Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN: PENGUJIAN


PENGENDALIAN TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT
Dosen Pembina : Alfasadun, DRS., M.M., A.Kt

Disusun Oleh :

FINDY TIARA ANANTASARI


18.05.52.5013
S1 - AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS STIKUBANK (UNISBANK)
SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah tentang Audit Terhadap Siklus Pendapatan: Pengujian Pengendalian
Transaksi Penjualan Kredit. Semoga makalah ini berguna dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak
Alfasadun, DRS., M.M., A.Kt selaku Dosen mata kuliah Audit Keuangan yang
telah memberikan tugas kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun
ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ i


Daftar Isi ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Deskripsi Siklus Pendapatan ................................................................... 3
2.2 Tujuan Audit terhadap Siklus Pendapatan .............................................. 3
2.3 Model perancangan program audit untuk pengujian pengendalian ........ 5
2.4 Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap
Transaksi Penjualan Kredit ..................................................................... 6
2.4.1 Fungsi yang Terkait ........................................................................ 6
2.4.2 Dokumen ........................................................................................ 8
2.4.3 Catatan akuntansi .......................................................................... 10
2.4.4 Penjelasan Aktivitas Pengendalian dalam Sistem Informasi
Akuntansi Penjualan Kredit .......................................................... 11
2.4.5 Penjelasan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap
Transaksi Penjualan Kredit ........................................................... 15
BAB III PENUTUP .............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan berkembangnya teknologi di era modern ini,
mengakibatkan segala sesuatu yang memungkinkan diatur secara teknologi yang
diusahakan secara maksimal.Usaha manusia untuk memunculkan terobosan baru
di bidang teknologi sangat mendukung proses kerja yang pada awalnya
memerlukan waktu yang relatif lama menjadi dapat terselesaikan dengan waktu
yang relatif singkat dengan hasil yang memuaskan, walaupun dengan teknologi
yang modern pengeluaran biaya operasional yang diperlukan akan semakin
banyak. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan
kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien umtuk mempertahankan
eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat penting
untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian,
pengelolaan sistem informasi merupakan hal yang sangat penting untuk
dilakukan.
Bagi perusahaan yang bergerak, sistem informasi memainkan sebuah
peranan yang penting dalam mengukur tindakan dan hasil serta dalam
mendefinisikan penghargaan yang akan diterima oleh para individu. Dan setiap
pengoperasian perusahaan terjadi siklus pendapatan perusahaan yang mencakup
aktivitas bisnis dalam penyerahan barang atau jasa kepada pelanggan dan
penerimaan pembayaran kas dari penyerahan barang dan jasa yang dilakukan
tersebut. Sehingga sebuah perusahaan melakukan berbagai pencatatan yang terjadi
dalam siklus pendapatan demi terjaganya sistem pengendalian perusahaan tetap
stabil.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Siklus Pendapatan ?
2. Apa saja tujuan audit terhadap Siklus Pendapatan ?
3. Bagaimana Model Perancangan Program Audit untuk Pengujian
Pengendalian ?
4. Bagaimana Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian
terhadap Transaksi Penjualan Kredit ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang apa itu Siklus Pendapatan.
2. Untuk mengetahui tujuan audit terhadap Siklus Pendapatan.
3. Untuk mengetahui model perancangan program audit untuk pengujian
pengendalian.
4. Untuk mengetahui perancangan program audit untuk pengujian
pengendalian terhadap penjualan kredit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Deskripsi Siklus Penjualan


Siklus pendapatan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik
secara kredit maupun tunai, retur penjualan, pencadangan kerugian piutang, dan
penghapusan piutang. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari customer
telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka
waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada customer-nya. Transaksi
penjualan kredit dilakukan melalui sistem penjualan kredit. Dalam transaksi
penjualan tunai, barang diserahkan oleh fungsi pengiriman kepada customer atau
jasa baru diserahkan jika fungsi penerimaan kas setelah menerima uang dari
customer. Transaksi ini dilaksanakan melalui sistem penjualan tunai.
Pendapatan perusahaan dapat berkurang karena barang yang dijual
dikembalikan oleh customer ke penjual dan pencadangan kerugian akibat tidak
tertagihnya piutang usaha. Transaksi penerimaan kembali barang yang telah dijual
dilaksanakan melalui sistem retur penjualan dan transaksi pencadangan kerugian
piutang usaha dilaksanakan melalui sistem pencadangan kerugian piutang usaha.
Piutang yang dimiliki oleh perusahaan dapat berkurang karena debitur
tidak mampu melunasi utangnya. Transaksi penghapusan piutang ini dilaksanakan
melalui sistem penghapusan piutang.

