Ergonomi
Antrhopomnetri Bagian 1
Fakultas
Teknik
Program
Studi
Teknik Industri
Tatap
Muka
Kode MK
04
Abstract
Istilah Antropometri berasal dari anthro yang berarti manusia dan metri
yang berarti ukuran. Secara defenitif antrhopometri dapat dinyatakan
sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh
manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar
dsb) berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan yang
lainnya.Antrhopometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbanganpertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Data
antrhopometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara
lain dalam hal : perancangan areal kerja (work station, interior mobil dll),
perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dsb,
perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer,
dll, perancangan lingkungan kerja fisik. Data antropometri akan mementukan
bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang
dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan/menggunakan produk
tersebut. Dalam kaitan ini maka perancang produk harus mampu
mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan
menggunakan produk hasil rancangannnya tersebut.
Disusun Oleh
Popy Yuliarty,ST,MT
Kompetensi
Mahasiswa
memahami
dan
mampu
mengaplikasikan
pengukuran
dimensi
tubuh
manusia (antropometri) untuk
keperluan perancangan kerja
sesuai kebutuhannya.
Modul 4
Antrhopometri
4.1. ANTROPOMETRI DALAM PERANCANGAN FASILITAS KERJA
Istilah Antropometri berasal dari anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti
ukuran. Secara defenitif antrhopometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan
dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk,
ukuran (tinggi, lebar dsb) berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Antrhopometri
bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan
manusia yang akan mengoperasikan/menggunakan produk tersebut.Dalam kaitan ini maka
perancang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar
yang akan menggunakan produk hasil rancangannnya tersebut.
Secara umum, sekurang-kurangnya 90 % : 95 % dari populasi yang menjadi target
dalam kelompok pemakai suatu produk haruslah mampu menggunakannya dengan
selayaknya. Dalam beberapa kasus tertentu ada beberapa produk-sebagai contoh kursi
mobil-yang dirancang dengan fleksibel, dapat digerakkan maju-mundur dan sudut
sandarannya bisa pula dirubah untuk menciptakan posisi yang nyaman.
Rancangan produk yang dapat diatur secara flesible jelas memberikan kemungkinan
lebih besar bahwa produk tersebut akan mampu dioperasikan oleh setiaporang meskipun
ukuran tubuh meraka akan berbeda-beda.
Pada dasartnya peralatan kerja yang dibuat dapat mengambil referensi dimensi tubuh
tertentu jarang sekalai bisa mengakomodasikan seluruh ranmge ukuran tubuh dari populasi
yang akan memakainya. Kemampuan penyesuaian / adjustability suatu produk merupakan
satu prasyarat yang amat penting dalam proses perancangan, terutama untuk produkproduk yang berorientasi eksport.
201
3
4.1.).
Goniometer untuk mengukur sudut yang digunakan untuk mengukur lekukan-lekukan tubuh
(lihat gambar 4.2.)
201
3
Meja belajar yang terlalu rendah menyebabkan posisi tubuh harus membungkuk
ketika menulis
Rak buku yang terlalu tinggi memaksa kita menjinjit dalam menjangkau.
Industri
Kerja otot yang lebih atau pemerasan tenaga yang harus dilakukan sehingga
lebihcepat lelah dalam bekerja
201
3
Umur/ usia.
Secra alamiah, dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar seiring
dengan bertambahnya umur, yaitu sejak awal kelaahirannya sampai dengan umur
sekitar 20 tahunan. Dari suatu penelitian yang dilakukan oleh A.H. Roche dan
G.H.Davilla (1972) di USA diperoleh kesimpilan bahwa laki-laki akan tumbuh dan
berkembang naik sampai dengan usia 21,2 tahun, sedangkan wanita 17,3 tahun,
meskipun ada sekitar 10% yang masih terus bertambah tinggi sampai usia 23,5 tahun
bagi laki-laki dan 21,1 tahun bagi wanita.
Setelah itu, tidak lagi akan terjadi pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah
menjadi penurunan ataupun penbyusustan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan.
2.
