear
batuan yang menyangga blok batuan tersebut. strength) bidang lemah oleh tegangan geser
(shear stress) karena perubahan
pembebanan.
3. Open Cut 4. Quarry
Pengaruhnya yaitu dengan adanya Kecilnya pengaruh pembebanan
penggalian, maka akan terjadi dikarenakan penambangan dilakukan pada
ketidakseimbangan baik berupa perubahan lereng bukit/diatas bukit sehingga perubahan
arah dan besarnya stress serta kehilangan beban tidak terlalu besar.
penyanggaan dari suatu blok batuan.
Ditinjau dari masalah kestabilan lereng,
tambang quarry yang dilakukan dengan cara
memotong bukit dari arah permasalahannya
sama dengan open cut.
FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KESTABILAN LERENG
1. Geometri lereng
Makin tinggi lereng, makin besar risiko yang akan dihadapi.
Hal ini disebabkan karena makin tinggi lereng, maka makin besar perubahan tegangan
(stress) yang dapat menyebabkan konsentrasi tegangan pada kaki lereng serta dengan makin
besarnya geometri, maka ketersingkapan struktur pun akan makin besar.
2. Bidang lemah
Adanya kehadiran bidang lemah yang cukup lebar/panjang harus diperhitungkan karena akan
menjadi faktor penentu kelongsoran.
Kondisi bidang lemah yang harus diperhitungkan adalah:
Lebar bidang lemah; makin lebar jarak antar sisi-sisi bidang lemah, maka batuan akan makin lemah
Kondisi pelapukan sisi-sisi batuan bidang lemah; makin lapuk sisi-sisi batuan bidang lemah maka
bidang lemah tersebut akan makin lemah
Jenis pengisi bidang lemah; jika pengisi kuarsa maka bidang lemah akan makin kuat, sebaliknya jika
pengisi adalah lempung maka bidang lemah akan makin lemah
Orientasi bidang lemah; bidang lemah yang berisiko longsor adalah bidang lemah yang searah dan
lebih landai dari kemiringan lereng
Kekasaran bidang lemah; makin kasar maka bidang lemah akan makin kuat
Sketsa mengenai pengaruh geometri lereng
dan kehadiran bidang lemah terhadap kestabilan lereng
3. Air tanah
Pada batuan sangat berpengaruh jika ada bidang lemah yang terisi oleh air karena akan
menyebabkan meningkatkan tegangan terhadap bidang lemah tersebut. Selain itu air dapat
mengikis pengisi ruang antar bidang lemah, melapukan sisi bidang lemah dan melarutkan mineral
- mineral sulfida. Pada beberapa kasus, air dapat menjadi faktor utama ketidakstabilan lereng
terutama pada lereng tanah.

Kehadiran air tanah akan mengurangi kekuatan geser bidang lemah


4. GETARAN
Getaran dapat diakibatkan oleh gempa bumi, getaran alat berat ataupun peledakan. Getaran
menyebabkan berpindahnya suatu massa dalam frekwensi tertentu yang mengakibatkan
timbulnya gaya dorong pada suatu blok batuan.
LONGSORAN
Longsoran merupakan suatu proses alam untuk mendapatkan kondisi kemantapan
lereng yang baru (keseimbangan baru). Longsoran dibagi menjadi 4, yaitu :

1. Longsoran Busur

2. Longsoran Bidang

3. Longsoran Baji

4. Longsoran Guling
LONGSORAN
Longsoran Busur (Circular Failure) Longsoran Bidang (Plane Failure)

Longsoran Baji (Wedge Failure) Longsoran Guling (Toppling Failure)


BAGAN ALIR TERJADINYA LONGSORAN

PENYEBAB
• Dinding Curam
PEMICU
• Batuan Lunak EFEK
• Hujan
• Patahan • Longsor
• Gempa
• Penggerowongan
(Undercutting)
FAKTOR KEAMANAN
Faktor keamanan (FS = Factor Of Safety) untuk menentukan kestabilan sebuah
lereng pada suatu situasi tertentu.

 
FS
FAKTOR KEAMANAN
  FK

FK
 

FK
 

  FK
FAKTOR KEAMANAN

•Gaya Penahan > Gaya Penggerak Lereng Mantap (Stabil)

•Gaya Penahan < Gaya Penggerak Lereng Tidak Stabil Longsor


FAKTOR KEAMANAN

Teoritis Bowels Sosrodarsono (1980)


• FK < 1 Tidak Stabil • FK < 1,07 Tidak Stabil • FK < 1 Tidak Stabil
• FK = 1 Kritis • FK = 1,07 – 1,25 Kritis • FK = 1,0 – 1,2 Kritis,
• FK > 1 Stabil • FK > 1,25 Stabil Kestabilan diragukan
• FK > 1,3 – 1,4 Stabil
untuk pemotongan dan
penimbunan
DATA UNTUK MERANCANG LERENG
Tipe material pembentuk lereng
• Sifat fisik Density
• Sifat mekanik Parameter kuat geser (Kohesi dan sudut geser dalam)
Distribusi air pada lereng
• Tinggi muka air
• Density
Struktur geologi lereng Arah, kemiringan, kedalaman
Beban dinamis Besar dan arah
Gempa bumi
• Jarak horizontal dan vertical dari pusat gempa
• Kekuatan gempa
ANALISIS KESTABILAN LERENG
Analisis kestabilan lereng ini terdapat bermacam-macam metode, yaitu :
◦ Metode Analisis

• Analisa Stereografik

• Persamaan Matematika
◦ Metode Grafis

• Hoek and Bray


◦ Metode Irisan
ANALISA STEREOGRAFIK
Metoda ini digunakan untuk penilaian awal kemungkinan
adanya potensi kelongsoran pada suatu daerah. Data diambil dengan
menggunakan pemetaan geologi serta identifikasi struktur.
Parameter yang penting adalah;
Illustrasi Kondisi Lereng Untuk Stereografis

a. Orientasi dari bidang diskontinyu (jurus dan kemiringan)

b. Bidang diskontinyu dianggap menerus

c. Harga sudut geser dalam bidang diskontinyu lebih kecil dari


sudut bidang diskontinyu
Proyeksi Stereografis Bidang Lemah
d. Orientasi lereng
PERSAMAAN MATEMATIS
METODE GRAFIS (HOOK AND BRAY)
Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisa lereng dengan metoda Hoek dan Bray
adalah sebagai berikut:
◦ Tentukan kondisi air tanah yang akan terjadi pada lereng dan pilih chart yang paling
mendekati kondisi tersebut.
◦ Hitung nilai rasio tak berdimensi c/(gH.tanf) dan temukan nilai ini pada skala sirkular bagian
luar. 
◦ Ikuti garis radial dari nilai pada langkah 2 sampai perpotongannya dengan kurva kemiringan
lereng. 
◦ Temukan harga tanf/F atau c/gHF yang sesuai dan hitung Faktor Keamanan.
METODE IRISAN
Gambarkan lereng dengan skala tertentu (tinggi dan sudut lereng)

Bagi menjadi beberapa slice, dengan lebar tertentu (b)

Ukur sudut bidang longsor terhadap bidang horizontl untuk setaip slice (a)

Jika ada muka air tanah, gambarkan ketinggian muka air tanah (hw) untuk masing-masng
slice

Hitung W dan U (jika ada) untuk masing-masing slice

Dengan kohesi dan sudut geser dalam tertentu hitung nilai F


SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai