Anda di halaman 1dari 12

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 13 Nomor 3a, November 2017 : 63 – 74

DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN CENGKEH TERHADAP


KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI
(Studi Kasus Petani Pemilik Lahan di Kelurahan Kumelembuai
Kecamatan Tomohon Timur)

River Pieter Tandaju


Elsje P. Manginsela
Nordy F. L. Waney

ABSTRACT

The research aims to describe the impact of the conversion of agricultural land of cloves to
the socio-economic condition of farmers. The study was conducted from May to July 2017. The
data used are primary data obtained through interviews to 5 (five) respondents who sell land for
land converted. Secondary data is obtained from Tetetana Hill nature reserve, Kumelembuai
village government, books and journals. Data analysis used is descriptive analysis. The
research results showed that viewed from the economic side, land conversion has a positive
impact for the farmers family and local society. Positive impacts for farmers family include
increasing the income, helping to construction the house of farmers, opening up a new farming
businesses, and for local society like existence of jobs. Viewed from the social side, land
conversion has positive and negative impacts, that is: change of farmers family life status
(positive impact), and the influence of visitor habits toward society (negative impact).
.
Keywords: social economy impact, land conversion, East Tomohon Sub-district, Tomohon City.

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan dampak alih fungsi lahan pertanian cengkeh
terhadap kondisi sosial ekonomi petani pemilik lahan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei
sampai Juli 2017. Data primer diperoleh melalui wawancara kepada 5 (lima) responden pemilik
lahan yang menjual lahan untuk dialihfungsikan. Data sekunder diperoleh dari Kantor lokasi
wisata alam Bukit Tetetana, Pemerintah Kelurahan Kumelembuai, buku dan jurnal. Analisis data
yang digunakan yaitu Analisis Deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa dilihat dari sisi
ekonomi, alih fungsi lahan memiliki dampak positif bagi keluarga petani penjual dan masyarakat
sekitar. Dampak positif bagi keluarga petani antara lain meningkatkan pendapatan keluarga
petani, pembangunan rumah keluarga petani, membuka usaha pertanian baru bagi keluarga
petani, dan untuk masyarakat sekitar adanya peluang kerja. Dilihat dari sisi sosial, alih fungsi
lahan memiliki dampak positif dan negatif yaitu: perubahan status hidup keluarga petani
(dampak positif), dan pengaruh kebiasaan buruk dari pengunjung terhadap masyarakat (dampak
negatif ).

Kata Kunci: dampak ekonomi sosial, alih fungsi lahan, Kecamatan Tomohon Timur, Kota Tomohon.

63
Dampak alih fungsi lahan Pertanian Cengkeh.................................... (River Tandaju, Elsje Manginsela, Nordy Waney)

PENDAHULUAN kondisi sosial-ekonomi rumah tangga


pertanian pengguna lahan.
Latar Belakang 3. Faktor kebijakan merupakan aspek
Indonesia adalah negara dengan kepadatan regulasi yang dikeluarkan oleh
penduduk ke 4 di dunia. Penduduk di pemerintah pusat maupun daerah yang
Indonesia, berdasarkan data Badan Pusat berkaitan dengan perubahan fungsi
Statistik (BPS), pada tahun 2015 adalah 254.9 lahan pertanian.
juta jiwa. Pertumbuhan penduduk di Indonesia Sulawesi Utara, merupakan salah satu
adalah 1,3% per tahun atau 3 juta orang per Provinsi yang terus mengalami perkembangan
tahun. Seiring dengan bertambahnya jumlah pembangunan di semua sektor, salah satunya
penduduk maka kebutuhan akan lahan juga sektor pariwisata. Pariwisata yang sedang
bertambah. digemari di Sulawesi Utara saat ini adalah
Lahan menjadi salah satu unsur utama Wisata alam. Salah satunya adalah Wisata
dalam menunjang kehidupan manusia, hampir alam yang berada di Kelurahan Kumelembuai
semua sektor pembangunan memerlukan Kota Tomohon. Wisata alam ini bernama
lahan, seperti sektor pertanian, kehutanan, Bukit Tetetana. Wisata alam ini berada di
perumahan, industri, pertambangan dataran tinggi, di kawasan perkebunan warga
transportasi dan pariwisata. Banyaknya Kumelembuai, berada di atas bukit dan
kegiatan kegiatan pembangunan yang dipadukan dengan pemandangan Kota
dilakukan tanpa melihat keterbatasan lahan Manado, Minahasa Utara, dan Kota Bitung.
yang ada, akan berpotensi menimbulkan Wisata alam Bukit Tetetana saat ini sedang
masalah dan akan memicu penggunaan lahan dalam pembangunan. Wisata alam ini
dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya dulunya adalah perkebunan cengkeh milik
atau yang disebut alih fungsi lahan. beberapa warga Kelurahan Kumelembuai.
Alih fungsi lahan adalah perubahan fungsi Warga yang memiliki lahan tersebut menjual
sebagian atau seluruh kawasan lahan dari lahan mereka untuk dialihfungsikan menjadi
fungsinya semula (seperti yang direncanakan) tempat wisata alam.
menjadi fungsi lain yang berpotensi Pembangunan wisata alam Bukit Tetetana
menimbulkan dampak negatif (masalah) dengan mengalih fungsikan lahan yaitu lahan
terhadap lingkungan dan potensi lahan itu cengkeh akan mempunyai dampak, baik itu
sendiri. Alih fungsi lahan akan terjadi terus positif maupun negatif terutama bagi petani
menerus yang disebabkan oleh semakin pemilik lahan yang mengalih fungsikan lahan
meningkatnya kebutuhan lahan seperti: tersebut, dimana dampak merupakan suatu
pemukiman, industri, perkantoran, tempat perubahan yang sangat mendasar akibat
wisata, jalan raya dan infrastruktur lain untuk adanya suatu kegiatan.
menunjang perkembangan masyarakat
(Lestari, 2010). Lahan
Proses alih fungsi lahan pertanian ke Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang
penggunaan non pertanian yang terjadi meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi, dan
disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut vegetasi, dimana faktor - faktor tersebut
Lestari, (2010) ada tiga faktor yang mempengaruhi potensi penggunaannya,
menyebabkan terjadinya konversi lahan Termasuk di dalamnya adalah akibat-akibat
pertanian yaitu : kegiatan manusia, baik pada masa lalu
1. Faktor eksternal merupakan faktor maupun sekarang, seperti reklamasi daerah-
yang disebabkan oleh adanya dinamika daerah pantai, penebangan hutan, dan akibat-
pertumbuhan perkotaan dan akibat yang merugikan seperti erosi dan
pertumbuhan penduduk, demografi akumulasi garam (Hardjowigeno, 2001).
maupun ekonomi. Lahan merupakan sumberdaya pembangunan
2. Faktor internal merupakan faktor yang yang memiliki karakteristik ketersediaan atau
lebih melihat sisi yang disebabkan oleh luasnya relatif tetap karena perubahan luas
akibat proses alami (sedimentasi) dan proses

64
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 13 Nomor 3a, November 2017 : 63 – 74

artifisial (reklamasi) sangat kecil. Kesesuaian negatif (masalah) terhadap lingkungan dan
lahan dalam menampung kegiatan masyarakat potensi lahan itu sendiri (Lestari, 2010).
juga cenderung bersifat spesifik karena lahan Sihaloho (2007) menjelaskan bahwa konversi
memiliki perbedaan sifat fisik seperti jenis lahan adalah alih fungsi lahan khususnya dari
batuan, kandungan mineral, topografi dan lain lahan pertanian ke non-pertanian atau dari
sebagainya. Menurut Notohadiprowiro dalam lahan non pertanian ke lahan pertanian. Alih
(I made, 2014), Permintaan lahan dipengaruhi fungsi lahan adalah pengalokasian
oleh dua jenis permintaan yaitu direct demand sumberdaya lahan dari satu penggunaan ke
(permintaan langsung) dan derived demand penggunaan lainnya.
(pendorong permintaan). direct demand, Alih fungsi lahan adalah perubahan fungsi
lahan berfungsi sebagai barang konsumsi atau penggunaan lahan dari fungsi semula ke
untuk pemukiman dan secara langsung penggunaan lain atau perubahan fungsi lahan
memberikan utilitas. Melalui derived demand, pertanian menjadi lahan non pertanian seperti
peningkatan jumlah penduduk akan lahan pertanian yang diubah menjadi kawasan
meningkatkan permintaan barang dan jasa wisata alam.
sebagai alat pemuas kebutuhan. Untuk
memproduksi barang dan jasa tersebut Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Alih
diperlukan lahan sebagai faktor produksi Fungsi Lahan Pertanian
dimana lahan ini tidak memberikan utilitas Alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan
secara langsung tetapi diperoleh dari nonpertanian yang terjadi disebabkan oleh
konsumsi barang dan jasa. beberapa faktor (Lestari, 2010). Tiga faktor
penting yang menyebabkan terjadinya
Penggunaan Lahan konversi lahan pertanian yaitu sebagai
Penggunaan lahan (land use) dan berikut:
penutupan lahan (landcover) pada hakekatnya 1. Faktor eksternal merupakan faktor yang
berbeda walaupun sama-sama disebabkan oleh adanya dinamika
menggambarkan keadaan fisik permukaan pertumbuhan perkotaan dan pertumbuhan
bumi. Lillesand dan Kiefer dalam Haryani, penduduk, demografi maupun ekonomi.
(2011) mendefinisikan penggunaan lahan 2. Faktor internal merupakan faktor yang
berhubungan dengan kegiatan manusia pada lebih melihat sisi yang disebabkan oleh
suatu bidang lahan, sedangkan penutupan kondisi sosial-ekonomi rumah tangga
lahan lebih merupakan perwujudan fisik pertanian pengguna lahan.
obyek-obyek yang menutupi lahan tanpa 3. Faktor kebijakan merupakan aspek
mempersoalkan kegiatan manusia terhadap regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah
obyek-obyek tersebut. Sistem penggunaan pusat maupun daerah yang berkaitan
lahan dikelompokkan menjadi 2 kelompok dengan perubahan fungsi lahan pertanian.
besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan Alih fungsi lahan ke sektor non
penggunaan lahan non pertanian. Penggunaan pertanian dapat terjadi karena para petani
lahan pertanian antara lain, tegalan, sawah, merasa pendapatan yang di dapatkan dari hasil
ladang, kebun, padang rumput, hutan pertanian dirasa kurang. Ini bisa terjadi
produksi, hutan lindung dan sebagainya. karena, semakin lama tingkat kesuburan lahan
Penggunaan lahan non pertanian antara lain pertanian yang semakin berkurang.
penggunaan lahan perkotaan atau pedesaaan,
industri, rekreasi, pertambangan dan Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian
sebagainya (Arsyad dalam Haryani, 2011). Menurut Priyono, (2012) dampak alih
fungsi lahan pertanian, yaitu:
Alih Fungsi Lahan a) Dengan adanya alih fungsi lahan maka
Alih fungsi lahan adalah perubahan fungsi secara langsung memusnahkan lahan
sebagian atau seluruh kawasan lahan dari pertanian yang mengakibatkan semakin
fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menyempitnya lahan pertanian,
menjadi fungsi lain yang menjadi dampak berkurangnya pendapatan petani, bahkan

