Anda di halaman 1dari 57

PETUGAS PERAN

KEBAKARAN
BAHASAN MATERI:
1. EVAKUASI DARURAT BANGUNAN
2. TANGGUNG JAWAB UMUM MANAJEMEN PERUSAHAAN.
3. PETUGAS PERAN KEBAKARAN / FIRE WARDEN
4. TUJUAN PEMBENTUKAN PETUGAS PERAN KEBAKARAN/FIRE WARDEN
5. TUGAS PRO-AKTIF & TANGGUNG JAWAB PETUGAS PERAN KEBAKARAN
6. TUGAS RE-AKTIF FIRE & TANGGUNG JAWAB PETUGAS PERAN KEBAKARAN
7. KLASIFIKASI BAHAYA KEBAKARAN BANGUNAN
8. DURASI & JARAK TEMPUH EVAKUASI KEBAKARAN BANGUNAN
9. JUMLAH KOMPOSISI PETUGAS PERAN KEBAKARAN / CHIEF FIRE WARDEN
10. PERSYARATAN MINIMUM PETUGAS PERAN KEBAKARAN / FIRE WARDEN
11. PERALATAN PETUGAS PERAN KEBAKARAN / FIRE WARDEN
12. KEPALA PETUGAS PERAN KEBAKARAN / CHIEF FIRE WARDEN
13. TANGGUNG JAWAB PEKERJA / PENGHUNI BANGUNAN DALAM KEADAAN DARURAT
14. PERSIAPAN & RENCANA EVAKUASI DARURAT PADA BANGUNAN
15. TITIK KUMPUL AMAN / ASSEMBLY POINT
16. LANGKAH-LANGKAH EVAKUASI DARURAT
TUGAS & TANGGUNG JAWAB
“PETUGAS PERAN KEBAKARAN “

Pasal # 7 Kepmen 186 Tahun 1999


Tugas pokok sesuai jabatan utamanya
1. Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yg dapat menimbulkan bahaya
kebakaran
2. Memadamkan kebakaran pada tahap awal
3. Mengarahkan evakuasi orang dan barang
4. Mengadakan Koordinasi dgn instansi terkait
5. Mengamankan lokasi kebakaran

Persyaratan:
• Pendidikan Minimal SLTP
• Telah mengikuti kursus teknis tingkat dasar 1

Catatan :
Petugas peran kebakaran ialah petugas yang ditunjuk dan diserahi tugas tambahan untuk
mengidentifikasi sumber bahaya dan melaksanakan upaya penanggulangan kebakaran di unit
kerjanya
1.EVAKUASI DARURAT BANGUNAN

Evakuasi Darurat : Evakuasi yang HARUS dilakukan oleh semua orang untuk menghindari ancaman
BAHAYA yang akan dan sedang terjadi , dapat mengancam jiwa , kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan .

1. Kebakaran
2. Kebocoran gas
3. Ledakan / Ancaman Bom
4. Gedung Runtuh
5. Tumpahan Bahan Beracun Berbahaya ( B3)
6. Bencana Alam ( Longsor, Gempa, Banjir ,Tsunami, dll)
MITIGASI BENCANA

METIGASI BENCANA
Serangkaian upaya kegiatan untuk mengurangi resiko bencana, melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana atau Kegiatan sebelum
bencana terjadi

CONTOH KEGIATAN NYA ANTARA LAIN :

1. Membuat peta wilayah rawan bencana ( Dissaster mapping )


2. Pembuatan Bangunan Tahan Gempa
3. Penanaman pohon bakau / penghijauan hutan
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana.
TANGGAP DARURAT

TANGGAP DARURAT BENCANA


Tanggap darurat bencana : Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.

RESIKO BENCANA
Risiko bencana : Potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan
kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa
aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
2. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN PERUSAHAAN

Tanggung jawab umum Manajemen Namun tidak terbatas.

1. Menyusun dan menerapkan Prosedur Rencana Tanggap Darurat pada bangunan


2. Menunjuk Petugas Peran Kebakaran ( Fire Warden) & Kepala Petugas Peran kebakaran (Chief Fire
Warden)
3. Memberikan pelatihan kepada Petugas Peran Kebakaran / Chief Fire Warden
4. Mempersiapkan Peralatan /Prasarana yang sesuai untuk mendukung proses Evakuasi pada bangunan
5. Menjadwalkan Latihan/Simulasi ( Emergency Drill) tanggap darurat & evakuasi pada bangunan
6. Mengkaji rencana tanggap darurat & evaluasi sesuai hasil temuan saat melakukan simulasi evakuasi
darurat bangunan dan menyempurnakannya – jika perlu sesuai dengan Kebutuhan .
Buku Emergency Manajemen Plan (EMP)
Rencana Tanggap Darurat (RTD)
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I No.KEP.186/MEN/1999

Buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran memuat antara lain:

a) Informasi tentang sumber potensi bahaya kebakaran dan cara pencegahannya;

b) Jenis, cara pemeliharaan dan penggunaan sarana proteksi kebakaran di tempat kerja;

c) Prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan pencegahan bahaya kebakaran;

d) Prosedur dalam menghadapi keadaan darurat bahaya kebakaran.

