Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

PADA GEDUNG BERTINGKAT

Disusun Oleh :

1. Doras N.I. Situmeang (20211010170002)


2. Sarah Dyanti Fitra (20211010170006)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Analisis Sistem Tanggap Darurat Kebakaran Pada Gedung Bertingkat”.
Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk penambahan pengetahuan mata
kuliah Kesiagaan Tanggap Darurat Kebakaran, mengetahui pengendalian apabila
terjadi kebakaran, mengidentifikasi sarana dan prasarana penunjang sistem tanggap
darurat serta dalam pembuatan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah.
Dalam mempersiapkan, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini, tidak
terlepas dari berbagai kesulitan dan hambatan yang dihadapi, baik dari penyusunan
kalimat maupun sistematika nya. Namun akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Oleh karena itu kami berharap kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan masukkan yang bersifat membangun dari semua pihak, guna
kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam kelancaran tahap demi tahap dalam penyusunan hingga
penyelesaian makalah ini. Sekian dan terima kasih.

Tangerang Selatan, 28 Desember 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
TANGGAP DARURAT KEBAKARAN................................................................................4
Apa Itu Tanggap Darurat?..............................................................................................4
Jenis – jenis Keadaan Darurat.......................................................................................4
Penanganan Keadaan Darurat Kebakaran....................................................................5
Unit Penanggulangan Keadaan Darurat........................................................................8
Penerapan Sistem Tanggap Darurat Kebakaran pada Gedung Universitas...............12
Tingkatan/Level Keadaan Darurat...............................................................................13
Apa yang Harus Kita Lakukan saat Ada Kebakaran di Gedung..................................13
Bagaimana Cara Menggunakan Apar..........................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................17

iii
TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

Apa Itu Tanggap Darurat?

Menurut KEPMEN PU No. 10/KPTS/2000, Sistem Tanggap Darurat adalah suatu


kombinasi dan metode yang digunakan pada bangunan untuk memperingatkan orang
terhadap keadaan darurat, penyediaan tempat penyelamatan, membatasi penyebaran
kebakaran, pemadaman kebakaran. Sedangkan menurut WHO dalam Risk Reduction
and Emergency Preparedness (2007), yang dimaksud dengan kesiapsiagaan darurat
adalah sebuah program kegiatan jangka panjang dan tujuannya adalah untuk
memperkuat keseluruhan kapasitas dan kemampuan suatu Negara atau komunitas
untuk mengelola secara efisien semua jenis keadaan darurat dan membawa transisi
teratur dan bantuan melalui pemilihan, dan kembali ke pembangunan yang
berkelanjutan. Jadi dapat disimpulkan bahwa keadaan darurat adalah
situasi/kondisi/kejadian yang tidak normal.

 Terjadi tiba-tiba

 Mengganggu kegiatan/organisasi/kumunitas

 Perlu segera ditanggulangi

Atau juga merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada
saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan. Keadaan
darurat dapat berubah menjadi bencana (disaster) yang mengakibatkan banyak korban
atau kerusakan.

Jenis – jenis Keadaan Darurat

Berikut adalah jenis-jenis keadaan darurat yang terbagi menjadi 3 macam

1. Natural hazard (Bencana Alamiah) adalah bahaya yang disebabkan oleh alam,
seperti :

iv
 Banjir, Kekeringan, Pamanasan global

 Angin topan, cyclon, badai, petir

 Gempa, tsunami,

 Gunung meletus, tanah longsor,

 Hutan terbakar dsb

2. Technological Hazard (bahaya teknologi) adalah bahaya yang disebabkan karena


kegagalan teknis alat-alat teknologi, seperti :

