Anda di halaman 1dari 15

Penyebab kebakaran adalah :

 Faktor manusia
- Pekerja
human error, kurangnya disiplin, dsb
- Pengelola
minimnya pengawasan, rendahnya perhatian terhadap keselamatan
kerja, dsb
 Faktor teknis
- Fisik/mekanis (peningkatan suhu/panas atau adanya api terbuka)
- Kimia (penanganan, pengangkutan, penyimpanan tidak sesuai petunjuk
yang ada)
- Listrik (hubungan arus pendek/korsleting)
 Faktor alam dan bencana alam
Petir , Gunung meletus, Gempa bumi, dsb
Tujuan
strategi pencegahan adalah untuk membatasi kejadian b
esarnya kebakaran serta membatasi api dan asap
menyebar ke fasilitas medis. Pihak rumah sakit kususnya
yang masuk dalam organisasi FSM harus memahami sifat-
sifat api, phase-phase kebakaran, taktik dan strategi
pemadaman serta kelas-kelas kebakaran agar dalam
perencanaan dan perawatan gedung akan mengacu pada
bahan (material) bangunan yang tidak mudah menyala
dan membakar.
 Salah satu pertimbangan utama dalam mencegah kebakaran Rumah
Sakit adalah struktur bangunan yang terbuat dari bahan yang tidak
mudah menyala dan terbakar, misalnya : lantai, dinding, atap dan
tangga termasuk non struktural bangunan juga terbuat dari bahan
yang tidak mudah terbakar misalnya : pintu, jendela, langit-langit,
perlengkapan interior, mekanikal, elektrikal conduits dan lain-lain.
 komponen dalam fasilitas rumah sakit baru harus di rancang
menggunakan kode bangunan dan pedoman untuk pencegahan
kebakaran, bahan-bahan yang digunakan harus memiliki ketahanan
pada api pada suhu maksimum tertentu dengan durasi bervariasi dari
30 menit sampai 4 jam (terlebih lagi pada ruangan bedah/operasi).
 Gambar atau rencana yang ada pada fasilitas yang diperlukan untuk
menentukan penyesuian tahan api,harus dikonsultasikan dan
diserahkan ke Dinas Pemadam Kebakaran sehingga dalam keadaan
darurat pemadam kebakaran sebagai rescue akan memiliki
pengetahuan yang baik dari tata letak dan lokasi pintu darurat,
kompartement, dan sebagainya, sehingga Petugas Pemadam dapat
bekerja efektif dan efisien dalam memberikan pertolongan.
 Sekaligus Pemadam Kebakaran akan mengetahui apakah fasilitas
yang dibangun sudah sesuai dengan ketentuan dan standart
keselamatan.
1. Jangan Panik