Kepmen 186 Tahun 1999


Pasal # 2 huruf “f’
Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja yang
mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang berpotensi
bahaya kebakaran sedang dan berat.
3. PETUGAS PERAN KEBAKARAN / FIRE WARDEN

Kriteria khusus Petugas Peran Kebakaran untuk pelaksanaan tugas keadaan


darurat pada bangunan.
1. Karyawan/i yang ditunjuk dan diserahi tugas tambahan untuk
mengidentifikasi & melaporkan faktor yang bisa menyebabkan bahaya
kebakaran.
2. Karyawan/i yang bekerja disuatu bangunan yang diberi tugas dan mendapat
pelatihan guna melaksanakan penanganan awal pada respond bahaya
kebakaran tahap awal.

3. Melaksanakan prosedur evakuasi orang & barang pada suatu bangunan


dalam proses evakuasi keadaan darurat

4. Berkoordinasi dengan instansi terkait dan mengamankan area kebakaran.

5. Memiliki ciri khas penampilan khusus agar mudah dibedakan dengan


karyawan lain saat keadaan darurat. Mengenakan VEST & HELM TULISAN FIRE
WARDEN
4.TUJUAN PEMBENTUKAN
PETUGAS PERAN KEBAKARAN
1. Untuk mengidentifikasi secara dini penyebab-penyebab terjadi nya kebakaran di daerah yang
menjadi tanggung jawabnya.
2. Memastikan penanganan awal kebakaran bisa dilakukan dengan cepat, tepat,aman oleh Petugas
Peran Kebakaran yang terorganiser , terlatih & kompeten.
3. Menghindari kegagalan proses evakuasi orang dan barang yang menyebabkan cidera , korban jiwa
dan kerusakan property yang lebih parah.
4. Memudahkan koordinasi dengan Regu Penanggulangan Kebakaran, Team First Aider , dll . Dalam
proses penanganan keadaan darurat pada bangunan

CATATAN:
Untuk bisa mencapai tujuan pembentukan Petugas Peran Kebakaran/Fire Warden.
• Wajib mempunyai Struktur Organisasi yang jelas untuk penanganan keadaan darurat serta tugas &
tanggung jawab masing-masing Petugas Peran Kebakaran.
• Tugas dan tanggung jawab bisa ditentukan melalui salah satu proses yaitu Fire Risk Asessment pada
bangunan tersebut.
SECARA UMUM TUGAS POKOK PETUGAS PERAN KEBAKAN/FIRE WARDEN ADALAH:

PROACTIVE & REACTIVE


5. TUGAS – TUGAS PRO-AKTIF FIRE WARDEN

Definisi dari tugas Pro-Aktif adalah memastikan kondisi bangunan yang menjadi tanggung jawab nya
sebagai Fire Warden terhindar dari Kondisi & Tindakan berbahaya yang bisa menyebabkan peristiwa
kebakaran
Memastikan sistem proteksi kebakaran aktif & fasif yang dibutuhkan saat kebakaran & evakuasi
darurat bangunan tersedia dan siap digunakan.
PASTIKAN PERALATAN & PRASARANA EVAKUASI PADA BANGUNAN TERSEDIA & SIAP DIGUNAKAN
SETIAP SAAT.
1. Memastikan ketersediaan peralatan Fire Warden termasuk APD dalam kondisi siap
pakai pada awal shift ( sebelum mulai bekerja).
2. Melakukan koordinasi dengan Petugas Peran Kebakaran & Chief Fire Warden yang
bertugas pada saat itu dan lakukan test komunikasi ( Telp / Radio)
3. Melakukan identifikasi resiko Bahaya Kebakaran secara terus menerus yang mungkin
terjadi di tempat kerja .Menghentikan atau melaporkan kondisi / Tindakan bahaya
kepada manajemen perusahaan.
4. Memastikan alat pemadam api tersedia, sudah dites, dan dalam kondisi layak pakai, Tidak
terhalang oleh barang apapun agar mudah di jangkau dan digunakan saat terjadi keadaan
darurat kebakaran
5. Membantu memastikan sumber kebakaran dibatasi dan dikontrol melalui pemantauan orang
yang merokok di area dilarang merokok dan memeriksa izin kerja pengelasan , grinding dan
pemotongan (hot work)
6. Memastikan jalur evakuasi seperti koridor, tangga, dan pintu keluar sesuai evacuation
plan .Tidak terhalang, terutama oleh bahan mudah terbakar.
7. Memastikan pintu keluar darurat kebakaran (fire door) dalam kondisi baik,dapat dibuka/
ditutup dengan cepat , tidak terganjal,tidak terhalang.
8. Memastikan semua pintu akses keluar diberi tanda dengan jelas dan berfungsi dengan
baik.Lampu emergency exit, dll.
DILARANG KERAS !
MENGGUNAKAN JALUR TANGGA DARURAT SEBAGAI GUDANG
9. Mencatat rata-rata jumlah penghuni diruangan / bangunan yang menjadi tanggung
jawab nya setiap hari.
10. Membantu implementasi dan meningkatkan procedure tanggap darurat yang efektif di
area yang menjadi tanggung jawabnya.
POOR HOUSE KEEPING LEAD TO FIRE INSIDEN!

