D
I
S
U
S
U
n
Oleh:
NAMA : MUHAMMAD DENY MUHLIS
KELAS : XII IIK
PELAJARAN : SEJARAH INDONESIA
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kesempatan serta
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yang di tentukan. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di dunia dan akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas sejarah Indonesia dengan judul " G,30 S PKI 1966".
Saya selaku penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini
nantinya bisa menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, apabila ada
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
KATA PENGANTAR......................................................................... II
DAFTAR ISI ....................................................................................... III
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG.................................................................... 1
B. Proses Terjadinya Pemberontakan................................................... 1
BAB II Pembahasan........................................................................... 4
A. Sebab Terjadinya Pemberontakan................................................. 4
B. Tokoh-tokoh Negara yang Menjadi Korban................................ 4
C. Tokoh-tokoh PKI Pelaku Pemberontakan.................................... 6
D. Penumpasan G.30 S PKI............................................................. 10
BAB III PENUTUP............................................................................. 12
A. Kesimpulan................................................................................... 12
B. Saran............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang
berideologi komunis. Dalam sejarahnya, PKI pernah berusaha melakukan
pemberontakan melawan pemerintah kolonial Belanda pada 1926, mendalangi
pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948, serta dituduh membunuh 6 jenderal
TNI AD di Jakarta pada tanggal 30 September 1965 yang di kenal dengan
peristiwa G30S/PKI. Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di
Indonesia yang berideologi komunis. Dalam sejarahnya, PKI pernah berusaha
melakukan pemberontakan melawan pemerintah kolonial Belanda pada 1926,
mendalangi pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948, serta dituduh
membunuh 6 jenderal TNI AD di Jakarta pada tanggal 30 September 1965 yang di
kenal dengan peristiwa G30S/PKI.
2. Amir Syarifuddin
Saat Indonesia baru merdeka, Amir Syarifuddin menempati sejumlah
posisi penting di pemerintahan. Dia pernah menjadi Menteri Penerangan, Menteri
Pertahanan, dan bahkan Perdana Menteri RI.Saat berlangsung Perjanjian Renville
dengan Belanda, Amir bertindak sebagai negosiator utama RI. Hasil perjanjian
Renville ternyata tak menguntungkan RI, karena Belanda hanya mengakui
Yogyakarta, Jawa Tengah dan Sumatera. Maka Amir pun dikecam oleh banyak
kalangan, mengakibatkan Kabinet Amir Syarifudin jatuh.
Untuk merebut kembali kedudukannya, pada tanggal 28 Juni 1948 Amir
Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang mengorganisir
kaum tani dan buruh dalam rangka memperkuat basis massa. FDR berhasil
menghasut buruh, hingga terjadi pemogokan di pabrik karung Delanggu (Jawa
Tengah) pada tanggal 5 Juli 1959.
Ketika Musso tiba dari Moskow (11 Agustus 1948), Amir dan FDR
segera bergabung dengan Musso. Untuk memperkuat organisasi, maka disusunlah
doktrin bagi PKI. Doktrin itu bernama Jalan Baru. Selanjutnya PKI banyak
melakukan kekacauan, terutama di Surakarta. Oleh PKI daerah Surakarta
dijadikan daerah kacau (wildwest), sementara Madiun dijadikan basis gerilya.
Dia menyertai Muso memproklamirkan Pemerintahan Republik Soviet
Indonesia di Madiun tanggal 19 September 1948. Saat pasukan TNI menyerbu,
Amir Syarifuddin, Muso dan pimpinan PKI Madiun lainnya melarikan diri.
Sebulan kemudian Amir ditangkap TNI di hutan kawasan Purwodadi.
Amir dieksekusi mati bersama para pemberontak Madiun yang tertangkap.
Sebelum meninggal Amir menyanyikan lagu internationale, yang merupakan lagu
komunis. Tapi peluru seorang polisi militer mengakhiri hidupnya sebelum ia
menyelesaikan nyanyiannya.