2. Matikan Peralatan Listrik

3. Lindungi Saluran Pernapasan

4. Ikuti petunjuk evakuasi

5. jangan sampe terjebak dikeramaian


 Penanganan kebakaran dan bencana lainnya di rumah sakit berbeda dengan penanganan di tempat lain.
Selain harus tetap menjaga ketenangan agar si pasien tidak panik, rumah sakit juga menyimpan benda-
benda berbahaya (B3) yang mudah terkontaminasi.
\\\"Perlu penanganan dan prosedur khusus dalam menangani kebakaran di rumah sakit,\\\" kata
Direktur Utama RS Persahabatan dr.Priyanti Z Soepandi, saat memberikan sambutan Gladi Gabungan
Pemadaman Kebakaran
Dalam sambutannya pula Priyanti tidak menampik bila rumah sakit yang dikelolanya zero accident. Oleh
karena itu diperlukan kesigapan dan kesiapan karyawan dalam evakuasi bencana yang tiba-tiba saja
melanda RS Persahabatan.
\\\"Rumah sakit tidak menjamin bebas dari bencana kebakaran, gempa bumi, atau bencana
lainnya.Faktor bencana disebabkan teknologi, manusia, ataupun bangunan. Perlu manajeman handal
dalam evakuasi,\\\" tuturnya.
Di tempat sama, Kepala Seksi Operasional Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, Achmad Lamping
menuturkan kewaspadaan serta kehati-hatian harus diutamakan dalam penanganan kebakaran atau
bencana di rumah sakit.
\\\"Hal itu dilakukan agar dapat menghilangkan rasa cemas dan takut. Jangan sampai pasien kegaduhan
dengan sirine petugas pemadam,\\\" katanya usai simulasi.
Selain itu, penanganan benda-benda berbahaya (B3) yang ada di rumah sakit menjadi prioritas
pihaknya selain mengevakuasi para pasien yang terjebak di tengah bencana.
\\\"Supaya benda-benda berbahaya itu tidak mengkontaminasi ke masyarakat dan menularkan
dampak,\\\" kata Lamping.
Dalam simulasi tadi diperagakan secara bersamaan petugas yang mengevakuasi pasien rumah sakit dan
petugas yang berusahan menyelamatkan pasien yang berpotensi terkontaminasi benda-benda
berbahaya.
Pasien yang terjebak di gedung tinggi dievakuasi dengan menggunakan mobil sky lift (mobil tangga)
untuk menjangkau korban yang terjebak di gedung tinggi.
 Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
Aktivitas sesar di permukaan bumi
Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan
tanah
-Aktivitas gunung api
-Ledakan nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa
dirambatkan ke seluruh bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran
tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan
sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat
memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan
tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa bumi
juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan
industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan
maupun tanggul penahan lainnya.
 Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang
dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang
bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya
mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan
lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan
terjadi.
 Hancurnya bangunan infrastruktur karena
goncangan tanah.
 Korban jiwa yang terjadi karena tertimpa
reruntuhan bangunan, terkena
 longsor, dan kebakaran.
 Jika sumber gempa bumi berada di dasar
lautan maka bisa membangkitkan
 gelombang tsunami yang tidak saja
menghantam pesisir pantai di sekitar
 sumber gempa tetapi juga mencapai
beberapa km ke daratan
 Sistem penanganan bencana secara
keseluruhan seharusnya sudah ada sebelum
terjadi bencana. Dalam artian bahwa
persiapan fasilitas di Rumah Sakit sangat
diutamakan demi kelangsungan jalannya
penanggulangan bencana secara
operasional, misalnya
1. Siapa yang bertanggung jawab terhadap
pelayanan kesehatan di lapangan,
2. Apakah tim evakuasi korban sudah siap,
dan
3. Rumah sakit mana saja yang siap
menampung para korban bencana serta
kemana akan dirujuk para korban yang
 Triage ; dengan menempatkan pasien
sesuai dengan kondisinya, seperti merah,
kuning, hijau dan hitam
Ruang tindakan;
o Ruang tindakan merah jika tidak mampu di terima di ruang gawat
darurat maka penting dicarikan dan disiapkan tempat lain yang
berdekatan dengan ruang gawat darurat, serta alur ke kamar operasi
juga disiapkan agar lebih gampang dan tidak berjauhan.
o Ruang tindakan kuning diharapkan juga bisa berdekatan dengan
ruang tindakan merah
o Ruang tindakan hijau jika tidak ada ruangan maka dapat dialokasikan
di lapangan parkir
o Sedangkan untuk yang hitam sedapat mungkin alurnya tidak melalui
ruangan dalam rumah sakit , jadi melalui luar yang langsung menuju
kamar jenazah
Kamar operasi; peralatan kamar operasi
diharapkan selalu dalam keadaan baik
dan siap pakai
o Ruang isolasi;
oRuang perawatan (intensive care,
intermediate, bangsal); dan
o kamar jenazah
 Fasilitas yang perlu disiapkan jika rumah
sakit itu sendiri yang terkena bencana
(internal disaster) adalah :
o Tanda evakuasi
o Jalur evakuasi cepat
o Tempat berkumpul
o Gudang logistik cadangan
o Pintu darurat o Ramp
o Jejaring dengan gedung yang
berdekatan dengan rumah sakit
 Pada umumnya, bencana terjadi pada saat kita dalam keadaan
tidak siap. Bisa pada malam hari, tengah malam atau dinihari,
atau bahkan di siang bolong di saat masyarakat sedang
konsentrasi ke pekerjaan.
 Situasi tidak siap bisa karena soal waktu, bisa karena masalah
ketidaksiapan yang bersifat tehnis karena memang tidak
memiliki pengetahuan tentang kesiapsiagaan dalam
menghadapi bencana. Ini antara lain karena faktor pemahaman
bahwa bencana itu takdir. Padahal, bencana bukan sekedar
takdir.
 Untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, perlu
didukung oleh semua elemen masyarakat, terutama
pemerintah sebagai policy maker dengan menyediakan
sumber daya manusia dalam penanggulangan bencana dan
sumber dananya sekaligus.
 Dalam skala yang terjangkau langkah-langkah tersebut untuk
melindungi masyarakat saat bencana terjadi meliputi;
pengelolaan tanggap darurat dan rekonstruksi atau rehabilitasi
pasca bencana dengan tetap memperhatikan kearifan local.
Bagaimana bencana tidak menjadi lahan “rebutan pemiliki

Anda mungkin juga menyukai