2.2. Tujuan Audit Terhadap Siklus Pendapatan


Tujuan audit terhadap siklus pendapatan adalah sebagai berikut :
Kelompok Tujuan Audit terhadap Tujuan Audit terhadap
Asersi Golongan Transaksi Saldo Akun
Transaksi penjualan kredit Piutang usaha mencermin-
dan tunai mencerminkan kan jumlah yang terutang
Keberadaan
produk yang diserahkan oleh customer yang ada pada
atau
kepada customer selama tanggal neraca
Keterjadian
periode yang diaudit.

3
Transaksi adjustment
penjualan mencerminkan
pengurangan penjualan karena
retur penjualan, pencadangan
kerugian piutang, dan
penghapusan piutang yang
diotorisasi selama periode
yang diaudit
Semua transaksi penjualan
Piutang usaha mencakup
dan adjustment terhadap
semua klaim kepada
Kelengkapan penjualan yang terjadi selama
customers pada tanggal
periode yang diaudit telah
neraca.
tercatat.
Entitas memiliki hak atas Piutang usaha pada tanggal
Hak dan piutang usaha dan kas sebagai neraca mencerminkan klaim
Kewajiban hasil dari transaksi dalam resmi entitas kepada
siklus pendapatan. customers.
Piutang usaha mencermin-
kan klaim yang baik pada
tanggal neraca dan sesuai
Semua transaksi penjualan dengan jumlah buku
dan adjustment penjualan telah pembantu piutang.
Penilaian atau
dicatat dalam jurnal, diringkas, Cadangan kerugian piutang
Alokasi
dan diposting ke dalam akun mencerminkan estimasi yang
dengan benar. masuk akal beda antara
jumlah piutang bruto dengan
nilai piutang bersih yang
dapat direalisasikan.
Rincian transaksi penjualan Piutang usaha diidentifikasi
Penyajian atau atau adjustment penjualan dan diklasifikasi dengan
Pengungkapan mendukung penyajian angka semestinya dalam neraca.
penjualan dan piutang usaha Pengungkapan memadai telah

4
dalam laporan keuangan, baik dibuat berkaitan dengan
klasifikasinnya maupun piutang usaha yang
pengungkapannya. digadaikan.

2.3. Model Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian

(1)
Pemahaman sistem informasi
akuntansi untuk pelaksanaan
transaksi : penjualan kredit,
penjualan tunai, retur penjualan,
penghapusan piutang usaha.

(2)
Penentuan kemungkinan salah
saji dalam setiap tahap
pelaksanaan transaksi :
penjualan kredit, penjualan
tunai, retur penjualan,
penghapusan piutang usaha.

(4)
(3)
Penentuan prosedur audit untuk
Penentuan aktivitas
mendeteksi efektivitas aktivitas
pengendalian yang diperlukan
pengendalian
untuk mendeteksi dan mencegah
salah saji dalam setiap tahap
pelaksanaan transaksi :
penjualan kredit, penjualan (5)
tunai, retur penjualan, Penyusunan program audit untuk
penghapusan piutang usaha. pengujian pengendalian terhadap
transaksi

5
Uraian tentang perancangan program audit untuk pengujian pengendalian
terhadap berbagai transaksi yang membentuk siklus pendapatan dibagi menjadi
beberapa tahap berikut ini :
1. Fungsi Terkait
2. Dokumen
3. Catatan Akuntansi
4. Bagan alir sistem informasi akuntansi
5. Salah saji potensial, aktivitas pengendalian yang diperlukan, dan prosedur
audit untuk pengujian pengendalian yang diperlukan
6. Penjelasan aktivitas pengendalian yang diperlukan
7. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap
transaksi yang bersangkutan
8. Penjelasan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi
bersangkutan.

