Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

"DI/TII DAN PRRI/PERMESTA"

OLEH :

SERI ULAN DARI

KELAS : XII IIS

MAPEL : SEJARAH INDONESIA

MAN 02 LAMPUNG UTARA

KECAMATAN SUNGKAI UTARA KABUPATEN LAMPUNG UTARA

TP 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang
selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar
fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas sejarah Indonesia "DI/TII DAN PRRI/PERMESTA

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penyusun mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Ogan Jaya, 24 Agustus 2020

Penyusun

Seri Ulan Dari


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................

BAB I.........................................................................................................................................................1

A. Latar belakang DI/TII dan PRRI/PERMESTA..........................................................................................1

B. Sebab-sebab munculnya gerakan DI/TII dan PRRI/PERMESTA.............................................................3

C. Tokoh-tokoh gerakan DI/TII dan PRRI/PERMESTA................................................................................3

BAB II.........................................................................................................................................................4

A. Proses terjadinya pemberontakan gerakan DI/TII dan PRRI/PERMESTA..............................................4

B. Pembahasan gerakan DI/TII dan PRRI/PERMESTA................................................................................5

C. Upaya pemerintah dalam menghadapi gerakan DI/TII dan PRRI/PERMESTA.......................................5

BAB III........................................................................................................................................................8

Kesimpulan................................................................................................................................................8

Penutup.....................................................................................................................................................8
BAB I

A. Latar belakang DI/TII dan PRRI/PERMESTA


Latar belakang terjadinya Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) adalah
keinginan mendirikan negara Islam dan menolak perjanjian Renville.

Pemberontakan yang awalnya di Jawa Barat ini kemudian diikuti daerah lain, namun dengan latar
belakang sendiri. Misalnya pemberontakan DI/TII di Aceh dilatarbelakangi penolakan penggabungan
Provinsi Aceh ke Sumatera Utara.

Pembahasan :

Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) adalah pemberontakan yang hendak
mendirikan negara dengan dasar syariat Islam di Indonesia, yang disebut dengan Negara Islam
Indonesia.

Pemberontakan ini dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo pada tahun 1948 dan berusaha
mendirikan negara berpaham Islam di Jawa Barat. Pemberontakan ini kemudian diikuti oleh
pemberontakan serupa di Aceh, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah. Pemberontakan
dikalahkan dengan kombinasi diplomasi di Aceh dan penumpasan oleh TNI.

Latar belakang pemberontakan PRRI/Permesta adalah:

kekecewaan para perwira di daerah atas kebijakan pemerintah pusat seperti sentralisasi

kedekatan dengan pemerintah pusat PKI

ketidak stabilan politik pada masa demokrasi Liberal.

Kondisi kesejahteraan prajurit yang memprihatinkan

Pembahasan:
Pemberontakan PRRI terjadi di Sumatera sedangkan Permesta terjadi di Sulawesi pada tahun 1956
hingga 1958. Pada pemberontakan ini sebagian perwira tentara di Sumatera dan Sulawesi membentuk
dewan-dewan regolusi dan merebut kekuasaan dari pemerintah pusat.

Dewan dewan ini adalah Dewan Banteng di Sumatera Barat, Dewan Gajah di Sumatera Utara, Dewan
Garuda di Sumatera Selatan dan Dewan Manguni di Manado.

Pemeberontakan ini dilandasi kekecewaan para politis dan perwira di daerah atas kebijakan pemerintah
pusat Republik Indonesia yang berbasis di Jakarta. Pemerintah pusat dianggap terlalu mengistimewakan
pulau Jawa dibanding pulau luar. Selain itu kebijakan pemerintah pusat dianggapnterlalu sentralistis dan
tidak memperhatikan kepentingan daerah.

Selain itu, kedekatan presiden Sukarno dengan PKI juga membuat para perwira dan poltisi di daerah
tidak senang, karena mereka banyak yang sangat anti komunis dan pro barat.