➢ Sangat umum ditemukan penyimpanan cairan mudah terbakar disimpan dengan tidak aman .
Contohnya digudang, workshop dan bahkan dikantor.
➢ Peralatan listrik yang terpasang melebihi kemampuan dari kabel power dan instalasi yang tidak
standar serta pemeliharaan yang buruk.
POOR HOUSE KEEPING LEAD TO FIRE INSIDEN!
11. Meningkatkan kesadaran dengan staff yang lain tentang bahaya kebakaran yang
mungkin terjadi di bangunan tersebut.
12. Terlibat aktif dalam kegiatan sosialisasi keadaan darurat , peningkatan kesadaran
karyawan didaerah kerja yang menjadi tanggung jawab nya.
6. TUGAS RE- AKTIF FIRE WARDEN

Tugas Re-Aktif adalah Tindakan yang harus segera dilakukan oleh Fire Warden / Petugas Peran
kebakaran saat terjadi keadaan darurat pada bangunan.
Tindakan Reactive contoh nya seperti memadamkan titik api awal, mengaktifkan alarm sistem, evakuasi
penghuni, dll.

BE AWARE …! PANIC IS DANGER!

Manual Call Point( MCP)


Manual Pull Station ( MPS)
Tugas Reaktif antara lain:
1. Jangan Panik .Gunakan segera APD dan alat Komunikasi.
2. Melakukan Tindakan tanggap darurat awal setelah mendapat informasi atau melihat keadaan
darurat . Melakukan pemadaman awal kebakaran menggunakan APAR / Fire Blanket dan
menenangkan situasi panik dari penghuni
3. Merespons alarm kebakaran atau mengaktifkan alarm darurat dan berkoordinasi dengan Chief Fire
Warden
4. Melakukan Prosedur evakuasi darurat, mengarahkan semua penghuni bangunan yang menjadi
tanggung jawab menuju Tempat Berkumpul Aman ( Assembly Point ) melalui jalur evakuasi darurat
yang aman.
5. Memastikan semua penghuni bangunan tidak ada yang tertinggal ,periksa semua ruangan dan
menutup pintu serta jendela jika kondisi masih aman.
6.Melakukan koordinasi dengan semua team tanggap darurat dalam menangani darurat sehingga proses
evakuasi berjalan aman & cepat
7.Melakukan koordinasi untuk mengamankan area darurat dengan team tanggap darurat untuk
memastikan tidak ada penghuni yang masuk kembali setelah dievakuasi.
8.Memberikan informasi pada Chief Fire Warden / Team Tanggap Darurat tentang kondisi evakuasi yang
terupdate yang berhubungan dengan kondisi Manusia, Lokasi Darurat, perkembangan keadaan darurat.
9. Memberikan laporan proses penanganan keadaan darurat dan evakuasi ke Chief Fire Warden. Lokasi &
Kondisi Keadaan Darurat . Menyerahkan catatan Jumlah penghuni yang berhasil di evakuasi atau jika ada
yang penghuni tertinggal.
SAMPAIKAN INFORMASI DENGAN TENANG, SINGKAT , TEPAT & JELAS..
7. KLASIFIKASI BAHAYA KEBAKARAN BANGUNAN
BERDASARKAN KEPMEN 186 TAHUN 1999

KLASIFIKASI JENIS TEMPAT KERJA


1. Bahaya Kebakaran RINGAN. 1. Tempat Ibadah
2. Gedung/Ruang Perkantoran
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan 3. Gedung/Ruang Pendidikan
kemudahan terbakar RENDAH dan apabila terjadi 4. Gedung/Ruang Perumahan
kebakaran melepaskan panas RENDAH, Sehingga 5. Gedung/Ruang Perawatan
menjalar nya api Lambat. 6. Gedung/Ruang Restaurant
7. Gedung/Ruang Perpustakaan
8. Gedung/Ruang Perhotelan
9. Gedung/Ruang Lembaga
10.Gedung/Ruang Rumah sakit
11.Gedung/Ruang Museum
12.Gedung/Ruang Penjara

