Anda di halaman 1dari 25

Moh Faris Arfandhy F

A1115520

BAB I
AUDIT SIKLUS PENDAPATAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk :
 Mampu memahami sifat pendapatan
 Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit
 Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi penerimaan kas
 Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi penyesuaian
penjualan

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Modul ini membahas mengenai auditing dalam siklus pendapatan dengan
pendekatan pengujian pengendalian.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang akan diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini
diantaranya :
 Dapat menjelaskan sifat pendapatan
 Dapat menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit
 Dapat menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi penerimaan kas
 Dapat menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi penyesuaian penjualan

D. URUTAN PEMBAHASAN
 Sifat Siklus Pendapatan
 Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penjualan Kredit
 Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penerimaan Kas
 Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penyesuaian Penjualan
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

MATERI PEMBELAJARAN

A. Sifat Siklus Pendapatan


Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari aktivitas-
aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan
penagihan pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda juga memiliki
sumber pendapatan yang berbeda. Sebagai contoh, perusahaan barang dagang dan
pabrikasi yang melakukan penjualan; dokter, pengacara, akuntan publik yang
menerima uang jasa (fee); serta bioskop, bank serta lembaga keuangan yang
menerima bunga dan deviden. Kebanyakan pembahasan dan ilustrasi dalam
makalah ini didasarkan pada perusahaan barang dagang.
Usaha perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk
dalam siklus pendapatan adalah :
1. Penjualan kredit (penjualan yang dilakukan derngan hutang)
2. Penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai)
3. Penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan dan pengurangan harga
serta piutang tak tertagih (penyisipan dan pengapusan).
Transaksi-transaksi diatas mempengaruhi akun-akun yang diuraikan pada
tabel di bawah ini :
Tabel 1.1 Siklus Pendapatan

Transaksi Pendapatan Debit Kredit


Penjualan Kredit Piutang Usaha Penjualan
Harga Pokok Penjualan Persediaan
Penerimaan Kas Kas Piutang Usaha
Diskon Penjualan
Retur Penjualan dan Pengurangan Harga Retur Penjualan dan Piutang Usaha
Pengurangan Harga
Penyisihan Piutang Tak Tertagih Beban Piutang Tak Tertagih Penyisihan untuk
Piutang Tak
Tertagih
Penghapusan Piutang Tak Tertagih Penyisihan untuk Piutang Piutang Usaha
Tak Tertagih
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

Tujuan Audit
Tujuan audit siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompeten yang
mencukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut
saldo dan transaksi siklus pendapatan. Asersi tersebut menunjukkan derajat asersi
manajemen terhadap informasi keuangan yang secara eksplisit dinyatakan dalam
laporan keuangan. Untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik seperti yang
diuraikan di Tabel 1.2 auditor dapat menggunakan bebagai bagian dari
perencanaan audit dan metodologi pengujian audit.

Tabel 1.2  Tujuan Audit Spesifikasi Untuk Siklus Pendapatan

Tujuan Audit Siklus Pendapatan


Occurrence a.      Memverifikasi bahwa saldo akun piutang usaha mewakili
(Keterjadian) jumlah yang benar-benar dipinjam perusahaan pada tanggal laporan
posisi keuangan terkait.
b.     Memastikan bahwa pendapatan dari berbagai transaksi penjualan
mewakili barang yang dikirim dan jasa yang diberikan selama periode
yang termasuk dalam laporan keuangan.
Completeness a.      Menentukan bahwa semua jumlah yang dipinjam perusahaan
(Kelengkapan) pada tanggal laporan posisi keuangan telah tercermin dalam piutang
usaha.
b.     Memverifikasi bahwa semua penjualan barang yang dikirim,
semua jasa yang diberikan, dan semua retur dan kompensasi untuk
periode terkait, telah tercermin dalam laporan keuangan.
Accuracy a.      Memverifikasi bahwa transaksi pendapatan dihitung secara
(Akurasi) akurat dan didasarkan pada harga terkini dengan jumlah yang benar.
b.     Memastikan bahwa buku pembantu piutang usaha, file Faktur
Penjualan, dan filePemberitahuan Pengiriman Uang secara matematis
benar dan sesuai dengan akun terkait pada buku besar.
Rights and Menentukan bahwa perusahaan memiliki hak legal untuk mencatat
Obligations piutang usaha yang dicatatnya. Akun pelanggan yang telah dijual atau
(Hak dan Kewajiban) telah dipindahtangankan memang telah dikeluarkan dari saldo piutang
usaha.
Valuation and a.      Menentukan bahwa saldo piutang usaha menyatakan nilai bersih
Allocation yang dapat direalisasikan.
(Penilaian dan alokasi)
b.     Memastikan bahwa alokasi atas akun piutang tak tertagih telah
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

tepat.
Presentation and Memverifikasi piutang usaha dan pendapatan yang dilaporkan untuk
Disclosure periode terkait, telah dijelaskan dengan benar dan dimasukkan dalam
(Penyajian dan laporan keuangan.
Pengungkapan)

Pemahaman Bisnis dan Industri Klien


Langkah pertama yang dilakukan adalah memperoleh pemahaman bisnis
dan industri klien dalam kaitannya dengan strategi audit, sehingga  akan
membantu auditor dalam mengembangkan ekspektasi tentang:
1. Total pendapatan: memahami kapasitas klien, pasar dan pelanggan klien.
2. Marjin kotor dengan memahami pangsa pasar (market share) dan
keunggulan kompetitif klien di pasar.
3. Piutang bersih berdasarkan periode penagihan rata2 untuk klien dan
industri.
Disamping itu, proses menghasilkan pendapatan ini juga memerlukan
beberapa beban (seperti, harga pokok penjualan atau beban penjualan), sehingga
pemahaman mengenai mengenai siklus pendapatan dapat membantu
mengembangkan ekspektasi pengeluaran perusahaan yang berkaitan denagan
siklus tran saksi lainya dan menilai resiko bahwa laba yang mengandung salah saji
yang material belum diaudit.
a. Materialitas
Total pendapatan dijadikan ukuran yang materialitas karena dapat
menimbulkan piutang usaha dan kas akhir serta arus kas dari operasi. Piutang
usaha yang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hampir selalu bersifat
material terhadap neraca.

b. Risiko Inheren
Dalam menilai risiko inheren pada asaesi siklus pendapatan, auditor harus
mempertimbangkan faktor pervasive yang mempengaruhi asersi dalam beberapa
siklus, termasuk siklus pendapatan.
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

Faktor-faktor yang mendorong manajemen untuk mensalah sajikan asaersi siklus


pendapatan yaitu menyatakan pendapatan yang tertalu tinggi  dan menyatakan
tertalu tinggi kas atau piutang kotor atau tertalu rendah penyisihan piutang tak
tertagih. Faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus
pendapatan:
1. Volume penjualan, penerimaan kas dan penyesuaian penjualan yang
tinggi.
2. Penentuan waktu dan jumlah pendapatan seringkali bertentangan, seperti
dengan standar akuntansi.
3. Mengklasifikasikan piutang sebagai hutang lancar atau tidak lancar karena
sifat penagihannya.
4. Transakjsi penerimaan kas menghasilkan aktiva likuid yang rentan
terhadap misapropriasi.
5. Transaksi penerimaan penjualan digunakan untuk menyembunyikan
penerimaan kas.

c. Risiko Prosedur Analitis


Risiko ini merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur analitis akan
gagal mendeteksi salah saji yang material yang merupakan cara yang efektif untuk
pemahaman bisnis dan usaha klien. Langkah-langkah yang ditempuh yaitu:
1. Memperoleh pemahaman tentang kapasitas klien.
2. Memahami pangsa pasar klien
3. Mengevaluasi hari perputaran piutang usaha.

Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal


a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian terdiri dari beberapa faktor yang dapat
mengurangi beberapa resiko inheren yang berkaitan dengan siklus pendapatan.
Disamping itu, factor-faktor ini juga dapat meningkatkan atau mengurangi
keefektifan komponen pengendalian internal lainnya dalam mengendalikan resiko
salah saji pada asersi siklus pendapatan. Faktor lingkungan pengendalian yang
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

penting untuk mengurangi resiko pencurangan pelaporan keuangan dengan


menyajikan terlalu tinggi pendapatan dan piutang, misalnya, adopsi manajemen
serta ketaatan terhadapan standar integritas dan nilai-nilai etika yang tinggi.

b. Penilaian Resiko
Penilaian resiko manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan adalah sama
dengan penilaian inheren oleh auditor eksternal. Upaya yang cermat oleh sebagian
manajemen untuk mengidentifikasi jenis-jenis resiko yang bekaitan dengan saldo
dan transaksi siklus pendapatan.
     
c. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Pemahaman atas sistem akuntansi pendapatan memerlukan pengetahuan
tentang bagaimana.
1. Penjualan diawali
2. Barang dan jasa diberikan
3. Piutang dicatata
4. Kas diterima
5. Penyesuaian penjualan dilakukan, termasuk metode pemrosesan data serta
dokumen penting dan catatan yang digunakan.

d. Pemantauan (Monitoring)
Komponen ini harus memberikan menajemen umpan balik tentang apakah
pengendalian internal yang berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus
pendapatan telah beroperasi seperti yang diharapkan. Auditor harus memproses
pemahaman tentang umpan balik ini dan apakah manajemen telah mengawali
setiap tindakan korektif berdasarkan informasi yang diterima dari aktivitas
pemantauan.
e. Penilaian Awal atas Resiko Pengendalian dan Strategi Audit Pendahuluan
Pada saat auditor memproleh bukti tentang keefektifan operasi
pengendalian internal yang berkaitan dengan prosedur untuk memperoleh
pemahaman, Auditor dalam kasus semacam itu, kepastian yang terbatas mungkin
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

diperoleh tentang keefektifan pengendalian yang terutama didasarkan atas


prosedur yang mencangkup pengajuan pertanyaan, observasi, dan beberapa
inspeksi atas bukti yang didokumentasikan. Banyak auditor akan menilai resiko
pengendalian untuk asersi tertentu secara sepintas dibawah atau diatas maksimum.

B. Aktivitas Pengendalian Transaksi Penjualan Kredit

Transaksi penjualan biasanya dicatat menggunakan sistem komputer yang


dapat memproses transaksi secara beruntun atau mode pemrosesan batch.
Aktivitas pengendalian selama transaksi penjualan berlangsung harus disesuaikan
dengan situasi. Sesungguhnya setiap perusahaan yang memerlukan audit
mempunyai sistem akuntansi yang terkomputerisasi, oleh karena itu manajemen
berfokus pada bagaimana mengimplementasikan aktivitas pengendalian dengan
menggunakan prosedur pengendalian yang terprogram. Terdapat dua jenis
pengendalian dengan komputer:

1. Pengendalian umum yang berhubungan dengan lingkungan komputer dan


mempunyai pengaruh pervasif terhadap aplikasi komputer.
2. Pengendalian aplikasi yang berhubungan dengan setiap aplikasi akuntansi
yang terkomputerisasi, seperti siklus pengeluaran.

Akhirnya pertimbangan akan diberikan pada prosedur yang digunakan oleh


auditor untuk memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman atas
pengendalian internal dan melakukan pengujian pengendalian yang digunakan
dalam membuat penilaian akhir atas risiko pengendalian untuk transaksi
pembelian.

Dokumen dan Catatan yang Umum Pada Transaksi Penjualan Kredit


Sejumlah dokumen dan catatan yang digunakan oleh perusahaan besar dalam
pemrosesan transaksi penjualan seringkali mencakup hal-hal berikut:
 Pesanan pelanggan: permintaan barang dagang oleh pelanggan yang diterima
langsung dari pelanggan atau melalui wiraniaga.
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

 Pesanan penjualan: formulir yang menunjukkan deskripsi, kuantitas dan data


lainnya yang berkaitan dengan pesanan pelanggan.
 Dokumen pengiriman: formulir yang digunakan untuk menunjukkan rincian
dan tanggal setiap pengiriman.
 Faktur penjualan: formulir yang menyatakan penjualan tertentu, termasuk
jumlah yang terutang, syarat, dan tanggal penjualan.
 Daftar harga yang diotorisasi: daftar atau file induk komputer yang berisi
harga barang-barang yang diotorisasi yang ditawarkan untuk dijual
 File transaksi penjualan: file komputer yang berisi transaksi penjualan yang
telah diselesaikan
 Jurnal penjualan: daftar jurnal dari transaksi penjualan yang telah diselesaikan
 File induk pelanggan: file yang berisi informasi tentang transaksi dan saldo
dari setiap pelanggan.
 Laporan bulanan pelanggan: laporan yang dikirimkan ke setiap pelanggan
yang menunjukkan saldo awal, transaksi selama bulan berjalan dan saldo
akhir.

Fungsi-fungsi Pada Transaksi Penjualan Kredit

Pemrosesan transaksi pendapatan mencakup fungsi-fungsi pendapatan


berikut:

1. Memprakarsai penjualan, yaitu permintaan dari sebuah perusahaan untuk


melakukan transaksi penjualan dengan perusahaan lain. Memprakarsai
transaksi merupakan suatu proses disetujuinya suatu transaksi dengan pihak
ketiga yang independen. Perusahaan yang dikelola langsung oleh pemiliknya
dapat menggabungkan fungsi-fungsi dan mengoffset pemisahan tugas yang
ideal dengan kelalaian signifikan yang dilakukan oleh pemilik sebagai
manajer. Dasar paling penting dari proses penjualan adalah memiliki
departemen kredit yang indepen, atau tingkat manajemen yang sesuai, yaitu
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

menyetujui pelanggan baru dan mencantumkannya ke file induk pelanggan.


Memprakarsai penjualan meliputi:
a) Penerimaan pesanan pelanggan. Pesanan dari pelanggan harus diterima
hanya apabila sesuai dengan kriteria yang diotorisasikan oleh manajemen.
Kriteria tersebut biasanya memberikan persetujuan khusus atas pesanan
yang dilakukan oleh departemen pesanan penjualan dengan menggunakan
terminal komputer untuk menentukan pelanggan tercantum dalam file
induk pelanggan dan biasanya memiliki batasan kredit yang telah
ditentukan.
b) Persetujuan Kredit. Persetujuan kredit diberikan oleh departemen kredit
sesuai dengan kebijakan kredit manajemen dan batas kredit yang
diotorisasi untuk setiap pelanggan. Pengecekan atas kredit seluruh
pelanggan harus selalu dilakukan yang dapat mencakup perolehan laporan
kredit. Pengendalian atas persetujuan kredit dirancang untuk mengurangi
risiko pencatatan setiap transaksi pendapatan pada jumlah yang melebihi
jumlah kas yang diharapkan akan direalisasi dari transaksi tersebut. Jadi
hal ini berhubungan dengan asersi penilaian atau alokasi dari transaksi
penjualan.
2. Pengiriman barang dan jasa, merupakan peristiwa ekonomi yang
menggambarkan pergantian /perubahan hak dan penetapan hak atas piutang.
Pengiriman fisik atau penyerahan barang dan jasa meliputi:
a) Pemenuhan Pesanan Penjualan. Gudang penyimpanan dapat menerima
salinan pesanan penjualan yang telah disetujui secara elektronik sebagai
otorisasi untuk memenuhi pesanan dan pengeluaran barang ke departemen
pengiriman. Hal ini akan memberikan bukti lebih lanjut bahwa penjualan
telah terjadi.
b) Pengiriman Pesanan Penjualan. Pengendalian manual mengharuskan
petugas pengiriman melakukan pengecekan independen untuk menentukan
bahwa barang yang diterima dari gudang disertai dengan otorisasi yang
sesuai, dan bahwa pesanan telah dipenuhi dengan benar. Fungsi
pengiriman juga meliputi pembuatan berbagai salinan dokumen
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

pengiriman atau bliss of lading. Dokumen pengiriman ini dapat dibuat


secara manual pada formulir bernomor urut.
3. Pencatatan penjualan. Proses pencatatan penjualan meliputi penyiapan dan
pengiriman faktur penjualan bernomor urut ke pelanggan (penagihan
pelanggan) serta pencatatan faktur penjualan secara akurat dan dalam periode
akuntansi yang benar (pencatatan penjualan). Pengakuan formal atas
pendapatan oleh perusahaan meliputi:
a) Penagihan Pelanggan. Perhatian utama auditor mengenai penagihan
adalah bahwa pelanggan telah ditagih untuk; seluruh pengiriman, hanya
pengiriman aktual, dan pada harga yang telah diotorisasi. Pengendalian
yang dirancang untuk mengurangi risiko dalam proses penagihan meliputi:
 Komputer mencocokkan informasi pada faktur penjualan dengan
pesanan penjualan dan informasi pengiriman
 Komputer mencocokkan harga jual dengan daftar harga yang
diotorisasi dan harga pada pesanan penjualan ketika menyiapkan faktur
penjualan.
 Komputer yang telah terprogram mengecek keakuratan matematis dari
faktur penjualan.
 Membandingkan total pengendalian pada dokumen pengiriman dengan
total yang dicatat pada faktur penjualan.
b) Pencatatan Penjualan. Perhatian utama auditor berkaitan dengan fungsi
ini adalah bahwa faktur penjualan telah dicatat secara akurat dan dalam
periode yang benar. Hal yang terakhir bersangkutan dengan saat
penerimaan pendapatan, yang biasanya ketika barang-barang dikirimkan.
Dalam sistem yang terkomputerisasi, file transaksi penjualan yang dibuat
dalam proses penagihan digunakan untuk memperbarui piutang usaha,
persediaan, dan file induk buku besar, serta membuat jurnal penjualan dan
ikhtisar transaksi buku besar yang menunjukkan pemostingan ke setiap
akun buku besar. Pengendalian atas pencatatan ini meliputi hal-hal berikut:
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

 Penjualan hanya dicatat berdasarkan faktur penjualan dan dengan


mencocokkan dokumen pengiriman serta pesanan penjualan yang
membuktikan penjualan tersebut dan tanggal transaksi.
 Akuntansi untuk seluruh faktur penjualan bernomor urut.
 Mengulangi penjumlahan dengan mencocokkan jumlah saldo awal
piutang, ditambah penjualan yang telah diposting dengan saldo akhir
piutang.
 Melakukan pengecekan yang independen secara periodik atas
kesesuaian buku pembantu piutang usaha atau file induk dengan akun
pengendali buku besar.

Perolehan Pemahaman dan Penilaian Risiko Pengendalian Transasksi


Penjualan Kredit

Auditor harus memperoleh pemahaman atas siklus penjualan yang


mencukupi untuk merencanakan audit. Yaitu, auditor perlu mempunyai
pemahaman yang cukup untuk dapat mengidentifikasi jenis salah saji yang
potensial, mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi risiko salah saji
yang material, dan merancang pengujian substantif. Jika auditor berencana
menilai risiko pengendalian yang rendah atas sebuah asersi, maka sangat penting
bagi dia untuk memperoleh pemahaman mengenai prosedur pengendalian untuk
asersi tersebut.

Pengujian pengendalian merupakan sarana untuk menentukan keefektifan


pengendalian. Proses penilaian risiko pengendalian untuk transaksi pembelian
mencakup perluasan pertimbangan auditor atas faktor-faktor yang berhubungan
dengan penilaian risiko pengendalian untuk setiap asersi yang disajikan
tergantung pada strategi audit. Akan tetapi risiko inheren untuk transaksi
penjualan seringkali dianggap maksimum atau tinggi, karena siklus penjualan
mempunyai dampak pervasif terhadap laporan keuangan, dan banyak kecurangan
yang dilakukan manajemen terkadang melibatkan masalah pengakuan pendapatan.
Auditor juga harus mempertimbangakn hasil dari prosedur analitis untuk
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

menentukan penilaian tingkat risiko pengendalian yang direncanakan dan


pengujian risiko rincian. Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko
pengendalian pada tingkat yang rendah untuk asersi siklus pendapatan, maka dia
biasanya akan:

1. Menguji keefektifan pengendalian umum


2. Menggunakan teknik audit berbantuan komputer untuk mengevaluasi
keefektifan pengendalian yang diprogram
3. Menguji keefektifan prosedur tindak lanjut atas pengecualian yang
ditunjukkan oleh pengendalian terprogram.

Beberapa pengujian pengendalian dapat dilakukan secara bersamaan


dengan perolehan pemahaman dalam fase perencanaan audit. Sementara yang
lainnya akan dilakukan selama pekerjaan lapangan interim. Sifat dan luas
pengujian pengendalian akan bervariasi secara terbalik dengan tingkat risiko
pengendalian yang direncanakan auditor. Penilaian risiko pengendalian yang
rendah memerlukan bukti yang lebih kompeten daripada penilaian risiko
pengendalian yang lebih tinggi.

Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian Transaksi Untuk


Penjualan

Pemahaman
Pengendalian Internal-Penjualan

Penetapan Risiko Pengendalian


Direncanaka-Penjualan

Penentuan Luas Pengujian


Pengendalian

Prosedur Audit
Perancangan
pengujian Ukuran Sampel
pengendalian
transaksi untuk Unsur-Unsur yang
memenuhi tujuan dipilih
Saat

Moh Faris Arfandhy F


A1115520

Pemahaman Pengendalian Internal-Penjualan

Auditor memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal dengan


cara mempelajari bagan alir yang telah dibuat klien, mengajukan pertanyaan
kepada klien dengan menggunakan daftar pertanyaan pengendalian internal, dan
melakukan transaction walkthrough untuk penjualan.

Penetapan Risiko Pengendalian Direncanakan-Penjualan

Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam mendapatkan


pemahaman pengendalian internal untuk menetapkan risiko pengendalian. Ada
empat tahapan penting dalam penetapan resiko ini, yaitu :

a) Auditor memerlukan kerangka-kerangka kerja untuk menetapkan risiko


pengendalian. Keenam tujuan audit transaksi bisa menjadi kerangka kerja
yang diperlukan. Keenam tujuan audit ini sama untuk setiapa audit atas
penjualan
b) Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan defisiensi
yang ada pada penjualan. Hal ini bisa berbeda untuk setiap audit, karena klien
bisa menerapkan pengendalian internal yang berbeda
c) Setelah mengidentifikasi pengendalian beserta defisiensinya, auditor
menghubungkan hal tersebut dengan tujuan
d) Auditor menetapkan risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan
mengevaluasi pengendalian dan defisiensinya untuk setiap tujuan. Tahap ini
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

sangat penting karena memengaruhi keputusan auditor untuk pengujian


pengendalian

Selanjutnya, kita meneliti aktivitas pengendalian kunci untuk penjualan.