2.4. Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap


Transaksi Penjualan Kredit
2.4.1 Fungsi yang Terkait
Berbagai fungsi yang terkait dalam siklus pendapatan terhadap penjulan
kredit berada di tangan unit organisasi berikut ini :
1. Fungsi Penjualan (Bagian Order Penjualan)
Fungsi ini bertanggung jawab menerima surat order dari customer,
mengedit order dari customer untuk menambah informasi yang belum ada
pada surat order tersebut (seperti spesifikasi barang dan rute pengiriman),
meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang
mana barang yang akan dikirim, dan mengisi surat order pengiriman.
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat “back order” pada
saat diketahui tidak tersedianya sediaan untuk memenuhi order dari
customer dan memo kredit untuk retur penjualan.

6
2. Fungsi Pemberi Otorisasi Kredit (Bagian Kredit)
Fungsi ini berada dibawah Departemen Keuangan yang
bertanggung jawab untuk meneliti status kredit customer dan memberikan
otorisasi pemberian kredit kepada customer.
Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk membuat bukti memorial
atas dasar surat keputusan Direktur Keuangan untuk penghapusan piutang
yang sudah tidak dapat tertagih.
3. Fungsi Penyimpanan Barang (Bagian Gudang)
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan
menyiapkan barang yang dipesan oleh customer, serta menyerahkan
barang ke fungsi pengiriman
4. Fungsi Pengiriman Barang (Bagian Pengiriman)
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas
dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan.
Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada
barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang
berwenang.
Otorisasi pengiriman barang dapat berupa surat order pengiriman
yang ditandatangani oleh fungsi penjualan, memo debit yang
ditandatangani oleh fungsi pembelian untuk barang yang dikirimkan
kembali kepada pemasok (retur pembelian), dan surat perintah kerja dari
fungsi produksi mengenai penjualan/pembuangan aktiva tetap yang sudah
tidak dipakai.
5. Fungsi Penagihan (Bagian Penagihan)
Fungsi ini bertanggung jawab membuat dan mengirimkan faktur
penjualan kepada customer, serta menyediakan copy faktur bagi
kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi pencatat piutang,
fungsi akuntansi biaya, fungsi akuntansi umum.
6. Fungsi Pencatatan Piutang (Bagian Piutang)
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul
dari transaksi penjualan kredit, mencatat berkurangnya piutang karena
transaksi retur penjualan, penerimaan kas dari piutang, penghapusan

7
piutang yang tidak tertagih, dan membuat serta mengirimkan pernyataan
piutang kepada para debitur.
7. Fungsi Akuntansi Biaya (Bagian Akuntansi Biaya)
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat kos produk jadi yang
dijual dalam buku pembantu sediaan dan mencatat kos produk jadi yang
dikembalikan oleh customer dalam transaksi retur pembelian.
8. Fungsi Akuntansi Umum (Bagian Akuntansi Umum)
Fungsi ini bertanggung jawab mencatat transaksi penjualan kredit
dan penjualan tunai dalam jurnal penjualan.
9. Fungsi Penerimaan Barang (Bagian Penerimaan Barang)
Fungsi ini bertanggung jawab menerima barang, baik yang berasal
dari transaksi pembelian maupun yang berasal dari transaksi retur
penjualan.

2.4.2 Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam transaksi penjualan kredit dibagi menjadi
2 (dua) golongan, yaitu :
1. Dokumen Sumber (source documents)
Yaitu dokumen yang dipakai sebagai dasar pencatatan kedalam catatan
akuntansi, seperti Faktur Penjualan. Faktur penjualan merupakan dokumen
yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang.
 Berbagai Tembusan Faktur Penjualan seperti :
1) Faktur Penjualan (customer’s copies)
Merupakan lembar pertama yang dikirim kepada customer. Jumlah
lembar faktur penjualan yang dikirim kepada customer adalah tergantung
dari permintaan customer.
2) Tembusan Piutang (account receivable copy)
Tembusan faktur penjualan yang dikirimkan ke fungsi pencatat piutang
sebagai dasar untuk mencatat piutang dalam buku pembantu piutang.
3) Tembusan Jurnal Penjualan (sale journal copy)
Tembusan yang dikirimkan ke fungsi akuntansi umum sebagai dasar
untuk mencatat transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan.