65
Dampak alih fungsi lahan Pertanian Cengkeh.................................... (River Tandaju, Elsje Manginsela, Nordy Waney)

menghilangkan mata pencaharian buruh 2. Dampak sosial budaya


tani. Positif:
b) Dengan adanya kebijakan pemerintah, a) Terpeliharanya monument yang
yang sebagian besar lahan yang di gunakan menyimpan nilai-nilai budaya dan
merupakan areal pertanian, maka hal tempat tempat bersejarah
tersebut tentunya menimbulkan sentimen b) Terpeliharanya kebudayaan
masyarakat terhadap pemerintah, karena tradisional, seni, tarian, adat
pemerintah dianggap tidak memikirkan istadat, dan cara berpakaian
kehidupan masyarakat petani. Negatif:
a) Rusaknya monument dan tempat
Pengertian Pariwisata bersejarah karena ulah manusia
Undang – Undang No. 10 Tahun 2009 b) Komersilisasi budaya
Pasal 1 butir 3 dimana yang dimaksud dengan c) Meningkatnya kriminalitas,
pariwisata adalah berbagai macam kegiatan konsumersime masyarakat lokal,
wisata dan didukung berbagai fasilitas serta dan pelacuran.
layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah dan pemerintah 3. Dampak ekonomi
daerah. pengertian kepariwisatan menurut Positif:
Undang – Undang No. 10 tahun 2009 pasal 1 a) Terbukanya lapangan pekerjaan
angka 4 adalah keseluruhan kegiatan yang baru
terkait dengan pariwisata dan bersifat multi b) Meningkatkan taraf hidup dan
dimensi serta multi disiplin yang muncul pendapatan masyarakat
sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan c) Meningkatkan nilai tukar rupiah
negara, serta interaksi antara wisatawan dan terhadap mata uang asing
masyarakat setempat, sesama wisatawan, d) Membantu membangun tempat
pemerintah, pemerintah daerah dan sarana dan prasarana setempat
pengusaha. e) Meningkatkan kemampuan
manajerial dan keterampilan
Dampak Perkembangan Pariwisata masyarakat untuk memacu
Pariwisata akan memberikan dampak kegiatan ekonomi lainnya
baik positif maupun negatif, dan yang
terkena dampak tersebut adalah masyarakat, Negatif:
lingkungan, ekonomi, sosial. Dampak a) Meningkatkan biaya
perkembangan pariwisata (Mill dalam pembangunan sarana dan pra
Paramitasari, 2010). sarana
b) Meningkatkan harga barang
1. Dampak Segi lingkungan barang lokal dan bahan pokok
Positif: c) Peningkatan yang sangat tinggi
a) Terpeliharanya kebersihan alam tapi hanya musiman, sehingga
dan lingkungan untuk menarik pendapatan masyarakat naik
wisatawan turun.
b) Terjaganya keistimewaan
lingkungan seperti hutan, pantai, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani
dan pemandangan alam Faktor sosial ekonomi adalah faktor-faktor
Negatif: yang berasal dari segi sosial dan ekonomi
a) Lingkungan yang rusak seperti: yang dimiliki petani sehingga dapat
meningkatnya kadar polusi mempengaruhi mereka mengenai suatu hal.
b) Pembukaan hutan untuk lahan Petani adalah semua orang yang berdiam di
pertanian, lahan pemukiman pedesaan yang mengelola usaha pertanian
(Wulandari, 2013). Karakteristik sosial -

66
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 13 Nomor 3a, November 2017 : 63 – 74

