Disusun Oleh:
Kelompok 2
UNIVERSITAS GARUT
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................... 2
A. Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran. 4
B. Fungsi-fungsi Bisnis dalam Siklus serta Dokumen dan Catatan
yang Terkait............................................................................................. 5
B.1 Memproses Pesanan Pembeli............................................................. 5
B.2 Menerima Barang dan Jasa................................................................. 6
B.3 Mengakui Kewajiban.......................................................................... 6
B.4 Memroses dan Mencatat Pengeluaran Kas......................................... 8
C. Bagaimana E-Commerce Mempengaruhi Siklus Akuisisi
dan Pembayaran...................................................................................... 8
D. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian
dan Pengujian Substantif atas Transaksi.............................................. 9
D.1 Memahami Pengendlian Internal-Penjualan....................................... 10
D.2 Menilai Risiko Pengendalian yang Direncanakan-Penjualan............. 10
D.3 Menentukan Luas Pengujian Pengendalian........................................ 11
D.4 Merancang Pengujian Pengendalian Untuk Penjualan....................... 11
E. Metodologi untuk Merancang Pengujian atas Rincian Saldo
Utang Usaha............................................................................................. 12
E.1 Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Utang
Usaha (Tahap I).................................................................................. 12
E.2 Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan Menilai
Risiko Inheren (Tahap I)..................................................................... 13
E.3 Menilai Risiko Pengendalian dan Merancang serta
Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
atas Transaksi (Tahap I dan II)........................................................... 13
E.4 Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)............ 13
E.5 Merancang dan Melaksanakan Pengujian atas Rincian Saldo
Utang Usaha....................................................................................... 14
2
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19
3
A. Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Tujuan keseluruhan dari audit atas siklus akuisisi dan pembayaran adalah
mengevaluasi apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh akuisisi barang dan
jasa serta pengeluaran kas bagi akuisisi tersebut disajikan secara wajar sesuai
dengan standar akuntansi. Terdapat tiga kelas transaksi yang dimasukkan
dalam siklus:
4
akan menunjukkan akun-akun pengendalian bagi ketiga kategori utama beban
yang digunakan oleh sebagian besar perusahaan. Untuk setiap akun
pengendalian, contoh akun beban pembantu juga disajikan. Perhatikan
sejumlah besar akun yang terpengaruhi oleh siklus ini. Karena itu, tidaklah
mengejutkan jika audit atas siklus akuisisi dan pembayaran sering kali
menghabiskan lebih banyak waktu ketimbang siklus lainnya.
Permintaan akan barang dan jasa oleh personal klien merupakan titik
awal bagi siklus ini. Betuk pasti dari permintaan itu dan persetujuan yang
diperlukan tergantung pada sifat barang dan jasa serta kebijakan
perusahaan. Dokumen yang umum digunakan meliputi:
5
atas bahan oleh seorang mandor ruangan penyimpanan, perbaikan
oleh pihak luar oleh personal kantor atau pabrik.
2. Pesanan Pembelian. adalah dokumen yang digunakan untuk
memesan barang dan jasa dari vendor. Pesanan terebut mencakup
deskripsi, kuantitas, dan informasi terkait mengenai barang dan jas
yang ingin dibeli perusahaan dan sering kali digunakan untuk
menunjukkan otorisasi akuisisi.
B.2 Menerima Barang dan Jasa
6
2. Memo Debet, merupakan dokumen yang diterima dari vendor
dan menunjukkan pengurangan jumlah yang terutang kepada
vendor akibat retur barang atau pengurangan yang diberikan.
3. Voucher, sering diguanakan organisasi dalam menetapkan cara
yang formal untuk mencatat dan mengendalikan akuisisi,
terutama dengan memungkinkan setiap transaksi akuisisi diberi
nomor urut.
4. File Transaksi Akuisisi, adalah file yang dibuat komputer
meliputi semua transaksi akuisisi yang diproses oleh sistem
akuntansi selama suatu periode. File ini berisi semua informasi
tentang setiap transaksi.
5. Jurnal Akuisisi atau Listing, jurnal tersebut mengidentifikasi
apakah akuisisi dilakukan secara tunai atau dengan piutang
usaha. Jurnal atau listing dapat mencakup periode selama
sebulan. Transaksi dicatat ke buku besar, ke file induk utang
usaha.
6. File Induk Utang Usaha, file induk utang usaha mencatat
transaksi akuisisi, pengeluaran kasm serta retut dan pengurangan
akuisisi untuk setiap vendor. File induk ini diperbaharui dari file
transaksi akuisisi, retur dan penguranga, serta pengeluaran kas
yang terkomputerisasi.
7. Neraca Saldo Utang Usaha, mencantumkan jumlah yang
terutang kepada setiap vendor atau dari setiap faktura tau
voucher pada suatu titik waktu. Neraca tersebut dibuat secara
langsung dari file induk utang usaha.
8. Laporan Vendor, adalah dokumen yang disiapkan setiap bulan
oleh vendor dan menunjukkan saldo awal, akuisisi, retur dan
pengurangan, pembayaran kepada vendor, dan saldo akhir.
7
B.4 Memproses dan Mencatat Pengeluaran Kas
8
pemasok dan pelanggan bisnis mengkomunikasikan serta melakuka bisnis
secara langsung dalam setting yang aman.
9
*Luas pengujian pengendalian ditentukan oleh ketergantungan yang
direncanakan pada pengendalian. Bagi perusahaan publik, pengujian harus
mencukupi untuk menerbitkan opini tentang pengendalian internal terhadap
pelaporan keuangan.
10
b. Audtor harus mengidentifikasi pengendalian internal utama dan
kelemahannya bagi penjualan
c. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahnnya, audtor
mengaitkannya dengan tujuan
d. Auditor menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan
mengevaluasi pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan
11
pengendalian dari sifat pengendalian tersebut. Sebagai contoh, jika
pengendalian internal adalah untuk menandatangani pesanan pelanggan
setelah kreditnya disetujui, pengujian pengendalian adalah untuk
memeriksa apakah pesanan pelanggan telah ditandatangani dengan benar.
12
aktifitas akuisisi dan pembayaran. Usaha untuk merampingkan proses
pembelian barang dan jasa telah mengubah semua aspek siklus akuntansi
dan pembayaran bagi banyak perusahaan. Pengaturan system tersebut
dapat menjadi kompleks. Auditor harus memahami sifat perubahan
system tersebut untuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan
pengendalian manajemen yang terkait mempengaruhi kemungkinan salah
saji yang material dalam utang usaha.
E.2 Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan Menilai Risiko
Inheren (Tahap I)
Seperti halnya piutang usaha, utang usaha seringkali saldonya
berjumlah besar dan terdiri dari sejumlah besar saldo vendor serta relatif
mahal untuk mengaudit akun tersebut. Karena alasan itu auditor
umumnya menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi yang relatif tinggi
untuk utang usaha. Auditor sering menilai risiko inheren sebagai sedang
atau tinggi. Mereka peduli dengan tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo pisah batas dan kelengkapan karena berpotensi menimbulkan
kurang saji saldo akun.
E.3 Menilai Risiko Pengendalian dan Merancang serta Melaksanakan
Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi (Tahap I
dan II)
Setelah menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan risiko
inheren, auditor menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman
terhadap pengendalian internal. Pengujian substantif bergantung pada
keefektifan relative pengendalian internal yang berhubungan dengan
utang usaha. Setelah menilai risiko pengendaliian, auditor merancang dan
melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas
transaksi akuisisi dan pengeluaran kas.
E.4 Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)
Tujuan audit atas utang usaha secara keseluruhan adalah untuk
menentukan apakah saldo utang usaha telah dinyatakan secara wajar dan
diungkapkan secara layak. Nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada
13
kewajiban. Penekanan yang penting dalam audit atas kewajiban aktiva.
Ketika memverifikasi aktiva auditor menekankan lebih saji melalui
verifikasi dengan konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
dokumen pendukung. Auditor tidak boleh mengabaikan kemungkinan
aktiva mengalami kurang saji tetapi lebih memperhatikan lebih saji.
Karena lebih saji ekuitas pemilik dapat terjadi baik dari lebih saji aktiva
atau kurang saji kewajiban, merupakan hal yang alami bagi akuntan
public untuk menekankan kedua salah saji tersebut.
Penggunaan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sama dengan yang
diterapkan untuk memverifikasi piutang usaha, karena tujuan itu juga
dapat diterapkan pada kewajiban dengan tiga modifikasi kecil:
1) Tujuan nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Nilai
realisasi hanya dapat diterapkan pada aktiva.
2) Aspek hak dalam tujuan hak dan kewajiban tidak dapat diterapkan
pada kewajiban. Untuk aktiva auditor menggunakan hak klien atas
penggunaan dan pelepasan aktiva, untuk kewajiban auditor
memperhatikan kewajiban klien atas pemabayaran kewajiban.
3) Untuk kewajiban, penekanan diberikan pada pencarian kurang saji
dan bukan lebih saji.
E.5 Merancang dan Melaksanakan Pengujian atas Rincian Saldo Utang
Usaha (Tahap III)
Prosedur audit actual yang digunakan auditor sangat bervariasi
tergantung pada sifat entitas, materialitas utang usaha, sifat dan
efektivitas pengendalian internal, serta risiko inheren. Ketika
melaksanakan pengujian atas rincian saldo utang usaha dan akun
kewajban lainnya, auditor juga dapat mengumpulkan bukti mengenai
empat tujuan penyajian dan pengungkapan, terutama ketika
melaksanakan pengujian tujuan kelengkapan. Prosedur lain yang
berhubungan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan dilakukan
sebagai bagian dari prosedur untuk menyelesaikan audit.
14
Prosedur Analitis untuk Siklus Akuisisi dan Pembayaran
15
utang usaha untuk memastikan bahwa pembayaran tersebut telah
dilakukan.
b. Memeriksa dokumentasi yang mendasari untuk tagihan yang belum
dibayar beberapa minggu setelah akhir tahun.
Auditor melaksanakan prosedur ini dengan cara yang sama seperti
sebelumnya dan untuk tujuan yang sama.prosedur ini berbeda karena
dilakukan untuk kewajiban yang belum dibayar mendekati akhir
pekerjaan lapangan audit bukan untuk kewajiban yang telah dibayar.
c. Menelusuri laporan penerimaan yang dikeluarkan sebelum akhir tahun ke
faktur vendor terkait.
Semua barang dagang yang diterima sebelum akhir taun periode
akuntansi harus dicantumkan sebagai utang usaha.
d. Menelusuri laporan vendor yang menunjukan saldo yang jatuh tempo ke
neraca saldo utang usaha.
Jika klien menyimpan file laporan vendor, auditor dapat
menelusuri setiap laporan yang memiliki saldo yang jatuh tempo pada
tanggal neraca ke listing untuk memastikan bahwa hal itu telah
dicantumkan sebagai utang usaha.
e. Mengirim konfirmasi ke vendor dengan siapa klien melakukan bisnis.
Walaupun penggunaan konfirmasi untuk utang usaha kurang
begitu umum ketimbang untuk piutang usaha, auditor kadang-kadang
menggunakannya untuk menguji vendor yang dihapus dari daftar utang
usaha, transaksi yang dihilangkan dan saldo akun yang salah saji.
f. Pengujian pisah batas (cutoff tests).
Utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah transaksi yang
dicatat bebrapa hari sebelum dan setelah tanggal neraca dicantumkan
pada periode yang benar. Lima pengujian audit kewajiban setelah periode
yang baru saja kita bahas semuanya ,merupakan pengujian pisah batas
untuk akuisisi tapi menekankan pada kurang saji.
16
g. Hubungan pisah batas dengan observasi fisik persediaan.
Dalam menentukan apakah pisah batas utang usaha sudah benar,
sangatlah penting jika pengujian pisah batas dikoordinasikan dengan
observasi fisik persediaan.
h. Perbedaan dalam perjalanan
Menyangkut utang usaha, auditor harus membedakan antara
akuisisi persediaan atas dasar FOB destination dan atas dasar FOB origin.
Untuk FOB destination, hak akan berpindah ke pembeli ketika
persediaan diterima, sehingga hanya persediaan yang diterima pada atau
sebelum tanggal neraca yang harus dimasukan dalam persediaan dan
utang usaha pada akhir tahun. Jika akuisisi dilakukan atas dasar FOB
origin,perusahaan harus mencatat persediaan dan utang yang terkait pada
periode berjalan jika pengiriman dilakukan pada atau setelah tanggal
neraca.
i. Perbedaan antara faktur vendor dan laporan vendor.
Auditor harus membedakan antara faktur vendor dengan laporan
keuangan ketika memverivikasi jumlah yang terutang kepada vendor.
Auditor akan memperoleh bukti yang sangat handal mengenai setiap
transaksi ketika mereka memeriksa faktur faktur vendor dan dokumen
pendukung terkait setiap laporan penerimaan dan pesanan pembelian.
j. Perbedaan antara laporan vendor dan konfirmasi.
Perbedaan yang paling penting terletak pada sumber informasinya.
Laporan vendor disiapkan oleh vendor (pihak ketiga yang independen)
tetapi berada ditangan klien pada saat auditor memeriksanya. Hal ini
memberikan klien kesempatan untuk mengubah laporan vendor untuk
menyimpan laporan tertentu dari auditor.
17
Ukuran Sampel
18
DAFTAR PUSTAKA
Arens. A.Alvin, et al., 2011, Auditing dan Jasa Asurance pendekatan terintegrasi, Buku
Dua, Edisi Indonesia, Alih bahasa: Herman Wibowo, Jakarta, Erlangga
https://www.studocu.com/id/document/universitas-budi-luhur/accounting/bab-19-
audit-siklus-akuisisi-dan-pembayaran/9111828
https://www.academia.edu/31571977/
METODOLOGI_UNTUK_MERANCANG_PENGUJIAN_ATAS_RINCIAN_S
ALDO_UTANG_USAHA
https://www.scribd.com/document/372551187/Metodologi-Untuk-Merancang-
Pengujian-Pengendalian-Dan-Pengujian-Substantif-Atas-Transaksi-Penjualan#
19