Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ANUGRAH WIJA GAU

NIM : L041181323
KUIS 4 NONTON FILM

1. Ceritakan Ulang Film G30 S PKI sesuai bahasa anda sendiri ?

Jawab :

”Cita-cita perjuangan kami untuk menegakkan kemurnian pancasila yang tidak mungkin
dipatahkan hanya dengan menguburkan kami dalam sumur ini (lubang buaya 1 oktober 1965)”,
begitulah awal film ini.

Film G30 S PKI menceritakan tentang penyiksaan secara brutal para jendral sekaligus kudeta gagal
yang dilakukan Partai Komunis Indonesia pada 30 September 1965. Selain itu film ini juga
menggambarkan masa menjelang kudeta dan beberapa hari setelah peristiwa tersebut Kronologi
peristiwa (G-30 S/PKI .Adapun alur ceritanya sebagai berikut :

1. Di awali dengan keadaan Presiden Soekarno yang sedang sakit parah, dan di tambah keadaan
negara yang bisa di bilang keadaan demokrasinya sedang gagal.
"di gambarkan dengan gelandangan sana sini yang tidur di pinggir jalan"
dengan keadaan membludaknya kemiskinan inilah PKI yang mempunyai kekuatan politik besar
mendapat dukungan dari rakyat politik dan dengan cepat mempunyai jutaan anggota pada tahun
1965

2. Presiden Soekarno yang sedang sakit parah juga di manipulasi PKI dengan merekayasa cerita.
berdasarkan dokumen Gilchirist yang palsu, bahwa. dewan jendral sedang mempersiapkan
kudeta bila Ir.Soekarno mati, Kemudian PKI berencana melakukan ini sebagai alasan dalam
menjalankan propaganda kudetanya.
"di perlihatkan dalam film ini, pelatihan prajurit-prajurit PKI untuk melakukan kudetanya"

3. Pada malam 30 september - 1 Oktober, Tujuh unit anggota dikirim untuk menculik ke Tujuh
jendral yang di bilang terkait dengan Dewan Jendral, ke 6 jendral dan 1 perwira di tangkap,
disiksa dengan keji, di bunuh, dan di buang ke sumur kecil di Lubang buaya "jakarta",
hanya satu jendral yang lolos dari penculikan, yaitu jendral Nasution (lolos dengan melompati
pagar).

4. Selanjutnya, semua unit anggota Letnan Kolonel Untung (PKI) mengambil alih kantor RRI
(Radio Republik Indonesia) dan memaksa staf di sana untuk membaca pidato Untung yang
menyatakan bahwa G30S telah bergerak untuk mencegah kudeta oleh "Dewan Jenderal" dan
mengumumkan pembentukan "Dewan Revolusi". Anak buah G30S/PKI lain pergi ke istana
untuk mengamankan presiden tapi menemukan bahwa presiden telah pergi meninggalkan
istana. Pidato radio lain kemudian segera dibacakan, menguraikan komposisi Dewan Revolusi
yang baru dan mengumumkan perubahan hirarki Angkatan Darat. Para pemimpin G30S mulai
merencanakan pelarian mereka dari Halim, yang harus dilakukan secepatnya.

5. Soeharto, saat itu membantah pengumuman Untung, menyatakan dengan tegas bahwa tidak ada
Dewan Jenderal dan membuat catatan-catatan tambahan tentang hakikat G30S. Karena ada
kekosongan kekuasaandengan meninggalnya Yani, Soeharto mengambil kendali sementara
Angkatan Darat dan mulai merencanakan serangan-balik dengan semua anggota
kepercayaannya, namun bagaimanapun dia tidak mau memaksakan pertempuran. Dia malah
menyatakan bahwa ia akan memberikan pengumuman lewat radio, yang disampaikan setelah
pasukan yang setia kepadanya merebut kantor RRI. Pengumuman ini menguraikan situasi kala
itu, menggambarkan G30S sebagai kontra-revolusioner, dan menyatakan bahwa Angkatan
Darat akan berurusan dengan kudeta ini. Tak lama kemudian para pemimpin kudeta melarikan
diri dari Halim, dan pasukan Soeharto merebut kembali pangkalan udara tersebut. Beberapa
waktu kemudian, pasukan di bawah kepemimpinan Soeharto menyerang sebuah markas G30S
atau PKI. Sementara tentara yang berafiliasi dengan PKI melawan,pimpinan Partai lolos dan
melarikan diri,