Selain itu pada masa ini Indonesia sangat tidak stabil dalam sisi politis karena sisten Demokrasi Liberal
yang menganut pemerintahan parlementer. Pada masa ini kabinet dan perdana menteri berkali kali
ganti karena mendapat mosi tidak percaya dari parlemen.

Pemberontakan PRRI Permesta ini bisa dilumbuhkan setelah operasi militer yang dipimpin Jenderal
Ahmad Yani dan Nasution merebut kota besar basis pendukung PRRi Permesta. Sisa pemberontak
menyerahkan diri setelah pemerintah pusat memberikan amnesti atau pengampunan pada bekas
pemberontak.
B. Sebab-sebab munculnya gerakan DI/TII dan PRRI/PERMESTA
Pemberontakan DI/TII Jawa Barat disebabkan oleh penolakan Perjanjian Renvile, dan keinginan
Kartosuwiryo untuk mendirikan negara Islam.

Pembahasan:

Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) adalah pemberontakan yang hendak
mendirikan negara dengan dasar syariat Islam di Indonesia, yang disebut dengan Negara Islam
Indonesia.

Pemberontakan ini dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo pada tahun 1948 dan berusaha
mendirikan negara berpaham Islam di Jawa Barat. Pemberontakan ini kemudian diikuti oleh
pemberontakan serupa di Aceh, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah. Pemberontakan
dikalahkan dengan kombinasi diplomasi di Aceh dan penumpasan oleh TNI.

Pemberontakan Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, di Jawa Barat ini dilancarkan mulai tahun 1948.
Penyebab pemicu pemberontakan Kartosuwiryo adalah penolakan Perjanjian Renville, yang
menempatkan daerah Jawa Barat di wilayah kekuasaan Belanda.

Namun demikian, sekembalinya pemerintahan Indonesia ke Jawa Barat, terutama Divisi Siliwangi,
Kartosuwiryo terus melakukan perlawanan dan serangan yang memakan banyak korban.

Kartosuwiryo bahkan memerintahkan percobaan pembunuhan atas Presiden Soekarno pada 30


November 1957 di Peristiwa Cikini. Pemberontakan ini baru berakhir setelah Kartosuwiryo tertangkap
pada Juni 1962.

Penyebab langsung pemberontakan PRRI/Permesta adalah adanya hubungan yang tidak harmonis
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, terutama di Sumatra dan Sulawesi mengenai
masalah otonomi daerah dan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah. Sikap tidak puas
tersebut mendapat dukungan dari sejumlah perwira militer.
C. Tokoh-tokoh gerakan DI/TII dan PRRI/PERMESTA
Tokoh utama gerakan DI/TII adalah Sarjono Kartosuwiryo

Tokoh utama gerakan PRRI/PERMESTA adalah Sumitro bergabung dengan Saladin Sarumpaet, Mr.
Sjafruddin Prawiranegara, Letnan Kolonel Ahmad Husein, dan Kolonel Simbolon. Mereka dikenal sebagai
tokoh penting dalam Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang dideklarasikan pada 15
Februari 1958.
BAB II

A. Proses terjadinya pemberontakan gerakan DI/TII dan PRRI/PERMESTA


Pada Tanggal 7 Agustus 1949, di sebuah desa yang terletak di kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo mengumumkan bahwa Negara Islam Indonesia telah berdiri di
Negara Indonesia, dengan gerakannya yang disebut dengan DI (Darul Islam) dan para tentaranya diberi
julukan dengan sebutan TII (Tentara Islam Indonesia). Gerakan DI/NII ini dibentuk pada saat provinsi
Jawa Barat ditinggalkan oleh Pasukan Siliwangi yang sedang berhijrah ke Jawa Tengah dan Yogyakarta
dalam rangka melaksanakan perundingan Renville.

Saat pasukan Siliwangi tersebut berhijrah, kelompok DI/TII ini dengan leluasa melakukan
gerakannya dengan merusak dan membakar rumah penduduk, membongkar jalan kereta api, serta
menyiksa dan merampas harta benda yang dimiliki oleh penduduk di daerah tersebut. Namun, setelah
pasukan Siliwangi menjadwalkan untuk kembali ke Jawa Barat, kelompok DI/TII tersebut harus
berhadapan dengan pasukan Siliwangi.

