Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH TRAGEDI 30 S PKI

PENUGASAN PENILAIAN SUMATIF AKHIR JENJANG (PSAJ)


KELAS XII MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA
SMK NU BANDAR TAHUN AJARAN 2023/2024

NAMA SISWA :
1. SABILUL HUDA
2. RIZAL MUZAKI
3. AFRI SETIAWAN
4. AGUNG SETIAWAN

KELAS : XII TKJ 1


JURUSAN : TKJ
SEKOLAH : SMKS NU BANDAR

LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NU KAB. BATANG YAYASAN


PENDIDIKAN ISLAM AL-IKHSAN BANDAR
(SK KEMENKUMHAM NO:AHU-4808.AH.01.02.TAHUN 2008. Tanggal 02
Desember 2008)
SMK NU BANDAR
STATUS TERAKREDITAS A
NPSN : 20322710, NSS : 301032502001
Alamat: Jl. Karangdowo Km. 1 Sidayu Bandar 51254 Telp.(0285) 3971282
e-mail : smknu-bandar205@yahoo.com
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gerakan 30 September 1965 sudah sering dibicarakan bahkan
frekuensi semakin meningkat setelah berakhir orde baru.
Kemerdekaan Indonesia bukan berarti Negara Indonesia terbebas dari
segala masalah yang ada. Terdapat beberapa oknum ataupun
organisasi masyarakat yang menginginkan ideologi mereka yang
menjadi landasan negara yang telah disepakati sebelumnya, salah
satunya adalah organisasi dari partai politik Partai Komunis Indonesia
(PKI). Hingga saat ini masih banyak organisasi masyarakat yang
menginginkan separatis dengan kedaulatan NKRI.
Pemberontakan PKI tanggal 30 September 1965 bukanlah kali
pertama bagi PKI. Sebelumnya, pada tahun 1948 PKI sudah pernah
mengadakan pemberontakan di Madiun. Pemberontakan tersebut
dipelopori oleh Amir Syarifuddin dan Muso. Tujuan dari
pemberontakan itu adalah untuk menghancurkan Negara RI dan
menggantinya menjadi negara komunis. Beruntunglah pada saat itu
Muso dan Amir Syarifuddin berhasil ditangkap dan kemudian ditembak
mati sehingga pergerakan PKI dapat dikendalikan.
Namun, melalui demokrasi terpimpin kiprah PKI kembali
bersinar. Terlebih lagi dengan adanya ajaran dari presiden Soekarno
tentang Nasakom (Nasional, Agama, Komunis) yang sangat
menguntungkan PKI karena menempatkannya sebagai bagian yang
sah dalam konstelasi politik Indonesia. Bahkan, Presiden Soekarno
mengangap aliansinya dengan PKI menguntungkan sehingga PKI
ditempatkan pada barisan terdepan dalam demokrasi terpimpin.
Gerakan 30 September ini meliputi serangkaian peristiwa seperti
pelaksanaannya, penumpasannya, serta dampak dari peristiwa
G30SPKI tersebut.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah daripada penulisan makalah ini yaitu:
1. Apa yang melatar belakangi terjadinya peristiwa G30S-PKI?
2. Bagaimanakah pelaksanaan peristiwa G30S-PKI?
3. Apa yang dimaksudkan dan bagaimana jalannya penumpasan
G30S-PKI?
4. Apa dampak daripada peristiwa G30S-PKI?
5. Apa peninggalan yang dapat dikenang dari peristiwa G30S-PKI

C. Tujuan pembelajaran
Tujuan daripada makalah ini yaitu:
1. Mengetahui latar belakang terjadinya peristiwa G30S-PKI
2. Mengetahui pelaksanaan peristiwa G30S-PKI
3. Mengetahui yang dimaksudkan dan bagaimana jalannya
penumpasan G30S-PKI
4. Mengetahui dampak daripada peristiwa G30S-PKI
5. Mengetahui peninggalan yang dapat dikenang dari peristiwa G30S-
PKI

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
Untuk memberikan pemahaman bagi mahasiwa/i tentang sejarah
Kemerdekaan. khususnya mengenai materi G30S-PKI..
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang peristiwa G30S PKI