8
4) Tembusan Analisis (analysis copy)
Tembusan yang dikirim ke fungsi akuntansi biaya sebagai dasar untuk
menghitung kos produk yang dijual yang dicatat dalam buku pembantu
sediaan, untuk analisis penjualan, dan untuk perhitungan komisi
wiraniaga (salesperson).
5) Tembusan Wiraniaga (salesperson copy)
Dikirimkan kepada wiraniaga untuk memberitahu bahwa order dari
customer yang lewat ditangannya telah dipenuhi sehingga
memungkinkannya menghitung komisi penjualan yang menjadi haknya.

2. Dokumen Pendukung (corroborating documents / dokumen penguat)


Yaitu dokumen yang membuktikan validitas terjadinya transaksi, seperti
Surat Order Pengiriman dan Surat Muat (bill of lading).
 Berbagai Tembusan Surat Order Pengiriman terdiri dari :
1) Surat Order Pengiriman
Merupakan lembar pertama surat order pengiriman yang memberikan
otorisasi kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan jenis barang
dengan jumlah dan spesifikasi seperti yang tertera diatas dokumen
tersebut.
2) Tembusan Kredit (credit copy)
Dokumen yang digunakan untuk memperoleh status kredit customer dan
untuk mendapatkan otorisasi penjualan kredit dari fungsi pemberi
otorisasi kredit.
3) Surat Pengakuan (acknowledgment copy)
Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi penjualan kepada customer untuk
memberitahu bahwa ordernya telah diterima dan dalam proses
pengiriman.
4) Surat Muat (bill of lading)
Dokumen yang digunakan sebagai bukti penyerahan sebagai bukti
penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan angkutan umum.
Surat muat ini biasanya dibuat 3 lembar ke-2 lembar untuk perusahaan
angkutan umum, dan 1 lembar disimpan oleh perusahaan setelah
ditandatangani oleh wakil perusahaan angkutan umum tersebut.

9
5) Slip Pembungkus (packing slip)
Dokumen ini ditempelkan pada pembungkus barang untuk memudahkan
fungsi penerimaan customer mengidentifikasi barang-barang yang
diterimanya.
6) Tembusan Gudang (warehouse copy)
Merupakan tembusan surat order pengiriman yang dikirim ke fungsi
gudang untuk menyiapkan jenis barang dengan jumlah seperti yang
tercantum di dalamnya, agar menyerahkan barang tersebut ke fungsi
pengiriman, dan untuk mencatat barang yang dijual dalam kartu gudang.
7) Arsip Pengawasan Pengiriman (sales order follow-up copy)
Merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan oleh fungsi
penjualan menurut tanggal pengiriman yang dijanjikan. Jika fungsi
penjualan telah menerima tembusan surat order pengiriman dari fungsi
pengiriman yang merupakan bukti telah dilaksanakan pengiriman barang,
arsip pengawasan pengiriman ini kemudian diambil dan dipindahkan ke
arsip order pengiriman yang telah dipenuhi. Arsip pengawasan
pengiriman merupaan sumber informasi untuk membuat laporan
mengenai pesanan customer yang belum dipenuhi (order backlogs).
8) Arsip Indeks Silang (cross-index file copy)
Merupakan tembusan usrat order pengiriman yang diarsipkan secara
alfabetik menurut nama customer untuk memudahkan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari customer mengenai status pesanannya.

2.4.3 Catatan Akuntansi


Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah :
1. Jurnal Penjualan. Berfungsi untuk mencatat transaksi penjualan kredit
berdasarkan dokumen sumber Faktur Penjualan. Akun yang didebit dan
dikredit dalam pencatatan transaksi penjualan kredit adalah :
Piutang Usaha xx
Pendapatan Penjualan xx

10
2. Jurnal Umum. Berfungsi untuk mencatat kos produk yang dijual
berdasarkan dokumen bukti memorial. Akun yang didebit dan dikredit dalam
pencatatan transaksi retur penjualan adalah :
Kos Produk yang Dijual xx
Sediaan Produk Jadi xx

3. Buku Pembantu Piutang. Berfungsi sebagai buku pembantu yang


digunakan untuk mencatat bertambahnya piutang kepada debitur tertentu
berdasarkan dokumen sumber Faktur Penjualan.
4. Buku Pembantu Sediaan. Berfungsi sebagai buku pembantu yang
digunakan untuk mencatat kos produk jadi tertentu yang dijual berdasarkan
dokumen sumber Faktur Penjualan.
5. Buku Besar. Akun yang terkait dalam siklus pendapatan adalah : Piutang
Usaha, Pendapatan Penjualan, Kos Produk yang Dijual dan Sediaan Produk
Jadi.