ekonomi petani Menurut Hartanto dalam Ante dalam masyarakat di samping pekerjaan,
(2016): kekayaan dan pendidikan. Keputusan
1. Umur seseorang dalam memilih pekerjaan
Umur petani akan mempengaruhi dipengaruhi oleh sumberdaya dan kemampuan
kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal dalam diri individu.
yang baru dalam menjalankan usaha taninya.
Perumusan Masalah
2. Tingkat pendidikan Berdasarkan uraian dari latar belakang di
Pendidikan merupakan proses timbal balik atas maka masalah yang akan diteliti adalah
dari setiap pribadi manusia dalam Bagaimana dampak alih fungsi lahan
penyesuaian dirinya dengan alam, teman dan pertanian cengkeh terhadap kondisi sosial
alam semesta Mardikanto (1993). ekonomi petani ?
Suhardiyono (1992) menjelaskan bahwa para
ahli pendidikan mengenal 3 sumber Tujuan Penelitian
pengetahuan, yaitu: Tujuan dari penelitian untuk
a. Pendidikan Informal: proses pendidikan mendeskripsikan dampak alih fungsi lahan
yang panjang, diperoleh daan pertanian cengkeh terhadap kondisi sosial
dikumpulkan oleh seseorang berupa ekonomi petani pemilik lahan.
pengetahuan, keterampilan, sikap hidup,
dan segala sesuatu yang diperoleh dari Manfaat Penelitian
pengalaman pribadi sehari-hari dari
kehidupannya dalam masyarakat. Manfaat dari penelitian ini :
b. Pendidikan Formal: struktur dari suatu 1. Untuk Pemerintah
sistem pengajaran yang kronologis Kiranya dapat menjadi bahan informasi dan
dan berjenjang lembaga pendidikan pertimbangan untuk pemerintah dalam
mulai dari pra sekolah sampai dengan pengambilan keputusan mengenai alih fungsi
perguruan tinggi. lahan di Kelurahan Kumelembuai.
c. Pendidikan Non-formal: pengajaran
sistematis yang diorganisir dari luar 2. Untuk Masyarakat
sistem pendidikan formal bagi Dapat memberikan informasi mengenai
sekelompok orang untuk memenuhi dampak alih fungsi lahan pertanian cengkeh
keperluan khusus. Salah satu contoh terhadap kondisi sosial ekonomi petani
pendidikan non-formal ini adalah pemilik lahan.
penyuluhan pertanian.
Pendidikan dapat diperoleh melalui 3. Untuk Peneliti
pendidikan informal, formal maupun non- Peneliti kiranya dapat menambah
formal, keterbatasan pengetahuan yang pengetahuan dan wawasan serta dapat
dimiliki petani biasanya akan menjadi mengaplikasikan teori yang didapat selama
hambatan. Tingkat pendidikan petani baik studi
informal, formal maupun non formal akan
mempengaruhi cara berfikir yang
diterapkan pada usahanya yaitu dalam METODOLOGI PENELITIAN
rasionalisasi usaha dan kemampuan
memanfaatkan setiap kesempatan yang Waktu dan Tempat Penelitian
ada. Pengambilan data primer dan sekunder
dalam penelitian ini dilaksanakan selama 3
3. Pendapatan bulan mulai dari bulan Mei sampai Juli 2017,
Pendapatan merupakan faktor yang sangat mulai dari persiapan sampai penyusunan
penting dalam menunjang perekonomian laporan hasil penelitian. Penelitian ini
keluarga. Tingkat pendapatan merupakan dilakukan di tempat wisata alam Bukit
salah satu indikasi sosial ekonomi seseorang

67
Dampak alih fungsi lahan Pertanian Cengkeh.................................... (River Tandaju, Elsje Manginsela, Nordy Waney)

Tetetana di Kelurahan Kumelembuai d) Menambah modal dagang ( Positif )


Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon. e) Peluang bekerja untuk masyarakat (
Positif )
Metode Pemilihan Sampel
Metode pemilihan sampel menggunakan 2. Dampak Sosial meliputi :
metode purposive sampling. Pemilihan a) Perubahan status hidup keluarga
sampel pada penelitian ini yaitu kepada 5 petani ( Positif )
responden yang menjual lahannya untuk di b) Kebiasaan pengunjung terhadap
alih fungsikan di kawasan obyek wisata. masyarakat ( Negatif ).

Jenis dan Sumber Data Analisis Data


Data yang dikumpulkan dari penelitian ini Analisis yang dipakai dalam penelitian
ada 2 jenis yaitu: data primer dan data ini adalah Analisis Deskriptif, yaitu
sekunder. Data primer yang diambil dalam mendeskripsikan dampak sosial ekonomi
penelitian ini berasal dari wawancara petani terhadap alih fungsi lahan pertanian
langsung pada petani pemilik lahan yang telah cengkeh menjadi tempat wisata alam dalam
menjual lahannya untuk di alih fungsikan bentuk tabel serta menyusun dan menyajikan
menjadi kawasan obyek wisata alam dengan data dalam informasi yang jelas.
wawancara menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disusun, wawancara dengan
pengelola tempat wisata, dan observasi. Data HASIL DAN PEMBAHASAN
sekunder yang dikumpulkan dari Instansi
pemerintah yaitu Badan Pusat Statistik Deskripsi Lokasi Penelitian
melalui website, Kelurahan Kumelembuai.
Deskripsi Kelurahan Kumelembuai
Konsepsi Variabel Penelitian Kelurahan Kumelembuai terletak di
Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon.
Variabel yang digunakan dalam penelitian Kelurahan Kumelembuai terletak di atas
ini adalah : ketinggian ± 1100 mdpl (meter di atas
permukaan laut). Kelurahan Kumelembuai
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Alih memiliki luas wilayah ± 330 hektar dengan
Fungsi Lahan : lahan pemukiman hanya 10 hektar. Batas
1. Faktor Eksternal meliputi : wilayah administratif Kelurahan
a) Faktor Demografi Kumelembuai adalah Sebelah utara
b) Faktor Lokasi Wisata yang Strategis berbatasan dengan Desa Suluan, Sebelah
c) Faktor Ekonomi selatan berbatasan dengan Kelurahan
d) Faktor Iklim Rurukan, Sebelah barat berbatasan dengan
Hutan Lindung Gunung Mahawu, dan Sebelah
2. Faktor Internal meliputi : timur berbatasan dengan Kabupaten
a) Pendapatan petani sebelum dan Minahasa.
sesudah alih fungsi lahan
b) Pendapatan hasil panen terakhir kebun Deskripsi Obyek Wisata
cengkeh Obyek wisata alam “Bukit Tetetana”
merupakan milik Keluarga Korompis –
Dampak Alih Fungsi Lahan : Mewengkang yang mulai dibuka pada 1
1. Dampak Ekonomi meliputi : Januari 2017. Wisata alam ini terletak di atas
a) Peningkatan pendapatan keluarga perbukitan di ketinggian ± 1100 mdpl (meter
petani ( Positif ) di atas permukaan laut) memiliki suhu yang
b) Pembangunan rumah petani ( Positif ) dingin dan berkabut tebal jika hujan. Obyek
c) Usaha pertanian baru bagi keluarga wisata ini masuk dalam wilayah kepolisian
petani ( Positif ) Desa Suluan Kabupaten Minahasa. Tanah