Pemberontakan PRRI terjadi di Sumatera sedangkan Permesta terjadi di Sulawesi pada tahun 1956
hingga 1958. Pada pemberontakan ini sebagian perwira tentara di Sumater dan Sukawesi membentuk
dewan-dewan regolusi dan merebut kekuasaan dari pemerintah pusat.

Dewan dewan ini adalah Dewan Banteng di Sumatera Barat, Dewan Gajah di Sumatera Utara,
Dewan Garuda di Sumatera Selatan dan Dewan Manguni di Manado.

Pemeberontakan ini dilandasi kekecewaan para politis dan perwira di daerah atas kebijakan
pemerintah pusat Republik Indonesia yang berbasis di Jakarta. Pemerintah pusat dianggap terlalu
mengistimewakan pulau Jawa dibanding pulau luar. Selain itu kebijakan pemerintah pusat
dianggapnterlalu sentralistis dan tidak memperhatikan kepentingan daerah.

Selain itu, kedekatan presiden Sukarno dengan PKI juga membuat para perwira dan poltisi di
daerah tidak senang, karena mereka banyak yang sangat anti komunis dan pro barat.
Selain itu pada masa ini Indonesia sangat tidak stabil dalam sisi politis karena sisten Demokrasi
Liberal yang menganut pemerintahan parlementer. Pada masa ini kabinet dan perdana menteri berkali
kali ganti karena mendapat mosi tidak percaya dari parlemen.

Pemberontakan PRRI Permesta ini bisa dilumbuhkan setelah operasi militer yang dipimpin Jenderal
Ahmad Yani dan Nasution merebut kota besar basis pendukung PRRi Permesta. Sisa pemberontak
menyerahkan diri setelah pemerintah pusat memberikan amnesti atau pengampunan pada bekas
pemberontak.

B. pembahasan gerakan DI/TII dan PRRI/PERMESTA


DI/TII memberontak demi mengubah Ideologi Indonesia menjadi Negara Islam sedangkan
PRRI/Permesta demi mendapatkan Otonomi Daerah dan Kesejahteraan Tentara terutama di Sulawesi
dan Sumatera.

C. Upaya pemerintah dalam menghadapi gerakan DI/TII dan PRRI/PERMESTA


Secara umum, pemerintah melancarkan sejumlah operasi militer dan taktik untuk menumpas
pemberontakan DI/TII di berbagai wilayah. Pemberontakan DI/TII sendiri terjadi di sejumlah wilayah
antara lain Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Aceh, Jawa Barat, dan Kalimantan Selatan.

Upaya Pemerintah menumpas pemberontakan DI/TII di JAWA BARAT adalah dengan melancarkan
operami militer tanggal 17 Agustus tahun 1949. Karena usaha ini tidak berhasil maka dilakukan operasi
Bharatayuda dengan menggunakan taktik bernama Pagar Betis.

Upaya Pemerintah menumpas pemberontakan DI/TII di JAWA TENGAH adalah dengan membentuk
pasukan khusus yang dinamai Banteng Raiders. Pasukan ini menjalankan operasi militer ketat yang
dinamakan GBN atau Gerakan Banteng Negara.

Upaya Pemerintah menumpas pemberontakan DI/TII di ACEH adalah dengan mengerahkan


kekuatan senjata. Namun upaya ini kemudian diubah atas saran Kol. M. Yasin. Kemudian terjadilah
Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh dimana wilayah ini mendapat keistimewaan. Keistimewaan ini
berhasil meredam pemberontakan DI/TII.
Upaya Pemerintah dalam menumpas pemberontakan DI/TII di SULAWESI SELATAN adalah dengan
melaksanakan operasi militer yang menyeluruh untuk menghadapi taktik gerilya Kahar Muzakkar.

