Anda di halaman 1dari 10

Nama : Dinda Anjelinae.

S
NIM : 2019.C.11a.1005
Prodi : S1 Keperawatan Tingkat 3A
Mata Kuliah : Keperawatan Bencana
Dosen Pengajar : Suryagustina, Ners., M.Kep

RESUME
Pengantar keperawatan bencana
Pengertian Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa akibat fenomena alam &/ akibat ulah manusia yg
menimbulkan gangguan kehidupan & penghidupan manusia disertai kerusakan lingkungan dan
menyebabkan ketidak berdayaan potensi & infrastruktur setempat serta memerlukan bantuan dr
kabupaten/propinsi lain atau dr pusat &/ negara lain dg menanggalkan prosedur rutin. (Menurut
DepKes)
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis (Menurut Kepala BNPB Nomor 4
Tahun 2008)
Klasifikasi
1. Berdasarkan Sumbernya :
 Alam
 Ulah manusia
 Kompleks
2. Berdasarkan Waktu munculnya:
 Mendadak
 Perlahan
3. Berdasarkan Jenisnya :
 Bencana Alam (gempa, gunung meletus, dll)
 Bencana Non-Alam ( gagal teknologi, wabah dan kejadian luar biasa)
 Bencana Sosial ( perang, konflik sosial, aksi teror)
 Bencana muncul jika ada faktor bahaya bertemu dengan kerentanan yang nantinya akan
menimbulkan resiko bencana.
 Bahaya : peristiwa luar biasa yang berpotensi merusak dan mengancam kehidupan
manusia, kehilangan harta benda, kehilangan mata pencaharian, dan rusaknya
lingkungan.
 Kerentanan : kondisi dan proses yang dihasilkan dari faktor fisik, sosial, ekonomi, dan
lingkungan yang dapat meningkatkan kelemahan/ketidakmampuan dalam menghadapi
ancaman bahaya.
 Resiko bencana : interaksi antara tingkat kerentanan daerah dengan ancaman bahaya
 Semakin tinggi bahaya, kerentanan, dan ketidakmampuan, maka semakin besar resiko
bencana yang dihadapi.

Prinsip pokok manajemen bencana


1. Komprehensif
 Kegiatan yg mencakup segala fase dan seimbang
2. Integratif
 Memadukan berbagai sistem yang berjalan
3. Pendekatan thd segala risiko bahaya
 Memeriksa berbagai skala potensi bahaya yang mungkin dan mengenal berbagai
konsekuensi umum setiap jenis bencana
4. Pendekatan manajemen risiko yg sistematik
 Menentukan berbagai opsi penanggulangan risiko
5. Perencanaan kelangsungan usaha
 Pelayanan kesehatan harus terus berlangsung dlm berbagai kondisi
6. Mo-nev (monitoring-evaluasi) berkelanjutan
 Memantau interaksi dinamis antara masyarakat, ancaman dampak, & sistem
penanggulangan
7. Kooperasi & koordinasi
 Seluruh sektor terkait bekerjasama (termasuk korban bencana), saling mendukung
& berkoordinasi untuk mencapai hasil yg sinergistik
8. Berbasis pada informasi teknis dari para ahli yg akurat
 Merupakan dasar pengambilan keputusan dan rencana aksi yangkuat