2.4.4 Penjelasan Aktivitas Pengendalian dalam Sistem Informasi Akuntansi


Penjualan Kredit
Berdasarkan salah saji yang diperkirakan dapat terjadi dalam transaksi
penjualan kredit, aktivitas pengendalian yang dapat mencegah dan mendeteksi
salah saji tersebut mencakup :
1. Penggunaan surat order penjualan yang diotorisasi untuk setiap
penjualan. Persetujuan dimulainya kegiatan penjualan diwujudkan dalam
bentuk tanda tangan otorisasi dari fungsi penjualan pada formulir surat order
pengiriman. Dengan demikian fungsi penjualan ini bertanggung jawab atas
perintah pengiriman yang ditujukan kepada fungsi pengiriman arang dalam
pemenuhan order yang diterimannya. Aktivitas pengendalian ini ditujukan
untuk menjamin asersi transaksi penjualan kredit
2. Fungsi pemberi otorisasi kredit mengecek semua customer baru. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi risiko tidak tertagihnya piutang, oleh karena itu
transaksi penjualan kredit harus mendapatkan otorisasi dari fungsi pemberi
otorisasi kredit sebelum barang dikirimkan kepada customer. Aktivitas

11
pengendalian ini ditujukan untuk menjamin asersi penilaian transaksi
penjualan kredit.
3. Penentuan bahwa customer berada dalam daftar customer yang telah
disetujui. Untuk dapat tercantum dalam daftar tersebut, customer harus
memenuhi kriteria tertentu (misalnya kemampuan dan keandalan keuangan
customer) yang ditetapkan fungsi pemberi otorisasi kredit.
4. Pengecekan batas kredit sebelum penjualan kredit dilaksanakan.
Penjualan kredit hanya dapat dilakukan kepada customer yang belum
melampaui batas kredit maksimum. Aktivitas pengendalian ini ditujukan
untuk menjamin asersi penilaian transaksi penjualan kredit.
5. Barang dikeluarkan dari gudang hanya atas dasar surat order
pengiriman yang telah diotorisasi. Fungsi penyimpanan barang hanya dapat
melakukan pengeluaran barang jika mendapat perintah dari fungsi penjualan
dala surat order pengiriman barang yang diotorisasi oleh fungsi penjualan.
6. Pengecekan barang yang dikirim dengan surat order pengiriman.
Kecermatan jenis, spesifikasi, kualitas dan kuantitas barang yang dikirim
kepada customer dapat dijamin dengan melakukan kegiatan pengecekan
barang berdasarkan informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman.
Aktivitas pengendalian ini ditujukan untuk menjamin asersi keterjadian dan
kelengkapan.
7. Pemisahan fungsi pengiriman barang dari fungsi penjualan. Pemisahan
ini dimaksudkan untuk menciptakan pengecekan intern terhadap transaksi
penjualan kredit. Dengan dipisahkannya fungsi penjualan dari fungsi pemberi
otorisasi kredit, risiko tidak tertagihnya piutang dapat dikurangi.
8. Pembuatan dokumen pengiriman untuk setiap pengiriman barang.
Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi pengiriman ke fungsi penagihan sebagai
bukti telah dilaksanakan pengiriman barang sesuai dengan perintah
pengiriman barang yang diterbitkan oleh fungsi penjualan, sehingga fungsi
penagihan dapat segera melaksanakan pengiriman faktur penjualan sebagai
dokumen penagihan piutang. Aktivitas pengendalian ini digunakan untuk
memberikan jaminan keterjadian transaksi penjualan kredit.

