Anda di halaman 1dari 3

Materi G30S PKI

Teori-Teori Peristiwa G30S PKI

1.Gerakan 30 september merupakan persoalan internal Angkatan darat

Dikemukakan oleh Ben Andreson, W.F Wenterhiem, dan Coen Hotsapel teroi ini menyatakan bahwa
G30S hanyalah peristiwa yang timbul akibat adanya persoalan Angkatan darat sendiri. Hal ini misalnya
didasarkan pada pernyataan pemimpin Gerakan, yaitu Letnan Kolonel Untung yang menyatakan bahwa
para pemimpin AD hidup bermewah-mewahan dan memperkaya diri sehingga mencermarkan nama
baik AD, pendapat seperti ini sebenarnya berlawanan dengan kenyataan yang ada. Jenderal Nasution
misalnya, panglima Angkatan Bersenjata ini justru hidupnya sederhana.

2. Dalang G30S PKI adalah Dinas intelijen Amerika Serikat / CIA

Menurut Peter Dale scott atau Geoffrey Robinson dalam tulisannya. AS sangat khawatir Indonesia
jatuh ke tangan komunis. PKI pada masa itu memang tengah kuat-kuatnya menanamkan pengaruh di
Indonesia. Karena CIA lemudian bekerja sama dengan suatu kelompok dalam tubuh AD untuk
memprovokasi PKI yang dihancurkan agar melakukan Gerakan kudeta. Setelah itu, ganti PKI yang
dihancurkan. Tujuan akhir scenario CIA ini adalah menjatuhkan kekuasaan soekarno.

3. G30S PKI merupakan pertemuan kepentingan Inggris-AS

Menurut teori ini G30S PKI adalah titk temu antara keinginan inggris yang ingin sikap konfrontatif
Soekarno terhadap Malaysia bisa diakhiri melalui penggulingan kekuasaan Soekarno dengan keinginan
AS agar Indonesia terbebas dari komunisme. Dimasa itu soekarno memang tengah gencar melancarkan
provokasi menyerang Malaysia yang dinyatakan sebagai boneka inggris.

4. Soekarno adalah dalang G30S PKI

Menurut teori yang dikemukakan oleh Antony Dake dan John Hughes ini beranjak dari asumsi
bahwa soekarno berkeinginan melenyapkan kekuatan opsisi terhadap dirinya, yang berasal dari
Sebagian perwira tinggi AD. Karena PKI dekat dengan Soekarno, partai inipun terseret. Dasar teori ini
antara lain berasla dari kesaksian Shri Biju Patnaik, seorang pilot asal india yang menjadi sahabat banyak
pejabat Indonesia sejak masa revolusi, ia mengatakan bahwa pada tanggal 30 september 1965 tengah
malam memintanya meninggalkan Jakarta sebelum subuh. Seakan Soekarno tahu bahwa akan terjadi
peristiwa besar esok harinya.

5. Tidak ada pemeran tunggal dan scenario besar dalam peristiwa G30S PKI
Dikemukakan oleh John D.Legge, menurutnya tidak ada dalang tunggal dan tidak ada scenario
besar dalam G30S. Kejadian ini merupakan hasil dari perpaduan antara unsur-unsur Nekolim (negara
barat ), pimpinan PKI yang keblinger serta oknum-oknum ABRI yang tidak benar. Semuanya pecah dalam
improvisasi lapangan.

6. Soeharto sebagai dalang G30S PKI

Menurut Brian May dalam bukunya, “Indonesia tragedy” menurutnya terdapat kedekatan hubungan
antara Letkol. Untung sebagai pemimpin G30S PKI 1965 dengan Mayjen. Soeharto yang saat itu
menjabat sebagai panglima Kostrad.

7. Dalang G30S PKI adalah PKI itu sendiri

Menurut teori ini tokoh-tokoh PKI adalah penanggungjawab peristiwa kudeta, dengan cara
memperalat unsur-unsur tantara. Dasarnya adalah serangkaian kejadian dan aksi yang telah dilancarkan
PKI antara tahun 1959-1965. Dasar lainnya adalah bahwa setelah G30S, beberapa perlawanan
bersenjata yang dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri CC OKI semppat terjadi di blitar selatan,
Grobongan dan Klaten. D. N. Aidit sebagai tokoh sentral dari gerakan PKI, menurut pakar sejarah yang
ada di masa rezim Presiden Soeharto, adalah dalang utama dari adanya gerakan 30 September
1995/PKI. Dalam melakukan makarnya, gerakan ini dilaksanakan atas satu komando yang dipimpin
langsung oleh Komandan Batalyon I Tjakrabirawa, yaitu Letnan Kolonel Untung Syamsuri.

Namun, terlepas dari teori mana yang benar, yang pasti sejak Demokrasi terpimpin secara resmi
dimulai pada tahun 1959 Indonesia memang diwarnai dengan figure Soekarno yang menampilkan
dirinya sebagai penguasa tunggal Indonesia. Misalnya pada Juli 1960, PKI melancarkan keamanan-
keamanan terhadap kabinet dan tantara. Ketika tantara bereaksi, Soekarno segera turun tangan hingga
persoalan ini sementara selesai. Hal ini kemudian malah membuat hubungan Soekarno dengan PKI kian
dekat.

Selain itu pada bulan Agustus 1960, Masyumi dna Partai Sosialistis Indonesia (PSI) yang merupakan
partai pesaing PKI, dibubarkan pemerintah. PKI pun semakin giat melakukan mobilisasi massa untuk
meningkatkan pengaruh dan memperbanyak anggota. Di tingkat pusat, PKI mulai berusaha untuk dudk
di dalam kabinet. Di bidang kebudayaan, saat sekelompok cendikiawan anti-PKI memproklamasikan
Manifesto Kebudayaan (Manikebu) yang tidak ingin kebudayaaan nasional didominasi suatu ideologi
politik tertentu misalnya komunis, Lekra (Lembaga kebudayaan rakyat) yang pro PKI segera mengecam
keras, Soekarno ternyata menyetujui kecaman itu. Tidak sampai setahun usianya, Manikebu dilarang
pemerintah.

Hubungan Angkatan Darat dnegan PKI sendiri pada masa itu juga kian memanas. Pada bulan awal
tahun 1965 PKI menyerang para pejabat anti pki dengan menuduhnya sebagai kapitalis birokat yang
korup. Demonstrasi juga dilakukan untuk menuntut pembubaran himpunan mahasiswa islam (HMI)

PKI lalu meniupka isu tentang adanya Dewan Jenderal di tubuh AD yang tengah mempersiapkan suatu
kudeta. Disini PKI menyodorkan “Dokumen Gilchrist” yang ditandatangani Duta Besar Inggris di
Indonesia. Meski kebenaran isi dokumen ini diragukan dan Jenderal Ahmad yani kemudian menyanggah
keberadaan Dewan jenderal ini saat Presiden Soekarno bertanya kepadanya, Namunpertentangan PKI
dengan AD kini tampaknya telah mencapai level yang akut.

Bisa dikatakan bahwa G30S PKI adalah suatu pengkhianatan yang paling besar yang terjadi pada
bangsa Indonesia. Dipimpin letnan kolonel untung, perwira yang dekat dengan PKI, pasukan
pemberontak melaksanakan “Gerakan 30 September” dengan menculik dan membunuh para jenderal
dan perwira di pagi buta tanggal 1 oktober 1965.

Anda mungkin juga menyukai