Kutipan Lampiran Kepmenaker N0.186 Tahun 1999


7. KLASIFIKASI BAHAYA KEBAKARAN BANGUNAN
BERDASARKAN KEPMEN 186 TAHUN 1999

KLASIFIKASI JENIS TEMPAT KERJA


2. Bahaya Kebakaran SEDANG 1 1. Tempat Parkir
2. Pabrik Elektronika
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan 3. Pabrik Roti
kemudahan terbakar SEDANG . Menimbun bahan 4. Pabrik barang gelas
tidak melebihi 2,5 meter. dan apabila terjadi 5. Pabrik minuman
kebakaran melepaskan panas SEDANG, Sehingga 6. Pabrik permata
menjalarnya api sedang. 7. Pabrik pengalengan
8. Binatu
9. Pabrik susu
Kutipan Lampiran Kepmenaker N0.186 Tahun 1999
KLASIFIKASI JENIS TEMPAT KERJA
3. Bahaya Kebakaran SEDANG 2 1. Penggilingan padi
2. Pabrik bahan makanan
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan 3. Percetakan dan penerbitan
4. Bengkel mesin
kemudahan terbakar SEDANG, menimbun bahan
5. Gudang pendinginan
dengan tinggi lebih dari 4 meter, dan apabila
6. Perakitan kayu
terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, 7. Gudang perpustakaan
sehingga menjalarnya api sedang. 8. Pabrik bahan keramik
9. Pabrik tembakau
10. Pengolahan logam
11. Penyulingan
12. Pabrik barang kelontong
13. Pabrik barang kulit
14. Pabrik tekstil
15. Perakitan kendaraan bermotor
16. Pabrik kimia (bahan kimia dengan kemudahan
terbakar sedang)
17. Pertokoan dengan pramuniaga kurang dari 50
orang
Kutipan Lampiran Kepmenaker N0.186 Tahun 1999
KLASIFIKASI JENIS TEMPAT KERJA
3. Bahaya Kebakaran SEDANG 3 1. Ruang pameran
2. Pabrik permadani
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan 3. Pabrik makanan
kemudahan terbakar TINGGI, dan apabila terjadi 4. Pabrik sikat
5. Pabrik ban
kebakaran melepaskan panas tinggi, sehingga
6. Pabrik karung
menjalarnya api cepat. 7. Bengkel mobil
8. Pabrik sabun
9. Pabrik tembakau
10. Pabrik lilin
11. Studio dan pemancar
12. Pabrik barang plastic
13. Pergudangan
14. Pabrik pesawat terbang
15. Pertokoan dengan pramuniaga lebih dari 50 orang
16. Penggergajian dan pengolahan kayu
17. Pabrik makanan kering dari bahan tepung
18. Pabrik minyak nabati
19. Pabrik tepung terigu
20. Pabrik pakaian
Kutipan Lampiran Kepmenaker N0.186 Tahun 1999
KLASIFIKASI JENIS TEMPAT KERJA
3. Bahaya Kebakaran BERAT 1. Pabrik kimia dengan kemudahan terbakar
tinggi
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan 2. Pabrik kembang api
kemudahan terbakar TINGGI, menyimpan bahan 3. Pabrik korek api
4. Pabrik cat
cair, serat atau bahan lainnya dan apabila terjadi
5. Pabrik bahan peledak
kebakaran apinya cepat membesar dengan 6. Pemintalan benang atau kain
melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya api 7. Penggergajian kayu dan penyelasaiannya
cepat. menggunakan bahan mudah terbakar
8. Studio film dan Televisi
9. Pabrik karet buatan
10. Hangar pesawat terbang
11. Penyulingan minyak bumi
12. Pabrik karet busa dan plastik busa
Kutipan Lampiran Kepmenaker N0.186 Tahun 1999
8. DURASI & JARAK TEMPUH EVAKUASI
KEBAKARAN BANGUNAN

Durasi Evakuasi adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengevakuasi penghuni bangunan jika terjadi
darurat kebakaran.
Masing-masing bangunan mempunyai jumlah waktu yang berbeda berdasarkan dari resiko atau
klasifikasi kebakaran pada bangunan tersebut. Klasifikasi kebakaran bangunan telah diatur
didalam Kepmen 186 Tahun 1999 ( Ringan, Sedang 1,Sedang II ,Sedang III , Berat )
Durasi Evakuasi berdasarkan Klasifikasi bahaya kebakaran bangunan :
1. Hunian Resiko Bahaya Kebakaran Ringan : 3 menit.
2. Hunian Resiko Bahaya Kebakaran Sedang : 2.5 menit.
3. Hunian Resiko Bahaya Kebakaran Berat : 2 menit.

Catatan.
• Setiap tempat kerja harus tersedia jalan selain pintu masuk-keluar utama untuk menyelamatkan
diri apabila terjadi kebakaran.
• Pintu darurat tersebut harus membuka keluar dan tidak diperkenankan untuk dikunci.
• Petunjuk arah evakuasi harus terlihat jelas dalam keadaan gelap.
9.JARAK TEMPUH EVAKUASI DARURAT KEBAKARAN

JARAK TEMPUH EVAKUASI adalah Panjang jarak tempuh yang dibutuhkan untuk evakuasi
penghuni bangunan dari tempat kejadian kebakaran menuju pintu KELUAR .

Jarak tempuh telah diatur oleh Instruksi Mentri Tenaga Kerja No.11 Tahun 1997 (Pengawasan
Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran)

Masing-masing jarak tempuh evakuasi diatur sesuai Klasifikasi Kebakaran bangunan tersebut

Panjang jarak tempuh mencapai pintu KELUAR tidak melebihi.

Resiko Ringan : 36 meter


Resiko Sedang : 30 meter
Resiko Berat : 24 meter.
9. JUMLAH KOMPOSISI FIRE WARDEN

JUMLAH PETUGAS PERAN KEBAKARAN / FIRE WARDEN


1. Jumlah Fire Warden yang bertanggung jawab setiap hari disesuaikan dengan kebutuhan
berdasarkan hasil Analisa Resiko Kebakaran (Fire Risk Assessment )
2. Gedung yang berpotensi tinggi mengalami kebakaran lazimnya membutuhkan tenaga Petugas
Peran Kebakaran dalam jumlah yang lebih banyak .
3. Jika lantai gedung luas atau kompleks, maka tanggung jawab harus dibagi dengan satu atau
beberapa Petugas Peran kebakaran.
4. Jika lokasi kerja memiliki banyak gedung yang terpisah dengan gedung utama, maka
diperlukan satu atau beberapa petugas peran kebakaran.
5. Pertimbangkan jumlah personel yang bekerja di gedung tersebut.
JUMLAH PETUGAS PERAN KEBAKARAN
BERDASARKAN KEPMEN 186 TAHUN 1999.

#PASAL 6

• (1) Petugas peran kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a, sekurang- kurangnya 2
(dua) orang untuk setiap jumlah tenaga kerja 25 (dua puluh lima) orang.

• (2) Regu penanggulangan kebakaran dan ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 huruf b dan huruf d, ditetapkan untuk tempat kerja tingkat risiko bahaya
kebakaran ringan dan sedang I yang mempekerjakan tenaga kerja 300 (tiga ratus) orang, atau lebih,
atau setiap tempat kerja tingkat risiko bahaya kebakaran sedang II, sedang III dan berat.

• (3) Koordinator unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud pasal 5 huruf c, ditetapkan
sebagai berikut:
✓ a. Untuk tempat kerja tingkat risiko bahaya kebakaran ringan dan sedang I, sekurang-kurangnya 1
(satu) orang untuk setiap jumlah tenaga kerja 100 (seratus) orang;
✓ b. Untuk tempat kerja tingkat risiko bahaya kebakaran sedang II dan sedang III dan berat, sekurang-
kurangnya 1 (satu) orang untuk setiap unit kerja.
PETUGAS PERAN KEBAKARAN /TINGKAT “D”.
Kepmenaker No . 186 tahun 1999

Pasal # 7 Kepmen 186 Tahun 1999


Tugas pokok sesuai jabatan utamanya
1. Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yg dapat menimbulkan bahaya
kebakaran
2. Memadamkan kebakaran pada tahap awal
3. Mengarahkan evakuasi orang dan barang
4. Mengadakan Koordinasi dgn instansi terkait
5. Mengamankan lokasi kebakaran

Persyaratan:
• Pendidikan Minimal SLTP
• Telah mengikuti kursus teknis tingkat dasar 1
10. PERSYARATAN MINIMUM
PETUGAS PERAN KEBAKARAN / FIRE WARDEN

PERSYARATAN-PERSYARATAN FIRE WARDEN .


1. Sehat jasmani & rohani (tidak memiliki keterbatasan dengan fisik)
2. Memiliki prilaku bekerja aman, intergritas, mampu bekerja sama dalam team.
3. Mampu bekerja dibawah tekanan, khusus nya dalam keadaan darurat.
4. Wajib bekerja pada bangunan yang akan menjadi tanggung jawab nya.

Setelah Terbentuk team Petugas Peran Kebakaran atau Fire Warden.


1. Berikan pelatihan dan sertifikasi sesuai peraturan kepmen 186 Tahun 1999. Sertifikasi Level “D’.
2. Buat procedure evakuasi yang singkat,tepat dan jelas , serta dipahami oleh Petugas Peran
Kebakaran.
3. Buat struktur organisasi yang jelas untuk tugas dan tanggung jawab nya.
4. Siapkan peralatan evakuasi darurat sesuai kebutuhan berdasarkan tugas proaktif dan reaktif
petugas peran kebakaran.
5. Buat roster secara bergilir dan pasang di papan pengumuman “FIRE WARDEN ON DUTY “.
6. Lakukan simulasi evakuasi darurat secara berkala untuk mengetahui kemampuan maksimal dari
sistem emergency manajemen plan, khusus nya procedure evakuasi darurat.
FIRE WARDEN
ON DUTY TODAY.