Definisi Manajemen Bencana


Penanggulangan bencana atau yang sering didengar dengan manajemen bencana
(disaster management) adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat,
dan rehabilitasi.
Dampak Bencana terhadap Kesehatan
Salah satu dampak bencana terhadap menurunnya kualitas hidup penduduk dapat dilihat dari
berbagai permasalahan kesehatan masyarakat yang terjadi. Bencana yang diikuti dengan
pengungsian berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang sebenarnya diawali oleh masalah
bidang/sektor lain.
Sistem Penanggulangan Bencana Terpadu
 Sistem dalam penanggulangan bencana berdasarkan pasal 3 UU No. 24 tahun 2007,
yaitu:
 Cepat dan tepat. Yang dimaksud dengan “prinsip cepat dan tepat” adalah bahwa dalam
penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara cepat dan tepat sesuai dengan
tuntutan keadaan.
 Prioritas. Yang dimaksud dengan “prinsip prioritas” adalah bahwa apabila terjadi
bencana, kegiatan penanggulangan harus mendapat prioritas dan diutamakan pada
kegiatan penyelamatan jiwa manusia.
 Koordinasi dan keterpaduan. Yang dimaksud dengan “prinsip koordinasi” adalah bahwa
penanggulangan bencana didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung.
 Berdaya guna dan berhasil guna. Yang dimaksud dengan “prinsip berdaya guna” adalah
bahwa dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak membuang waktu,
tenaga, dan biaya yang berlebihan.
 Transparansi dan akuntabilitas. Yang dimaksud dengan “prinsip transparansi” adalah
bahwa penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan. Kemitraan
 Pemberdayaan
 Nondiskriminatif. Yang dimaksud dengan “prinsip nondiskriminasi” adalah bahwa
negara dalam penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang berbeda
terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras, dan aliran politik apa pun.
 Nonproletisi. Yang dimaksud dengan ”nonproletisi” adalah bahwa dilarang menyebarkan
agama atau keyakinan pada saat keadaan darurat bencana, terutama melalui pemberian
bantuan dan pelayanan darurat bencana.
Sistem Pelayanan Kesehatan
 Tim gerak cepat penanggulangan bencana bersama-sama dengan semua sarana kesehatan
pemerintah daerah dan pemerintah daerah kabupaten/kota, serta swasta menyediakan
pelayanan darurat dan siaga bencana sesuai dengan tingkatan bencana dan
kewenangannya.
 Pada kasus bencana, polisi dan aparat keamanan lain wajib memfasilitasi tenaga
kesehatan dalam pengamanan dan kelancaran penanganan korban.
 RSUD dan RS swasta wajib menerima dan menangani tanpa melihat status dan latar
belakang korban termasuk status kepesertaan jaminan kesehatan.
 Seluruh pembiayaan penanganan kesehatan korban bencana menjadi tanggung jawab
Pemerintah Daerah dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
 Pembiayaan penanganan kesehatan korban bencana dikecualikan terhadap bencana yang
disebabkan oleh perbuatan dan kegiatan pelaku, biaya ditanggung oleh pelaku.

Aspek Legal dan Etik dalam Keperawatan Bencana


The American Medical Association telah menciptakan aturan baru yang kuat menangani
tugas dokter untuk merawat pasien sejak peristiwa 11 September 2001, namun profesi lainnya
belum mengikuti. Sampai saat ini, penyedia layanan kesehatan akan terus dihadapkan pada
pembuatan keputusan etis menantang dengan sedikit arah (Grimaldi, 2007).
Perencanaan Penanggulangan Bencana
Perencanaan penanggulangan bencana disusun berdasarkan hasil analisis risiko bencana
dan upaya penanggulangannya yang dijabarkan dalam program kegiatan penanggulangan
bencana dan rincian anggarannya
Pengembangan dan Perencanaan Kebijakan
Berdasarkan perspektif geografi, geologi, klimatologi, dan demografi, Indonesia berada
pada posisi ke 7 sebagai negeri paling rawan akan risiko bencana alam (UNESCO). Dua di
antara kejadian bencana yang terakhir yang menyebabkan kerusakan sangat besar, kerugian-
kerugian dan korban-korban adalah Tsunami di Aceh (2004) dan gempabumi di Yogyakarta dan
Jawa Tengah (2006). Oleh karena itu, masyarakat Indonesia dituntut untuk belajar dari itu
pengalaman-pengalaman dengan mengidentifikasi semua aspek yang berhubungan dengan risiko
dan kerentanan untuk meningkatkan kapasitas mengatasi bencana.
PENGANTAR MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA
Definisi Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU 24/2007)
Suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat, sehingga menyebabkan
kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan
yang melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan
menggunakan sumberdaya mereka sendiri.(ISDR, 2004)
Bahaya (hazard)
• Suatu kondisi, secara alamiah maupun karena ulah manusia, yang berpotensi
menimbulkan kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa manusia.
• Bahaya berpotensi menimbulkan bencana, tetapi tidak semua bahaya selalu menjadi
bencana.
Faktor Bahaya
• Geologi
– Gempabumi, tsunami, longsor, gerakan tanah
• Hidro-meteorologi
– Banjir, topan, banjir bandang,kekeringan
• Biologi
– Epidemi, penyakit tanaman, hewan
• Teknologi
– Kecelakaan transportasi, industri
• Lingkungan
– Kebakaran,kebakaran hutan, penggundulan hutan.
• Sosial
– Konflik, terrorisme
Kerentanan (vulnerability)
Sekumpulan kondisi dan atau suatu akibat keadaan (faktor fisik, sosial, ekonomi dan
lingkungan) yang berpengaruh buruk terhadap upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan
bencana.
Faktor Kerentanan
• Fisik:
– kekuatan bangunan struktur (rumah, jalan, jembatan) terhadap ancaman bencana
• Sosial:
– kondisi demografi (jenis kelamin, usia, kesehatan, gizi, perilaku masyarakat)
terhadap ancaman bencana
• Ekonomi:
– kemampuan finansial masyarakat dalam menghadapi ancaman di wilayahnya
• Lingkungan:
– Tingkat ketersediaan / kelangkaan sumberdaya (lahan, air, udara) serta kerusakan
lingkungan yan terjadi.
Kemampuan (capability)
Kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh perorangan, keluarga dan masyarakat yang
membuat mereka mampu mencegah, mengurangi, siap-siaga, menanggapi dengan cepat atau
segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana.
Resiko (risk)
• Besarnya kerugian atau kemungkinan terjadi korban manusia, kerusakan dan kerugian
ekonomi yg disebabkan oleh bahaya tertentu di suatu daerah pada suatu waktu tertentu.
• Resiko biasanya dihitung secara matematis, merupakan probabilitas dari dampak atau
konsekwesi suatu bahaya.