 Ledakan/kebakaran instalasi/kilang/tambang

 Kebocoran /tumpahan gas, nuklir, zat kimia

 Bendungan/bendung/tanggul bobol

 Kecelakaan kerja, lalu lintas laut/udara/ darat

 Bangunan/jembatan/ambruk dsb

3. Huru hara (bahaya kejahatan manusia) adalah bahaya yang disebabkan oleh
perbuatan manusia, seperti :

 Kekacauan, amuk masa, bom bunuh diri

 Perang/Kerusuhan/Terorisme

Penanganan Keadaan Darurat Kebakaran

Situasi darurat dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, karena itu dibutuhkan
penanganan keadaan darurat untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti
banyaknya korban dan kerusakan yang parah. Penanganan keadaan darurat dapat
dibedakan menjadi dua macam penanganan keadaan darurat yang tidak direncanakan
dan penanganan keadaan darurat yang direncanakan.

1. Yang Tidak Direncanakan

v
Penanganan yang dilakukan secara tiba-tiba menyebabkan kepanikan karena
tidak adanya kesadaran alamiah untuk melakukan penanganan kebakaran yang terjadi
sehingga menyebabkan banyaknya korban serta kerugian bangunan yang cukup besar.

2. Yang Direncanakan

Penanganan yang dilakukan sesuai prosedur yang telah disediakan dengan


mengikuti pelatihan evakuasi, APAR, P3K, Rescue sehingga dapat meminimalisir resiko
yang terjadi dan dapat ditangani dengan mudah. Berikut adalah 10 rencana kesiagapan
tanggap darurat kebakaran

1. Identifikasi bahaya, analisis & pengendalian risiko

 Apa yang dapat terjadi ?

 Sejauh mana kemungkinannya ?

 Sejauh mana keparahannya ?

 Sejauh mana kekerapanya ?

o (Probability, Severity, Frequency)


o Dan-yang paling penting adalah…...

 Apa yang harus kita lakukan ?

2. Menyusun skenario berbagai keadaan darurat

a. Memperkirakan berbagai dampak akibat:

Natural hazard (Bencana Alam) :

 Banjir, tanah longsor, angin topan dsb

 Gempa, tsunami, gunung meletus dsb

Technological Hazard (Kegagalan Teknis) :

 Ledakan/kebakaran instalasi/tanki Migas

vi
 Bangunan ambruk, bendung/tanggul jebol,

Huru hara :

 Kekacauan, amuk masa, bom bunuh diri, dsb

b. Memperkirakan metode, sistem pencegahan dan penanggulangan yang tepat


untuk mitigasi dampak.

3. Rencana penanggulangan (pemadam, evakuasi, P3K)

a. Sarana pencegahan keadaan darurat, meliputi:

1. Tata letak, akses, jalur, sarana, & tempat evakuasi,

2. Penyediaan sistem deteksi & proteksi kebakaran

3. Pemelihaan sistem dan house keeping

4. Sosialisasi sistem evakuasi & Assembly point

5. Emergency Induction, petunjuk, brosur dsb.

b. Menjaga komunikasi dengan pihak berwenang

1) Polisi, Dinas Kebakaran, Depnaker, RS, dokter

2) Tersedia alat komunikasi keadaan darurat

3) Menjalin komunikasi sesama unit darurat sekitar

4) Melakukan koordinasi sistem peringatan dini/ stanby radio contact

4. Organisasi tanggap darurat (pemadam,evakuasi, P3K)

vii
Unit Penanggulangan Keadaan Darurat

Kep. Menaker No. KEP-186/MEN/1999, tgl 29 Oktober 1999

Perusahaan yang memperkerjakan lebih dari 50 tenaga kerja dan/atau


berpotensi bahaya sedang dan berat, wajib mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran serta melatih penanggulangan kebakaran di tempat
kerja secara terencana/terprogram.

Realisasi Kewajiban, sesuai peraturan perundangan itu meliputi:

a. Pengendalian setiap bentuk energi.

b. Pengendalian sarana diteksi, alarm, pemadam & jalur evakuasi.

c. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas.

d. Adanya Unit Penanggulangan Kebakaran di tempat kerja.

e. Adanya Latihan & gladi penanggulangan kebakaran berkala.

f. Adanya Buku/Uraian Tertulis Rencana Penanggulangan Keadaan


Darurat.

