Anda di halaman 1dari 1

Janji Kemerdekaan Jepang Kepada Bangsa Indonesia

Pertahanan Jepang sudah rapuh pada saat itu, bayangan kekalahan sudah semakin
nyata di depan mata. Tetapi meskipun dalam keadaan seperti itu, Jepang masih tetap
berusaha menarik simpati bangsa Indonesia, yaitu dengan "menjanjikan kemerdekaan di
kemudian hari" kepada bangsa Indonesia. Janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia
disampaikan oleh Perdana Menteri Koiso pada tanggal 17 September 1944 di dalam sidang
istimewa Parlemen Jepang di Tokyo. Koiso mengumumkan bahwa daerah Indonesia
diperkenankan merdeka di kelak lalu hari.
Menghadapi situasi yang gawat demikian, melalui pimpinan Jendral Kumakici
Harada berusaha meyakinkan bangsa Indonesia mengenai janji kemerdekaan itu. Pada
akhirnya pada tanggal 1 maret 1945 diumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa Jepang disebut
"Dokuritsu Junbi Cosakai". Yang mana tujuan dibentuknya BPUPKI ialah untuk
mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berkaitan dengan segala sesuatu yang
menyangkut pembentukan Negara Indonesia Merdeka.
Ketua BPUPKI ini yaitu dr.K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dengan dibantu oleh
dua orang ketua muda, yaitu seorang Jepang yang menjabat sebagai Syucokan Cirebon
bernama Icibangase dan R.P Suroso sebagai kepala secretariat dengan dibantu oleh
Toyohito Masuda dan Mr. A.G.Pringgodigdo. Pelantikan anggota BPUPKI dihadiri oleh
seluruh anggota dan dua orang pembesar Jepang, yaitu Jendral Itagaki dan Jenderal Yaiciro
Nagano.
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pun
menjadi corong bagi pemuda Indonesia untuk menyatukan pendapatnya hingga akhirnya
dibubarkan pada masa kekuasaan Jepang, dan menggantinya dengan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Iinkai pada 7 Agustus 1945. Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau disebut dengan PPKI adalah panitia yang bertugas
untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dimana, izin pembentukan badan ini
diberikan oleh Hisaichi Terauchi seorang marsekal Jepang yang berada di Saigon.
Organisasi ini beranggotakan sebanyak 21 orang dari berbagai daerah di Indonesia, dan Ir
Soekarno ditunjuk sebagai ketua sedangkan wakilnya adalah Moh. Hatta. Selain itu,
sebagai penasehat ditunjuk Mr. Ahmad Subardjo, dan tanpa sepengetahuan Jepang, PPKI
menambah lagi 6 orang anggota, yaitu Wiranatakusumah, Ki Hadjar Dewantara, Mr.
Kasman Singodimedjo, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri, dan Ahmad Soebardjo. Pada 9
Agustus 1945, 3 tokoh nasional, yaitu Dr. Radjiman Widyodingrat, Moh. Hatta, dan Ir
Soekarno dipanggil Jenderal Terauchi ke Dalat Vietnam untuk menerima informasi
mengenai kemerdekaan Indonesia dan bisa dilaksanakan dengan segera.

Anda mungkin juga menyukai