Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERISTIWA PEMBERONTAKAN G30S PKI

Mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan

Disusun oleh:
Nama : Yovita Rekno Wulan

Kelas : XII- Kimia Industri 2

NIS : 19844/885.037

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TUBAN

Jl. Mastrip No. 2 Kec. Tuban, Jawa Timur 62315, Telp(0356)321422

Email: smkn1tbn@yahoo.co.id Fax (0356)321422 Web: smkn1-tuban.sch.id


LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Peristiwa Pemberontakan G30S PKI


2. Identitas siswa :
a. Nama Lengkap : Yovita Rekno Wulan
b. NIS : 19844/885.037
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Institusi / sekolah : SMK NEGERI 1 TUBAN
e. Alamat : Jalan Mastrip smkn 1 Tuban
3. Lama Pembuatan : Satu Bulan (1 Februari-28 Februari 2024)

Tuban, 21 Februari 2024

Wali Kelas Pembimbing,

ARIF SETIAWAN S,Pd. RAHAJENG SUSILOWATI, S.Pd


NIP. 198305282022211015 NIP. 19720801 200801 2 020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang
berjudul "Pemberontakan G30S PKI". Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberi rahmat, nikmat sehat dan kesempatan sehingga penyusun dapat
melaksanakan penyusunan laporan hingga selesai laporan ujian kompetensi ini.
2. Yang tercinta, Bapak dan Ibu, serta keluarga dan teman teman yang telah memberikan dukungan
dan motivasi secara moril dan materil serta do’a.
3. Bapak Sucipto,S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMKN 1 TUBAN.
4. Ibu Rahajeng, S. Pd., Selaku guru pembimbing yang memberikan materi pendukung, bimbingan,
dan dorongan kepada penulis.
5. Bapak Arif Setiawan, S.Pd., selaku wali kelas XII Kimia Industri
Penyusun menyadari banyaknya kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan Makalah PPKN.
Untuk itu, penyusun dengan lapang hati mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dalam
penyusunan selanjutnya. Terlepas dari segala kekurangan, semoga Makalah ini dapat memberikan
informasi dan kontribusi positif serta bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Tuban, Februari 2024

Yovita Rekno Wulan

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................................................2
2.1 Sejarah Peristiwa G30S PKI ..........................................................................................................2
2.2 Sebab sebab G30S PKI ..................................................................................................................2
2.3 Sejarah singkat pemberontakan G30S PKI ....................................................................................3
2.4 Tawaran bantuan dari Belanda .......................................................................................................3
2.5 Pelaksanaan G30S PKI...................................................................................................................5
2.5.1 Nama nama Pahlawan Revolusi Korban Kekejaman G30S PKI ..................................................6
2.6 Penumpasan G30S PKI ................................................................................................................10
2.7 Berakhirnya G30S PKI.................................................................................................................11
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................13

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peristiwa G30S PKI atau biasa disebut dengan gerakan 30 September merupakan salah satu
peristiwa pemberontakan komunis yang terjadi pada bulan September sesudah beberapa tahun
merdeka. Peristiwa G30S PKI terjadi di malam hari tepatnya pada tanggal 30 September tahun 1965.
Dalam sebuah kudeta, setidaknya 7 perwira tinggi militer yang terbunuh dalam peristiwa tersebut.

Partai komunis saat itu sedang dalam kondisi yang sangat amat kuat karena mendapatkan
sokongan dari presiden Indonesia pertama Ir. Soekarno. Tdak heran jika usaha yang dilakukan
segilintir masyarakat semi menjatuhkan partai komunis berakhir dengan kegagalan berkat bantuan
presiden kala itu.

Hingga sampai saat itu, peristiwa G30S PKI tetap menjadi perdebatan antara benar atau tidaknya
pihak Partai Komunis yang bertanggung jawab dalam peristiwa tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa penyebab G30S PKI?
2. Bagaimana proses terjadinya G30S PKI?
3. Bagaimana proses penumpasan G30S PKI?
4. Bagaimana proses pengalihan kekuasaan politik setelah peristiwa G30S PKI?

1.3 Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya G30S PKI


2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan G30S PKI dan proses penumpasan G30S PKI
3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan para siswa tentang G30S PKI

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Peristiwa G30S PKI


Sebelum peristiwa G30S PKI terjadi, Partai Komunis Indonesia sempat tercatat sebagai Partai
Komunis terbrsar di dunia. Tak lain hal ini disebabkan dukungan sejumlah Partai Komunis yang
tersebar di Uni Soviet dan Tiongkok.

Semenjak dilakukannya audit pada tahun 1965, setidaknya ada 3,5 juta pengguna aktif yang
bernaung menjalankan program partai ini. Itu pun belum termasuk dengan 3 juta jiwa yang menjadi
kader dalam anggota pergerakan pemuda komunis.

Di sisi lain, PKI juga memiliki hak kontrol secara penuh terhadap pergerakan buruh, kurang lebih
ada 3,5 juta orang telah masuk dalam pengaruhnya. Belum sampai disitu, masih ada 9 juta anggota
lagi yang terdiri dari gerakan petani dan beberapa gerakan lain, seperti pergerakan wanita, pergerakan
sarjana dan beberapa organisasi penulis. Total jumlah keseluruhan bisa mencapai sekitar 20 juta
anggota beserta para pendukungnya.

Masyarakat curiga dengan adanya sebuah isu bahwa PKI adalah dalang dibalik terjadinya
peristiwa G30S/PKI. Hal tersebut bermula dari sebuah kejadian di bulan Juli 1959, yang mana pada
saat itu parlemen telah dibubarkan. Sementara Presiden Soekarno justru menetapkan bahwa konstitusi
harus berada di bawah naungan dekrit presiden.

PKI berdiri dibelakang dukungan penuh dekrit presiden Soekarno. Sistem Demokrasi Terpimpin
yang diusung oleh Soekarno benar-benar disambut secara antusias oleh PKI. Dengan adanya sistem
ini, PKI yakin dan tetap bersikukuh untuk menciptakan suatu persekutuan konsepsi yang Nasionalis,
Agamis dan Komunis atau disingkat dengan istilah NASAKOM.

2.2 Sebab sebab G30S PKI


A. PKI merupakan partai terbesar di Indonesia
Dengan melakukan pendekatan kepada kaum berjunis, PKI berhasil menarik
anggota cukup besar, tercatat pada tahun 1965, anggota PKI sudah mencapai 3,5 juta. Hal ini
membuat PKI menjadi partai yang besar dan kuat. PKI melakukan beberapa cara untuk
mengembangkan diri, antara lain :
- Melakukan gerakan gerilia dipedesaan dan melakuan prapaganda-prapaganda
menyesatkan.
- Melakukan gerakan revosioner oleh kaum buruh di perkotaan.
- Membentukan pekerja intensif dikalangan ABRI.

2
- Menyusup ke berbagai organisasi lain untuk mentransparansikan organisasi PKI.
- Mendekati Presiden Soekarno.
B. Politik luar negeri Indonesia yang lebih condong pada blok timur pada masa demokrasi
terpimpin, indonesia menganut politik NEFO, sehingga PKI dapat memperoleh dukungan dari
Cina dan Unisoviet.
C. Konsep Naskom (Nasionalis, Agama, Komunis) Dengan konsep ini, PKI dapat memperkuat
kedudukannya di Indonesia, sehingga PKI memiliki kekuatan yang sangat besar untuk
mengadakan aksi kudeta.

2.3 Sejarah singkat pemberontakan G30S PKI


Peristiwa Madiun (Madiun Affairs) adalah sebuah konflik kekerasan atau situasi chaos yang
terjadi di Jawa Timur bulan September – Desember 1948. Peristiwa ini diawali dengan
diproklamasikannya negara Soviet Republik Indonesia pada tanggal 18 September 1948 di Madiun
oleh Muso, seorang tokoh Partai Komunis Indonesia dengan didukung pula oleh Menteri Pertahanan
saat itu, Amir Sjarifuddin.

Pada saat itu hingga era Orde Lama peristiwa ini dinamakan Peristiwa Madiun (Madiun Affairs),
dan tidak pernah disebut sebagai pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Baru di era Orde
Baru peristiwa ini mulai dinamakan pemberontakan PKI. Bersamaan dengan itu terjadi penculikan
tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiun, baik itu tokoh sipil maupun militer di pemerintahan
ataupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama.

Masih ada kontroversi mengenai peristiwa ini. Sejumlah pihak merasa tuduhan bahwa PKI yang
mendalangi peristiwa ini sebetulnya adalah rekayasa pemerintah Orde Baru (dan sebagian pelaku Orde
Lama).

2.4 Tawaran bantuan dari Belanda


Pada awal konflik Madiun, pemerintah Belanda berpura-pura menawarkan bantuan untuk
menumpas pemberontakan tersebut, namun tawaran itu jelas ditolak oleh pemerintah Republik
Indonesia. Pimpinan militer Indonesia bahkan memperhitungkan, Belanda akan segera memanfaatkan
situasi tersebut untuk melakukan serangan total terhadap kekuatan bersenjata Republik Indonesia.
Memang kelompok kiri termasuk Amir Syarifuddin Harahap, tengah membangun kekuatan untuk
menghadapi Pemerintah RI, yang dituduh telah cenderung berpihak kepada AS.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, muncul berbagai organisasi
yang membina kader-kader mereka, termasuk golongan kiri dan golongan sosialis. Selain tergabung
dalam Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia), Partai Sosialis Indonesia (PSI) juga terdapat kelompok-
kelompok kiri lain, antara lain Kelompok Diskusi Patuk, yang diprakarsai oleh Dayno, yang tinggal di

3
Patuk, Yogyakarta. Yang ikut dalam kelompok diskusi ini tidak hanya dari kalangan sipil seperti D.N.
Aidit, Syam Kamaruzzaman, dll., melainkan kemudian juga dari kalangan militer dan bahkan beberapa
komandan brigade, antara lain Kolonel Joko Suyono, Letkol Sudiarto (Komandan Brigade III, Divisi
III), Letkol Soeharto (Komandan Brigade X, Divisi III. Kemudian juga menjadi Komandan Wehrkreis
III, dan menjadi Presiden RI), Letkol Dahlan, Kapten Suparjo, Kapten Abdul Latief dan Kapten
Untung Samsuri.

Pada bulan Mei 1948 bersama Suripno, Wakil Indonesia di Praha, Musso, kembali dari Moskow,
Rusia. Tanggal 11 Agustus, Musso tiba di Yogyakarta dan segera menempati kembali posisi di
pimpinan Partai Komunis Indonesia. Banyak politisi sosialis dan komandan pasukan bergabung dengan
Musso, antara lain Mr. Amir Sjarifuddin Harahap, dr. Setiajid, kelompok diskusi Patuk.

Aksi saling menculik dan membunuh mulai terjadi, dan masing-masing pihak menyatakan, bahwa
pihak lainlah yang memulai. Banyak perwira TNI, perwira polisi, pemimpin agama, pondok pesantren
di Madiun dan sekitarnya yang diculik dan dibunuh.

Tanggal 10 September 1948, mobil Gubernur Jawa Timur RM Ario Soerjo (RM Suryo) dan mobil
2 perwira polisi dicegat massa pengikut PKI di Ngawi. Ketiga orang tersebut dibunuh dan mayatnya
dibuang di dalam hutan. Demikian juga dr. Muwardi dari golongan kiri, diculik dan dibunuh. Tuduhan
langsung dilontarkan, bahwa pihak lainlah yang melakukannya. Di antara yang menjadi korban juga
adalah Kol. Marhadi yang namanya sekarang diabadikan dengan Monumen yang berdiri di tengah
alun-alun Kota Madiun dan nama jalan utama di Kota Madiun.

Kelompok kiri menuduh sejumlah petinggi Pemerintah RI saat itu, termasuk Wakil
Presiden/Perdana Menteri Mohammad Hatta telah dipengaruhi oleh Amerika Serikat untuk
menghancurkan Partai Komunis Indonesia, sejalan dengan doktrin Harry S. Truman, Presiden AS yang
mengeluarkan gagasan Domino Theory. Truman menyatakan, bahwa apabila ada satu negara jatuh ke
bawah pengaruh komunis, maka negara-negara tetangganya akan juga akan jatuh ke tangan komunis,
seperti layaknya dalam permainan kartu domino. Oleh karena itu, dia sangat gigih dalam memerangi
komunis di seluruh dunia.

Pada 19 September 1948, Presiden Soekarno dalam pidato yang disiarkan melalui radio
menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia, untuk memilih: Musso-Amir Syarifuddin atau Soekarno-
Hatta. Maka pecahlah konflik bersenjata, yang pada waktu itu disebut sebagai Madiun Affairs
(Peristiwa Madiun), dan di zaman Orde Baru terutama di buku-buku pelajaran sejarah kemudian
dinyatakan sebagai pemberontakan PKI Madiun.

4
2.5 Pelaksanaan G30S PKI
Peristiwa G30S PKI bermula pada tanggal 1 Oktober 1965. Dimulai dengan kasus penculikan 7
jendral yang terdiri dari anggota staff tentara oleh sekelompok pasukan yang bergerak dari Lapangan
Udara menuju Jakarta daerah selatan. Tiga dari tujuh jenderal tersebut diantaranya telah dibunuh di
rumah mereka masing-masing, yakni Ahmad Yani, M.T. Haryono dan D.I. Panjaitan.

Sementara itu ketiga target lainya yaitu Soeprapto, S.Parman dan Sutoyo ditangkap secara hidup-
hidup. Abdul Harris Nasution yang menjadi target utama kelompok pasukan biadab tersebut berhasil
kabur setelah berusaha melompati dinding batas kedubes Irak.

Pierre Tendean beserta anak gadisnya, Ade Irma S. Nasution pun tewas setelah ditangkap dan
ditembak pada 6 Oktober oleh regu sergap. Korban tewas bertambah disaat regu penculik menembaki
seorang polisi penjaga rumah tetangga Nasution, Abert Naiborhu. Banyak diantara mayat jenderal yang
dibunuh lalu dibuang di Lubang Buaya.

Sejurus kemudian sekitar 2.000 pasukan TNI diterjunkan untuk menduduki sebuah tempat yang
kini dikenal dengan nama Lapangan Merdeka, Monas. Walaupun mereka masih belum berhasil
mengamankan bagian timur dari area tersebut. Ini disebabkan karena daerah tersebut dulu merupakan
daerah dari Markas KOSTRAD pimpinan Soeharto.

Jam 7 pagi, Radio Republik Indonesia (RRI) menyiarkan sebuah pesan yang berasal dari Untung
Syamsuri, Komandan Cakrabiwa bahwa G30S/PKI telah berhasil diambil alih di beberapa lokasi
strategis Jakarta beserta anggota militer lainnya. Mereka bersikeras bahwa gerakan tersebut sebenarnya
didukung oleh CIA yang bertujuan untuk melengserkan Soekarno dari posisinya.

Selang beberapa saat, salah seorang memberi penjelasan pada Soeharto terkait aksi penembakan
pada jam setengah 6 pagi beserta hilangnya sejumlah jenderal yang diduga sedang diculik. Mendengar
berita tersebut, Soeharto pun bergegas ke Markas KOSTRAD lalu menghubungi anggota TNI
Angkatan Laut serta Polisi.

Dalam peristiwa ini, Soeharto berhasil membujuk dua batalion sekaligus dari pasukan kudeta
untuk segera menyerahkan diri. Dimulai dari pasukan Brawijaya yang masuk ke dalam area markas
KOSTRAD. Kemudian disusul dengan pasukan Diponegoro yang kabur menuju Halim Perdana
Kusuma. Karena prosesnya yang berjalan kurang matang, kudeta yang dilancarkan oleh PKI tersebut
akhirnya berhasil digagalkan oleh Soeharto.