1. Mrs. Linda hp…?

2. Mrs. Ayu hp…?

3. Mr.Ridwan hp…?
SKILL PETUGAS PERAN KEBAKARAN / FIRE WARDEN

BERIKUT SKILL YANG WAJIB DI PAHAMI OLEH FIRE WARDEN


1. Memahami cara berkomunikasi dengan tenang / tidak panik dalam kondisi darurat.
2. Memahami prosedur umum untuk Fire Alarm Sistem pada bangunan yang menjadi tanggung jawab
nya
3. Kompeten cara memadamkan api awal menggunakan APAR, Fire Blanket pada bangunan dengan
aman
4. Memahami Jalur evakuasi darurat, tangga/pintu darurat,Jalur keluar setelah pintu darurat dan
Assembly point.
5. Memahami prosedur evakuasi secara keseluruhan
11. PERALATAN PETUGAS PERAN KEBAKARAN /
FIRE WARDEN

Dalam melaksanakan tugas nya fire warden harus dilengkapi dengan peralatan untuk
mendukung proses saat melakukan evakuasi, Antara lain:
1. APD ( Helm, Rompi ) sebagai pelindung dan identitas diri.
2. Lampu senter , Dibutuhkan sebagai penerang saat ruangan gelap
3. Terompet tangan, Jika alarm gagal berbunyi, Peluit, dll
4. Megaphone sebagai pengeras suara .
5. Alat Tulis
12.KEPALA PETUGAS PERAN KEBAKARAN
CHIEF FIRE WARDEN

Dalam struktur organisasi Petugas Peran Kebakaran / Fire Warden. Harus di siapkan
dengan sistem hirarki komando yang jelas.
Dalam satu bangunan kita bisa memiliki beberapa FIRE Warden atau yang disebut
FLOOR WARDEN yang bertugas pada suatu Gedung sesuai dengan tugas nya.
Untuk mengkoordiner Floor Warden dalam menjalan kan tugas nya maka diperlukan
CHIEF FIRE WARDEN / KEPALA PETUGAS PERAN KEBAKARAN.
1. Ditunjuk sebagai koordinator pengawas kebakaran di gedung Tersebut yang akan
berkoordinasi dengan semua Fire Warden /Floor Warden
2. Bertanggung jawab mengkoordinasi proses evakuasi & melaporkan situasi dan
kondisi insiden/kecelakaan, kondisi jumlah korban, dan orang yang telah
dievakuasi kepada pejabat tertinggi di gedung tersebut ( On Scene Commander )
3. Mengenakan helm PUTIH dan rompi warna KUNING.
Dalam menjalankan tugas sebagai kepala Petugas Peran Kebakaran / Chief Fire Warden ,harus segera
menjalankan fungsi nya dengan menjalankan tugas-tugas berikut ini.
Ketika mendapat informasi /mendengar alarm kebakaran berbunyi :
1. Komunikasi segera dengan Fire Warden untuk tindakan awal .
2. Periksa Sumber alarm atau api dengan mengecek Fire Alarm Kontrol panel , koordinasi dengan
department terkait.
3. Mengenakan helm PUTIH dan membawa perbekalan lain.
4. Pastikan Komunikasi dengan pihak manajemen atau On Scene Commander ( OSC ) untuk update
situasi , Jika dibutuhkan Evakuasi dan Menghubungi Damkar terdekat.
5. Memerintahkan Pengawas Kebakaran untuk memadamkan api, jika aman.
6. Memastikan semua orang telah berkumpul di masing-masing sektor atau area berkumpul.
7. Jika sistem alarm tidak aktif, bunyikan sumber suara lain agar mudah dipahami.
8 ). Memastikan sakelar utama LISTRIK telah dimatikan.
9 ). Memastikan keselamatan setiap orang (penghuni dan tamu).
10 ).Memastikan semua ruangan telah di periksa dan pintu telah ditutup. Termasuk ruang
fasilitas umum.
11) .Memastikan tidak ada orang yang masuk ke gedung yang telah dievakuasi selainTim
DAMKAR
12) .Verifikasi dengan Fire Warden AKTUAL JUMLAH PENGHUNI DI ASSEMBLY POINT YANG
BERHASIL DIEVAKUASI. Termasuk daftar hadir.
13) .Membantu Tim DAMKAR dengan memberikan informasi terkini segera setelah team
DAMKAR tiba di TKP. Lokasi, kondisi api,proses evakuasi, Sumber daya di TKP.
14 ) .Memberi tahu semua penghuni bila kondisi sudah aman untuk kembali masuk kebangunan
(state safe return). Setelah mendapat info dari team Damkar,Security dan Manajemen .
13. TANGGUNG JAWAB PEKERJA / PENGHUNI BANGUNAN
Ketika alarm berbunyi / terjadi kebakaran:
1. Jika Anda adalah orang pertama yang mengetahui lokasi keadaan darurat, segera hubungi Petugas
Peran Kebakaran.
2. Jangan Panik.! Padamkan api menggunakan APAR jika Anda terlatih dan Aman
3. Matikan sumber listrik jika anda paham dan aman
4. Aktifkan Alarm kebakaran / Informasikan ke orang sekitar untuk evakuasi jika di minta evakuasi.
5. Segera hentikan kegiatan Normal, bertindak segera untuk menyelamatkan diri
6. Perintahkan rekan kerja dan pastikan tamu yang ada segera menuju lokasi berkumpul yang aman
7. Jika Anda adalah orang terakhir yang ada di ruangan, Anda bertanggung jawab menutup pintu/jendela
8. Patuhi semua instruksi Petugas Peran Kebakaran & Bertanggung jawab atas keselamatan tamu yang
didampingi.