3. DN. Aidit
Dipa Nusantara (DN) Aidit adalah Ketua Umum Comite Central (CC)
Partai Komunis Indonesia. Ia mengambil alih partai itu dari komunis tua -- Alimin
dan Tan Ling Djie -- pada 1954. Aidit hanya butuh waktu setahun untuk
membesarkan kembali PKI.
Di bawah kepemimpinannya, PKI menjadi partai komunis ketiga terbesar
di dunia, setelah Uni Soviet dan Tiongkok. Ia mengembangkan sejumlah program
untuk berbagai kelompok masyarakat, seperti Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan
Tani Indonesia (BTI), Lekra, dan lain-lain.
Dalam Pemilu 1955 partai itu sudah masuk empat pengumpul suara
terbesar di Indonesia. PKI mengklaim beranggota 3,5 juta orang. Inilah partai
komunis terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina.
Dalam kongres partai setahun sebelum pemilu, Aidit berpidato tentang
"jalan baru yang harus ditempuh untuk memenangkan revolusi." DN Aidit bercita-
cita menjadikan Indonesia negara komunis. Ketika partai-partai lain tertatih-tatih
dalam regenerasi kader, PKI memunculkan anak-anak belia di tampuk pimpinan
partai: D.N. Aidit, 31 tahun, M.H. Lukman (34), Sudisman (34), dan Njoto (27).
Tapi semuanya berakhir pada Oktober 1965, ketika Gerakan 30 September
gagal. DN Aidit langsung melarikan diri dari Jakarta ke daerah basis PKI di
Yogyakarta. Aidit lalu berkeliling ke Semarang dan Solo. Dia masih sempat
menemui beberapa pengurus PKI di daerah untuk melakukan koordinasi.Melalui
peran intelijen, akhirnya DN Aidit ditangkap aparat militer pada tanggal 22
November 1965 jam 23:00 WIB. Aidit ditangkap dari tempat persembunyiannya
di rumah Kasim alias Harjomartono di Kp. Sambeng, Solo. Aidit bersembunyi
dalam sebuah ruangan yang ditutup lemari. Kepada Komandan Brigif IV, Kolonel
Jasir Hadibroto, Aidit minta dipertemukan dengan Soekarno. Aidit mengaku
sudah membuat pengakuan tertulis soal G30S. Dokumen itu rencananya akan
diberikan pada Soekarno.
Tapi keinginan Aidit tak pernah terpenuhi. Keesokan harinya, Jasir dan
pasukannya membawa Aidit ke sebuah sumur tua di belakang markas TNI di
Boyolali. Aidit berpidato berapi-api sebelum ditembak. Berondongan AK-47
mengakhiri hidup Ketua Comite Central PKI itu. Kuburan pasti Aidit tak
diketahui hingga kini.
Riwayat DN Aidit adalah pemuda asal Belitung yang masuk ke Jakarta
pada 1940. Ia belajar teori politik Marxis melalui Perhimpunan Demokratik
Sosial Hindia Belanda (yang belakangan berganti nama menjadi Partai Komunis
Indonesia). ia mulai berkenalan dengan orang-orang politik Indonesia, seperti
Adam Malik, Chairul Saleh, Bung Karno, Bung Hatta, dan Muhammad Yamin.
Dan ia kemudian menjadi anak didik kesayangan Hatta. Namun belakangan
mereka berseberangan jalan dari segi ideologi politiknya.
Saat usianya baru 25 tahun, ia telah terlibat pemberontakan PKI di Madiun, 1948.
Setelah itu, ia raib tak tentu rimba. Sebagian orang mengatakan ia kabur ke
Vietnam Utara, sedangkan yang lain mengatakan ia bolak-balik Jakarta-Medan.
Dua tahun kemudian, dia "muncul" kembali. Tahun 1954 Aidit berhasil
mengambil alih pimpinan PKI.
4. MH. Lukman
Muhammad Hatta (HM) Lukman, adalah orang kedua di Partai Komunis
Indonesia setelah Aidit. Bersama Njoto dan Aidit, ketiganya dikenal sebagai
triumvirat, atau tiga pemimpin PKI. Lukman mengikuti ayahnya yang dibuang ke
Digoel, Papua. Sejak kecil dia terbiasa hidup di tengah pergerakan. Nama
Muhammad Hatta diberikan karena Lukman sempat menjadi kesayangan
Mohammad Hatta, proklamator RI.
