Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

GERAKAN 30 SEPTEMBER PARTAI KOMUNIS INDONESIA

(G30SPKI)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu :

Sri Anawati, SE.,M.AK

Oleh :

Chandi Lestari

Npm : 092023090245

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS GLOBAL UNIVERSITY

Tahun 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
shalawat beserta salam kita hanturkan kepada junjungan Nabi Muhamad SAW
beserta keluarga dan para sahabat beliau,serta pengikut hingga akhir zaman.

Alhamdulilah, atas karunia dan rahmat yang diberikan kepada kami,


sehingga makalah ini dapat disusun dan diselesaikan berdasarkan waktu yang telah
diberikan untuk memenuhi salah satu tugas kami. Makalah ini berjudul “Gerakan
30 September/Partai Komunis Indonesia (G30SPKI).

Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada


dosen pengasuh mata kuliah pendidikan pancasila yang telah memberikan
pengertahuan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini.


Oleh karena itu, kami berharap pembanca memberikan kritik dan saran – saran yang
membangun dan memotivasi tim penyusun untuk lebih baik lagi dalam membuat
makalah.Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun yang menulis.
Amin yarabbal a’lamiin.

Depok 21 Oktober 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
BAB I..........................................................................................................................4
PENDAHULUAN ..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................................... 5
BAB II.........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
2.1 Latar Belakang Peristiwa GG30SPKI .......................................................................... 6
a. Dewan Jenderal ....................................................................................................... 6
b. Isu Dokumen Gilchrist ............................................................................................. 7
2.2 Kronologis Terjadinya Peristiwa G30SPKI ................................................................. 7
2.3 Peristiwa Penumpasan pada GG30SPKI .................................................................. 10
2.4 Dampak Peristiwa G30S-PKI .................................................................................... 12
a). Dampak Politik ..................................................................................................... 12
b).Dampak Ekonomi .................................................................................................. 13
2.5 Monumen Peninggalan G3OS-PKI .......................................................................... 14
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gerakan 30 September 1965 sudah sering jadi perbincangan bahkan


frekuensi semakin meningkat setelah berakhir orde baru. Kemerdekaaan
Indonesia bukan berarti Indonesia terbebas dari segala masalah yang
ada.Terdapat beberapa oknum ataupun organisasi masyarakat yang
menginginkan ideologi mereka yang menjadi landasan negara yang telah
disepakati sebelumnya,salah satunya adalah organisasi partai politik, Partai
Komunis Indonesia (PKI).Hingga saat ini masih banyak organisasi
masyarakat yang menginginkan separatis dengan kedaulatan NKRI.
Pemberontakan PKI tanggal 30 September 1965 bukanlah kali
pertama bagi PKI.Sebelumnya, pada tahun 1948 PKI sudah pernah
mengadakan pemberontakan di Madiun.Pemberontakan tersebut dipelopori
oleh Amir Syarifuddin dan Muso.Tujuan dari pemberontakan itu adalah
untuk menghancurkan Negara RI dan menggantinya menjadi negara
komunis. Beruntunglah pada saat itu Muso dan Amir Syarifuddin berhasil
ditangkap dan kemudian ditembak mati sehingga pergerakan PKI dapat
dikendalikan.
Namun, melalui demokrasi terpimpin kiprah PKI kembali bersinar.
Terlebih lagi dengan adanya ajaran dari presiden Soekarno tentang
Nasakom (Nasional,Agama,Komunis) yang sangat menguntungkan PKI
karena menempatkanua sebagai bagian yang sah dalam konstelasi politik
Indonesia. Bahkan, Presiden Soerkarno mengangap aliansinya dengan PKI
menguntungkan sehingga PKI ditempatkan pada barisan terdepan dalam
demokrasi terpimpin.Gerakan 30 September ini meliputi serangkaian
peristiwa seperti pelaksanaanya,penumpasanya,serta dampak dari peristiwa
G30SPKI tersebut.

4
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari pada penulisan makalah ini yaitu :

1. Apa yang melatar belakangi terjadinya peristiwa G30SPKI ?


2. Bagaimana kronologis terjadinya peristiwa G3OSPKI?
3. Bagaimana alur peristiwa terjadinya penumpasan G30SPKI?
4. Apa dampak dari peristiwa G30SPKI?
5. Apa saja peninggalan dari peristiwa G30SPKI?