5
2.5.1 Nama nama Pahlawan Revolusi Korban Kekejaman G30S PKI

Nama nama Pahlawan Revolusi G30S PKI


Peristiwa G30S PKI sejatinya tidak lepas dari kejadian penculikan petinggi-petinggi TNI AD saat
itu. Mereka diasingkan dan dibantai tanpa belas kasihan di Monumen Lubang Buaya. Berikut ini nama-
nama TNI yang mendapatkan gelar Pahlawan Revolusi pasca terjadinya pembantaian tersebut.

1. Jend. TNI Anumerta Ahmad Yani

Pria yang menjabat sebagai Komandan TNI AD ini lahir di Purwodadi pada 19 Juni
1922. Ahmad Yani dibunuh karena menentang keras adanya penerapan faham komunis di Indonesia.
Sebelum dibunuh, ia diculik dari rumahnya. Kemudian dibantai bersama para petinggi TNI lainnya di
Lubang Buaya.

6
2. Mayjend. TNI Anumerta Donald Issac Pandjaitan (1925-1965)

Beliau merupakan salah satu perintis dibalik lahirnya TNI. Dibantu dengan sekumpulan anak-
anak muda lainnya, ia menggagas Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebelum TNI.Suatu ketika para
gerombolan PKI menyerbu rumah Donald Issac Pandjaitan. Mereka langsung membunuh ajudan
beserta para pelayannya.Seakan tahu jika detik-detik kematiannya tiba, Donald Isaac Pandjaitan
menemui gerombolan tersebut dengan seragam militer atribut lengkap. Seketika itu ia langsung
diberondong timah panas dan mayatnya dibuang di Lubang Buaya

3. Brijend TNI Anumerta Katamso Darmokusumo (1923-1965)

Lahir di Sragen, 5 Februari 1923. Lain halnya dengan dua pahlawan revolusi di atas
yang mayatnya dibuang ke Lubang Buaya, Brigjend Katamso kala itu sedang berada di Yogyakarta.
Beliau diculik dan dipukuli dengan menggunakan mortar motor. Dirasa telah meninggal, para anggota
PKI kemudian memasukkan jasad beliau ke dalam lubang yang sudah dipersiapkan. Kejadian tersebut
berlangsung di wilayah Kentungan. Setelah beberapa hari proses pencarian, akhirnya jenazah beliau
ditemukan pada 21 Oktober 1965.

7
4. Letjen TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono (MT Haryono)

Beliau lahir di kota Pahlawan, Surabaya pada tanggal 20 Januari 1924. Letjend MT Haryono
memiliki kemampuan berkomunikasi dalam 3 bahasa asing. Sama halnya dengan DI Pandjaitan dan
tentara-tentara lainnya, beliau diculik lalu dibunuh di Lubang Buaya.

5. Letjend TNI Anumerta Suprapto

Terlahir di Purwokerto, 20 Juni 1920, beliau juga mengalami hal serupa dengan MT
Haryono. Diculik lalu dibantai di Lubang Buaya. Letjen Soeprapto pernah berjasa dalam
meredam beberapa pemberontakan PKI di wilayah-wilayah tertentu, seperti Medan dan
Semarang.

6. Kapten Anumerta Pierre Tendean

Dari sekian korban tentara korban G30 S PKI yang ada, Pierre Tendean adalah satu-satunya
pahlawan revolusi yang tidak memiliki pangkat jenderal.

8
7. Ajun Inspektur Polisi Dua Anumerta KS Tubun

Lahir di Maluku Tenggara, 14 Oktober 1928. Beliau adalah satu-satunya perwira korban G30S
PKI yang bukan dari anggota TNI. KS Tubun adalah ajudan dari Johanes Leimena, Menteri kabinet
Soekarno.Rumah pak Leimena berada di samping persis rumah Jenderal A.H. Nasution, kebetulan
pada saat itu pak jenderal sedang menjadi target PKI. Peristiwa itu berlangsung saat anggota PKI
mengepung rumah pak Nasution. KS Tubun yang mendengar kejadian itu langsung melepaskan
tembakan ke arah PKI. Sayangnya, beliau masih kalah jumlah dengan pemberontak.Sehingga KS
Tubun tewas lalu mayatnya dibuang ke lubang buaya seperti pahlawan revolusi lainnya.