CATATAN:
JIKA AMAN, TUTUP PINTU ATAU JENDELA UNTUK MENGHINDARI PENYEBARAN KEBAKARAN
MELALUI ASAP / GAS PANAS.
14. PERSIAPAN & RENCANA EVAKUASI DARURAT

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan untuk persiapan evakuasi


DARURAT BANGUNAN
1. Apakah perusahaan sudah memiliki prosedur Komunikasi Keadaan Darurat?
▪ Nomor telp /Channel Radio Darurat.
▪ Hirarki Pelaporan
▪ Tindak lanjut laporan Darurat ( Siapa..? & Mengerjakan apa? dan bagaimana? )
2. Apakah semua karyawan memahami apa yang harus dilakukan jika alarm
keadaan darurat berbunyi atau ada perintah evakuasi?
• Prosedur Evakuasi & Sosialisasi ke Karyawan
3. Berapa Jumlah rata-rata pekerja perhari di lokasi tersebut ( Shift Siang / Shift
malam )?
• Memiliki angka rata-rata maksimal jumlah pekerja setiap hari.
• Berapa Petugas Peran Kebakaran / fire warden yang dibutuhkan untuk shift siang & malam
4. Apakah sarana penunjang evakuasi sudah tersedia dan sesuai?
▪ Tanda, jalur, lampu,Pintu Darurat, Tangga, Lorong, (tidak terhalang )?
5. Apakah tempat dan jumlah assembly point sudah sesuai dan karyawan
semua sudah mengetahui lokasi nya ?
• Apakah tidak terhalang
• Apakah sudah terpasang tanda yang sesuai
• Apakah posisi nya sudah pada jarak yang aman.

6. Apakah Rencana Tanggap Darurat yang sudah ada pernah diuji,


dievaluasi, dan perbaiki/update.?

TARGET NYA:
TIDAK ADA SATU ORANG PUN YANG TERTINGGAL DALAM BANGUNAN
SAAT EVAKUASI DARURAT.
15. TITIK KUMPUL AMAN / ASSEMBLY POINT

Terdapat 4 ( empat ) Poin Penting yang Harus Diketahui Pengurus dan Pekerja Tentang Titik Kumpul :
Berikut beberapa hal dasar yang perlu Anda pertimbangkan ketika memilih lokasi titik kumpul di
tempat kerja:
1. Aksesibilitas
Pertama, lokasi titik kumpul harus mudah dijangkau, bebas hambatan, dan berada pada jarak yang
aman dari bahaya, termasuk memperhitungkan kemungkinan bahaya runtuhan gedung, bahaya
kebakaran, dan bahaya lainnya.

Mengacu Permen PUPR No.14 Tahun 2017, jarak minimum titik kumpul dari bangunan gedung adalah
20 meter untuk melindungi pengguna bangunan gedung dan pengunjung bangunan gedung dari
keruntuhan atau bahaya lainnya.

Pastikan juga lokasi titik kumpul tidak menghalangi kendaraan penanggulangan keadaan darurat, baik
mobil pemadam kebakaran atau ambulans. Hindari menentukan lokasi titik kumpul di area yang
terdapat banyak instalasi listrik, lalu lintas ramai, atau medan berbahaya.
2. Luas Area
Titik kumpul juga harus cukup besar untuk menampung seluruh orang yang berada di tempat kerja
(termasuk karyawan, kontraktor, atau tamu perusahaan) agar tidak berdesak-desakan atau
membatasi pergerakan jika terjadi ledakan atau keadaan darurat sekunder.

Menurut Permen PUPR No.14 Tahun 2017, titik kumpul dapat berupa jalan atau ruang terbuka.
Tempat parkir yang luas dan ruang terbuka lainnya dapat dijadikan sebagai titik kumpul yang aman.
Menjadikan lobi atau dekat area pintu keluar bukanlah solusi yang tepat.

3.Keamanan
Titik kumpul juga harus cukup jauh dari bahaya langsung lainnya, sehingga tidak ada orang yang
berada dalam bahaya tambahan selama keadaan darurat. Ini dapat mencakup area di dekat sungai,
pohon besar, pagar, atau penghalang lainnya.

