Anda di halaman 1dari 24

1.

Deskripsi Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit
maupun tunai, retur penjualan, pencadangan kerugian piutang, dan penghapusan piutang.
Transaksi penjualan kredit dilakukan melalui sistem penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan
tunai, barang diserahkan oleh fungsi fungsi pengiriman kepada customer atu jasa baru diserahkan
jika fungsi penerimaan kas setelah menerima uang dari customer. Transaksi ini dilaksanakn
melalui sistem penjualan tunai.

2. Sistem informasi akuntansi yang membentuk siklus pendapatan terdiri dari :


a. Sistem penjualan kredit
b. Sistem penjualan tunai
c. Sistem retur penjualan
d. Sistem pencadangan kerugian piutang
e. Sistem penghapusan piutang

3. Tujuan audit terhadap siklus pendapatan

Kelompok asersi Tujuan audit terhadap golongan Tujuan audit terhadap


transaksi saldo akun
Keberadaan atau keterjadian Transaksi penjualan kredit dan Piutang usaha
tunai mencerminkan produk mencerminkan jumlah
yang diserahkan kepada yang terutang oleh
costumer selama periode yang costumer yang ada pada
diaudit tanggal neraca.

Transaksi adjustment penjualan


mencerminkan pengurangan
penjualan karena retur penjualan,
pencadangan kerugian piutang
dan penghapusan piutang yang
diotorisasi selama periode yang
diaudit
Kelengkapan Semua transaksi penjualan dan Piutang usaha mencakup
adjustment terhadap penjualan semua klaim kepada
yang terjadi selama periode yang customers pada tanggal
diaudit telah dicatat. neraca.
Hak dan kewajiban Entitas memiliki hak atas Piutang usaha pada
piutang usaha dan kas sebagai tanggal neraca
hasil dari transaksi dalam siklus mencerminkan klaim
pendapatan resmi entitas kepada
costumers
Penilaian atau alokasi Semua transaksi penjualan dan piutang usaha
adjustment penjualan telah mencerminkan klaim yang
dicatat dalam jurnal, diringkas, baik pada tanggal neraca
dan diposting ke dalam akun dan sesuai dengan jumlah
dengan benar. buku pembantu piutang.

Cadangan kerugian
piutang mencerminkan
estimasi ang masuk akal
beda antara jumlah
piutang bruto dengan nilai
piutang usaha bersih yang
dapat direalisasikan
Penyajian dan Rincian transaksi penjualan dan Piutang usaha
pengungkapan adjustment penjualan diidentifikasi dan
mendukung penyajian angka diklasifikasi dengan
penjualan dan piutang usaha semestinya dalam neraca.
dalam laporan keuangan, baik
klasifikasinya maupun Pengungkapan memadai
pengungkapannya telah dibuat berkaitan
dengan piutang usaha
yang digadaikan atau
dianjakkan

4. Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian pada transaksi penjualan


kredit
4.1. Fungsi yang terkait dalam siklus pendapatan :

Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi


1. Fungsi penjualan 1. Bagian order penjualan
2. Fungsi pemberian otorisasi kredit 2. Bagian kredit
3. Fungsi penyimpanan barang 3. Bagian gudang
4. Fungsi pengiriman barang 4. Bagian pengiriman
5. Fungsi penagihan 5. Bagian penagihan
6. Fungsi pencatat piutang 6. Bagian piutang
7. Fungsi akuntansi biaya 7. Bagian akuntansi biaya
8. Fungsi akuntansi umum 8. Bagian akuntansi umum
9. Fungsi penerimaan barang 9. Bagian penerimaan barang

4.1.1 Tanggung jawab setiap fungsi terkait transaksi penjualan kredit sebagai berikut :
a. Fungsi penjualan

Dalam sistem penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab


menerima surat order dari customer, mengedit order dari customer untuk
menambah informasi yang belum ada pada surat order terst ebut, meminta
otorisasi kredit,menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana
barang akan dikirim, dan mengisi surat order pengiriman.