12
9. Setiap faktur penjualan harus dilampiri dengan surat order pengiriman
yang telah diotorisasi dan dokumen pengiriman. Agar menjadi dokumen
yang andal, dokumen sumber faktur penjualan harus dilampiri dengan
dokumen pendukung: (1) surat order pengiriman yang telah diotorisasi oleh
fungsi penjualan dan (2) dokumen pengiriman, berupa copy surat order
pengiriman yang telah dibubuhi cap “sudah dikirim” dan tanda tangan fungsi
pengiriman serta surat muat.
10. Pencocokan faktur penjualan dengan dokumen pengiriman. Hal ini
bertujuan untuk menjamin kelengkapan informasi yang tercantum dalam
faktur penjualan dengan informasi yang tercantum dalam copy surat order
pengiriman dan surat muat. Akivitas pengendalian ini ditujukan unuk
menjamin asersi keberadaan atau keterjadian transaksi penjualan kredit.
11. Pertanggungjawaban secara periodik dokumen pengiriman. Dilakukan
dengan mencocokan jumlah barang yang telah dikirim dengan yang telah
dibuatkan pada faktur penjualannya. Aktivitas pengendalian ini untuk
menjamin kelengkapan informasi transaksi penjualan yang dicatat selama
periode akuntansi tertentu.
12. Pengecekan independen terhadap pemberian harga dalam faktur
penjualan. Untuk menjamin keakuratan jumlah rupiah yang ditagihkan
kepada customer, perlu dilakukan pengecekan independen terhadap
pemberian harga satuan dalam faktur penjualan. Aktivitas pengendalian ini
digunakan untuk menjamin keandalan asersi penilaian.
13. Setiap pencatatan harus dilandasi dokumen sumber faktur penjualan
dan dokumen pendukung yang lengkap. Catatan akuntansi yang andal
harus didukung oleh dokumen sumber yang telah diotorisasi oleh yang
berwenang dan dokumen sumber tersebut didukung oleh dokumen
pendukung yang lengkap dan diotorisasi oleh yang berwenang. Aktivitas
pengendalian ini digunakan untuk menjadikan andal berbagai asersi berikut
ini: keberadaan atau keterjadian, hak dan kewajiban, penilaian.
14. Pengecekan secara independen posting ke dalam buku pembantu
piutang dengan akun kontrol piutang dalam buku besar. Rekonsiliasi
merupakan cara pencocokan 2 data yang dicatat dalam catatan akuntansi

13
yang berbeda namun berasal dari sumber yang sama. Untuk mengecek
ketelitian data akuntansi yang dicatat di akun kontrol piutang dalam buku
besar, aktivitas pengendalian mengharuskan secara periodik diadakan
rekonsiliasi antara buku pembantu piutang dengan akun kontrol piutang
dalam buku besar.
15. Pertaggungjawaban semua faktur penjualan secara periodik. Untuk
menjamin bahwa semua faktur penjualan yang dibuat selama periode
tertentu telah dicatat ke dalam jurnal penjualan dan buku pembantu piutang,
secara periodik fungsi penagihan harus mempertanggungjawabkan semua
faktur penjualan yang dibuat selama periode akuntansi tertentu dan
memeriksa apakah semua faktur penjualan tersebut telah dicatat kedalam
catatan akuntansi semestinya. Aktivitas pengendalian ini ditujukan untuk
menjamin asersi kelengkapan transaksi penjualan kredit.
16. Panduan akun dan review terhadap pemberian kode akun. Keakuratan
posting transaksi ke dalam buku pembantu piutang dan ke jurnal penjualan
ditentukan oleh pemberi kode akun dalam pembuatan dokumen sumber
(faktur penjualan). Oleh karena itu ketersediaan buku panduan kode akun
dan review terhadap pemberian kode akun pada saat pembuatan dokumen
sumber menjamin keakuratan posting sehingga asersi penyajian dan
pengungkapan menjadi andal.
17. Pengiriman pernyataan piutang bulanan kepada debitur. Hal ini untuk
menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi
pencatat piutang. Aktivitas pengendalian ini diciptakan dengan cara
pengecekan secara periodik ketelitian catatan akuntansi yang
diselenggarakan oleh perusahaan dengan catatan akuntansi yang
diselenggarkan oleh pihak luar atau bebas. Untuk mengecek ketelitian
catatan piutang entitas, secara periodik fungsi pencatat piutang diharuskan
membuat pernyataan piutang dan mengirimkannya kepada debitur yang
bersangkutan.