6. Seharto kemudian segera dipanggil ke istana kedua di Bogor untuk berbicara dengan Pres.
Soekarno. presiden mengatakan bahwa ia telah menerima jaminan dari Marsekal Udara bahwa
Angkatan Udara tidak terlibat dalam kudeta ini. Soeharto membantah pernyataan tersebut,
mencatat bahwa persenjataan gerakan ini adalah seperti orang-orang dari Angkatan Udara.
Pertemuan ini akhirnya menghasilkan konfirmasi pengangkatan Soeharto sebagai pemimpin
Angkatan Darat, bekerja sama dengan Pranoto Rekso samodra. Dalam investigasi mereka
terhadap peristiwa kudeta ini, Angkatan Darat menemukan kamp di Lubang Buaya - termasuk
tubuh para jenderal, yang dikeluarkan dari sumur sembari Soeharto menyampaikan pidato
menggambarkan kudeta ini dan peran PKI di dalamnya. Jenazah para jenderal kemudian
dimakamkan di tempat lain dan Soeharto memberikan pidato hagiografi, di mana ia mengutuk
G30S PKI dan mendesak masyarakat Indonesia untuk melanjutkan perjuangan jenderal-
jenderal yang telah meninggal tersebut.

2. Buat Kesimpulan film tersebut ?


Jawab :
Film G30 S PKI menceritakan tentang penyiksaan secara brutal para jendral sekaligus kudeta
gagal yang dilakukan Partai Komunis Indonesia pada 30 September 1965. Salah satu bagian
yang paling membekas dari film itu adalah adegan penyiksaan para jenderal di Lubang Buaya.
Anggota PKI, baik laki-laki atau perempuan, yang haus darah digambarkan menyiksa para
korban dengan sadis sebelum memberondong mereka dengan peluru dan melemparkan jasad
para jendral itu ke dalam sebuah sumur mati yang pengap dan sempit.

3. Apa hikmah di balik film tersebut ?


Jawab :
Berdasarkan film G 30 S PKI, ada beberapa hikmah yang dapat diambil dari film tersebut yaitu
sebagai berikut.
1. Dari film G 30 S PKI dapat di ambil pelajaran bahwa Indonesia adalah Negara
KETUHANAN.
2. Negara kita (Indonesia) adalah Negara yang menjunjung tinggi nilai kesatuan dan kesatuan.
Jadi, apabila ada sesuatu yang menganggu kedaulatan Negara indonesi. Kita sebagai bangsa
Indonesia harus tetap bersatu dalam melawan propaganda ataupun gerakan yang mampu
menganggu kedaulatan NKRI
3. Peristiwa G30S PKI harus kita jadikan cerminan dalam kehidupan beragama di Indonesia.
G30S PKI adalah gambaran yang jelas bagaimana sebuah konflik yang tidak dikelola
dengan baik bisa membahayakan keselamatan banyak orang. Indonesia akan selalu
beragam dalam hal agama dan ini adalah kodrat. Memelihara nilai toleransi dalam
keberagaman penting untuk senantiasa dilakukan.
4. Dari tragedi G 30S/PKI ini kita mendapatkan pelajaran bahwa terjadinya perebutan
kekuasaan di dalam suatu bangsa dan negara akan selalu mengundang permasalahan. Baik
itu dalam lingkup kelompok kecil maupun besar.

Anda mungkin juga menyukai