1.3 Tujuan Pembelajaran

Tujuan dari makalah ini yaitu :


1. Mengetahui latar belakang terjadinya peristiwa G30SPKI
2. Mengetahui Pelaksanaan peristiwa G30SPKI
3. Mengetahui alur peristiwa terjadinya penumpasan G30SPKI
4. Mengetahui dampak dari peristiwa G30SPKI
5. Mengetahui peninggalan dari peristiwa G30SPKI

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman


bagi mahasiswa/i tentang peristiwa G30SPKI.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Peristiwa GG30SPKI

Peristiwa PKI adalah peristiwa berdarah bunuh membunuh yang tidak jelas
kepastiannya’dalam peristiwa ini 6 jendnral tewas dan PKI dituduh sebagai
pembunuhnya.Menurut isu beredar,ada kabar bahwa para jenderal dengan
pemerintahanSoekarno,kabar ini disebut Isu Dewan Jenderal ,menurut isu
beredar,kemudian digerakan pasukan Cakrabirawa untuk menangkap dan
mengadili mereka,namun dalam proses penangkapan, secara tak terduga mereka
terbunuh pada tanggal 30 September 1965. Menurut isu, setelah ke enam jenderal
terbunuh, tersebarlah tufuhan bahwa PKI yang membunuh para jenderal tersebut.
Untuk menyingkapi tuduhan atas PKI tersebut, diberantaslah PKI yang dianggap
ingin mengudeta pemerintahan.Banyak anggota -anggota PKI terbubuh, juga
banyak orang – orang yang terbunuh oleh PKI, semua itu terjadi pasca terbunuhnya
jenderal pada 30 September 1965.

Sampai saat inipun hal ini tersebut masih sangat kontroversial untuk
dibicarakan. Bannyak pandangan – pandangan yang melatarbelakangi peristiwa ini.
Berikut beberapa hal yang terjadi sampai terjadinya gerakan yang menyebabkan
pembunuhsn kepada 6 jenderal tersebut .

a. Dewan Jenderal

Sebelum terjadi gerakan 30 September itu, sudah beredar isu dengan


adanaya Dewan Jenderal yang menyatahkan bahwa beberapa petinggi
Angkatan Darat ingin mengkudeta kekuasaan Presiden Soekarno.
Menanggapi isu yang beredar, Presiden Soekarno disebut memerintahkan
pasukan pengawal istana untuk menangkap Petinggi Angkatan Darat untuk
diadili. Namun, sebelum operasi penangkapan tersebut terjadi sudah ada
oknum - oknum yang lebih dulu membunuh mereka dilubang buaya.Tujuan
PKI mengeluarkan isu Dewan Jenderal untuk menghilangkan kepercayaan
masyarkat terhadap TNI Angkatan Darat (AD).

6
b. Isu Dokumen Gilchrist

Isu Dokumen Gilchrist, yang diambil dari nama dubes inggris yaitu Andres
Gilchtrist sudah beredar hampir bersaman dengan isu Dewan Jenderal.
Beberapa pihak menyatahkan bahwa dokumen ini sudah dipalsukan oleh
intelejen Ceko, dibawah pengawasan dari Jenderal Agayant dari KGB Rusia.
Dokumen ini menyatahkan bahwa perwira – perwira Angkatan Darat telah
dibeli oleh pihak barat. Selain itu Amerika Serikat juga dituduh sudah
memprovokasikan militer indonesiia karena memberikan daftar nama –
nama anggota PKI untuk dibunuh. Dinas intelejen Amerika Serikat
mendapatkan data-data campur tangan PKI pada peristiwa 30 September
dari berbagai sumber, salah satunya dari bbuku yang ditulis John Hughes,
yang berjudul Indonesian Upheaval.