Dalam sistem penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk


membuat faktur penjualan tunai yang memungkinkan fungsi penerimaan kas
menerima kas dari customer dan yang merupakan perintah kepada fungsi
pengiriman untuk menyerahkan barang kepada customer.
b. Fungsi Kredit
Bertanggung jawab untuk meneliti status kredit customer dan
memberikan otorisasi pemberian kepada customer. Dan juga bertanggung jawab
untuk membuat bukti memorial atas dasar surat keputusan direktur keuangan
untuk penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih.
c. Fungsi Gudang
Bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang
yang dipesan oleh customer, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
d. Fungsi pengiriman
Dalam sistem penjualan kredit, bertanggung jawab untuk menyerahkan
barang atas dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi
penjualan. Dan untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari
perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang berwenang.
Dalam sistem penjualan tunai, bertanggung jawab untuk menyerahkan
barang kepada customer yang telah melunasi harga barang dan untuk
mengirimkan kembali barang yang telah dibeli perusahaan kepada pemasok
dalam transaksi retur pembelian.
e. Fungsi penagihan
Bertanggung jawab membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada
customer, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi
penjualan oleh fungsi pencatat piutang, fungsi akuntansi biaya, fungsi akuntasi
umum.
f. Fungsi Pencatat Piutang
Fungsi bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari
transaksi penjualan kredit, mencatat berkurangnya piutang karena transaksi retur
penjualan, penerimaan kas dari piutang, penghapusan piutang yang tidak
tertagih, dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para
debitur.
g. Fungsi Akuntansi Biaya
Bertanggung jawab untuk mencatat kos produk jadi yang dijual dalam
buku pembantu sediaan dan memcatat kos produk jadi yang dijual dalam buku
pembantu dan mencatat kos produk jadi yang dikembalikan oleh customer
dalam transaksi retur pembelian.
h. Fungsi Akuntansi Umum
Bertanggung jawab mencatat transaksi penjualan kredit dan penjualan
tunai dalam jurnal penjualan , dan transaksi retur penjualan, pencadangan
kerugian piutang, dan penghapusan piutang dalam jurnal umum.
i. Fungsi Akuntansi Barang
Bertanggung jawab menerima barang, baik yang berasal dari transaksi
pembelian maupun yang berasal dari transaksi retur penjualan.
4.2. Dokumen yang digunakan dalam transaksi penjualan kredit dibagi menjadi dua
golongan:
1. Dokumen sumber (source documents) yaitu dokumen yang dipakai sebagai dasar
pencatatan ke dalam catatan akuntansi biasanya dalam bentuk faktur penjualan.
Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat
timbulnya piutang. Berbagai tembusan faktur penjualan :
1. Faktur penjualan (customer’s copies)
2. Tembusan piutang (account receivable copy)
3. Tembusan jurnal penjualan (sale journal copy)
4. Tembusan analisis (analysis copy)
5. Tembusan wiraniaga (salesperson copy)
2. Dokumen pendukung (corroborating documents atau dokumen penguat) yaitu
dokumen yang membuktikan validitas terjadinya transaksi, biasanya dalam bentuk
surat order pengiriman dan Surat muat (bill of lading) . Surat order pengiriman
merupakan lembar pertama surat order pengiriman yang memberikan otorisasi
kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan
spesifikasi seperti yang tertera di atas dokumen tersebut.
4.3. Catatan akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit :
a. Jurnal penjualan , catatan ini berfungsi untuk mencatat transaksi penjualan kredit
berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan.
b. Jurnal umum, catatan ini digunakan untuk mencatat kos produk yang dijual
berdasarkan dokumen bukti memorial.
c. Buku pembantu piutang, catatan ini berfungsi sebagai buku pembantu yang
digunakan untuk mencatat bertambahnya piutang kepada debitur tertentu
berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan
d. Buku pembantu sediaan, catatn ini berfungsi sebagai buku pembantu yang
digunakan untuk mencatat kos produk jadi tertentu yang dijual berdasarkan
dokumen sumber faktur penjualan
e. Buku besar, akun buku besar yang terkait dalam siklus pendapatan adalah :
piutang usaha, pendapatan penjualan, kos produk yang dijual, dan sediaan produk
jadi.
5. Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kedit
6. Aktifitas Pengendalian dalam Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit

Berdasarsarkan salah saji yang di erkirakan dapat terjadi dalam transaksi penjualan kredit
sebagaimana dirini dalam gambar 13.4, aktivitas pengendalian yang dapat mencegah dan
mendeteksi salah saji tersebut mencangkup:

1. Penggunaan surat order penjualan yang di otorisasi untuk setiap penjualan.


Transaksi penjualan kredit dimuali dengan diterimanya order dari customer. Sebagai awal
kegiatan penjualan, fungsi penjualan mengisi formulir surat order pengiriman untuk
memngkinkan berbagai pihak.
2. Fungsi pemberi otorisasi kredit mengecek semua customer baru.
Untuk mengurangi resiko tidak tertagihnya piutang, transaksi penualan kredit harus
mendapatkan otorisasi dari fungsi pemberi otorisasi kredit sebelum barang di kirimkan
kepada customer.
3. Penentuan bhwa customer berada dalam daftar customer yang telah di setujui.
Penjualan kredit mengandung resiko tidak tertagihnya piutang. Oleh karena itu, kebijakan
yang dapat dibuat oleh perusahaan untuk mengurangi resiko tersebut adalah hanya dapat
melaksanakan transaksi penjualan kredit kepada customer yang namanya telah tercantum
dalam daftar customer yang layak untuk di beri kredit.
4. Pengecekan batas kredit sebelum penjualan kredit dilaksanakan.
Bagi customer lama, untuk mengurangi risiko tidak tertagihnya piutang, penjualan kredit
hanya dilaksanakan jika fungsi pemberi otorisasi kredit telah melakukan pengecekan
apakah batas kredit maksimum untuk customer tertentu telah dilampaui.
5. Barang di keluarkan dari gudang hanya aas dasa surat order pengiriman yang telah
diotorisasi.
Fungsi penyimpanan barang bertugas untuk menjaga sediaan yang disimpan di gudang.
6. Pengecekan barang yang dikirim dengan surat order pengiriman.
Kecermatan jenis, spesifikasi, kualitas dan kuantitas barang yang dikirim kepada
customer dapat dijamin dengan melakukan kegiatan pengecekan barang yang dikirim
dengan informasi mengenai jenis, spesifikasi, kualitas, dan kuantitas barang sebagaimana
yang tercantumdalam surat order pengiriman. Aktivitas pengendalian ini ditujukan untuk
menjamin asersi keterjadian dan kelengkapan.
7. Pemisahan fungsi pengiriman barang dari fungsi penjualan.
Dimaksudkan untuk menciptakan pengecekan intern terhadap transaksi penjualan kredit.
Dengan dipisahkannya fungsi penjualan dari fungsi pemberi otorisasi kredit, risiko tidak
tertagihnya piutang dapat dikurangi.
8. Pembuatan dokumen pengiriman untuk setiap pengiriman barang.
Fungsi pengiriman barang dengan cara menendatangani dan membubuhkan cap “ sudah
dikirim “ pada copy surat order pengiriman. Aktivitas pengendalian ini digunakan untuk
memberikan jaminan keterjadian transaksi penjualan kredit.
9. Setiap faktur penjualan harus dilampiri dengan surat order pengiriman yang telah
diotorisasi dan dokumen pengiriman.
Faktur penjualan merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan transaksi
penjualan kredit ke dalam buku pembantu piutang dan jurnal penjualan.
10. Pencocokan faktur penjualan dengan dokumen pengiriman.
Untuk menjamin kelengkapan informasi yang dicantumkan dalam faktur penjualan, perlu
ada aktivitas pencocokan informasi yang dicantumkan dalam faktur penjualan ( sebagai
dokumen sumber ) dengan informi yang tercantum dalam copy surat order pengiriman
dan surat muat ( bill of lading ).
11. Pertanggung jawaban secara periodik dokumen pengiriman.
Aktivitas pengendalian ini untuk menjamin kelengkapan informasi transaksi penjualan
yang dicata selama periode akuntansi tertentu.
12. Pengecekan independen terhadap pemberian harga dalam faktur penjualan.
Kebenaran jumlah piutang yang ditagihkan kepada customer ditentukan oleh
pencantuman kuantitas barang yang dikirimkan kepada customer dan harga persatuan
yang resmi berlaku. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengecekan independen terhadap
pemberian harga satuan dalam faktur penjualan untuk menjamin keakuratan jumlah
rupiah yang ditangihkan.
13. Setiap pencatatan harus dilandasi dokumen sumber faktur penjualan dan dokumen
pendukung yang lengkap.
Catatan akuntansi yang andal harus di dukung oleh dokumen sumber yang telah
diotorisasi oleh yang berwenang dan dokumen sumber tersebut di dukung oleh dokumen
pendukung yang lengkap dan diotorosasi oleh yang berwenang.
14. Pengecekan secara independen posting ke dalam buku pembantu piutang dengan akun
kontrol piutang dalam buku besar.
Untuk mengecek ketelitian data akuntansi yang dicatat di akun kontra piutang dalam
buku besar, aktivitas pengendalian mengharuskan secara periodic diadakan rekonsiliasi
antara buku pembantu piutang dengan akun kontrol piutang dalam buku besar.
15. Pertanggung jawaban semua faktur penjualan secara periodik.
Sema faktur penjualan tersebut telah dicatat ke dalam catatan akuntansi unutk menjamin
asersi kelengkapan transaksi penjualan kredit.
16. Panduan akuan dan review terhadap pemberian kode akun.
Keakuratan posting transaksi ke dalam buku pembantu piutang dan ke jurnal penjualan
ditenyukan oleh pemberian kode akun dlam pembuatan dokumen sumber.
17. Pengiriman pernyataan piutang bulanan kepada debitur.
Secara periodik fungsi pencatat piutang mengirim pernyataan piutang kepada setiap
debitur unutk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi
tersebut.

7. Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian pada Retur penjualan


7.1 fungsi yang terkait

Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi


Fungsi penjualan Bagian order penjualan
Fungsi penyimpanan barang Bagian gudang
Fungsi pengiriman barang Bagian pengiriman
Fungsi penagihan Bagian penagihan
Fungsi pencatatan piutang Bagian piutang
Fungsi akuntansi biaya Bagian akuntansi biaya
Fungsi akuntansi umum Bagian akuntansi umum
Fungsi penerimaan barang Bagian penerimaan barang

Tanggung jawab setiap fungsi meliputi :


a. fungsi penjualan, bertanggung jawab untuk memberikan otorisasi retur penjualan
dengan dokumen memo kredit.
b. Fungsi gudang, bertanggung jawab untuk menyimpan kembali barang dikembalikan
oleh customer via fungsi penerimaan barang.
c. Fungsi piutang, bertanggung jawab untuk mencatat berkurangnya piutang karena
transaksi retur penjualan.
d. Fungsi akuntansi biaya, bertanggung jawab mencatat bertambahnya kos produk jadi
yang dijual dalam buku pembantu sediaan.
e. Fungsi akuntansi umum, bertanggung jawab mencatat transaksi retur penjualan
dalam jurnal umum.
f. Fungsi penerimaan barang, bertanggung jawab menerima barang yang berasal dari
transaksi retur penjualan.
7.2 Dokumen
Dua dokumen yang digunakan dalam transaksi retur penjualan yaitu memo kredit
dan laporan penerimaan barang. Memo kredit merupakan dokumen sumber bagi
perkreditan akun piutang dan pendebitan akun. Laporan penerimaan barang dibuat oleh
funsi penerimaan barang sebagai bukti telah diterimanya kembali barang yang telah
dijual dalam transaksi retur penjualan, dokumen ini merupakan dokumen pendukung
memo kredit yang dibuat sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang.
7.3 Penyusunan program audit unuk pengujan pengendalian terhadap transaksi retur
penjualan.
Berdasarkan daftar prosedur audit yang dapat digunakan oleh auditor untuk
melakukan pengujian pengendalian terhadap transaksi retur penjualan dapat diusun
program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi retur penjualan.