Pemahaman tentang aktivitas pengendalian ini akan membantu auditor dalam
mengidentifikasi pengendalian kunci dan kekurangan untuk penjualan

 Pemisahan Tugas Yang Memadai

Pemisahan tugas yang tepat akan membantu dalam mencegah berbagai


jenis kesalahan penyajian yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan.
Untuk mencegah terjadinya akses atas kas bagi setiap orang yang bertugas untuk
memasukkan informasi transaksi penjualan dan penerimaan kas ke dalam
computer. Fungsi pemberi persetujuan kredit harus dipisahkan dari fungsi
penjualan, karena pengecekan kredit dimaksudkan untuk meniadakan tendensi
manusiawi dari pegawai penjualan yang cenderung berkeinginan untuk
mengoptimalkan volume penjualan walaupun hal itu bisa mendatangkan kerugian
bagi perusahaan apabila piutang tidak bisa ditagih. Petugas yang berkewajiban
untuk melakukan pembandingan internal harus terpisah dari petugas yang
membukukan data yang akan dibandingkan. Sebagai contoh, pembandingan
antara batch control total dengan summary reports (laporan ikhtisar penjualan)
dan pembandingan antara total master file piutang usaha dengan saldo piutang
usaha di buku besar harus dilakukan oleh seseorang yang terpisah (independen)
dari mereka yang menginput transaksi penjualan dan penerimaan kas

 Pengotorisasian Yang Tepat

Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pengorganisasian transaksi


penjualan, yaitu :

1. Persetujuan kredit yang tepat harus diberikan sebelum penjualan terjadi


2. Barang bisa dikirimkan hanya setelah otorisasi pengiriman diberikan
3. Harga, termasuk syarat penjualan, pengangkutan, dan potongan harus
diotorisasi
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

Dua hal pertama dimaksudkan untuk mencegah agar perusahaan tidak


menderita kerugian akibat mengirimkan barang ke pembeli fiktif. Otorisasi harga
dimaksudkan untuk memastikan bahwa harga jual dalam faktur sesuai dengan
kebijakan harga yang telah ditetapkan perusahaan

 Dokumen Dan Catatan Yang Memadai

Karena setiap perusahaan memiliki system yang berbeda dengan


perusahaan lainnya dalam melaksanakan, mengolah, dan mencatat, transaksi,
auditor sering menghadapi kesulitan dalam mengevaluasi apakah setiap prosedur
klien dirancang untuk mencapai pengendalian maksimum. Meskipun demikian,
prosedur pencatatan yang menadai harus ada sebelum tujuan audit transaksi bisa
terpenuhi. Sebagai contoh, sejumlah perusahaan membuat faktur penjualan
bernomor urut tercetak berangkap (multicopy) pada saat pesanan diterima dari
pembeli. Salah satu lembar dokumen ini digunakan untuk mendapatkan
persetujuan kredit. Lembar-lembar lainnya digunakan untuk otorisasi pengiriman
barang, pencatatan jumlah unit yang dikirimkan, dan untuk penagihan kepada
pembeli.

 Dokumen Bernomor Urut-Tercetak (Prenumbered)

Pemberian nomor-urut tercetak dimaksudkan untuk mencegah kesalahn


dalam pembuatan faktur atau pencatatan penjualan dan terjadinya penagihan atau
pencatatan ganda. Agar penggunaan pengendalian ini berjalan dengan efektif,
petugas pembuatan faktur harus menyimpan tembusan satu lembar dokumen
pengiriman barang secara urut nomor setelah suatu pengiriman barang dibuat
fakturnya, danada petugas lain yang secara periodic memeriksa
pertanggungjawaban semua nomor dokumen dan melakukan penyelidikan apabila
ada nomor yang hilang

 Laporan Piutang Bulanan

Pengiriman laporan bulaln kepada konsumen berguna untuk pengawasan


karena mendorong konsumen untuk memberikan komentar apabila saldo yang
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

tercantum dalam laporan tidak sesuai dengan saldo menurut pembukuan


konsumen. Laporan ini harus diawasi oleh eseorang yang tidak terlibat dalam
penanganan kas atau pencatatan penjualan atau piutang usaha untuk mencegah
terjadinya kesalahan yang disengaja dalam pengiriman laporan. Agar tercapai
efektivitas maksimum, semua ketidakcocokan saldo piutang hendaknya
disampaikan kepada pejabat yang ditunjuk yang tidak terlibat dalam urus
penanganan kas atau pencatatan penjualan atau piutang usaha

 Prosedur Verifikasi Internal


Program computer atau personil yang independen harus memeriksa bahwa
pengolahan dan pencatatan transaksi penjualan memenuhi keenam tujaun audit
transaksi. Sebagai contoh, misalnya penggunaan dokumen secara urut nomor,
pemeriksaan ketelitian pembuatan dokumen dan review atas laporan tentang hal
yang tidak biasa atau kesalahan tertentu
Penentuan Luas Pengujian Pengendalian

Luas pengujian pengendalian bergantung pada efektivitas pengendalian


dan berbagai hal lain yanga auditor yakin akan dapat menurunkan risiko
pengendalian. Dalam menentukan seberapa jauh pengendalian bisa diandalkan,
auditor juga mempertimbangkan kenaikan biaya penyelenggaraan pengujian
pengendalian dibandingkan dengan penurunan potensial dalam pengujian
substantive. Penetapan risiko pengendalian pada tingkat yang lebih rendah akan
berakibat naiknya pengujian pengendalian untuk mendukung risiko pengendalian
yang lebih rendah tersebut, yang selanjutnya akan berakibat naiknya risiko deteksi
dan berkurangnya jumlah pengujian substantive yang diperlukan

Perancangan Pengujian Pengendalian untuk Penjualan

Untuk setiap pengendalian kunci, harus dirancang satu atau lebih


pengujian pengendalian untuk memeriksa efektivitasnya. Pada kebanyakan audit,
penentuan sifat pengujian pengendalian biasanya mudah. Sebagai contoh, apabila
pengendalian internal berupa pemberian paraf atas pesanan dari pembeli setelah
pesanan tersebut mendapat persetujuan kredit, maka pengujian pengendaliannya
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

adalah memeriksa apakah pesanan dari pembeli telah dibubuhi paraf dengan
benar.