Jenis kelamin
Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya akan lebih besar dibandingkan dengan wanita,
terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti pinggul, dsb. (ilustrasi,lihat
gambar 4.4.)
Gambar 4.4. Dimensi manusia (pria & wanita) dari mannikin (sumber : Pheasant, 1986)
3.
Suku/ bangsa/ras/etnis
Setiap suku, bangsa ataupun kelompok etnik akan memiliki karakteristik fifik yang akan
berbeda satu dengan yang lainnya. Gambar 4.4. berikut ini menunjukkan perbedaan
201
3
dimensi ukuran (tinggi) dari berbagai macam suku bangsa (5-th dan 95-th percentile)
tertentu.
Gambar 4.5. Perbedaan tinggi tubuh manusia dalam posisi berdiri tegak untuk berbagai
suku bangsa.
Gamba 4.6. Perbedaan diantara proporsi tubuh diantara 3 populasi (sumber : Diffrient,N.etal
Human Scale 1/2/3)
201
3
4.
Posisi tubuh/posture.
Sikap/posisi tubuh/posture akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh, oleh sebab itu
posisi tubuh standart harus diterapkan untuk survey pengukuran. Dalam kaitan dengan
posisi tubuh di kenal dua cara pengukuran yaitu :
A. Antropometri struktural / statis:
pengukuran dilakukan pada saat posisi tubuh diam dan linier pada permukaan tubuh,
meliputi: panjang segmen atau bagian tubuh, lingkar bagian tubuh, massa bagian
tubuh, dan sebagainya. Dimensi tubuh yang diukur antara lain berat badan, tinggi
tubuh dalam posisi berdiri atau duduk, ukuran kepala, dsb (lihat gamnbar 4.7.)
Data ini diterapkan untuk merancang terali untuk keamanan, jeruji, panel visual dan
pencapaian panel, peralatan rekreasi, pengeturan dan peralatan tempat penyimpanan
sepatu dirumah dsb.
B. Antropometri Fungsional
Antrhopometri fungsional adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam
keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat
pekerjatersebut melaksanakan kegiatannya.
Hasil yang diperoleh merupakan ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat
dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan kegiatankegiatan tertentu
Antrhopometri dalam posisi tubuh melaksanakan fungsinya yg dinamis akan banyak
diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas ataupun ruang kerja
Aspek pengukuran jenis ini dapat di lihat pada gambar 4.8. dan 4.9.
Gambar 4.10 Tinggi posisi duduk dari 7 macam populasi Angkatan Udara. (sumber :
Chapanis, (Ed), Ethnic variables in human factor engineering)
201
3
Selain ke empat faktor di atas, ada pula faktor lain yang mempengaruhi variabilitas ukuran
tubuh manusia seperti :
5.
6.
7.
8.
tempat lainnya.
Cacat tubuh, dipertlukan data antropometri yang digunakan untuk perancangan produkproduk bagi orang-orang yang mempunyai kekurangan fisik.
Tebal tipisnya pakaian yang harus dikenakan.
Iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda-beda pula dalam bentuk
dan rancangan spesifikasi pakaian. Dengan demikian dimensi tubuh orangpun akan
9.
201
3
10
Untuk penetapan data antropometri ini, pemakaian distribusi normal akan umum
diterapkan. Dalam statistik , distribusi nortmal dapat diformulasikan berdasarkan harga ratarata (mean X) dan simapangan standartnya (stanbdart deviation, x) dari data yang ada.
Gambar distribusi normal dapat dilihat pada gambar 4.11. di bawah ini :
Gambar 4.11. Distribusi normal dengan data antropometri 95-th percentile (sumber Sritomo,
2000)
Dari nilai tersebut, maka persentil dapat ditetapklan sesuai dengan tabel probabilitas
distribusi normal. Dengan persentil, maka yang dimaksudkan disini adalah suatu nilai yang
menunjukkan prosentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau di bawah nilai
tersebut. Sebagai contoh, 95-th persentile akan menunjukkan 95% populasi akan berada
pada
atau
di
bawah
ukuran
tersebut.
Dalam
antropometri,
angka
95-th
akan
sebagai batas-batasnya. Tabel 4.1. berikut ini menunujukkan macam percentile dan cara
perhitungan dlm distribusi normal.
Tabel 4.1. Macam percentile dan cara perhitungan dlm distribusi normal.
Percentile
1-st
Perhitungan
X 2.325 x
2.5-th
201
3
11
X - 1.96 x
5-th
X - 1.645 x
10-th
X - 1.28 x
x
50-th
90-th
X + 1.28 x
95-th
X + 1.645 x
97.5-th
X + 1.96 x
99-th
X + 2.325 x
Contoh :
1.
Dari hasil pengukuran tubuh manusia Indonesia (dewasa, laki-laki, usia 19 s/d 40 tahun)
diperoleh data yang berdistribusi normal dengan tinggi rata-rata 169.5 cm dan standart
deviasi 6.9 cm. Berapakah ukuran 95-th percentilenya ?
Jawab :
95-th ukuran = X + 1.645 x
= 169.5 + 1.645 (6.9) = 180.85 cm
2.
177
178
174
168
172
171
174
178
176
169
173
178
173
169
170
172
166
170
179
181
173
170
172
176
170
174
176
177
169
179
180
178
172
177
175
173
174
175
174
179
167
181
172
174
173
172
174
175
177
175
a. Berdasarkan data hasil pengukuran tersebut diatas, hitunglah berapa ukuran 5-th,
10-th, 95-th percentilenya ?
b. Cobalah untuk menggunakan data tersebut dalam perancangan produk yang paling
sederhana dan jelaskan alasannya.
201
3
12
Sebelum membahas lebih jauh mengenai data ini mnaka ada baiknya kita bahas
istilah :The fallacy of the average man or average woman. Istilah ini mengatakan bahwa :
Merupakan suatu kesalahan dalam perancangan suatu tempat kerja ataupun produk
jika berdasar pada dimensi yang hipotesis yaitu menganggap bahwa semua dimensi
adalah merupakan rata-rata
Walaupun hanya dalam penggunaan satu dimensi saja, misalnya jangkauan ke depan /
badan, maka belum tentu bahwa dia berada pada rata-rata populasi untuk dimensi
lainnya
Tabel berikut ini akan menyajikan ilustrasi dimensi tubuh manusia dewasa.
Tabel 4.2. Antropometri masyarakat Indonesia yang didapat dari Interpolasi masyarakat
British dan Hongkong (Pheasant, 1986) terhadap masyarakat Indonesia (Sumamur, 1989)
serta istilah dimensionalnya dari (Nurmianto, 1991a, Nurmianto, 1991b)
Dimana Gx = Nilai rata-rata (mean) ; T = nilai standart deviasi (SD)
201
3
13
Tabel 4.3. Antropometri telapak tangan orang Indonesia yang didapat dari Interpolasi data
Pheasant (1986) ,Sumamur (1989) dan Nurmianto (1991)
(semua dimensi dalam satuan mm)
201
3
14
Tabel 4.4. Antropometri kepala orang Indonesia yang didapat dari Interpolasi data Pheasant
(1986) ,Sumamur (1989) dan Nurmianto (1991)
Lebar kepala = 9,2% tinggi badan pria dan 9,3% tinggi badan wanita
201
3
15
Tabel 4.5. Antropometri kaki orang Indonesia yang didapat dari Interpolasi data Pheasant
(1986) ,Sumamur (1989) dan Nurmianto (1991)
Panjang telapak kaki = 15,2% tinggi badan pria; 14,7 % tinggi badan wanita.
(semua dimensi dalam satuan mm)
201
3
16
Daftar Pustaka
http://www.hazardcontrol.com/factsheets/humanfactors/visual-acuity-and-line-of-sight
Nurmianto. Eko, 2004, Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Guna Widya, Surabaya
201
3
17
Pusat
Kesehatan
Kerja
Departemen
Kesehatan
RI;
Ergonomi;
http://typecat.com/ERGONOMI-Pusat-Kesehatan-Kerja-Departemen-Kesehatan-RI
Soebroto,
S.W.;
Peran
dan
Kontribusi
Perguruan
Tinggi
dalam
Pembentukan
201
3
18