2.2 Kronologis Terjadinya Peristiwa G30SPKI

Menjelang di lancarkanya G30SPKI , banyak sekali kegiatan-kegiatan yang


dilaksanakanya oleh Biro Khusus PKI yang telah dibentuk pada tahun 1964 dengan
mengadakan beberapa kali rapat rahasia yang diikuti oleh beberapa orang oknum
ABRI. Rapat pertama 6 September 1965 yang dilaksanakan dirumah Kapten
Wahjudi Jl. Sindanglaya 5, Jakarta, diikuti oleh :

1. Sjam Kamaruzaman
2. Pono (Soepomo)
3. Letnan Kolonel Untung Sutopo (Komandan Batalyon I Kawal Kehormatan
Resimen Cakrabirawa)
4. Kolonel A.Latief ( Komandan Brigade Infantri Kodam V/Jaya)
5. Mayor Udara Suyono( Komandan Pasukan Pengawal Pangkalan (P3)PAU
Halim)
6. Mayor A.Sigit ( Komandan Batalyon 203 Brigade Infatri I Kodam V/ Jaya)
7. Kapten Wahjudi ( Komandan Kompi Artileri Sasaran Udara)

Rapat ini membicarakan tentang situasi umum sebelum gerakan dan isu
sakitnya Bung Karno. Selanjutnya Sjam melontarkan isu adanya Dewan

7
Jenderal yaitu yang mengungkapkan adanya beberapa petinggi Angkatan Darat
yang tidak puas terhadap Soerkarno dan berniat untuk menggulingkanya.
Menanggapi isu ini, Soekarno disebut-sebut memerintahkan pasuka
Cakrabirawa untuk menangkap dan membawa mereka untuk diadili oleh
Soekarno, dari ABRi pun terhasut dan ikut dalam gerakan yaitu Letnan Kolonel
Untung, Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa (pasukan pengawal
presiden). Sjam kemudian menyampaikan intruksi Aidit untuk mengadakan
gerakan mendahului kudeta Dewan Jenderal. Setelah rapat pertama kemudian
diadakan lagi rapat-rapat selanjutnya guna membahas persiapan serangan
gerakan. Diantaranya rapat ke -2 pada tanggal 9 September 1965, rapat ke -3
tanggal 13 September 1965, rapat ke -4 tanggal 15 September 1965, rapat ke -
5 tanggal 17 September 1965, rapat ke - 6 tanggal 19 September , dan rapat ke
-7 tanggal 22 September 1965, yang ke -8 tanggal 24 September 1965, ke -9
tanggal 29 September 1965.

Pada rapat-rapat setelah rpat ke -6 membahas tentang penepatan sasaran


gerakan bagi masing- masing yang akan bergerak menculik atau membunuh
para jenderal Angkatan Darat yang diberi nama Pasukan Pasopati. Pasukan
teritorial dengan tugas menduduki gedung RRI dan gedung Telekomunikasi
diberi nama Pasukan Bimasakti, kemudian pasukan yang mengkoordinasi
lubang buaya diberi nama Pasukan Gatotkaca. Setelah persiapan terakhir selesai,
rapat terakhir diadakanya tanggal 29 September 1965 yang dilaksanakan
dirumah Sjam, gerakan itu dinamakan “Gerakan 30 September”(G30/SPKI atau
Gestapu/PKI). Secara fisik-militer gerakan dipimpin oleh Letnan Kolonel
Untung, Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa(Pasukan Pengawal
Presiden) selaku pimpinan formal seluruh gerakan . Mereka memulai gerakan
dini hari 1 Oktober 1965, dan didahului dengan penculikan enam perwira tinggi
dan seorang perwira pertama Angkatan Darat. Secara kejam mereka dibunuh
dan dianiaya oleh pemuda rakayat PKI,Gerwani,dan lainya kemudian jenazah
mereka dimasukan kesumur tua ysng diberi nama Lubsng Buaya Pondok Gede,
Jakarta dan ditimbun dengan sampah dan tanah , kemudian tanggal 3 Oktober
baru ditemukan.

8
Gambar 7 pahlawan revolusi yang gugur dalam peristiwa G30SPKI

Berikut keenam perwira tinggi tersebut :

1. Letjen TNI Ahmad Yani ( Menteri /Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf


Komando Operasi Tertinggi)
2. Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD Bidang
Administrasi)
3. Mayjen TNI Mas Tirdodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD
Bidang Perencanaan Dan Pembinaan)
4. Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang
Intelijen)
5. Brigien TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD
bidang
Logistik)
6. Brigien TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal
Angkatan Darat)
7. Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi sasaran utama, selamat
dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani
Nasution dan ajudan beliau. tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
Selain itu beberapa orang lainnya juga turut menjadi korban:

