Anda di halaman 1dari 18

Keperawatan Bencana

(Disaster

Nama: Sitti Nur Vanesa


Nim: P201701095
Kelas:J3 Keperawatan
PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA

DEFINISI BENCANA (UU


NO. 24 TAHUN 2007)
“Peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor
non alam maupun faktor
manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis”

Bencana (disaster) menurut WHO adalah setiap


kejadian yang menyebabkan kerusakan,
gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia
atau memburuknya derajat kesehatan atau
pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang
memerlukan respon dari luar masyarakat atau
wilayah yang terkena.

1|
Keperawatan Bencana
Jenis – Jenis Bencana

Bencana Alam adalah


bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam,
antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan,
angin topan, dan tanah
longsor.

Bencana Non - Alam


adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa
nonalam yang antara lain
berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan
wabah penyakit.

Bencana Sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh


peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh
manusia yang meliputi

2|
Keperawatan Bencana
konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat,
dan teror.

Fase-Fase Bencana

Fase preimpact merupakan warning


phase, tahap awal dari bencana.
Informasi didapat dari badan satelit
Penanggulangan
dan meteorologi cuaca.
bencana dengan
fase: Fase impact merupakan fase
terjadinya klimaks dari bencana. Inilah
1. Pra Impact
2. Impact saat-saat dimana manusia sekuat
3. Post Impact tenaga mencoba untuk bertahan hidup
(survive).
Fase postimpact adalah saat
dimulainya perbaikan dan
penyembuhan dari fase darurat, juga

3|
Keperawatan Bencana
tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi
komunitas normal.

Tujuan Penanggulangan Bencana Adalah:

a. Memberikan perlindungan kepada masyarakat


dariancaman bencana;
b. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang
sudah ada;
c. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh;
d. Menghargai budaya lokal;
e. Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta
swasta;
f. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan,
dankedermawanan; dan
g. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

4|
Keperawatan Bencana
DAMPAK BENCANA TERHADAP KESEHATAN

Bencana yang diikuti dengan pengungsian berpotensi


menimbulkan masalah kesehatan yang sebenarnya diawali oleh
masalah bidang/sektor lain. Dampak bencana yang ditimbulkan
dapat berupa kematian masal, terganggunya tatanan sosiologis
dan psikologis masyarakat, pengangguran, kemiskinan,
kriminalitas, keterbelakangan, dan hancurnya lingkungan hidup
masyarakat. Begitu besarnya risiko yang ditimbulkan oleh
bencana ini, maka penanganan bencana menjadi sangat penting
untuk menjadi perhatian dan tugas kita bersama (Kurniayanti,
2012).

5|
Keperawatan Bencana
Persediaan pangan yang tidak mencukupi juga merupakan awal
dari proses terjadinya penurunan derajat kesehatan yang dalam
jangka panjang akan mempengaruhi secara langsung tingkat
pemenuhan kebutuhan gizi korban bencana. Pengungsian tempat
tinggal (shelter) yang ada sering tidak memenuhi syarat
kesehatan sehingga secara langsung maupun tidak langsung

6|
Keperawatan Bencana
dapat menurunkan daya tahan tubuh dan bila tidak segera
ditanggulangi akan menimbulkan masalah di bidang kesehatan.

SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA


TERPADU

SPBT adalah kerjasama multi sektor, multi profesi, multi


disiplin yg terpadu dlm bentuk pelayanan gawat darurat pra-RS,
di-RS & antar RS sebagai peningkatan/eskalasi dari kegiatan
pelayanan sehari-hari (melakukan upaya utk menyelamatkan
korban sebanyak-banyaknya).

7|
Keperawatan Bencana
Sistem Koordinasi

Koordinasi adalah proses perpaduan kegiatan lintas sektoral baik


dalam pemerintahan maupun stek holders dalam upaya
penanganan bencana agar mencapai tujuan organisasi secara
efektif dan efisien.

Fungsi koordinasi dilakukan secara terintegrasi dengan


sector terkait pada tahap pra dan pasca bencana sedangkan pada
tangkap darurat fungsi yang dilaksanakan adalah dominan fungsi
komando karena fungsi koordinasi telah dilaksanakan pada tahap
pra bencana.