7.4 Penjelasan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi retur
penjualan
1. Lakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan retur penjualan.
Pengamatan ini ditujukan untuk membuktikan adanya pemisahan tiga fungsi
pokok yaitu, fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi dalam
penanganan sistem retur penjualan serta setiap transaksi retur penjualan
dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi sehingga tercipta adanya pengecekan
intern dalam setiap pelaksanaan transaksi tersebut. Dalam pengamatan terhadap
pelaksanaan transaksi retur penjualan ini auditor melakukan pengamatan
terhadap :
a. Persetujuan memo kredit yang dilaksanakan oleh fungsi penjualan
b. Penerimaan barang yang dilaksanakan oleh fungsi penerimaan barang
2. Ambil sampel transaksi retur penjualan dari jurnal umum dan melakukan
pemeriksaan terhadap dokumen pendukung .
Auditor mengabil sampel memo kredit dari arsip dokumen tersebut yang
diselenggarakan oleh fungsi akuntansi umum. Aktifitas pengendalian yang
diperiksa oleh auditor dalam pemeriksaan terhadap memo kredit adalah :
a. Penggunaan formulir memo kredit yang bernomor urut tercetak
b. Adanya pertanggungjawaban penggunaan formulir memo kredit yang
bernomor urut tercetak tersebut
c. Tanda tangan otorisasi atas memo kredit dari yang berwenang
d. Kesesuaian informasi yang dicantumkan dalam memo kredit dengan informasi
yang tercantum dalam pendukungnya (misalnya informasi nama customer,
nama dan spesifikasi barang, kuantitas yang dikirimkan, dan satuan barang)
e. Kelengkapan dokumen pendukung memo kredit (laporan penerimaan barang)
f. Ketelitian pencatatan informasi yang tercantum dalam memo kredit ke dalam
buku pembantu piutang dan jurnal umum.
7.5 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Retur Penjualan
8. Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian pada Penghapusan
piutang
8.1 Fungsi yang terkait :
Fungsi pemberi otorisasi kredit, bertanggungjawab untuk membuat bukti memorial
atas dasar surat keputusan manajer yang berwenang untuk penghapusan piutang yang
sudah tidak dapat ditagih
Fungsi pencatat piutang , bertanggungjawab untuk mencatat berkurangnya piutang
karena transaksi penghapusan piutang yang tak tertagih.
Fungsi akuntansi umum, bertanggungjwab untuk mencatat transaksi penghapusan
piutang dlam jurnal umum.
8.2 Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam transaksi penghapusan piutang adalah :

Bukti memorial. Merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan transaksi ke


dalam jurnal umum.

Surat keputusan manajer yang berwenang tentang penghapusan piutang. Merupakan


dokumen pendukung bukti memorial.