14
2.4.5 Penjelasan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap
Transaksi Penjualan Kredit
Ada beberapa langkah yang dilakukan untuk melakukan audit untuk
pengujian pengendalian terhadap transaksi penjualan kredit, diantaranya :
1. Lakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan penjualan,
pengiriman barang, penagihan dan pengiriman pernyataan piutang.
Pengamatan ini ditujukan untuk membuktikan:
a. Adanya pemisahan 3 fungsi pokok: fungsi operasi, fungsi penyimpanan
dan fungsi akuntansi dalam penanganan sistem penjualan kredit.
b. Setiap transaksi penjualan kredit dilaksanakan oleh lebih dari satu unit
organisasi sehingga tercipta adanya pengecekan intern dalam setiap
pelaksanaan transaksi tersebut.
2. Ambil sampel transaksi penjualan dari jurnal penjualan dan lakukan
pemeriksaan terhadap dokumen pendukung. Auditor mengambil sampel
faktur penjualan dari arsip dokumen yang diselenggarakan oleh fungsi
pencatat piutang. Aktivitas pengendalian yang diperiksa oleh auditor dalam
pemeriksaan terhadap faktur penjualan adalah :
a. Penggunaan formulir faktur penjualan yang beronomor urut tercetak.
b. Adanya pertanggungjawaban penggunaan formulir faktur penjualan
yang bernomor urut tercetak tersebut.
c. Tanda tangan otorisasi atas faktur penjualan dari yang berwenang.
d. Kesesuaian informasi yang dicantumkan dalam faktur penjualan dengan
informasi yang tercantum dalam dokumen pendukung.
e. Kelengkapan dokumen pendukung faktur penjualan (Surat Order
Pengiriman dan Surat Muat).
f. Tanda tangan otorisasi atas dokumen pendukung dari yang berwenang.
g. Kesesuaian harga jual, syarat penjualan dan potongan yang tercantum
dalam faktur penjualan dengan peraturan yang berlaku mengenai hal
tersebut.
h. Ketelitian pencatata informasi yang tercantum dalam faktur ke dalam
buku pembantu piutang dan jurnal penjualan.

15
3. Periksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan
pertanggungjawaban pemakaian formulir tersebut. Dalam transaksi
penjualan kredit, formulir surat order pengiriman dan faktur penjualan harus
bernomor urut tercetak dan pemakaian formulir tersebut
dipertanggungjawabkan melalui pemakaian nomor urur tercetak tersebut.
Auditor memeriksa apakah klien menggunakan formulir bernomor urut
tercetak pada waktu auditor mengambil sampel surat order pengiriman dan
faktur penjualan.
4. Ambil sampel surat order pengiriman yang disetujui dan lakukan
pengusutan ke dokumen pendukung dan catatan akuntansi yang
bersangkutan. Untuk membuktikan bahwa setiap transaksi penjualan kredit
didahului dengan adanya otorisasi kredit dari fungsi pemberi otorisasi
kredit, auditor mengambil sampel surat order pengiriman dari arsip
dokumen yang disimpan oleh fungsi penjualan.
5. Periska adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku
pembantu dan jurnal. Untuk menguji keandalan prosedur pencatatan
transaksi penjualan kredit, auditor menguji ketelitian posting ringkasan
jurnal penjualan ke dalam akun yang bersangkutan dalam buku besar (akun
Piutang Usaha dan akun Pendapatan Penjualan). Auditor mengambil sampel
rekapitulasi bulanan jumlah kolom-kolom rupiah dalam jurnal dan
membandingkannya dengan jumlah yang di-posting dalam akun yang
bersangkutan dalam buku besar.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Siklus pendapatan terdiri dari sistem penjualan kredit, sistem penjualan
tunai, sistem retur penjualan dan sistem penghapusan piutang. Perancangan
program audit untuk pengujian pengendalian terhadap berbagai sistem informasi
akuntansi yang membentuk siklus pendapatan: sistem penjualan kredit, sistem
penjualan tunai, sistem retur penjualan, sistem pencadangan kerugian piutang dan
sistem penghapusan piutang
Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian berbagai sistem
informasi akuntansi yang membentuk siklus pendapatan melalui 5 tahap berikut :
1. Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan
transaksi.
2. Penentuan kemungkinan salah saji potensial dalam setiap tahap
pelaksanaan transaksi.
3. Penentuan aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan
mencegah salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi.
4. Penentuan prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas
pengendalian.
5. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap
transaksi.
Sistem informasi akuntansi yang membentuk siklus pendapatan diuraikan
sebagai berikut :
1. Fungsi Terkait.
2. Dokumen.
3. Catatan Akuntansi.
4. Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2008. Auditing, Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

18

Anda mungkin juga menyukai