Setelah pemberontakan Madiun 1948, triumvirat ini langsung melejit, mengambil
alih kepemimpinan PKI dari para komunis tua. Di pemerintahan, Lukman sempat
menjabat wakil ketua DPR-GR.Tak banyak data mengenai kematian Lukman.
Saat itu beberapa hari setelah Gerakan 30 September gagal, Lukman diculik dan
ditembak mati tentara. Mayat maupun kuburannya tak diketahui.
Tokoh Politbiro Comite Central PKI Sudisman di pengadilan menyebut
tragedi pembunuhan Aidit, Lukman dan Njoto, sebagai 'jalan mati'. Karena
ketiganya tak diadili dan langsung ditembak mati.
5. Nyoto Njoto
Atau Lukman Njoto adalah Wakil Ketua II Comite Central (CC) PKI.
Orang ketiga saat PKI menggapai masa jayanya periode 1955 hingga 1965. Njoto
juga kesayangan Soekarno. Njoto menjadi menteri kabinet Dwikora, mewakili
PKI. Dia salah satu orang yang dipercaya Soekarno untuk menulis pidato
kenegaraan yang akan dibacakan Soekarno.
Kematian Njoto pun simpang siur. Kabarnya tanggal 16 Desember 1965, Njoto
pulang mengikuti sidang kabinet di Istana Negara. Di sekitar Menteng, mobilnya
dicegat. Njoto dipukul kemudian dibawa pergi tentara. Diduga dia langsung
ditembak mati.
Sama dengan kedua sahabatnya, Aidit dan Lukman, kubur Njoto pun tak
diketahui.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Peristiwa G 30S/PKI yang lebih dikenal dengan peristiwa pemberontakan
yang dilakukan PKI, bertujuan untuk menyebarkan paham komunis di Indonesia.
Pemberontakan ini menimbulkan banyak korban, dan banyak korban berasal dari
para Jendral AD. Gerakan PKI ini menjadi isu politik untuk menolak laporan
pertanggungjawaban Presiden Soekarno kepada MPRS. Dengan ditolaknya
laporan Presiden Soekarno ini, maka Indonesia kembali ke pemerintahan yang
berazaskan kepada pancasila dan UUD 1945. Peristiwa G30S/PKI 1965 yang
terjadi di Indonesia telah memberi dampak negatif dalam kehidupan sosial dan
politik masyarakat Indonesia yaitu Dampak politik dan Dampak Ekonomi. Setelah
supersemar diumumkan, perjalanan politik di Indonesia mengalami masa transisi.
Kepemimpinan Soekarno kehilangan supermasinya. MPRS kemudian meminta
Presiden Soekarno untuk mempertanggung jawabkan hasil pemerintahannya,
terutama berkaitan dengan G30S/PKI. Dalam Sidang Umum MPRS tahun 1966,
Presiden Soekarno memberikan pertanggung jawaban pemerintahannya,
khususnya mengenai masalah yang menyangkut peristiwa G30S/PKI.
b. Saran
Saran saya tetap lestarikan budaya dan sejarah bangsa indonesia, sebab itu akan
bermanfaat bagi kita dan orang-orang atau generasi berikutnya untuk mengetahui
sejarah bangsanya.
Penulis juga mengharapkan agar pembaca bisa memberikan saran apapun untuk
karya tulis ini, sebab karya tulis ini tak luput dari kesalahan dan kehilafan, saran
dan kritik pembaca pasti dapat membantu sedikit banyaknya. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. C.T.R.Kansil,SH. 1992. Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa. Jakarta
:Erlangga
a. http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_30_September
b. http://www.indonesiaindonesia.com/f/2390-indonesia-era-orde-baru/
c. http://soeharto.co/mengungkap-fakta-g-30-spki
d. http://www.kumpulansejarah.com/2012/11/sejarah-peristiwa-g30s-pki.html
e. http://integralkuadrat.blogspot.com/2011/04/sejarah-dan-kronologis-
peristiwa-g-30.html