Hal ini tentu harus diimbangi dengan kemudahan untuk menjangkau titik kumpul. Salah satu
tantangan yang sering dihadapi saat menentukan titik kumpul adalah menemukan lokasi pada jarak
yang aman dan mudah diakses oleh pekerja berusia lanjut atau penyandang disabilitas.
4. Tanda / Sign Titik Kumpul
Titik kumpul harus ditandai dengan jelas menggunakan rambu K3 titik kumpul. Rambu K3 titik
kumpul harus dipasang cukup tinggi sehingga tidak tertutup oleh pejalan kaki atau kendaraan
yang melintas dan cukup besar untuk dilihat dalam kondisi pencahayaan yang buruk.
Tinggi sekitar 225cm
Dari permukaan tanah
16. SIMULASI EVAKUASI DARURAT BANGUNAN

1. Lakukan simulasi evakuasi darurat minimal setiap 3 bulan sekali. Setiap bulan akan lebih baik
dengan lokasi dan scenario yang berbeda

2. Semua personel yang ada di area harus diberi pengarahan tentang rencana evakuasi sebelum
melakukan latihan evakuasi.

3. Latihan ini mencakup evakuasi pada semua gedung perkantoran yang ada di area tersebut.

4. Evaluasi (tanya-jawab) antara team Fire Emergency service dan Petugas Peran Kebakaran/Fire
Warden dilakukan segera setelah drill / simulasi rampung.

5. Petugas Peran Kebakaran dari semua area harus menggelar pertemuan setiap semester untuk
mendiskusikan dan menambah wawasan/keterampilan mereka.

6. Simulasi juga bisa dilakukan dengan cara tanpa memberitahu penghuni bangunan kecuali
atasan sebagai pengambil kebijakan.
EVALUASI HASIL SIMULASI

1. Evaluasi semua aturan jika ada perubahan layout bangunan dan Jumlah penghuni.
2. Evaluasi jika ada perubahan letak penyimpanan bahan berbahaya.
3. Evaluasi jika ada temuan dan laporan dari penghuni saat melakukan inspeksi.
4. Evaluasi semua temuan saat melakukan Simulasi.
5. CATAT & FOLLOW UP SEMUA HASIL temuan.

CATATAN:
1. MENCATAT APA YANG SALAH SAAT SIMULASI UNTUK DIPERBAIKI / FOLLOW UP.

2. MENCATAT HAL-HAL YANG BAGUS UNTUK DI PERTAHANKAN DAN DIJALANKAN


SEBAGAI PROSEDUR YANG BAIK
16.LANGKAH-LANGKAH EVAKUASI DARURAT

Ketika mendapat informasi / mendengar alarm kebakaran berbunyi:


JANGAN PANIK / JANGAN BERLARI.
1. Gunakan segera atribut Fire Warden & APD
2. Padamkan sumber Api dengan APAR sesuai prosedur, Jika aman.
3. Segera Komunikasi dengan Chief Fire Warden update info tindakan .
4. Mulai laksanakan prosedur evakuasi, dari orang terdekat dengan lokasi darurat kebakaran, Jika
keputusan evakuasi di aktifkan.
5. Periksa semua ruangan dengan cepat sambil memanggil untuk perintahkan keluar untuk evakuasi.
Termasuk fasilitas Umum ( Toilet & Musholla , Ruang Pertemuan
6. Tutup pintu ruangan yg telah diperiksa UNTUK MENGHENTIKAN PENYEBARAN ASAP /API KERUANG
LAIN
7. Jika asap atau api mulai membesar / tidak aman . Jangan paksakan diri untuk memeriksa ruang
tersebut. CATAT ruang yang tidak bisa diperiksa.
8. Arahkan penghuni bangunan menuju pintu keluar atau area berkumpul terdekat.
Sampaikan dengan cara tegas , singkat dan jelas.
9. Selama penyisiran, berupaya (jika aman) mengisolasi peralatan penghasil panas
dan menutup jendela yang masih terbuka.
10. Arahkan penghuni menuju area berkumpul yang aman. JANGAN BERLARI
11. Bantu personel yang mengalami kesulitan evakuasi / Laporkan ke Chief Fire Warden
lokasi dan kondisi difable.
CATATAN:
▪ JANGAN BUANG WAKTU BERDEBAT dengan karyawan / tamu yang tidak
mau dievakuasi. CATAT NAMA & LOKASI terakhir.
▪ JANGANIJIN KAN PENGHUNI MASUK KEMBALI UNTUK ALASAN
MENGAMBIL BARANG YANG TERTINGGAL
TUGAS FIRE WARDEN DI ASSEMBLY POINT.
1. Catat jumlah semua penghuni bangunan yang berada di Assembly Point/Titik Kumpul
yang berhasil di evakuasi.
2. Laporkan segera ke Chief Fire Warden proses evakuasi yang telah dilakukan. Apakah
semua ruangan sudah diperiksa atau ada penghuni bangunan yang terperangkap /
tertinggal.
3. Laporkan Tindakan dan kondisi terkini titik ruang terbakar dan lokasi nya jika anda
ketahui .

Anda mungkin juga menyukai