C. Aktivitas Pengendalian Transaksi Penerimaan Kas


Penerimaan kas merupakan hasil dari beberapa aktivitas. Sebagai contoh,
kas diterima dari transaksi pendapatan, pinjaman jangka pendek dan jangka
panjang, penerbitan modal saham, dan penjualan sekuritas, investasi jangka
panjang, serta aktiva lainnya.

Dokumen dan Catatan Umum Pada Transaksi Penerimaan Kas


Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan penerimaan kas
adalah sebagai berikut:
a) Bukti penerimaan uang : Dokumen yang dikirim ke pelanggan bersama
dengan faktur penjualan, yang kemudian akan dikembalikan bersama
pembayaran yang menunjukkan nama pelanggan serta nomor akun, nomor
faktur, dan jumlah yang dibayarkan.
b) Pradaftar: Daftar penerimaan kas yang diterima melalui pos.
c) Lembar perhitungan kas: Daftar kas dan cek dalam register kas. Daftar ini
digunakan dalam merekonsiliasi total penerimaan dengan total yang dicetak
oleh register kas.
d) Ikhtisar kas harian: Laporan yang menunjukkan total penerimaan melalui
kasir atau pos yang diterima oleh kasir sebagai setoran.
e) Slip deposit yang disahkan: Daftar yang dibuat oleh penyetor dan distempel
oleh bank yang menunjukkan tanggal serta total setoran yang diterima bank
dan rincian penerimaan dalam setoran tersebut.
f) File transaksi penerimaan kas: File komputer atas transaksi penerimaan kas
yang telah disahkan dan diterima untuk pemrosesan; file ini digunakan untuk
memperbaharui file induk piutang usaha.
g) Jurnal penerimaan kas: Jurnal yang berisi daftar penerimaan kas dari
penjualan tunai dan penagihan piutang usaha
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

Fungsi-fungsi Pada Transaksi Penerimaan Kas


Fungsi penerimaan kas, yang meliputi pemrosesan penerimaan dari
penjualan tunai dan kredit, termasuk subfungsi berikut:
 Menerima penerimaan kas
 Menyetorkan kas ke bank
 Mencatat penerimaan kas

Sebagaimana dalam kasus transaksi penjualan kredit, pemisahan tugas


untuk melakukan fungsi-fungsi ini merupakan aktivitas pengendalian internal
yang penting. Fungsi-fungsi, aktivitas pengendaliann yang berlaku, dan asersi
yang relevan serta tujuan audit spesifik. Banyak dari pengendalian tersebut
berkaitan dengan penerimaan dan penyetoran kas yang melibatkan cek dan saldo
secara manual daripada komputer. Pengendalian komputer paling efektif dalam
mengendalikan pencatatan subfungsi.

Menerima Penerimaan Kas

Risiko utama dalam memproses transaksi penerimaan kas adalah


kemungkinan pencurian kas sebelum atau sesudah catatan penerimaan dibuat.
Dengan demikian, prosedur pengendalian harus memberikan kepastian yang layak
bahwa dokumentasi penetapan tanggungjawab telah dibuat pada saat kas diterima
dan bahwa kas telah disimpan di tempat yang aman. Risiko kedua adalah
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pemrosesan penerimaan berikutnya.

a) Penerimaan Melalui Kasir. Untuk penerimaan melalui kasir, penggunaan


register kas atau terminal titik penjualan sangat diperlukan. Alat ini
menyediakan:
 Gambar visual secara langsung untuk pelanggan dengan jumlah penjualan
tunai dan kas yang diajukan.
 Kuitansi penerimaan yang dicetak atas nama pelanggan dan catatan
internal atas transaksi pada file komputer atau pita register yang terkunci.
 Total pengendalian yang dicetak atas penerimaan harian yang diproses
pada alat tersebut.
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

b) Penerimaan Melalui Pos. Untuk meminimalkan kemungkinan pengalihan


penerimaan melalui pos, sebagian besar perusahaan meminta pelanggan untuk
membayar dengan cek. Beberapa perusahan yang memiliki volume
penerimaan melalui pos yang besar menggunakan sistem kotak pos. Alat ini
merupakan kotak surat yang dikendalikan oleh bank perusahaan. Pihak bank
akan memeriksanya setiap hari, mengkredit saldo perusahaan (nota kredit) atas
kas tersebut, dan mengirimkan bukti penerimaan uang ke perusahaan untuk
digunakan dalam memperbaharui piutang usaha. Sistem ini mempercepat
penyetoran cek, memungkinkan perusahaan menerima nota kredit atas
penerimaan tersebut lebih cepat , dan memberikan bukti eksternal mengenai
eksistensi transaksi tersebut. Hal ini juga mengalami risiko pengalihan
penerimaan oleh karyawan perusahaan dan kesalahan dalam mencatat
penerimaan.

Menyetorkan Kas ke Bank

Pengendalian fisik yang tepat atas kas mensyaratkan bahwa seluruh


penerimaan kas disetorkan secara utuh setiap hari (deposited intact daily). Kata
utuh berarti semua penerimaan harus disetorkan; yaitu, pengeluaran kas tidak
boleh dilakukan dengan penerimaan yang belum disetorkan. Pengendalian ini
mengurangi catatan setoran bank yang menetapkan eksistensi atau kejadian
transaksi tersebut.

Apabila penerimaan secara over-the-counter atau melalui pos diterima


oleh kasir, maka pengecakan yang independen harus dilakukan untuk menentukan
kesesuaiannya dengan lembar perhitungan kas dan pradaftar. Total masing-masing
kemudian dimasukkan ke ikhtisar kas harian, dan setoran lalu dilakukan. Setelah
melakukan setoran, ikhtisar kas harian dan slip setoran yang telah disahkan harus
dicatat ke akuntansi umum.