5. Pelatihan kompetensi petugas penanggulangan

• Training dilakukan secara berkala dan konsisten

viii
• Lakukan training dadakan (surprise exercise).

• Training tidak hanya perlu bagi team tapi juga terhadap


Koordinator, dan seluruh personil yang terkait.

• Materi dan unit kompetensi pelatihan harus disesuaikan dengan jenis-jenis


keadaan darurat , yang paling mungkin terjadi di tempat kerja, misalnya:

– Kebakaran,

– Gempa,

– Banjir, longsor, angin topan, gunung meletus,

– Terorisme, bom, huru hara, amuk masa dsb

6. Program pemenuhan sarana sistem keadaan darurat

1) Penunjukan Organisasi STD

2) Pemasangan sistem proteksi kebakaran

3) Penyediaan jalur evakuasi - primer dan sekonder lengkap dengan rambu-


rambu evakuasi

4) Pemasangan peta di tempat umum, yang menujukkan:

a. Rute evakuasi (koridor, tangga, pintu keluar, assembly point)

b. Rambu-rambu evakuasi

c. Tempat assembly point,

d. Tempat kotak P3K, disetiap lantai / bagian bangunan

e. Penempatan APAR di tiap lantai /bagian bangunan

7. Program pemeliharaan sarana keadaan darurat

ix
 Pemeliharaan, pengontrolan dan perbaikan sistem proteksi kebakaran secara
berkala

 Pemeliharaan Rute jalur evakuasi - primer dan sekonder lengkap program house
keeping dan rambu-rambu evakuasi

 Pemeliharaan termasuk kebersihan dan ketertiban:

 Rute evakuasi,

 Peta dan rambu-rambu evakuasi

 Tempat assembly point,

 Tempat kotak P3K, disetiap lantai / bagian bangunan

 Penempatan APAR di setiap lantai atau bagian bangunan

8. Sosialisasi, pelatihan & simulasi keadaan darurat Keadaan Darurat:

• Pelatihan peningkatan kompetensi semua petugas terkait tanggap darurat

• Pelaksanaan sosialisasi & simulasi RTD bagi semua pegawai untuk menguji
efektifitas dan efisiensi RTD

• Lingkup pelatihan:

 Tindakan perorangan,
 Tindakan pengawasan,
 Respon Team,
 First Aid/ P3K,
 Tindakan Komunitas,
 Pusat Komando,
 Pencarian dan rescue
 Pencarian dan rescue,
 Penanganan B3,
 Tagging/labeling energy control

x
 Penggunaan emergency equipment
 Lessons learned (pembelajar- an dari pengalaman)

9. Rencana tindakan rehabilitasi

a. Rescue & Triace (penyelamatan korban)

b. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)

c. Perawatan korban ke RS terdekat

d. Pencarian korban di tempat bencana

e. Penyelidikan kecelakaan, dan kerusakan yang ditimbulkan oleh keadaan darurat

f. Pemulihan fisik dan prikis korban

g. Lessons learned

10. Pemulihan paska keadaan darurat

 Segera mungkin melakukan recovery dan mengaktifkan kembali oprasional


perusahaan untuk mengurangi financial impact akibat suatu keadaan
emergency.

 Bentuk team evaluasi, lakukan identifikasi dan penilaian kerugian dan klaim
asuransi

 Bentuk sistem pengumpulan & penyimpanan material tersisa

 Data nama, nomor telephon, alamat personil yang ber- tanggung jawab untuk
kelangsungan kegiatan perusahaan.

 Kumpulkan data pasokan dan jasa untuk keperluan seperti utility (gas, air dan
listrik), peraralatan dll.