68
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 13 Nomor 3a, November 2017 : 63 – 74

dalam obyek wisata ini dulunya milik masing sebesar 20 persen. Pekerjaan
beberapa warga Kumelembuai sebelum responden yaitu swasta dan PNS
dialihfungsikan. Obyek wisata ini masih mempengaruhi penjualan lahan mereka untuk
dalam proses pembangunan, dan belum dialih fungsikan. lahan kebun cengkeh yang
selesai. Obyek wisata ini memiliki tenaga dimiliki sudah tidak pernah dirawat lagi,
kerja sebanyak empat puluh orang yang karena pekerjaan utama adalah bekerja
berasal dari warga Kumelembuai, dan sebagai Swasta dan PNS. Bertani sudah tidak
sebagian warga Rurukan. Akses ke obyek menjadi pekerjaan utama responden, bertani
wisata ini melalui Kelurahan Kumelembuai. hanya menjadi pekerjaan sampingan
Fasilitas yang dimiliki obyek wisata ini adalah responden, sehingga mempengaruhi
satu bangunan pondok bambu, lahan parkir, responden untuk manjual lahan tersebut.
pondok tempat tinggal pengelola, taman Responden yang bekerja sebagai petani
bunga dan kolam ikan. tetap bekerja sebagai petani meskipun telah
menjual lahan kebun cengkeh. Responden
Deskripsi Responden yang tetap bekerja sebagai petani karena
Total responden sebanyak lima (5) orang masih memiliki kebun lain yang masih
yang mengalihfungsikan lahannya. Tabel 1 dapat diolah sehingga petani masih menjadi
adalah pengelompokan responden menurut pekerjaan utama responden tersebut.
kelompok umur. Tabel 4 menunjukkan kepemilikan lahan
Tabel 1 menunjukkan tingkat umur dan total luas lahan yang dijual. Rata-rata
responden didominasi oleh responden lahan yang dijual responden merupakan lahan
dengan umur 51-60 tahun sebesar 60 persen milik pribadi. Rata-rata lahan tersebut
dan responden umur 41-50 sebesar 40 didapatkan dari warisan orang tua.
persen. Umur petani akan mempengaruhi Kepemilikan lahan salah satu responden
kemampuan fisik dan respon terhadap hal- adalah tanah kalakeran atau milik keluarga
hal yang baru dalam menjalankan usaha besar yang belum dibagi. Meskipun lahan
taninya. tersebut merupakan lahan milik kakak
Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat beradik, namun semua hasil penjualannya
pendidikan responden yaitu SMP sebesar 40 oleh saudara-saudaranya diberikan kepada
persen selanjutnya diikuti SMA sebesar 40 responden berdasarkan kesepakatan yang
persen, dan yang terakhir S1 sebesar 20 dibuat.
persen. Pendidikan dapat diperoleh melalui
pendidikan informal, formal maupun non- Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Alih
formal, keterbatasan pengetahuan yang Fungsi Lahan Pertanian
dimiliki petani biasanya akan menjadi
hambatan. Tingkat pendidikan petani baik Faktor Eksternal
informal, formal maupun non-formal akan
mempengaruhi cara berfikir yang diterapkan a. Faktor Demografi
pada usahanya yaitu dalam rasionalisasi Meningkatnya jumlah penduduk
usaha dan kemampuan memanfaatkan setiap mengakibatkan meningkatnya kebutuhan
kesempatan yang ada (Paramitasari 2010). lahan antara lain untuk tempat tinggal dan
Keseluruhan responden tidak mengetahui tempat usaha yang diambil dari lahan milik
tentang alih fungsi lahan, sehingga generasi sebelumnya atau tanah negara. Hal
mempengaruhi keputusan responden untuk ini jelas akan menyempitkan/mengurangi
menjual lahannya. luas tanah disamping adanya keinginan
Tabel 3 menunjukkan jenis pekerjaan generasi berikutnya merubah lahan
responden yang berbeda-beda, didominasi pertanian yang sudah ada, meskipun dalam
oleh jenis pekerjaan Petani sebesar 60 persen, penelitan ini yang memiliki keinginan untuk
dan yang terakhir Swasta dan PNS masing- mengubah fungsi lahan pertanian adalah
investor yang membeli lahan tersebut.

69
Dampak alih fungsi lahan Pertanian Cengkeh.................................... (River Tandaju, Elsje Manginsela, Nordy Waney)

b. Faktor Lokasi Wisata yang Strategis Faktor Internal


Lokasi Wisata alam ini berada di dataran Faktor internal jauh lebih melihat sisi yang
tinggi ± 1100 mdpl (meter di atas disebabkan oleh kondisi sosial-ekonomi
permukaan laut), memiliki suhu yang dingin rumah tangga petani pengguna lahan.
dan berkabut dan berada di kawasan
perkebunan yang dimiliki oleh warga a. Pendapatan Keluarga Petani
Kelurahan Kumelembuai yang terletak di Pendapatan merupakan faktor yang sangat
wilayah kepolisian Desa Suluan (Pejabat penting dalam menunjang perekonomian
Kelurahan Kumelembuai, 2017). Lokasi keluarga. Tingkat pendapatan merupakan
wisata alam ini tidak jauh dari Kelurahan salah satu indikasi sosial ekonomi seseorang
dalam masyarakat di samping pekerjaan,
Kumelembuai ± 1 kilometer. Akses jalan ke
kekayaan dan pendidikan. Responden yang
tempat wisata alam ini sudah ada dari
telah mengalihfungsi lahan pertanian menjadi
dahulu karena merupakan jalan kebun
obyek wisata memiliki pendapatan yang tidak
warga Kumelembuai. Wisata alam ini tetap setiap bulannya.
memiliki sudut pandang yang luas yaitu Tabel 6 menunjukkan data tentang
Gunung Mahawu, Kota Manado, Minahasa pendapatan petani yang diterima petani
Utara, dan Kota Bitung. Letak wisata alam sebelum lahan mereka dijual dan pada saat
yang strategis ini membuat investor tertarik mereka menerima uang hasil penjualan lahan
untuk membeli lahan di tempat itu dan mereka atau pendapatan dari hasil alih fungsi
membuat menjadi tempat wisata alam. lahan.
Pendapatan petani sebelum melakukan alih
c. Faktor Ekonomi fungsi lahan sekitar 3 juta sampai dengan 10
Pendapatan hasil pertanian kebun cengkeh juta rupiah per bulan. Setelah melakukan alih
dinilai petani merugikan, karena biaya fungsi lahan atau menjual lahan, petani
pengeluaran tidak sebanding dengan hasil mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi.
yang didapat saat panen. Hasil panen yang Seluruh responden mengalami perubahan
didapat sangat rendah sehingga mendorong pendapatan pada waktu mereka menjual lahan
petani untuk menjual lahan tersebut. kebun. Harga yang lebih tinggi dari harga
Harga yang ditawarkan investor sangat tinggi, pasar yang ditawarkan investor mendorong
jauh lebih tinggi dari harga tanah yang biasa responden untuk menjual lahan kebun.
diperjualbelikan di Kelurahan Kumelembuai Pengelolaan hasil pendapatan dari alih
dan petani mendapatkan uang dalam jumlah fungsi lahan yang jika dikelola petani dengan
besar sekaligus. Harga tanah yang tinggi yang baik akan berdampak baik bagi petani itu
diawarkan investor mendorong mereka untuk sendiri. Hasil penelitian menunjukkan rata-
menjual lahan pertanian tersebut. rata responden menggunakan pendapatan dari
Tabel 5 menggambarkan luas lahan yang hasil alih fungsi lahan untuk memperbaiki dan
dijual oleh responden dan harga yang membuat bangunan rumah. Hanya responden
dibayar investor kepada responden. Tabel 5 4 yang menggunakan hasil penjualan lahan
memuat data tentang harga yang dibayarkan untuk membeli lahan kebun yang baru.
pihak investor ke pemilik lahan. Terjadi
perbedaan harga yang dibayarkan pihak b. Pendapatan dari Hasil Panen Terakhir
investor diduga karena letak tanah yang Kebun dari Kebun Cengkeh
lebih strategis atau lebih baik dari yang lain. Pendapatan hasil panen terakhir kebun
Responden 1 yang kepemilikan lahannya cengkeh sesuai hasil wawancara, hanya ada
milik keluarga, menerima seluruh total dua responden yang melakukan panen terakhir
harga pembayaran yang dibayar investor yaitu responden 1 dan 4. Panen terakhir
karena sudah meminta persetujuan dari responden 1 yaitu pada tahun 2000 dengan
seluruh keluarga pemilik lahan tersebut. hasil yang didapat Rp.5.000.000 dan
responden 4 pada tahun 2015 dengan hasil
yang didapat Rp.1.425.000. Responden 2

70
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 13 Nomor 3a, November 2017 : 63 – 74