Jenis Bencana
• Geologi
– Gempabumi, tsunami, longsor, gerakan tanah
• Hidro-meteorologi
– Banjir, topan, banjir bandang,kekeringan
• Biologi
– Epidemi, penyakit tanaman, hewan
• Teknologi
– Kecelakaan transportasi, industri
• Lingkungan
– Kebakaran,kebakaran hutan, penggundulan hutan.
• Sosial
– Konflik, terrorisme

MANAJEMEN BENCANA
Penanggulangan Bencana(Disaster Management)
Serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi
(UU 24/2007).
Kegiatan-kegiatan Manajemen Bencana
 Pencegahan (prevention)
 Mitigasi (mitigation)
 Kesiapan (preparedness)
 Peringatan Dini (early warning)
 Tanggap Darurat (response)
 Bantuan Darurat (relief)
 Pemulihan (recovery)
 Rehablitasi (rehabilitation)
 Rekonstruksi (reconstruction)

Pencegahan (prevention)
• Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana (jika mungkin dengan
meniadakan bahaya).
Misalnya :
- Melarang pembakaran hutan dalam perladangan
- Melarang penambangan batu di daerah yang curam.
Kesiapsiagaan
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU 24/2007)
Misalnya: Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan lokasi evakuasi,
Rencana Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan / pedoman penanggulangan bencana.

Peringatan Dini
Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat
tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang (UU
24/2007)
Pemberian peringatan dini harus :
• Menjangkau masyarakat (accesible)
• Segera (immediate)
• Tegas tidak membingungkan (coherent)
• Bersifat resmi (official)
Mitigasi Bencana
Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007)
Bentuk mitigasi :
• Mitigasi struktural (membuat chekdam, bendungan, tanggul sungai, rumah tahan gempa,
dll.)
• Mitigasi non-struktural (peraturan perundang-undangan, pelatihan, dll.)
Tanggap Darurat (response)
Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi dampak
yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan
pengungsian.
Bantuan Darurat (relief)
Merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
dasar berupa :
 pangan,
 sandang
 tempat tinggal sementara
 kesehatan, sanitasi dan air bersih
Pemulihan (recovery)
• Proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan
memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada keadaan semula.
• Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar (jalan, listrik,
air bersih, pasar puskesmas, dll).
Rehabilitasi (rehabilitation)
• Upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat
memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas sosial penting, dan menghidupkan
kembali roda perekonomian.
Rekonstruksi (reconstruction)
• Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, sosial dan ekonomi
untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik dari
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai