Anda di halaman 1dari 4

KADEK DERA SEPTANIA ARTIKA PUTRI

10 // XII IBB 1
TUGAS PPKN

A. Faktor yang melatarbelakangi G30S/PKI yaitu :


1. G30S/PKI memiliki cita-cita untuk mendirikan negara Indonesia dengan landasan
komunis mendorong terjadinya peristiwa G 30 S/PKI.
2. Kondisi politik, sosial dan ekonomi Indonesia pada waktu itu memberi kesempatan
kepada PKI untuk meluaskan pengaruhnya. Di bidang politik, organisasi yang anti-
komunis, dianggap anti pemerintah sehingga PKI bisa dengan mudah menyingkirkan
musuh politiknya. Di bidang Sosial PKI mulai menebar janji-janji kepada masyarakat
kecil tanpa mengetahui arti komunis yang sebenarnya, rakyat kecil pun terbujuk oleh
janji-janji PKI. Di bidang Ekonomi Indonesia sedang terpuruk pada tahun 1965
sehingga menyebabkan dukungan rakyat kepada Presiden Soekarno berkurang.
3. PKI memiliki kedudukan yang setara dengan angkatan darat, sehingga PKI
menganggap angkatan darat merupakan penghalang utama dalam mewujudkan
cita-citanya.
B. Pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa G30S/PKI dari berbagai penelitian
setidaknya terdapat lima versi dalang terjadinya peristiwa tersebut. Mulai dari PKI,
konflik internal angkatan darat, Soekarno, Soeharto, hingga unsur asing seperti CIA
(Badan Intelijen Amerika Serikat).
1. PKI
Versi ini hadir setelah rezim Orde Baru berkuasa pasca peristiwa tersebut. Hal ini
termaktub di dalam buku Tragedi Nasional Percobaan Kup G30S/PKI di
Indonesia (1968) karya Nugroho Notosusanto dan Ismael Saleh. Dalam buku tersebut
menjelaskan bahwa ketika itu PKI ingin membuat negara Indonesia berideologi
komunisme. Nugroho juga ikut menyunting buku Sejarah Nasional Indonesia yang
dikeluarkan oleh Sekretariat Negara. Buku tersebut akhirnya menjadi rujukan untuk
pembelajaran di sekolah. Dalam buku ini pula kata PKI ditambahkan setelah kata G30S.
Hal itu yang menjadi propaganda rezim Orde Baru untuk menyatakan bahwa PKI-lah
satu-satunya dalang di balik peristiwa tersebut.
2. Konflik Internal Angkatan Darat
Berdasarkan lipi.go.id, beberapa teori menyebutkan bahwa perwira Angkatan Darat
ditambah satu-dua orang dari angkatan lain juga terlibat dalam aksi tersebut. Mereka
bersekongkol dengan segelintir anggota Biro Khusus PKI untuk menculik beberapa
perwira tinggi yang ditengarai anggota Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta 5
Oktober 1965. Sejarawan Harold Crouch dalam Army and Politics in Indonesia (1978)
mengatakan, menjelang tahun 1965, kubu Angkatan Darat terbagi menjadi dua fraksi.
Walaupun kedua fraksi ini memiliki kesamaan sikap anti-PKI, namun keduanya
bersebrangan dalam menghadapi Sukarno.
3. Sukarno
Terdapat beberapa buku yang menyebutkan bahwa salah satu The Foundung
Father ini terlibat dalam peristiwa tersebut. Adapun buku-buku tersebut
yaitu Anatomy of Jakarta Coup, October 1, 1965 (2004) karya Victor M. Vic, Antonie
C.A. Dake dalam The Sukarno File, 1965-1967: Chronology of Defeat  (2006),
dan Pembeantaian yang Ditutup-tutupi, Peristiwa Fatal di Sekitar Kejatuhan Bung
Karno karya Lambert Giebels. Buku-buku tersebut mengarah pada de-Soekarnoisasi
yaitu menjadikan Presiden RI pertama sebagai dalang pembunuhan G30S dan
bertanggung jawab atas dampak kejadian tersebut. Soekarno tidak mau mengutuk PKI
dan karena itu diartikan mendukung pelaku kudeta.
4. Soeharto
Soebandrio dalam jurnalnya Kesaksianku tentang G30S (2000) menuliskan, bahwa
sejumlah pihak menduga Soeharto sempat bertemu dengan Latief dan Letkol Untung,
pemimpin aksi penculikan perwira militer. Ketika itu Latief mengungkapkan rencana
kudeta Presiden Sukarno, namun Soeharto tidak menggagalkannya dan justru
membiarkan hal tersebut. Selain itu Soeharto juga tidak memberitahu kejadian
tersebut kepada Jenderal AH. Nasution.
5. CIA
Memasuki era 1960-an, perang tidak lagi dilakukan secara terang-terangan dengan
menenteng senjata. Di era tersebut perang dilakukan dengan pemikiran yang
menghasilkan buah-buah ideologi. Hal inilah yang menjadi pemicu Amerika Serikat
melalui CIA diduga terlibat dalam peristiwa ini. Ketika itu Inggris, Jepang, dan Australia
tidak ingin Indonesia jatuh ke tangan negara-negara yang berporos dengan ideologi
tersebut. Selain itu, Uni Soviet yang trurut membantu Indonesia dalam pembebasan
Irian Barat juga membuat Amerika Serikat cemburu dengan hal tersebut.
C. Dugaan Terjadinya Pelanggaran HAM
Pada 23 Juli 2012, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyatakan
pembantaian orang-orang yang dituduh komunis merupakan pelanggaran HAM yang
berat. Setelah melakukan penyelidikan selama empat tahun, bukti dan hasil
pemeriksaan saksi menunjukkan adanya sembilan kejahatan yang masuk kategori
kejahatan terhadap kemanusiaan. Kesembilan pelanggaran HAM itu adalah
pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan penduduk
secara paksa, perampasan kemerdekaan atau kebebasan fisik lainnya secara sewenang-
wenang, penyiksaan, pemerkosaan dan kejahatan seksual lainnya, penganiayaan, dan
penghilangan orang secara paksa.
D. Pengaruh Peristiwa G30S/PKI terhadap kesatuan dan persatuan bangsa
1. Kekuatan politik di Indonesia sudah hancur setelah kegagalan kudeta tersebut.
2. Kewibawaan Presiden Soekarno berkurang.
3. Bersatunya TNI dan kaum agama untuk membalas PKI.
4. Pembantaian orang-orang yang berhubungan dengan PKI atau dianggap pendukung
PKI secara besar-besaran. Bahkan pembantaian ini dikenal di dunia sebagai anti-
communist purge.
5. Pasca pembantaian orang PKI atau yang dianggap PKI, TNI menjadi kekuatan baru.
6. Kondisi politik bangsa menjadi tidak stabil karena adanya pertentangan di para
penyelenggara dan lembaga negara.
7. Timbulnya demonstrasi besar yang dilakukan oleh rakyat, mahasiswa, KAMI dan
KAPPI. Dimana demonstrasi ini mencetuskan Tri Tuntutan Rakyat atau Tritura.
Tritura berisi tiga hal. Pertama permintaan agar PKI dibubarkan, kedua pembersihan
kabinet Dwikora dan unsur-unsur PKI dan ketiga adalah turunkan harga.
8. Reshuffle kabinet untuk memenuhi Tritura. Kabinet Dwikora perlu diperbaharui
karena perlu dibersihkan dari para menteri atau pejabat yang memberikan
dukungan pada PKI.
9. Gugurnya mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim karena tertembak pada tanggal
24 Februari 1966. Arif adalah mahasiswa yang ikut melakukan demonstrasi.
10. Presiden Soekarno membubarkan KAMI karena dianggap sebagai provokator
timbulnya demonstrasi. Dengan kata lain, KAMI yang menyebabkan mahasiswa
turun ke jalan.
11. Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret atau yang sering
disebut Supersemar. Supersemar ini memberikan kewenangan pada Soeharto untuk
menertibkan keamanan dan kelancaran pemerintahan.
12. Pelarangan organisasi dan partai berhaluan marxisme, leninisme dan komunisme
hingga saat ini.
E. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah pada waktu itu untuk menangani permasalahan
tersebut.
Dalam situasi tak menentu setelah pecahnya Gerakan 30 September, Panglima
Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Mayor Jenderal Soeharto segera
berkeputusan mengambil alih pimpinan Angkatan Darat, karena Jenderal Ahmad Yani
selaku Men/Pangad saat itu belum diketahui ada di mana. Setelah berhasil menghimpun
pasukan yang masih setia kepada Pancasila, operasi penumpasan Gerakan 30
September pun segera dilakukan. Bukan saja di Jakarta, melainkan hingga basis mereka
di daerah-daerah lainnya. Dalam perkembangan berikutnya, ketika diketahui bahwa
Gerakan 30 September ini berhubungan dengan PKI, maka pengejaran terhadap
pimpinan dan pendukung PKI juga terjadi. Dengan demikian upaya pemerintah dalam
meredam gerakan G30S/PKI adalah dengan melakukan operasi militer dan pengejaran
terhadap para pemimpin dan pendukung PKI.
F. Bukti keberhasilan upaya yang dilakukan pemerintah untuk menghilangkan ideologi
komunis.
Bukti keberhasilan upaya pemerintah adalah dengan berkurangnya pihak-pihak yang
mendukung pandangan komunisme di Indonesia serta serangan-serangan yang
mengatas-namakan komunis.

Anda mungkin juga menyukai