belum pernah panen karena cengkeh yang pasar yang ditawarkan investor mendorong
ditanam masih sangat muda dan sudah dijual. responden untuk menjual lahan kebun.
Responden 5 tidak mengetahui hasil panen Pengelolaan hasil pendapatan dari alih
terakhir. Responden 6 belum pernah fungsi lahan yang jika dikelola petani dengan
melakukan panen karena sejak diwariskan 3 baik akan berdampak baik bagi petani itu
tahun yang lalu dan cengkeh didalam kebun sendiri. Hasil penelitian menunjukkan rata-
tersebut sudah tua menurut responden. rata responden menggunakan pendapatan dari
Hasil penelitian dapat menyimpulkan hasil alih fungsi lahan untuk memperbaiki dan
bahwa pendapatan hasil panen terakhir kebun membuat bangunan rumah. Hanya responden
cengkeh hanya dilakukan oleh dua responden. 4 yang menggunakan hasil penjualan lahan
Hasil panen tersebut tidak sebanding dengan untuk membeli lahan kebun yang baru.
biaya yang dikeluarkan petani, sehingga
mempengaruhi keputusan responden untuk c. Pembangunan Rumah Keluarga Petani
menjual lahannya. Berdasarkan hasil penelitian, empat dari 5
responden menggunakan hasil penjualan lahan
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian untuk membangun sarana dan prasarana
Dampak Ekonomi rumah. Dua responden menggunakan semua
 Positif hasil penjualan lahan mereka hanya untuk
a. Meningkatkan Pendapatan Keluarga membangun rumah.
Petani
Alih fungsi lahan yang terjadi Tabel 6 menunjukkan rata rata pengelolaan
mempengaruhi pendapatan petani. Hal ini hasil penjualan lahan digunakan untuk
dapat dilihat pada Tabel 6 Pendapatan petani membangun dan memperbaiki rumah.
setelah mangaihfungsikan lahan atau menjual
lahan berubah karena harga yang dibayarkan d. Membuka Usaha pertanian Baru
investor sangat tinggi jauh berbeda dari harga Keluarga Petani
lahan yang biasa diperjualbelikan di Hasil penjualan lahan oleh petani
Kelurahan Kumelembuai. dimanfaatkan untuk membuka usaha pertanian
yang baru. Lahan pertanian yang baru
b. Pembangunan Rumah Keluarga Petani dimanfatkan untuk menanam tanaman jangka
Berdasarkan hasil penelitian, empat dari 5 pendek misalnya wortel dan kol yang
responden menggunakan hasil penjualan penghasilannya telah dirasakan oleh keluarga
lahan untuk membangun sarana dan petani. Hasil dari alih fungsi lahan berdampak
prasarana rumah. Dua responden positif dengan memanfaatkan penjualan lahan
menggunakan semua hasil penjualan lahan untuk membeli lahan yang baru.
mereka hanya untuk membangun rumah
Tabel tujuh menunjukkan data tentang e. Menambah Modal Usaha
pendapatan petani yang diterima petani Hasil dari penjualan lahan
sebelum lahan mereka dijual dan pada saat mempengaruhi usaha responden. usaha yang
mereka menerima uang hasil penjualan lahan dilakukan responden satu adalah penjual
mereka atau pendapatan dari hasil alih fungsi bahan keliling menggunakan mobil.
lahan. pengelolaan hasil penjualan lahan digunakan
Pendapatan petani sebelum melakukan alih responden satu untuk menambah modal
fungsi lahan sekitar 3 juta sampai dengan 10 dagangannya sehingga dagangannya menjadi
juta rupiah per bulan. Setelah melakukan alih lebih besar.
fungsi lahan atau menjual lahan, petani
mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi. f. Peluang Kerja Untuk Masyarakat
Seluruh responden mengalami perubahan Sekitar
pendapatan pada waktu mereka menjual lahan Dengan adanya pembangunan obyek wisata
kebun. Harga yang lebih tinggi dari harga alam “Bukit Tetetana“, kesempatan kerja bagi
warga masyarakat Kelurahan Kumelembuai

71
Dampak alih fungsi lahan Pertanian Cengkeh.................................... (River Tandaju, Elsje Manginsela, Nordy Waney)

meningkat. Tenaga kerja yang bekerja di rumah sendiri. Alih fungsi lahan yang terjadi
kawasan wisata alam sebagian besar berasal berpengaruh positif terhadap perubahan satus
dari Kelurahan Kumelembuai. Jenis pekerjaan hidup keluarga petani.
tersebut berupa merawat tanaman, menjaga pos  Negatif
masuk, dan membuka usaha berupa warung b. Kebiasaan Pengunjung Terhadap
makanan dan minuman yang menyerap sekitar Masayarakat
40 orang. Berdasarkan hasil penelitian, peningkatan
kunjungan wisatawan yang datang ke lokasi
Dampak Sosial wisata, memberi dampak negatif terhadap nilai
 Positif budaya dan norma yang berlaku di masyarakat.
a. Perubahan Status Hidup Keluarga Dimana perbedaan budaya dan norma yang
Petani berlaku memiliki perbedaan seperti gaya
Alih fungsi lahan yang terjadi berpakaian dan gaya bahasa dalam
berdampak positif terhadap keluarga petani. berkomunikasi. Jika terus berlangsung hal ini
Hasil dari penjualan lahan digunakan oleh akan membawa dampak terhadap kebiasaan
petani untuk membangun rumah sendiri. pada masyarakat lokal yang ada disekitar
Keluarga petani yang sebelumnya menempati kawasan wisata.
rumah milik orang sekarang sudah menempati

Tabel 1. Responden Menurut Kelompok Umur


Tingkat Umur Jumlah Responden Persentase (%)
41 – 50 2 40
51 – 60 3 60
Total 5 100
Sumber : Data Primer (2017)

Tabel 2. Responden Menurut Tingkat Pendidikan


Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)
SMP 2 40
SMA 2 40
S1 1 20
Total 5 100
Sumber : Data Primer (2017)

Tabel 3. Responden Menurut Jenis Pekerjaan


Pekerjaan Jumlah Responden Persentase (%)
Swasta 1 20
Petani 3 60
PNS 1 20
Total 5 100
Sumber : Data Primer (2017)

Tabel 4. Kepemilikan Lahan dan Total Luas Lahan yang Di Jual


Responden Kepemilikan Lahan Total Luas Lahan Yang
Dijual (hektar)
1 Kalakeran (lahan milik bersama) 0.4 Ha
2 Passini (lahan milik pribadi) 0.36 Ha
4 Passini (lahan milik pribadi) 0.44 Ha
5 Passini (lahan milik pribadi) 0.45 Ha
6 Passini (lahan milik pribadi) 0.28 Ha
Sumber : Data Primer (2017)