Mencatat Penerimaan Kas


Moh Faris Arfandhy F
A1115520

Fungsi ini meliputi pembuatan jurnal penerimaan kas secara over-the-


counter dan melalui pos serta posting penerimaan kas melalui pos ke akun
pelanggan. Pengendalian harus menjamin bahwa hanya penerimaan yang sah yang
dimasukkan dan pada jumlah yang benar. Untuk menjamin bahwa hanya transaksi
yang sah yang dimasukkan akses fisik ke catatan akuntansi atau terminal
komputer yang digunakan untuk mencatat hal itu harus dibatasi pada orang yang
berwenang. Penerimaan secara over-the-counter umumnya dicatat dalam
akuntansi umum berdasarkan ikhtisar kas harian yang diterima dari kasir.

Merupakan hal yang biasa bagi klerk piutang usaha untuk menggunakan
terminal komputer ketika memasukkan penerimaan kas melalui pos ke file
transaksi penerimaan kas, yang selanjutnya akan digunakan untuk memperbarui
baik file induk piutang usaha maupun buku besar. Untuk menjamin kelengkapan
dan keakuratan pencatatan penerimaan melalui pos tersebut, komputer dapat
mengecek kesesuaian antara jumlah yang dijurnal dan diposting dengan total
pengendalian atas jumlah yang ditunjukkan pada pradaftar yang diterima dari
bagian pos, atau ikhtisar kas harian dan slip setoran yang telah disahkan yang
diterima dari kasir. Disamping itu, rekonsiliasi bank secara periodik juga harus
dilakukan oleh karyawan yang tidak terlibat dalam melaksanakan atau mencatat
transaksi kas.

Memperoleh Pemahaman dan Penilaian Risiko Pengendalian Pada Transaksi


Penerimaan Kas

Tanggung jawab dan metodologi auditor untuk memenuhi persyaratan dari


standar pekerjaan lapangan kedua pada transaksi penerimaan kas adalah sama
seperti yang dijelaskan sebelumnya pada transaksi penjualan kredit. Banyak
prosedur pengendalian yang terlibat dalam pemrosesan penerimaan kas
merupakan pengendalian manual, bukan prosedur pengendalian yang telah
terprogram. Auditor biasanya akan menggunakan kombinasi dari pengajuan
pertanyaan, observasi, dan inspeksi dokumen untuk mengumpulkan bukti bahwa
prosedur pengendalian manual merupakan fungsi yang paling efektif.
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

D. Transaksi Penyesuaian Penjualan


Transaksi penyesuaian penjualan meliputi:

a) Pemberian potongan tunai


b) Pemberian retur penjualan dan pengurangan harga
c) Penentuan piutang tak tertagih

Dalam banyak perusahaan, jumlah dan nilai uang dari transaksi ini
tidaklah material. Namun, bagi beberapa perusahaan, potensi salah saji yang
diakibatkan oleh kesalahan dan penyelewengan dalam pemrosesan penerimaan
kas. Penggelapan kas seringkali ditutupi dengan menyatakan terlalu tinggi diskon
tunai atau retur penjualan dan pengurangan harga. Jadi, aktivitas pengendalian
bermanfaat dalam mengurangi risiko penyelewengan semacam itu, transaksi itu
mencakup hal-hal berikut:

a) Otorisasi yang tepat atas seluruh transaksi penyesuaian penjualan.


b) Perhitungan independen atas barang-barang yang diretur.
c) Penggunaan dokumen dan catatan yang tepat, terutama penggunaan memo
kredit yang telah disetujui untuk pemberian kredit atas barang-barang yang
dikembalikan atau rusak, serta memo otorisasi penghapusan untuk meghapus
piutang tak tertagih pelanggan. Disamping itu, manajemen juga harus
bertanggungjawab atas jumlah seluruh kredit seperti itu dan dampaknya
terhadap pendapatan serta marjin kotor.
d) Pemisahan tugas untuk mengotirisasi transaksi penyesuaian penjualan dan
penanganan serta pencatatan penerimaan kas. Biasanya manajemenlah yang
bertanggung jawab atas hasil keuangan dalam suatu departemen yang
memiliki tanggung jawab mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan.

Biasanya manajemen mengandalkan pengendalian atas tanggung jawab


tingkat manajer yang lebih rendah untuk mengendalikan tingkat retur penjualan
dan penghapusan piutang tidak tertagih. Apabila transaksi ini bersifat material,
maka auditor harus mengispeksi laporan manajerial penting dan melakukan tanya
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

jawab serta observasi tentang tindakan yang akan diambil atas laporan tersebut.
Auditor juga dapat mempertimbangkan untuk menginspeksi:

a) Momerandum kredit atas retur penjualan sebagai indikasi persetujuan yang


tepat dan penyertaan laporan penerimaan yang membuktikan retur barang
aktual.
b) Penulisan otorisasi atas penghapusan piutang usaha dan dokumentasi
pendukung, seperti korespondensi dengan pelanggan atau agen penagihan.

Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti


tentang keefektifan perancangan dan operasi sistem pengendalian internal
perusahaan. Risiko inheren yang berkaitan dengan transaksi penerimaan kas
adalah tinggi akibat kemungkinan penipuan oleh karyawan melalui pengalihan
penerimaan kas. Jika prosedur analitis menunjukkan kenaikan jumlah hari piutang
beredar, maka hal ini mungkin dapat menjelaskan pengalihan penerimaan kas itu.
Akibat risiko inheren atas penggelapan kas, dan dampak transaksi penerimaan kas
terhadap piutang, auditor seringkali akan menguji prosedur pengendalian yang
berkaitan dengan penerimaan kas.

Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat


sedang (moderate) atau tinggi, maka auditor mungkin akan mendukung penilaian
risiko pengendalian dengan bukti yang diperoleh ketika memdapatkan
pemahaman atas pengendalian internal. Banyak pengendalian yang penting
melibatkan pengendalian manual dan auditor akan memperoleh bukti melalui
tanya-jawab, observasi, serta inspeksi dokumen.

Jika auditor menrencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada


tingkat yang rendah, maka auditor akan memperluas pengujian sehingga
mencakup inspeksi dokumen dan pelaksanaan kembali pengendalian manual. Jika
tujuan pengendalian telah dicapai melalui prosedur pengendalian terprogram,
maka auditor akan merencanakan lingkup pengujian yang meliputi pengujian atas
pengendalian umum dengan komputer, pengendalian aplikasi komputer dan
keefektifan prosedur untuk lanjut manual.
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

LATIHAN

1. Jelaskan sifat siklus pendapatan!


2. Jelaskan aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit!
3. Jelaskan aktivitas pengendalian transaksi penerimaan kas!
4. Jelaskan aktivitas pengendalian transaksi penyesuaian penjualan!

RANGKUMAN

Siklus pendapatan perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan


dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan
dalam bentuk kas. Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan
perolehan bukti kompeten yang mencukupi tentang setiap asersi laporan keuangan
yang signifikan menyangkut saldo dan transaksi siklus pendapatan. Untuk
mencapai setiap tujuan audit spesifik ini, auditor dapat menggunakan berbagai
bagian dari perencanaan audit dan metodologi pengujian audit.
Dokumen dan catatan umum, yang digunakan yaitu pesanan pelanggan,
pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, daftar harga yang
diotorisasi, file transaksi penjualan, jurnal penjualan, file induk pelenggan dan
piutang usaha.
Penerimaan kas merupakan hasil dari beberapa aktivitas. Sebagai contoh,
kas diterima dari transaksi pendapatan, pinjaman janka pendek dan pinjaman
jangka panjang, serta aktiva lainnya. Lingkup bagian ini dibatasi pada penerimaan
kas dari penjualan tunai dan penagihan dari pelanggan atas penjualan kredit.
Transaksi penyesuaian penjualan meliputi pemberian potongan tunai,
pemberian retur penjualan & pengurangan harga serta penentuan piutang tak
tertagih. Untuk pengendalian aktivitas pengendaliannya maka diperlukan otorisasi
terhadap transaksi penyesuaian penjualan, penghitungan independen atas barang-
barang, penggunaan dokumen dan catatan yang tepat serta pemisahan tugas
otorisasi.
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

TES FORMATIF

Jelaskan secara singkat tujuan audit spesifikasi untuk siklus pendapatan!

UMPAN BALIK ATAU TINDAK LANJUT

 Mahasiswa diharapkan membaca modul dengan cermat dan mengerjakan


latihan-latihan beserta tes formatif untuk mendalami materi.

KUNCI TES FORMATIF

Tujuan Audit Siklus Pendapatan

Occurrence (Keterjadian)

a.      Memverifikasi bahwa saldo akun piutang usaha mewakili jumlah


yang benar-benar dipinjam perusahaan pada tanggal laporan posisi
keuangan terkait.
b.     Memastikan bahwa pendapatan dari berbagai transaksi penjualan
mewakili barang yang dikirim dan jasa yang diberikan selama periode
yang termasuk dalam laporan keuangan.
Completeness (Kelengkapan)
a.      Menentukan bahwa semua jumlah yang dipinjam perusahaan pada
tanggal laporan posisi keuangan telah tercermin dalam piutang usaha.
b.     Memverifikasi bahwa semua penjualan barang yang dikirim, semua
jasa yang diberikan, dan semua retur dan kompensasi untuk periode
terkait, telah tercermin dalam laporan keuangan.
Accuracy (Akurasi)
a.      Memverifikasi bahwa transaksi pendapatan dihitung secara akurat
dan didasarkan pada harga terkini dengan jumlah yang benar.
Moh Faris Arfandhy F
A1115520

b.     Memastikan bahwa buku pembantu piutang usaha, file Faktur


Penjualan, dan filePemberitahuan Pengiriman Uang secara matematis
benar dan sesuai dengan akun terkait pada buku besar.
Rights and Obligations (Hak dan Kewajiban)
Menentukan bahwa perusahaan memiliki hak legal untuk mencatat piutang
usaha yang dicatatnya. Akun pelanggan yang telah dijual atau telah
dipindahtangankan memang telah dikeluarkan dari saldo piutang usaha.
Valuation and Allocation (Penilaian dan alokasi)
a. Menentukan bahwa saldo piutang usaha menyatakan nilai bersih yang
dapat direalisasikan.
b. Memastikan bahwa alokasi atas akun piutang tak tertagih telah tepat.

Presentation and Disclosure (Penyajian dan Pengungkapan

Memverifikasi piutang usaha dan pendapatan yang dilaporkan untuk


periode terkait, telah dijelaskan dengan benar dan dimasukkan dalam laporan
keuangan.

DAFTAR PUSTAKA
AICPA Standar Professioanal:
SAS 67
IAU 8
Boyton, William C. dan Raymond N. Johnson. 2006. Modern Auditing :
Assurance Services, and the Integrity of Financial Reporting Eighth
Edition. United States of America : John Wiley & Sons, Inc.
Jusup, Al - Haryono. 2011. Auditing Edisi 2, Yogyakarta : Penerbitan STIE
YKPN
Ni Made Suartini. 2013. Audit Siklus Pendapatan. Diakses melalui
http://dexsuar.blogspot.com/2013/07/audit-siklus-pendapatan.html tanggal
31 Januari 2017
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pemeriksaan_akuntansi_2/bab_2_audi
t_terhadap_siklus_pendapatan.pdf diakses tanggal 31 Januari 2017

Anda mungkin juga menyukai