8. Kolonel Infanteri Anumerta R.Sugiyono Mangunwijoto

Tentara yang lahir di Jogja tanggal 12 Agustus 1926 ini sempat menjadi korban penculikan PKI
bersama Brigjen Katamso. Mereka dikubur dalam lubang yang sama, setelah itu mayatnya baru
terlacak usai 20 hari kemudian.

9. Mayjen TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo

9
Beliau diculik dalam rumahnya, kemudian dibantai saat berada di Lubang Buaya. Awalnya,
tentara yang lahir di Kebumen tanggal 23 Agustus ini dibujuk oleh para penculik dengan dalih untuk
memenuhi panggilan Presiden RI, Soekarno.

10. Letjen TNI Anumerta S.Parman

Berbeda dengan perwira lainnya, S. Parman merupakan tentara intel yang sebenarnya akrab
dengan PKI. Sehingga ia tahu apa saja aktivitas rahasia partai komunis tersebut. Meskipun dekat, ia
justru menolak untuk memeluk faham komunis yang ditawarkan oleh anggota PKI tersebut. Alhasil, ia
pun dimasukkan dalam nama-nama target pembunuhan PKI lantaran sudah mengetahui berbagai hal
rahasia yang tersimpan. Kakaknya, Ir. Sakirman yang pada saat itu menjabat sebagai petinggi PKI
dengan kejam membantai adiknya sendiri S. Parman. Kejadian pembunuhan tersebut berlangsung di
area Lubang Buaya.

2.6 Penumpasan G30S PKI


Penumpasan G30S/PKI 1965 Dalam bulan-bulan setelah peristiwa ini, semua anggota dan
pendukung PKI, atau mereka yang dianggap sebagai anggota dan simpatisan PKI, semua partai kelas
buruh yang diketahui dan ratusan ribu pekerja dan petani Indonesia yang lain dibunuh atau dimasukkan
ke kamp-kamp tahanan untuk disiksa dan diinterogasi. Pembunuhan-pembunuhan ini terjadi di Jawa
Tengah (bulan Oktober), Jawa Timur (bulan November) dan Bali (bulan Desember). Berapa jumlah
orang yang dibantai tidak diketahui dengan persis - perkiraan yang konservatif menyebutkan 500.000
orang, sementara perkiraan lain menyebut dua sampai tiga juga orang. Namun diduga setidak-tidaknya
satu juta orang menjadi korban dalam bencana enam bulan yang mengikuti kudeta itu. Dihasut dan
dibantu oleh tentara, kelompok-kelompok pemuda dari organisasi-organisasi muslim sayap-kanan
seperti barisan Ansor NU dan Tameng Marhaenis PNI melakukan pembunuhan-pembunuhan massal,
terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ada laporan-laporan bahwa Sungai Brantas di dekat
Surabaya menjadi penuh mayat-mayat sampai di tempat-tempat tertentu sungai itu "terbendung
mayat". Pada akhir 1965, antara 500.000 dan satu juta anggota-anggota dan pendukung-pendukung
PKI telah menjadi korban pembunuhan dan ratusan ribu lainnya dipenjarakan di kamp-kamp

10
konsentrasi, tanpa adanya perlawanan sama sekali. Sewaktu regu-regu militer yang didukung dana CIA
menangkapi semua anggota dan pendukung PKI yang terketahui dan melakukan pembantaian keji.

2.7 Berakhirnya G30S PKI


G30S PKI bisa berakhir pada jam 7 malam, pasukan pimpinan Soeharto berhasil mengambil alih
atas semua fasilitas yang sebelumnya pernah dikuasai oleh G30S PKI. Jam 9 malam Soeharto bersama
dengan Nasution mengumumkan bahwa sekarang ia tengah mengambil alih tentara yang pernah
dikuasai oleh PKI dan akan tetap berusaha untuk menghancurkan pasukan kontra-revolusioner demi
melindungi posisi Soekarno.

Soeharto melayangkan kembali sebuah ultimatum yang kali ini ditujukan khusus kepada pasukan
di Halim. Lalu, Soekarno meninggalkan Halim Perdana Kusuma untuk segera menuju istana Presiden
lain yang ada di Bogor. Selang beberapa tahun kemudian, ketujuh jasad orang yang terbunuh dan
terbuang di Lubang Buaya pada tanggal 3 Oktober berhasil ditemukan dan dikuburkan secara layak
pada tanggal 5 Oktober.

Lubang buaya merupakan salah satu tempat yang menjadi saksi bisu atas pembuangan para korban
G30S PKI. Sumur lubang buaya berada di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung kawan
Pondok Gede daerah Jakarta Timur. Dahulu, lubang buaya dijadikan pusat pelatihan oleh Partai
Komunis Indonesia. Kini, kondisinya telah berubah menjadi Monumen Pancasila, di dalamnya ada
sebuah museum atau diorama yang menceritakan peristiwa G30S PKI. Tak ketinggalan sumur tempat
korban dibuang juga dipamerkan. Terdapat pula sebuah rungan khusus yang berisi relik.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Peristiwa G 30S/PKI yang lebih dikenal dengan peristiwa pemberontakan yang dilakukan PKI,
bertujuan untuk menyebarkan paham komunis di Indonesia. Pemberontakan ini menimbulkan banyak
korban, dan banyak korban berasal dari para Jendral AD. Gerakan PKI ini menjadi isu politik untuk
menolak laporan pertanggungjawaban Presiden Soekarno kepada MPRS. Dengan ditolaknya laporan
Presiden Soekarno ini, maka Indonesia kembali ke pemerintahan yang berazaskan kepada pancasila
dan UUD 1945. Peristiwa G30S/PKI 1965 yang terjadi di Indonesia telah memberi dampak negatif
dalam kehidupan sosial dan politik masyarakat Indonesia yaitu Dampak politik dan Dampak Ekonomi.
Setelah supersemar diumumkan, perjalanan politik di Indonesia mengalami masa transisi.
Kepemimpinan Soekarno kehilangan supermasinya. MPRS kemudian meminta Presiden Soekarno
untuk mempertanggung jawabkan hasil pemerintahannya, terutama berkaitan dengan G30S/PKI.
Dalam Sidang Umum MPRS tahun 1966, Presiden Soekarno memberikan pertanggung jawaban
pemerintahannya, khususnya mengenai masalah yang menyangkut peristiwa G30S/PKI.

12
DAFTAR PUSTAKA

Internet Positif - Positifkan diri kamu. Internet Positif - Positifkan diri kamu. uzone.id. Published 2024.
Accessed February 27, 2024. https://internetpositif.id/mengungkap-fakta-g-30-spki.
K. kudeta tahun 1965 di Indonesia. Wikipedia.org. Published April 2, 2005. Accessed February 27, 2024.
https://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_30_September.
langit_byru. Indonesia: Era Orde Baru. Tempat Bicara Dengan 270 Juta Orang Indonesia. Published
January 17, 2007. Accessed February 27, 2024. https://indonesiaindonesia.com/threads/indonesia-
era-orde-baru.2390/.
Maulana Fahri. Manfaat Donor Darah yang Perlu Diketahui. Kumpulansejarah.com. Published February
27, 2024. Accessed February 27, 2024. https://www.kumpulansejarah.com/2012/11/sejarah-
peristiwa-g30s-pki.html.
mynet. MAKALAH G30S PKI. Scribd. Published 2019. Accessed February 27, 2024.
https://id.scribd.com/document/390765567/MAKALAH-G30S-PKI.
ook lebung. Rangkuman Peristiwa G30S.docx. Scribd. Published 2019. Accessed February 27, 2024.
https://id.scribd.com/document/404991704/Rangkuman-Peristiwa-G30S-docx.
Pena Platina Amellanogaster. SEJARAH DAN KRONOLOGIS PERISTIWA G 30 S/PKI. Blogspot.com.
Published 2014. Accessed February 27, 2024.
https://integralkuadrat.blogspot.com/2011/04/sejarah-dan-kronologis-peristiwa-g-30.html.

13

Anda mungkin juga menyukai