PeristiwaG30S PKI adalah peristiwa berdarah bunuh membunuh
yang tidak jelas kepastiannya, dalam peristiwa ini 6 jendral tewas dan
PKI dituduh sebagai pembunuhnya. Menurut isu beredar, ada kabar
bahwa para jenderal tidak puas dengan pemerintahan Soekarno, kabar
ini disebut Isu Dewan Jenderal, menurut isu beredar, kemudian
digerakan pasukan Cakrabirawa untuk menangkap dan mengadili
mereka, namun dalam proses penangkapan, secara tak terduga
mereka terbunuh pada tanggal 30 September 1965. Menurut isu,
setelah ke enam jenderal terbunuh, tersebarlah tuduhan bahwa PKI
yang membunuh para jenderal tersebut. Menurut isu, untuk menyikapi
tuduhan atas PKI tersebut, diberantaslah PKI yang dianggap ingin
mengudeta pemerintahan. Banyak anggota-anggota PKI yang
terbunuh, juga banyak orang-orang kita yang terbunuh oleh PKI,
semua itu terjadi pasca terbunuhnya jenderal pada 30 September
1965.
Sampai saat inipun hal tersebut masih sangat kontroversial untuk
dibicarakan. Banyak pandangan-pandangan yang melatarbelakangi
peristiwa ini. Berikut beberapa hal yang terjadi sampai terjadinya
gerakan yang menyebabkan pembunuhan kepada 6 Jendral tersebut.
1. Isu dewan jenderal
Sebelum terjadi gerakan 30 september itu, sudah beredar isu
dengan adanya Dewan Jenderal yang menyatakan bahwa
beberapa petinggi Angkatan Darat ingin mengkudeta kekuasaan
Presiden Sukarno. Menanggapi isu yang beredar, Presiden
Sukarnoe disebut- sebut memerintahkan pasukan pengawal istana
untuk menangkap petinggi Angkatan Darat untuk diadili. Namun
sayangnya, sebelum operasi penangkapan tersebut terjadi sudah
ada oknum-oknum yang lebih dahulu membunuh mereka di lubang
buaya.
2. Isu dokumen gilehrist
Isu dokumen Gilchris, yang diambil dari nama dubes Inggris
yaitu Andres Gilchrist sudah beredar hampir bersamaan dengan isu
Dewan Jenderal. Beberapa pihak menyatakan bahwa dokumen ini
sudah dipalsukan oleh intelejen Ceko, di bawah pengawasan dari
Jenderal Agayant dari KGB Rusia. Dokumen ini menyatakan bahwa
perwira-perwira Angkatan Darat telah dibeli oleh pihak Barat. Selain
itu Amerika Serika juga dituduh sudah memprovokasi militer
Indonesia karena memberika daftar nama-nama anggota PKI untuk
dibunuh. Dinas intelejen Amerika Serikat mendapatkan data-data
campur tangan PKI pada peristiwa 30 September dari berbagai
sumber, salah satunya dari buku yang ditulis John Hughes, yang
berjudul Indonesian Upheaval

3. Isu keterlibatan sueharto


Sampai saat ini belum ada bukti yang kuat tentang peran aktif
Socharto dalam aksi penculikan para perwira-periwa tinggi
Angkatan Darat. Satu-satunya bukti bahwa sudah ada kolaborasi
ketika pertemuan Socharto, yang saat ini menjabat sebagai
Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat
(Pangkostrad) dengan Kolonel Abdul Latief di Rumah Sakit
Angkatan Darat.
Beredar isu bahwa sebenarnya Soeharto sudah mengetahui
tentang gerakan yang akan dilakukan pada dini hari 30 September,
namun beliau mendiamkannya untuk meraih keuntungan tersendiri.
Terbukti setelah peristiwa 30 September tersebut, jurnal
internasional mengungkap keterlibatan Soeharto dan CIA,
beberapa jurnal diantaranya adalah Cornell Paper, karya Benedict
R.O'G. Anderson and Ruth T. McVey (Cornell University). Ralph
McGehee (The Indonesian Massacres and the CIA), Government
Printing Office of the US (Department of State, INR/IL Historical
Files, Indonesia, 1963- 1965. Secret, Priority, Roger Channel;
Special Handling), John Roosa (Pretext for Mass Murder. The
September 30th Movement and Suharto's Coup d'Etat in
Indonesia), Prof. Dr. W.F. Wertheim (Serpihan Sejarah Tahun 1965
yang Terlupakan).

B. Kronologi terjadinya peristiwa G30S PKI


Menjelang di lancarkanya G30S/PKI, banyak sekali kegiatan-
kegiatan yang dilaksanaknya oleh Biro Khusus PKI yang telah dibentuk
pada tahun 1964 dengan mengadakan beberapa kali rapat rahasia
yang diikuti oleh beberapa orang oknum ABRI. Rapat pertama 6
September 1965 yang dilaksanakan di rumah Kapten Wahjudi JI
Sindanglaya 5, Jakarta, di ikuti oleh:
1. Sjam Kamaruzaman
2. Pono (Soepono)
3. Letnan Kolonel Untung Sutopo (Komandan Batalyon I Kawal
Kehormatan Resimen Cakrabirawa)
4. Kolonel A.Latief (Komandan Brigade Infantri I Kodam V/Jaya)
5. Mayor Udara Suyono (Komandan Pasukan Pengawal
Pangkalan (P3) PAU Halim)
6. Mayor A.Sigit (Komandan Batalyon 203 Brigade Infantri I
Kodam V/Jaya)
7. Kapten Wahjudi (Komandan Kompi Artileri sasaran Udara)