8.3 Penjelasan aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam transaksi penghapusan


piutang :
1. Penggunaan bukti memorial yang diotorisasi untuk penghapusan piutang.
Penghapusan piutang hanya dilaksanakan setelah diperoleh kepastian tentang
ketidakmampuan debitur memenuhi kewajibannya. Persetujuan atas bukti memorial
diwujudkan dalam bentuk tanda tangan otorisasi dari manager yang berwenang
pada formulir bukti memorial tersebut.
2. Setiap pencatatan harus dilandasi edngan dokumen sumber dan dokumen
pendukung yang lengkap. Pencatatan penghapusan piutang ke dalam jurnal umu
dan buku pembantu piutang harus didasarkan bukti memorial yang diotorisasi oleh
manager yang berwenang dan didukung dengan surat keputusan yang dikeluarkan
oleh menajemen puncak. Aktivitas pengendalian intern ini menjamin asersi
keterjadian, hak dan kewajiban, dan penilaian atau lokasi.
3. Pengecekan secara independen posting ke dalam catatan akuntansi . dokumen
sumber yaitu bukti memorial dicatat melalui dua jalur yaitu pertama dicatat kea lam
jurnal umum dan kemudian diringkas kedalam akun control piutang dalam buku
besar dan yang kedua dicatat dalam buku pembantu piutang sebagai rincian akun
control piutang yang tercantum dalam buku besar. Aktifitas pengendalian
mengharuskan secara periodic diadakan rekonsiliasi antara buku pembantu piutang
dengan akun control piutang dalm buku besar.
4. Pertanggungjawaban semua bukti memorial secara periodic. Untuk mengendaliakn
transaksi yang terjadi menggunakan bukti memorial yang bernomor urut tercetak
sebagai alat pengendalian. Aktifitas untuk mengendalikan penggunaan bukti
memorial adalah dengan secara periodic meminta pertanggungjawaban pemakaian
dokumen bukti memorial kepada fungsi akuntansi dan untuk menjamin
kelengkapan informasi transaksi penghapusan piuang yang dicatat selama periode
akuntansi tertentu.
5. Panduan akun dan review pemberian kode. Ketersediaan buku panduan kode akun
dan review terhadap pemberian kode akun pada saat pembuatan dokumen sumber
menjamin keakuratan posting sehingga asersi kelengkapan, serta penyajian dan
pengungkapan menjadi andal.
8.4 Penjelasan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Pengapusan piutang
8.4.1 Lakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan pembebanan kerugian piutang.
Dalam pengamatan terhadap pelaksanaan perhitungan dan perencanaan pembebanan
kerugian piutang in, auditor melakukan pengamatan terhadap :
1. Perhitungan umur piutang yang dipakai sebagai dasar penentuan jumlah kerugian
piutang yang dibebankan ke tahun yang diaudit.
2. Persetujuan bukti memorial oleh manajer yang berwenang.
8.4.2 Periksa dari jurnal umum dan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen
pendukung. Aktivitas pengendalian yang diperiksa auditor dalam pemeriksaan
terhadap bukti memorial tersebut adalah :
1. Penggunaan formulir bukti memorial yang bernomor urut tercetak.
2. Adanya pertanggungjawaban penggunaan formulir bukti memorial yang
bernomor urt tercetak tersebut.
3. Tanda tangan otorisasi atas bukti memorial dari yang berwenang.
4. Kesesuaian informasi yang dicantumkan dalam bukti memorial dengan
informasi yang tercantum dalam dokumen pendukungnya ( daftar umur
piutang ).
5. Kelengkapan dokumen pendukung bukti memorial ( adanya daftar umur
piutang ).
6. Tanda tangan otorisasi atas dokumen pendukung dari yang berwenang.
7. Ketelitian pencatatan informasi yang tercantum dalam bukti memorial ke
dalam buku pembantu biaya dan jurnal umum.
8.4.3 Periksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan
pertanggungjawaban pemakain formulir tersebut. Dalam transaksi pencadangan
kerugian piutang, formulir bukti memorial harus bernomor urut tercetak dan
pemakaian formulir tersebut dipertanggungjawabkan melalui pemakaian nomor
urut tercetak tersebut.
8.4.4 Periksa bukti memorial yang disetujui dan melakukan pengusutan ke dokumen
dan catatan akuntansi yang bersangkutan. Untuk membuktikan transaksi
pencadangan kerugian piutang didahului dengan adanya otorisasi dari manajer
yang berwenang, auditor memriksa bukti memorial dari arsip dokumen tersebut
yang disimpan oleh fungsi akuntansi umum.
8.4.5 Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu dan
jurnal. Untuk menguji keandalan prosedur pencatatan transaksi pencadangan
kerugin piutang , auditor menguji ketelitian posting ringkasan jurnal umum ke
dalam akun yang bersangkutan dalam buku besar
9. Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian – transaksi pencadangan
kerugian piutang