Upaya Pemerintah dalam menumpas pemberontakan DI/TII di KALIMANTAN SELATAN adalah


dengan memberi kesempatan pada Ibnu Hajar kembali ke pasukan, namun karena jalan damai ini gagal
maka pemerintah melaksanakan operasi militer.

Upaya Penumpasan PRRI

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, alasan pemberontakan ini adalah tejadinya kesenjangan
antar pemerintah pusat di Jawa dengan berbagai daerah di luar Jawa. Berikut ini adalah beberapa upaya
penumpasan PRRI :

Pemecatan

Upaya awal yang dilakukan oleh Pemerintah untuk menumpas PRRI adalah memecat beberapa anggota
militer yang terlibat sepeti Letkol Ahmad Husein, Kolonel Zulkifli Lubis, Dahlan Jambek, Kolonel Vence
Samuel dan Kolonel Maludin Simbolon. Selain it, komando daerah militer Sumateraa juga ikut
dibekukan.

Operasi militer

Selain itu, diadakan pula beberapa operasi militer, antara lain :

Operasi Tegas yang dipimpin oleh Letkol Kaharudin Nasution dimana Riau adalah sasaran daerahnya.
Instlasi-instalasi berhasil diamankan dan Pekanbaru bisa direbut.

Operasi 17 Agustus mengarah ke daerah Sumatera Barat. Operasi yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad
Yani ini berhasil merebut kota Padang tanggal 17 April dan tanggal 12 Maret 1958, Bukittinggi pun dapat
dikuasai.

Operasi Saptamarga yang mengarah ke daerah Sumatera Utara dibawah pimpinan Brigjen Jatikusumo.

Operasi Sadar berfokus pada daerah Sumatera Selatan dengan Letkol Ibnu Sutowo sebagai
pemimpinnya.

Mendesak Kabinet Djuanda dan Nasution


Usaha lain yang dilakukan oleh pemerintah RI adalah mendesak Kabinet Djuanda dan Nasution. Kedua
kabinet ini menginginkan agar pemberontakan tersebut dihentikan dengan tegas. Hingga pada akhirnya,
memasuki akhir bulan Februari, Angkatan Udara Republik Indonesia melakukan pengeboman pada
instansi-instansi penting yang ada di kota Padang, Bukittinggi dan Manado.

Mengirim pasukan-pasukan

Tepat awal bulan Maret, pasukan Divisi Diponegoro dan Siliwangi yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad
Yani mendarat di Pulau Sumatera. Namun sebelumnya, Nasution telah mengirimkan Pasukan Resmi Para
Komando Angkatan Darat yang berada pangkalan minyak kepulauan Sumatera dan Riau. Tepat tanggal
14 Maret 1958, Pecan Baru dikuasai dan disusul dengan berhasil direbutnya Bukittinggi pada tanggal 4
Mei 1958. Kemudian pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berupaya membebaskan daerah-daerah
yang dulunya menjadi pusat pemberontakan PRRI.

Melakukan Operasi Merdeka

Upaya pemerintah untuk menumpaskan PRRI selanjutnya adalah melakukan operasi Merdeka pada
bulan April 1958 yang dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendradiningrat. Berkat operasi tersebut, pada
tanggal 29 Mei 1961, Ahmad Husein akhirnya menyerahkan diri sehingga pergerakan PRRI menjadi tidak
stabil.
BAB III

KESIMPULAN
DI/TII ialah ingin mendirikan Negara islam di Indonesia (NII).

Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dilakukan oleh Sukarmaji Marijan Kartosuwiryo.

Pemberontakan PRRI merupakan salah satu gerakan pertentangan antara pemeritah daerah
dengan pemerintah pusat (Jakarta) yang dideklarasikan pada tanggal 15 Februari 1958 dan diberontak di
barat. Permesta adalah sebuah gerakan militer di Indonesia dan diberontak di timur.

SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah
ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami berharap para
siswa yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi kita semua pada khususnya juga para siswa yang sebagai penerus bangsa.

Anda mungkin juga menyukai