C. Peristiwa penumpasan pada G30 S PKI


Usaha penumpasan G30S/PKI sedapat mungkin dilakukan tanpa
bentrokan senjata. Anggota pasukan Batalyon 530/Brawijaya minus 1
Kompi, berhasil diinsafkan dari pemberontakan dan berhasil ditarik ke
markas Kostrad di Medan Merdeka Timur. Anggota Batalyon
545/Diponegoro sekitar pukul 17.00 ditarik mundur oleh pihak
pemberontak ke Lanuma Halim Perdanakusuma. Sekitar pukul 19.15
pasukan RPKAD sudah berhasil menduduki RRI dan Gedung
Telekomunikasi dan mengamankan pemberontakan tanpa bentrokan
senjata. Sementara itu pasukan-pasukan yang lain berhasil pula
mengamankan pemberontakan. Setelah diketahui bahwa pusat
pemberontakan di sekitar Lanuma Halim Perdana Kusuma, langkah
selanjutnya adalah membebaskan Pangkalan Udara Halim.
Banyak kejadian penting terjadi pada penumpasan G30S/PKI.
Sekalipun peranan PKI makin terungkap sebagai dalang peristiwa
G30S/PKI dan demonstrasi menuntut pembubaran PKI semkain
memuncak, namun presiden Soekarno belum mengambil langkah-
langkah ke arah penyelesaian politik daripada masalah G30S/PKI
sebagaimana dijanjikanya.
D.N Aidit dalam pelarianya, tanggal Oktober 1965 mengirim surat
kepada Presiden, yang mengusulkan supaya melarang adanya
pernyataan-pernyataan yang bersifat mengutuk G30S serta melarang
adanya Tuduh menuduh serta salah menyalahkan, diharapkan amarah
Rakyat terhadap PKI reda, namun aksi-aksi terus berjalan. Dalam
pada itu Papelrada Papelrada (Penguasa Pelaksana Dwikora Daerah)
yakni Kodam, berturut - turut mebekukan PKI dan Ormas-ormasnya.

D. Dampak peristiwa G30S PKI


Dampak dari peristiwa ini jauh lebih menyedihkan bagi bangsa
Indonesia. Sejak atau bahkan sebelum Socharto membubarkan PKI
dan menyatakan sebagai partai terlarang di Indonesia pada tahun
1966, kebencian indonesia terhadap PKI meluas ke seluruh penjuru
Indonesia. Akibatnya, diperkirakan 600.000 orang yang dianggap
terkait dengan PKI menjadi tahanan politik ditangkap tanpa surat
penangkapan serta ditahan tanpa proses persidangan. Setidaknya
diperkirakan 500.000-2.000.000 atau 3.000.000 orang dihilangkan
secara paksa dan dibunuh di seluruh pelosok Indonesa dari tahun
1965-1971. Kemudian ratusan orang tawanan politik Indonesia kabur
ke luar negeri dan tidak bisa kembali ke Indonesia selama 30 tahun
hingga masa orde baru jauh pada tahun 1998. Dampak berkelanjutan
setelah gerakkan 30 Sebtember 1965 dianggap sebagai salah satu
a. Dampak politik
1. Presiden Soekarno kehilangan kewibawaannya dimata rakyat
Indonesia
2. Kondisi politik Indonesia semakin tidak stabil sebab muncul
pertentangan dalam lembaga tinggi negara
3. Sikap pemerintah yang belum dapat mengambil keputusan
untuk membubarkan PKI sehingga menimbulkan kemarahan
rakyat.
4. Munculnya aksi demonstrasi secara besar-besaran yang
dilakukan rakyat beserta mahasiswa yang tergabung dalam
KAMI, dan KAPI menuntut pembubaran terhadap PKI ormas-
ormasnya. Tuntutan mereka dikenal dengan istilah tritura atau
tiga tuntutan rakyat yaitu:
• Pembubaran PKI
Pembersihan kabinet Dwikora dan unsur-unsur PKI
Penurunan harga-harga barang.
5. Pemerintah mengadakan reshuffle (pembaharuan) terhadap
Kabinet Dwikora menjadi Kabinet Dwikora yang disempurnakan
dengan ditunjuknya kabinet yang anggotanya seratus menteri
sehingga dikenal dengan Kabinet Seratus Menteri. Akan tetapi,
pembentukan kabinet tersebut ditentang oleh KAMI dan rakyat
banyak sebab dalam kabinet tersebut masih dijumpai menteri-
menteri yang pro-PKI atau mendukung PKI sehingga mereka
melakukan aksi ke jalan dengan mengempeskan ban-ban mobil
para calon menteri yang akan dilantik. Aksi tersebut
menewaskan seorang mahasiswa yang bernama Arif Rahman
Hakim. Kematian Arif Rahman Hakim tersebut memengaruhi
munculnya aksi demonstrasi yang lebih besar yang dilakukan
mahasiswa dan para pemuda Indonesia di Jakarta maupun di
daerah-daerah lainnya.
6. Pada tanggal 25 Februari 1966, Presiden Soekarno
membubarkan KAMI sebab dianggap telah menjadi pemicu
munculnya aksi demonstrasi dan turun ke jalan yang dilakukan
oleh para pemuda Indonesia dan mahasiswa Indonesia.