Fungsi yang terkait


1. Fungsi pencatatan piutang. Dalam transaksi pencadangan piutang, fungsi ini
bertanggungjawab membuat daftar umur piutang yang dipakai sebagai dasar untuk
mengestimasi jumlah piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih.
2. Fungsi akuntansi biaya. Dalam transaksi pencadangan kerugian piutang, fungsi ini
bertanggungjawab mencatat biaya kerugian piutang yang di bebankan dalam periode
akuntansi tertentu.
3. Fungsi akuntansi umum. Fungsi ini bertanggungjawab mencatat transaksi kerugian
piutang dalam jurnal umum.

Dokumen

Dokumen yang digunakan dalam transaksi pencadangan kerugian piutang dapat dilihat
berikut ini:

1. Bukti memorial. Dokumen ini dibuat oleh fungsi pencatat piutang sebagai dasar pencatatan
transaksi pencadangan kerugian piutang dalam jurnal umum.
2. Daftar umum piutang. Pencadangan kerugian piutang didasarkan atas analisis umur
piutang, sebagai dasar pembuatan bukti memorial untuk mencatat jumlah kerugian
piutang, daftar umum piutang dibuat oleh fungsi pencatat piutang.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pencadangan kerugian piutang adalah:

a.Jurnal umum. Dalam transaksi pencadangan kerugian piutang, catatan ini digunakan untuk
mencatat kerugian piutang yang dibebankan dalam periode akuntansi tertentu berdasarkan
dokumen bukti memorial.akun yang di debit dan di kredit dalam pencatatan transaksi
pencadangan kerugian piutang adalah:

biaya kerugian piutang xxx

cadangangan kerugian piutang usaha xxx

b.Buku besar. Akun buku besar yang terkait dalam transaksi pencadangan kerugian piutang
adalah: biaya kerugian piutang dan cadangan kerugian piutang.

* Penjelasan aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam transaksi pencadangan


kerugian piutang
Berdasarkan salah saji yang diperkirakan dapat terjadi dalam transaksi pencadangan kerugian
piutang sebagaimana dirinci dalam gambar 13.10, aktivitas pengendalian yang dapat mencegah
dan mendeteksi salah saji tersebut mencakup:

1.Penggunaan bukti moral yang diotorisasi untuk setiap pencadangan kerugian piutang.
Pencadangan kerugian piutang biasanya hanya dibuat sekali setahun, pada saat dilakukan
penyusunan laporan keuangan tahunan. Dengan demikian fungsi penjualan ini bertanggung
jawab atas perintah pencatatan biaya kerugian piutang dan cadangan kerugian piutang, aktivitas
pengendalian ini ditujukan untuk menjamin asersi keterjadian transaksi retur penjualan.

2.Setiap pencatatan harus dilandasi dengan dokumen sumber dan dokumen pendukung yang
lengkap. Pencatatan pencadangan kerugian piutang melibatkan estimasi jumlah piutang yang
diperkirakan tidak dapat ditagih. Aktivitas pengendalian intern ini menjamin asersi keterjadian,
hak dan kewajiban, dan penilaian atau alokasi.