9
1. Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal kediaman resmi Wakil Perdana
Menteri II dr.J. Leimena)
2. Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/Pamungkas,
Yogyakarta)
3. Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/Pamungkas,
Yogyakarta).
Bersama dengan gerakan penculikan, mereka juga menguasai 2
buah sarana komunikasi yang vital yaitu Studio RRI merdeka Barat, dan
gedung Telekomunikasi Merdeka Selatan. Melalui RI yang dia kuasai
Kolonel Untung menyiarkan bahwa Gerakan 30 September ditujukan
kepada jendral - jendral anggota Dewan Jendral yang akan mengadakan
Kudeta (perebutan Kekuasan). Hal ini membingungkan masyarakat, tapi
pada hari itu juga Pangkostrad Mayor Jendral Soeharto langsung mengambil
tindakan setelah mendengar kabar tersebut. Jika Panglima tetinggi
Angkatan Darat Berhalangan Pangkostrad ditunjuk untuk mewakilinya.
Hubungan dengan presiden Soekarno tidak bisa dilakukan dengan
keyakinan bahwa G30S/PKI ingin merebut kekuasaan pemerintahan dengan
berpegang pada Saptamarga memutuskan untuk melancarkan operasi
menumpas G30S/PKI.
Dengan menggunakan unsur-unsur kostrad yang sedang berada di
Jakarta dalam rangka parade har ulang tahun ABRI, yaitu Batalyon 328
Kujang/Siliwangi. Batalyon 2 Kavaleri, dan Batalyon 1 Resimen Para
Komando Angkatan Darat (Men Parako atau RPKAD), gerakan
penumpasan dimulai.

2.3 Peristiwa Penumpasan pada GG30SPKI

Usaha penumpasan G30S/PKI sedapat mungkin dilakukan tapa bentrokan


senjata. Anggota pasukan Batalyon 530/Brawijaya minus I Kompi, berhasil
dinsafkan dari pemberontakan dan berhasil ditarik ke markas Kostrad di Medan
Merdeka Timur. Anggota Batalyon 545/Diponegoro sekitar pukul 17.00 ditarik
mundur ole pihak pemberontak ke Lanuma Halim Perdanakusuma. Sekitar pukul

10
19.15 pasukan RPKAD sudah berhasil menduduki RI dan Gedung Telekomunikasi
dan mengamankan pemberontakan tapa bentrokan senjata. Sementara itu pasukan-

gambaran peristiwa penumpasan GT30SPKI

Pasukan yang lain berhasil pula mengamankan pemberontakan. Setelah


diketahui bahwa pusat pemberontakan di sekitar Lanuma Halim PerdanaKusuma,
langkah selanjutnya adalah membebaskan Pangkalan Udara Halim.

Banyak kejadian penting terjadi pada penumpasan G30S/PKI. Sekalipun


peranan PKI makin terungkap sebagai dalang peristiwa G30S/PKI dan demonstrasi
menuntut pembubaran PKI semkain memuncak, namun presiden Soekarno belum
mengambil langkah - langkah ke arah penyelesaian politik daripada masalah
G30S/PKI sebagaimana dijanjikanya.

D.N Aidit dalam pelarianya, tanggal Oktober 1965 mengirim surat kepada
Presiden, yang mengusulkan supaya melarang adanya pernyataan-pernyataan yang
bersifat mengutuk G30S serta melarang adanya Tuduh menuduh serta salah
menyalahkan, diharapkan amarah Rakyat terhadap PKI reda, namun aksi-aksi terus
berjalan. Dalam pada itu Papelrada - Papelrada ( Penguasa Pelaksana Dwikora
Daerah) yakni Kodam, berturut

11
- turut mebekukan PKI dan Ormas-ormasnya.

2.4 Dampak Peristiwa G30S-PKI

Dampak dari peristiwa in jauh lebih menyedihkan bagi bangsa Indonesia.


Seiak atau bahkan sebelum Soeharto membubarkan PKI dan menyatakan sebagai
partai terlarang di Indonesia pada tahun 1966, kebencian indonesia terhadap PKI
meluas ke seluruh penjuru Indonesia. Akibatnya, diperkirakan 600.000 orang yang
dianggap terkait dengan PKI menjadi tahanan politik ditangkap tapa surat
penangkapan serta ditahan tapa proses persidangan.Setidaknya diperkirakan
500.000-2.000.000 atau 3.000.000 orangdihilangkan secara paksa dan dibunuh di
seluruh pelosok Indonesa dari tahun 1965 -1971. Kemudian ratusan orang tawanan
politik Indonesia kabur ke luar neger dan tidak bisa kembali ke Indonesia selama
30 tahun hingga masa orde baru jauh pada tahun 1998. Dampak berkelanjutan
setelah gerakkan 30 Sebtember 1965 dianggap sebagai salah satu.

tragedi kemanusiaan tebesar pada abad 20 yang jarang diketahui oleh publik
Indonesia hingga sekarang ini.

a). Dampak Politik

I. Presiden Soekarno kehilangan kewibawaannya dimata rakyat Indonesia

2. Kondisi politik Indonesia semakin tidak stabil sebab muneul pertentangan dalam
lembaga tinggi negara

3. Sikap pemerintah yang belum dapat mengambil keputusan untuk membubarkan

PKI sehingga menimbulkan kemarahan rakyat.

4. Munculnya aksi demonstrasi secara besar-besaran yang dilakukan rakyat beserta


mahasiswa yang tergabung dalam KAMI, dan KAPI menuntut pembubaran
terhadap PKI ormas-ormasnya. Tuntutan mereka dikenal dengan istilah tritura atau
tiga tuntutan rakyat yaitu:

• Pembubaran PKI

12
• Pembersian kabinet Dwikora dan unsur-unsur PKI
• Penurunan harga-harga barang.

5.Pemerintah mengadakan reshuffle (pembaharuan) terhadap Kabinet Dwikora


menjadi Kabinet Dwikora yang disempurnakan dengan ditunjuknya kabinet yang
anggotanya seratus menteri sehingga dikenal dengan Kabinet Seratus Menteri.
Akan tetapi, pembentukan kabinet tersebut ditentang ole KAMI dan rakyat banyak
sebab dalam kabinet tersebut mash dijumpai menteri-menteri yang pro-PKI atau
mendukung PKI sehingga mereka melakukan aksi ke jalan dengan mengempeskan
ban-ban mobil para calon menteri yang akan dilantik. Aksi tersebut menewaskan
seorang mahasiswa yang bernama Arif Rahman Hakim. Kematian Arif Rahman
Hakim tersebut memengaruhi munculnya aksi demonstrasi yang lebih besar yang
dilakukan mahasiswa dan para pemuda Indonesia di Jakarta maupun di daerah-
daerah lainnya.

6. Pada tanggal 25 Februari 1966, Presiden Soekarno membubarkan KAMI sebab


dianggap telah menjadi pemicu munculnya aksi demonstrasi dan turn ke jalan yang
dilakukan oleh para pemuda Indonesia dan mahasiswa Indonesia.

7. Pada tanggal 11 Maret 1966 diselenggarakan sidang kabinet yang ingin


membahas kemelut politik nasional. Namun sidang mi tidak dapat diselesaikan
dengan baik karena adanya pasukan tak dikenal yang ada di luar gedung yang
dianggap membahayakan keselamatan Presiden Soekarno.

8. Padatanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah


Sebelas Maret atau yang dikenal dengan istilah Supersemar yang isinya Presiden
Soekarno member perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil
tindakan yang dianggap penting dan perlu agar terjamin keamanan dan ketertiban,
jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi, serta menjamin keselamatan pribadi
dan kewibawaan Presiden.

b).Dampak Ekonomi

Di Bidang Ekonomi, Peristiwa G30S/PKI telah menyebabkan akiat yang berupa


infalasi yang tinggi yang diikuti ole kenaikan harga barang, bahkan melebihi 600

13
persen setaun untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah mengeluarkan dua
kebijakan ekonomi yaitu:

1. Mengadakan devaluasi rupiah lama menjadi rupiah baru yaitu R. 1000


menjadi Rp. 100
2. Menaikkan harga bahan bakar menjadi empat kali pat tetapi kebijakan in
menyebabkan kenaikan harga barang yang sulit untuk dikendalikan.

2.5 Monumen Peninggalan G3OS-PKI

Peristiwa sejarah, banyak sekali meninggalkan monument agar kita selalu


mengingat bahwa pernah terjadinya peristiwa tersebut salah satunya adalah
monument “ Pancasila Sakti “.

Museum Lubang Buaya itulah sebutan umum untuk kompleks tempat


berdirinya Monumen Pancasila Sakti, sebuah tempat di Kelurahan Lubang Buaya,
Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, yang menjadi tempat pembuangan para
korban Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia(G30S/PKI) yang terjadi
tanggal 30 September 1965.