 Bentuk mutual aid plan/strategy dengan organisasi lain.

xi
Penerapan Sistem Tanggap Darurat Kebakaran pada Gedung Universitas

Sistem tanggap darurat kebakaran merupakan sistem yang dapat memberikan suatu
informasi darurat kebakaran pada gedung dengan berbagai informasi untuk memberi
peringatan jika terjadi kebakaran dan sarana proteksi aktif dan pasif akan berjalan.
(Permen PU No 26/PRT/M/2008). Gedung-gedung di Universitas mempunyai banyak
resiko terjadinya kebakaran, seperti: instalasi aliran listrik, adanya bahan-bahan yang
mudah terbakar seperti kertas, kayu serta bahan lainnya. Untuk itu kebakaran harus di
cegah dengan cara meminimalisir bahaya kebakaran itu sendiri, haruslah memiliki
peraturan yang sesuai standar dan sarana proteksi aktif kebakaran.

Tabel 1. Sistem Tanggap Darurat Kebakaran di Gedung Universitas

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di Gedung baru Btentang Sistem


Tanggap Darurat Kebakaran di Gedung-gedung untuk sarana proteksi aktif yang ada di
gedung A 40%, sarana proteksi pasif 0% dan sarana penyelamat jiwa 66% yang
tersedia di gedung. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan di
Gedung B tentang Sistem Tanggap Darurat Kebakaran di Gedung-gedung untuk
sarana proteksi aktif yang ada di gedung baru 100%, sarana proteksi pasif 66%, dan
sarana penyelamat jiwa 100% yang tersedia di gedung. Sistem Tanggap Darurat
Kebakaran di Gedung-gedung untuk sarana proteksi aktif yang ada di gedung C 0%,

xii
sarana proteksi pasif 0% dan sarana penyelamat jiwa 0% yang tersedia di gedung.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di Lembaga pendidikan dalam
penelitian tentang Sistem Tanggap Darurat Kebakaran di Gedung-gedung untuk sarana
proteksi aktif yang ada di gedung D 60%, sarana proteksi pasif 33% dan sarana
penyelamat jiwa 83% yang tersedia di gedung. Setelah dilakukan observasi langsung di
setiap gedung di dapatkan sarana proteksi yang ada di gedung D untuk sarana proteksi
aktif 40%, sarana proteksi pasif 0% dan sarana penyelamat jiwa 66% sehingga untuk
hasil wawancara mendalam dan observasi langsung terdapat perbedaan pada sarana
proteksi aktif berdasarkan hasil wawancara terdapat 60% setelah di observasi hanya
tersedia 40% dan pada sarana proteksi pasif dari 33% setelah dilakukan observasi
yang didapati 0% dan pada sarana penyelamat jiwa dari 83% yang tersedia hanya 60%.

Tingkatan/Level Keadaan Darurat

Tingkatan keadaan darurat terbagi menjadi tiga macam, dibedakan sesuai keadaan
darurat sendiri dan cara penanganan keadaan darurat tersebut.

1. Keadaan darurat tingkat 1 (Level 1)

Keadaan darurat yang berpotensi mengancam nyawa manusia dan harta benda
(aset), yang secara normal dapat diatasi.

2. Keadaan Darurat tingkat 2 (Level 2)

Keadaan darurat dimana semua tim tanggap darurat tidak lagi mampu
mengendalikan keadaan darurat tersebut, seperti kebakaran besar.

3. Keadaan Darurat tingkat 3 (Level 3)

Keadaan darurat berupa malapetaka/bencana dahsyat dengan akibat lebih besar


dibandingkan dengan Level 2.

Apa yang Harus Kita Lakukan saat Ada Kebakaran di Gedung

-Saat Melihat Api

xiii
TETAP TENANG JANGAN PANIK !

Bunyikan alarm dengan menekan tombol manual call point, atau dengan memecahkan
manual break glass dan menekan tombol alarm, sambil teriak kebakaran-kebakaran.