72
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 13 Nomor 3a, November 2017 : 63 – 74

Tabel 5. Total Luas Lahan yang Dijual, dan Harga yang Dibayar Investor
Responden Total luas lahan yang dijual Harga yang dibayar (juta)
1 0.4 Ha 80
2 0.36 Ha 165
4 0.44 Ha 135
5 0.45 Ha 120
6 0.28 Ha 70
Sumber : Data Primer (2017)

Tabel 6. Pendapatan Petani Sebelum dan Sesudah Alih Fungsi Lahan


Pendapatan Petani
Responde Total Keterangan
n Pendapatan

Sebelum Sesudah
1 Rp 10.000.000 Rp 80.000.000 Rp 90.000.000 Mei 2016
2 Rp 3.000.000 Rp 165.000.000 Rp 168.000.000 Mei 2016
4 Rp 8.000.000 Rp 135.000.000 Rp 143.000.000 Juni 2016
5 Rp 4.000.000 Rp 120.000.000 Rp 124.000.000 Agustus 2016
6 Rp 3.250.000 Rp 70.000.000 Rp 73.250.000 Juli 2016
Sumber : Data Primer (2017)

KESIMPULAN DAN SARAN Saran


Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
Kesimpulan saran yang dapat diberikan adalah
Hasil penelitian menunjukkan dampak pendapatan dari hasil alih fungsi lahan
dari alih fungsi lahan dilihat dari sisi sebaiknya digunakan untuk kegiatan
ekonomi, alih fungsi lahan berdampak produktif dan bukan konsumtif sehingga
positif bagi keluarga petani dan masyarakat memberikan dampak yang lebih bagi bagi
sekitar. Bagi keluarga petani: petani dan keluarga petani itu sendiri.
meningkatkan pendapatan keluarga petani,
pembangunan rumah keluarga petani,
membuka usaha pertanian baru bagi DAFTAR PUSTAKA
keluarga petani. Untuk masyarakat
membuka peluang kerja untuk masyarakat Ante, Elisabeth, Noortje M. Benu, and
sekitar. Dilihat dari sisi sosial alih fungsi Vicky R. B Moniaga (2016). "Dampak
lahan berdampak positif dan negatif yaitu: Ekonomi Dan Sosial Alih Fungsi
berdampak positif dengan terjadinya Lahan Pertanian Holtikultura di
perubahan status hidup keluarga petani Kelurahan Kumelembuai Kecamatan
karena memiliki rumah sendiri (positif), Tomohon Timur Kota
dan kebiasaan pengunjung terhadap Tomohon." AGRI-SOSIO
masyarakat (negatif), berupa cara EKONOMI.
berpakaian dan cara bertutur kata yang
tidak sesuai dengan kesopanan pada Badan Pusat Statistik (2015). Jumlah
budaya Minahasa. Penduduk di Indonesia.

73
Dampak alih fungsi lahan Pertanian Cengkeh.................................... (River Tandaju, Elsje Manginsela, Nordy Waney)

I Made, Dwipradnyana, (2014). Faktor- Paramitasari, Isna Dian (2010). Dampak


faktor yang Mempengaruhi Konversi Pengembangan Pariwisata Terhadap
Lahan Pertanian Serta Dampaknya kehidupan masyarakat lokal Studi
Terhadap Kesejahteraan Petani Subak, Kasus: Kawasan Wisata Dieng
Kecamatan Kediri, Tabanan. Tesis. Kabupaten Wonosobo Universitas
Denpasar. Program Pascasarjana Sebelas Maret.
Universitas Udayana, Denpasar.
Priyono. (2012). Alih Fungsi Lahan
Hardjowigeno, S. dan Widiatmaka. (2001). Pertanian Merupakan Suatu
"Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Kebutuhan Atau Tantangan. Jurnal
Perencanaan Tataguna Lahan. Ilmiah Fakultas Pertanian UNINSRI
Surakarta.
Ilham, Nyak, Yusman Syaukat, and Friyatno
(2005). "Perkembangan Dan Faktor- Suhardiyono, L. (1992). Penyuluhan.
Faktor Yang Mempengaruhi Konversi Petunjuk bagi Penyuluhan Pertanian.
Lahan Sawah Serta Dampak Jakarta: Erlangga.,
Ekonominya." SOCA (Socio-
Economic of Agriculture and Sihaloho, Martua., Dharmawan, Arya Hadi,
Agribusiness). dan Rusli, Said. (2007). Konversi
Lahan Pertanian dan Perubahan
Lestari, Tri (2010). "Konversi Lahan Struktur Agraria (Studi Kasus di
Pertanian dan Perubahan Taraf Hidup Kelurahan Mulyaharaja, Kecamatan
Rumah tangga Petani: Kasus Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa
Pembangunan Perumahan X di barat). Jurnal Trans disiplin Sosiologi,
Kampung Cibeureum Sunting dan Komunikasi, dan Ekologi Manusia
Kampung Pabuaran, Kelurahan Vol. 1. Tahun 2007. Jawa Barat.
Mulyaharja, Kecamatan Bogor
Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Barat." 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan.

Wulandari, (2013). Kondisi Sosial Ekonomi


// Petani Padi Sawah di Kelurahan
Mangalli, Kecamatan Pallangga.

(http://waraneytoundanouw.blogspot.co.id/2
015/01/ (diakses tanggal 25 oktober 2017)

74

Anda mungkin juga menyukai