3.Pengecekan secara independen posting ke dalam catatan akuntansi. Dalam pencatatan


pencadangan kerugian piutang, dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan biaya
adalah bukti memorial. Data dari dokumen ini dicatat melalui dua jalur: (1) dicatat ke dalam
jurnal umum dan kemudian diringkas ke dalam akun control biaya dalam buku besar, (2) dicata
dalam buku pembantu biaya sebagai rincian akun control biaya yang tercantum dalam buku
besar.

4.Pertanggungjawaban semua bukti memorial secara periodic. Bukti memorial digunakan oleh
perusahaan sebagai dokumen sumber untuk mencatat berbagai transaksi intern yang bersifat
umum, seperti depresiasi aktiva tetap, amortisasi aktiva tidak berwujud, pencadangan kerugian
piutang, penghapusan piutang, alokasi biaya, dan berbagai adjustment.

5.Panduan akun dan review pemberian kode. Keakuratan posting transaksi ke dalam buku
pembantu biaya dank le jurnal umum di tentukan oleh pemberian kode akun dalam pembuatan
dokumen sumber ( bukti memorial ).

* Penjelasan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi


pencadangan kerugian piutang
Dalam pengamatan terhadap pelaksanaan perhitungan dan pencatatan pembebanan kerugian
piutang ini, auditor melakukan pengamatan terhadap:

a.Perhitungan umur piutang yang dipakai sebagai dasar penentuan jumlah kerugian piutang yang
dibebankan ke tahun yang diaudit.

b.Persetujuan bukti memorial oleh manajer yang berwenang.

* Perancangan program audit untuk pengujain pengendalian – transaksi penghapusan


piutang

Fungsi yang terkait:

Berbagai fungsi yang terkait dalam transaksi penghapusan piutang yang berada ditangan unit
organisasi berikut ini:

a.Fungsi pemberi otorisasi kredit. Dalam transaksi penghapusan piutang, fungsi ini
bertanggungjawab untuk membuat bukti memorial atas dasar surat keputusan manajer yang
berwenang untuk penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih.

b.Fungsi pencatat piutang. Dalam transaksi penghapusan piutang, fungsi ini bertanggungjawab
untuk mencatat berkurang nya piutang karena transaksi penghapusan piutang yang tidak tertagih.

c.Fungsi akuntansi umum. Dalam transaksi penghapusan piutang, fungsi ini bertanggungjawab
untuk mencatat tgransaksi penghapusan piutang dalam jurnal umum.

Penjelasan Aktivitas Pengendalian yang Diperlukan dalam

Transaksi Penghapusan Piutang

Berdasarkan salah saji yang di perkirakan dapat terjadi dalam transaksi penghapusan piutang
sebagaimana dirinci dalam gambar 13.13, aktivitas pengendalian yang dapat mencegah dan
mendeteksi salah saji tersebut mencakup:

1. Penggunaan bukti memorial yang diotorisasi untuk seiap penghapusan piutang.


Penghapusan piutang biasanya hanya dilaksanakan setelah diperoleh kepastian
tentang ketidakmampuan debitur dalam memenuhi kewajibannya.
2. Setiap pencatatan harus dilandasi dengan dengan dokumen sumber dan dokumen
pendukung yang lengkap. Pencatatan penghapusan piutang memerlukan bukti
tentang ketidakmampuan debitur dalam melunasi kewajibannya.
3. Pengecekan secara independen posting kedalam catatan akuntansi. Dalam pencatatan
penghapusan piutang, dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan
pengurangan piutang adalah bukti memorial.
4. Pertanggungjawaban semua bukti memorial secara periodic. Bukti memorial
digunakan perusahaan sebagai dokumen sumber untuk mencatat sebagai transaksi
intern yang bersifat umum, seperti depresiasi aktiva tetap, amortisasi aktiva tidak
berwujud, pencadangan kerugian piutang, penghapusan piutang, alokasi biaya, dan
berbagai adjustment.
5. Panduan akun dan review pemberian kode.

Anda mungkin juga menyukai