Monumen Pancasila Sakti dibangun untuk mengenang Peristiwa


pengkhianatanGerakan 30 September/PKI (G30S/PKI), upaya untuk menggantikan
ideologinegara (Pancasila) dari ancaman ideologi komunis. Pada peristiwa ini
gugur tujuh Pahlawan Revolusi setelah diculik dan dibunuh dengan kejam oleh
orang PKI. Ketujuh PahlawanRevolusi tersebut ialah Jenderal Ahmad Yani,
Jenderal Siswandono Parman, Jenderal Suprapto, Jenderal Sutoyo Siswomiharjo,
Jenderal MT Haryono, Jenderal Donald IfakPanjaitan, dan Kapten Pierre Andreas

14
Tendean. Ketujuhya diabadikan dalam bentuk patungyang berdiri pada sebuah alas
yang berbentuk: lengkung dengan relief yang menggambarkan peristiwa mulai
prolog. kejadian, serta epilog dan penumpasan G30S/PKI

.Monumen Pancasila Sakti mulai dibangun pada tahun 1967, sedangkan


penyelesaianpembanguman dan peresmiannya pada tahun 1972. Tujuan dan
hakekat spirituil pembangunan Monumen Pancasila Sakti adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengenang jasa pahlawan yang gugur dalam membela negara,


bangsa dan pancasila sampai titik darah penghabisan.
2. Membina semangat Korsa dikalangan prajurit TNI.
3. Monumen peringatan bagi perjuangan Nasional
4. Cermin perjuangan Bangsa Indonesia kepada dunia internasional.

Selain pembangunan monumen pancasila Sakti, maka untuk mencapai tujuan


tersebut setiap tanggal I Oktober dijadikan dan ditetapkan serta dilaksanakan
Upacara Hari Kesaktian Pancasila atau Mengenang Tragedi Nasional akibat
Pengkhianatan terhadap pancasila. Pahlawan Revolusi adalah gelar yang diberikan
kepada sejumlah perwira militer yang gugur dalam tragedi G30S yang terjadi di
Jakarta dan Yogyakarta pada tanggal 30 September 1965.

Perlu diingat bahwa, ideologi komunis sangat tidak cocok untuk Indonesia
bahkan negara manapun. Termasuk Uni Soviet dan Cina terbukti telah merevisi
paham komunis yang dulu diagungkannya. Komunis tidak sejalan dengan fitrah
nurani manusia. Dengan Pancasila yang dikuatkan dengan keyakinan kepada Tuhan
Yang Maha Esa,Monumen Pancasila Sakti yang berlokasi di JI. Monumen
Pancasila Sakti Bogor Tengah Jakarta Timur DKI Jakarta mengingatkan generasi
sekarang a gar jangan meninggalkan agama dan pancasila yang menjadi penyangga
bangsa Indonesia.

15
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gerakan 30 September atau yang sering disingkat G30SPKI, G-30S/PKI,


Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah
sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30 September sampai di awal
1 Oktober 1965 di mana enam perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa
orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha percobaan kudeta yang kemudian
dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia.

Cara-cara yang dilakukan oleh partai komunis dalam usaha kudeta yaitu
merebut kekuasaan dari tangan pemerintah sangat kejam. Oknum PKI ini
melancarkan isu yaitu Isu Dewan Jendaral yaikni yang mengungkapkan bahwa
adanya beberapa petinggi Angkatan Darat yang tidak puas terhadap Soekarno dan
berniat untuk menggulingkannya. Hal ini dilakukan untuk mencari kambing hitam
atas rencana kudeta G30S/PKI terhadap Pemerintah. G30S/PKI 1965 sampai saat
ini masih menyisakan misteri yang membingungkan, dan kejadian tersebut juga
masih sangat terasa begitu menegerikan. Isu bahwa adanya keterlibatan Soeharto
pun mencuak setelah berjalanya Orde Baru sampai pada keruntuhannya. Sejarah
panjang teriadi di Indonesia yang membuat bangsa lebih dewasa dalam menyikapi
peristiwa yang dapat menjadi catatan sejarah Bangsa. Semoga kita dapat
mengambil hikmah dari setiap kejadian, untuk Menuju pada perubahan ke arah
yang lebih baik.

16

Anda mungkin juga menyukai