• Jika tidak terdapat tombol tersebut atau tidak berfungsi, orang tersebut harus
berteriak kebakaran kebakaran………..untuk menarik perhatian yang lainnya.

• Beritahu Safety Representative melalui telepon darurat atau lewat HP, Pager,
dan sampaikan informasi berikut :identitas pelapor, ukuran /besarnya kebakaran,
lokasi kejadian, adanya / jumlah orang terluka, jika ada, tindakan yang telah
dilakukan

• Bila memungkinkan (jangan mengambil resiko) padamkan api dengan


menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) yang terdekat.

• Jika api /kebakaran tidak dapat dikuasai atau dipadamkan lakukan evakuasi
segera melalui pintu keluar (EXIT)

-Saat Mendengar Alarm Tahap I

Peringatan (alarm) tahap I merupakan tanda bekerjanya sistem dan nampak pada:

Panel alarm lantai, panel alarm utama

Pemberitahuan untuk siaga bagi seluruh karyawan/ umum (public address) dengan dua
tahap teks:

Pengecekan ke lokasi

Pemberitahuan hasil: terjadi alarm palsu atau kebakaran

-Saat Mendengar Alarm Tahap II

xiv
• Berdiri di depan pintu kantor secara teratur, jangan bergerombol dan bersedia
untuk menerima instruksi.

• Evakuasi akan dipandu oleh petugas evakuasi melalui tangga darurat terdekat
menuju tempat berhimpun di luar gedung.

• Jangan sekali-sekali berhenti atau kembali untuk mengambil barang-barang milik


pribadi yang tertinggal.

• Tutup semua pintu kantor yang anda tinggalkan (tapi jangan sekali-sekali
mengunci pintu-pintu tersebut) Untuk mencegah meluasnya api dan asap

-Saat Evakuasi

• Tetap tenang, Jangan panik !

• Segera menuju tangga darurat yang terdekat

• Berjalanlah biasa dengan cepat, JANGAN LARI

• Lepaskan sepatu dengan hak tinggi

• Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas kantor/tas tangan

• Beritahu tamu/pelanggan yang yang kebetulan berada di ruang / lantai tersebut


untuk berevakuasi bersama yang lain.

• Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju tangga darurat
dengan ambil napas pendek-pendek, upayakan merayap atau merangkak untuk
menghindari asap, jangan berbalik arah karena akan bertabrakan dengan orang-
orang dibelakang anda

• Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap maka tahanlah napas anda dan
cepat menuju pintu darurat kebakaran.

xv
-Saat Pengungsiang diluar Gedung

• Pusat berkumpulnya para pengungsiditentukan ditempat

• Setiap pengungsi diminta agar senantiasa tertib dan teratur

• Petugas evakuasi dari setiap kantor agar mencatat karyawan yang menjadi
tanggung jawabnya.

• Apabila ada karyawan yang terluka, harap segara melapor kepada First Aider
atau Petugas Medis untuk mendapatkan pengobatan

• Jangan kembali kedalam gedung sebelum tanda aman dimumumkan Safety


Representative. 

Bagaimana Cara Menggunakan Apar

1. CABUT KUNCI PENGAMAN PADA HANDLE TABUNGBERDIRILAH


2. ARAHKAN SELANG KE PUSAT API, PEGANG UJUNG SELANG, BERDIRILAH
PADA POSISI MEMBELAKANGI ARAH ANGIN PADA JARAK 2-3 M DARI API
3. TEKAN PEMICU HANDEL TABUNG SAMPAI MEDIA PEMADAM KELUAR
4. SAPUKAN KE DASAR API MULAI DARI SATU SISI KE SISI LAINNYA SAMPAI
API PADAM

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Andrew Christy Darea, Diana V. D. Doda, Wulan P.J. Kaunang. 2021.


Penerapan Sistem Tanggap Darurat Kebakaran di Gedung Universitas.
Jurnal KESMAS Vol. 10 No.1.

xvii

Anda mungkin juga menyukai