Tugas & Tanggung Jawab Sistem Koordinasi

Gubernur Dinas Kesehatan

 Mengalokasikan dan  Melaksanakan dan


menyediakan dana menjabarkan kebijakan,
penanggulangan bencana dalam memberikan standar dan
APBD arahan serta
 memberikan dukungan mengkoordinasikan kegiatan
perkuatan penyelenggaraan penanganan kesehatan akibat
penanggulangan bencana di bencana di wilayah kerjanya
wilayahnya

8|
Keperawatan Bencana
Komando Sekertariat

 Merencanakan operasi  Menyelenggarakan


penanganan tanggap darurat administrasi umum dan
bencana. pelaporan.
 Melaksanakan dan
 Pelayanan akomodasi dan
mengkoordinasikan konsumsi bagi personil
pengerahan sumberdaya untuk
Komando Tanggap Darurat
penanganan tanggap darurat Bencana.
bencana secara cepat tepat,
efisien dan efektif.

Hubungan Masyarakat Keselamatan dan Keamanan

 Menghimpun data dan informasi  Menjamin kesehatan dan


penanganan bencana yang keselamatan seluruh personil
terjadi. Komando Tanggap Darurat Bencana
 Membentuk jaringan informasi dalam menjalankan tugasnya.
dan komunikasi serta  Menjaga keamanan penanganan
menyebarkan informasi tentang tanggap darurat bencana serta
bencana tersebut ke media mengantisipasi hal-hal di luar dugaan
massa dan masyarakat luas. atau suatu keadaan yang berbahaya.

Bidang operasi Bidang Perencanaan

Bertanggung jawab atas Bertanggung jawab atas


semua pelaksanaan operasi pengumpulan, evaluasi, analisis data
penyelamatan dan evakuasi korban, dan informasi yang berhubungan
harta benda, pemenuhan kebutuhan dengan penanganan tanggap darurat
dasar, perlindungan pengurusan bencana serta menyiapkan dokumen
pengungsi, penyelamatan, serta rencana tindakan operasi tanggap
pemulihan prasarana dan sarana darurat.

Bidang Logistik

 Penyediaan fasilitas, jasa, dan bahan-bahan serta


perlengkapan tanggap darurat.
 Melaksanakan penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian dan transportasi bantuan logistik
dan peralatan.
 Melaksanakan penyelenggaraan dukungan dapur
9| umum, air bersih dan sanitasi umum.
Keperawatan Bencana
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN ASPEK LEGAL
DAN ETIK KEPERAWATAN BENCANA

Sistem Pelayanan Kesehatan

Menurut Hidayat (2008) sistem pelayanan kesehatan


merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan
dapat tercapai dengan efektif, efisien dan tepat sasaran.

Menurut Hidayat (2008) keberhasilan sistem pelayanan


kesehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk
dalam pelayanan kesehatan. Sistem terbentuk dari subsistem
yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sistem
terdiri dari:

1. Input
Input pelayanan kesehatan meliputi: potensi masyarakat,
tenaga dan sarana kesehatan, dan sebagainya.
2. Proses
Proses dalam pelayanan kesehatan meliputi berbagai
kegiatan dalam pelayanan kesehatan.

10 |
Keperawatan Bencana
3. Output
Output pelayanan kesehatan dapat berupa pelayanan
yang berkualitas dan terjangkau sehingga masyarakat
sembuh dan sehat.
4. Dampak
Dampak sistem pelayanan kesehatan adalah masyarakat
sehat, angka kesakitan dan kematian menurun.
5. Umpan balik
Terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi. Umpan balik dalam pelayanan
kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan.
6. Lingkungan
Adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat
mempengaruhi pelayanan kesehatan.

11 |
Keperawatan Bencana
Aspek Legal

Aspek Etik dan Legal dalam konteks Keperawatan adalah


merupakan istilah yang digunakan untuk merefleksikan
baaimana seharusnya manusia berprilaku, apa yang seharusnya
dilakukan seseorang terhadap orang lain, selain itu merupakan
prinsip yang menyangkur benar atau salah, baik dan buruknya
dalam berhubungan dengan orang lain.

Aspek Legal Dalam Konteks Pelayanan Keperawatan


Bencana

1. Membuat kontrak kerja (memahami hak dan kewajiban)


2. Praktek yang kompeten hanya dilakukan oleh seorang
perawat yang kompeten
3. Tambahan penyuluhan kesehatan dan konseling dalam
pemberian asuhan keperawatan
4. Melaksanakan tugas delegasi, sesuai dengan kemapuan
perawat yang akan diberikan delegasi.

Aspek Etik

12 |
Keperawatan Bencana
Etika adalah ajaran atau ilmu tentang adat kebiasaan yang
berkenaan dengan kebiasaan baik buruk yang diterima umum
mengenai sikap, perbuatan, kewajiban dan sebaainya. Etik juga
dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu poola atau cara
hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standart
seseorang yang mempengaruhi prilaku professional. Cara hidup
moral perawat telah dideskripsikan sebagai etik perawatan.

Kode Etik Keperawatan Bencana

1. Perawat bencana memberikan pelayanan dengan penuh


hormat bagi martabat kemanusiaan dan keunikan klien
2. Perawat bencana mempertahankan kompetensi dan
tanggung jawab dalam praktek keperawatan emergensi
3. Perawat bencana melindungi klien manakala
mendapatkan pelayanan kesehatan yang tidak cakap,
tidak legal, sehingga keselamatannya terancam

PERENCANAAN PENANGGULANGAN BENCANA

13 |
Keperawatan Bencana
Penanggulangan bencana disusun berdasarkan hasil analisis
risiko bencana dan upaya penanggulangannya yang dijabarkan
dalam program kegiatan penanggulangan bencana dan rincian
anggarannya.

Perencanaan penanggulangan bencana merupakan bagian dari


perencanaan pembangunan. Setiap rencana yang dihasilkan
dalam perencanaan ini merupakan program/kegiatan yang terkait
dengan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan yang
dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang

14 |
Keperawatan Bencana
(RPJP), Jangka Menengah (RPJM) maupun Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) tahunan.

Rencana penanggulangan bencanaditetapkan oleh Pemerintah


dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun.

Penyusunan rencana penanggulangan bencana dikoordinasikan


oleh:

1. BNPB untuk tingkat nasional;


2. BPBD provinsi untuk tingkat provinsi; dan
3. BPBD kabupaten/kota untuk tingkat kabupaten/kota.
Rencana penanggulangan bencana ditinjau secara berkala
setiap 2 (dua) tahun atau sewaktu-waktu apabila terjadi
bencana.

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN


KEBIJAKAN

15 |
Keperawatan Bencana
1. UU 24/2007 Tentang Penanggulangan Bencana
a. Urusan bersama, hak dan kewajiban seluruh
stakeholder diatur.
b. Pemerintah sebagai penanggung jawab PB dengan
peran serta aktif masyarakat dan lembaga usaha.
c. Merubah paradigma respons menjadi pengurangan
resiko bencana.
d. Perlindungan masyarakat terhadap bencana dimulai
sejak pra-bencana, pada saat pasca bencana, secara
terencana, terkoordinasi, dan terpadu.
e. Membangun masyarakat yang tangguh/ tahan dalam
menghadapi bencana.
f. Membangun sistem penanggulangan bencana yang
handal melalui kelembagaan yang kuat, pendanaan
yang memadai.
g. Integrasi PB dalam rencana pembangunan (RKP/D,
RPJM/D, RPJP/D).

2. Arahan Presiden
a. Bupati/ Walikota sebagai penanggung jawab utama
saat terjadi bencana.

16 |
Keperawatan Bencana
b. Gubernur merapat untuk pendampingan.
c. Pemerintah mendukung dengan bantuan yang bersifat
ekstrim.
d. Pelibatan TNI dan Polri.
e. Penanggulangan secara dini.

17 |
Keperawatan Bencana

Anda mungkin juga menyukai