7. Pada tanggal 11 Maret 1966 diselenggarakan sidang kabinet


yang ingin membahas kemelut politik nasional. Namun sidang
mi tidak dapat diselesaikan dengan baik karena adanya
pasukan tak dikenal yang ada di luar gedung yang dianggap
membahayakan keselamatan Presiden Soekarno.
Padatanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno
mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret atau yang dikenal
dengan istilah Supersemar yang isinya Presiden Soekarno
memberi perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk
mengambil tindakan yang dianggap penting dan perlu agar
terjamin keamanan dan ketertiban, jalannya pemerintahan dan
jalannya revolusi, serta menjamin keselamatan pribadi dan
kewibawaan Presiden.
8. Padatanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengeluarkan
Surat Perintah Sebelas Maret atau yang dikenal dengan istilah
Supersemar yang isinya Presiden Soekarno memberi perintah
kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan
yang dianggap penting dan perlu agar terjamin keamanan dan
ketertiban, jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi, serta
menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Presiden.

b. Dampak ekonomi
Di Bidang Ekonomi, Peristiwa G30S/PKI telah menyebabkan
akiat yang berupa infalasi yang tinggi yang diikuti oleh kenaikan
harga barang, bahkan melebihi 600 persen setaun untuk mengatasi
masalah tersebut, pemerintah mengeluarkan dua kebijakan.
ekonomi yaitu:

1. Mengadakan devaluasi rupiah lama menjadi rupiah baru yaitu


Rp. 1000 menjadi Rp.100
2. Menaikkan harga bahan bakar menjadi empat kali ipat tetapi
kebijakan ini menyebabkan kenaikan harga barang yang sulit
untuk dikendalikan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gerakan 30 September atau yang sering disingkat
G30SPKL, G-30S/PKI, Gestapu (Gerakan September Tiga
Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah
peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30 September
sampai di awal 1 Oktober 1965 di mana enam perwira tinggi
militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam
suatu usaha percobaan kudeta yang kemudian dituduhkan
kepada anggota Partai Komunis Indonesia.
Cara-cara yang dilakukan oleh partai komunis dalam
usaha kudeta yaitu merebut kekuasaan dari tangan pemerintah
sangat kejam. Oknum PKI ini melancarkan isu yaitu Isu Dewan
Jendaral yaikni yang mengungkapkan bahwa adanya beberapa
petinggi Angkatan Darat yang tidak puas terhadap Soekarno
dan berniat untuk menggulingkannya. Hal ini dilakukan untuk
mencari kambing hitam atas rencana kudeta G30S/PKI
terhadap Pemerintah. G30S/PKI 1965 sampai saat ini masih
menyisakan misteri yang membingungkan, dan kejadian
tersebut juga masih sangat terasa begitu menegerikan. Isu
bahwa adanya keterlibatan Soeharto pun mencuak setelah
berjalanya Orde Baru sampai pada keruntuhannya. Sejarah
panjang terjadi di Indonesia yang membuat bangsa lebih
dewasa dalam menyikapi peristiwa yang dapat menjadi catatan
sejarah Bangsa. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari
setiap kejadian, untuk Menuju pada perubahan ke arah yang
lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Adam. Asvi Warman. 2007. Seabad Kontoversi Sejarah.


Yogyakarta. Penerbit Ombak

Kartodirdjo, Sartono. 1993. Sejarah Pergerakan Nasional dan


Kolonialisme sampai Nasionalisme Jilid 2. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama

Soedjono, Imam. 2006. Yang Berlawan. Mangelang: CV. Langit


Aksara

Suwirta, Andi (2000). Mengkritisi Peristiwa G30S 1905 Dominasi


Wacana Sejarah Orde Baru dalam Sorotan. Jurnal Pendidikan
Sejarah. No.1

http://kumpulanmakalahsejarah.blogspot.co.id/2013/05/makalah-
gerakan-30-september-

pki.html

https://kupdf.com/download/g-30-s-pki-makalah
599e5b82dc0d60831353a1f5 nd

Anda mungkin juga menyukai