Anda di halaman 1dari 33

MANAJEMEN

PENANGGULANGAN BENCANA

NS.SUHATMAN A.HAKIM.,M.KEP

DIBAWAKAN DALAM ACARA KULIAH TAMU PADA


POLTEKKES KEMENKES RI -KUPANG
PRODI DIII KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan dan berada pada
“Ring of Fire” ,

Bencana akibat faktor geologi (gempabumi, tsunami dan letusan


gunung api),

Bencana akibat hydrometeorologi (banjir, tanah longsor,


kekeringan, angin topan),

Bencana akibat faktor biologi (wabah penyakit manusia, penyakit


tanaman/ternak, hama tanaman)

Bencana akibat kegagalan teknologi (kecelakan industri,


kecelakaan transportasi, radiasi nuklir,pencemaran bahan kimia).

Bencana akibat ulah manusia terkait dengan konflik antar


manusia akibat perebutan sumberdaya yang terbatas, alasan
ideologi, religius serta politik
Pendahuluan
• Indonesia merupakan negara rawan bencana karena letak geografis
Indonesia berada di daerah pertemuan tiga lempeng tektonik
besar, yaitu Lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Lempeng Pasific.
Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan Lempeng Eurasia di
lepas pantai Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara, sedangkan
dengan Pasific di utara Irian dan Maluku Utara. Di sekitar lokasi
pertemuan lempeng inilah terjadi akumulasi energi tabrakan
hingga sampai suatu titik lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan
tumpukan energi dan akhirnya energi tersebut akan dilepas dalam
bentuk gempa bumi (BNPB, 2010).
Ring Of Fire
Bencana Geologi
Bencana Hydrometeorologi
Bencana
Biologi,Gagal teknologi, Manusia
Pengertian Bencana (Disasters)

Situasi dan kondisi yang terjadi dalam


Setiap kejadian yang mengakibatkan kehidupan masyarakat. Tergantung
Peristiwa/kejadian pada suatu daerah
kerusakan, gangguan ekologis, padacakupannya, bencana ini bisa
yang mengakibatkan kerusakan
hilangnya nyawa manusia atau merubahpola kehidupan dari kondisi
ekologi, kerugian kehidupan manusia
memburuknya deraja kesehatan atau kehidupan masyarakat yang normal
serta memburuknya kesehatan dan
pelayanan kesehatan pada skala menjadi rusak,menghilangkan harta
pelayanan kesehatan yang bermakna
tertentu yang memerlukan respon benda dan jiwa manusia, merusak
sehingga memerlukan bantuan luar
dari luar masyarakat atau wilayah struktur sosial masyarakat serta
biasa dari pihak luar (Depkes RI)
yang terkena (WHO) menimbulkan lonjakan kebutuhan
dasar (BNPB)
Prinsip Manajemen Bencana
Cegah bencana

Minimalkan korban

Cegah korban lebih lanjut

Rescue korban

Pertolongan pertama

Evakuasi

Layanan kesehatan

Rekonstruksi
Fase Fase Bencana
Fase preimpact Fase impact Fase postimpact
• Merupakan Warning • merupakan fase • adalah saat dimulainya
phase, tahap awal dari terjadinya klimaks dari perbaikan dan
bencana. Informasi bencana. Inilah saat-saat penyembuhan dari fase
didapat dari badan satelit dimana manusia sekuat darurat, juga tahap
dan meteorologi cuaca. tenaga mencoba untuk dimana masyarakat mulai
Seharusnya pada fase bertahan hidup (survive). berusaha kembali pada
inilah segala persiapan Fase impact ini terus fungsi komunitas normal.
dilakukan baik oleh berlanjut hingga terjadi Secara umum dalam fase
pemerintah, lembaga, kerusakan dan bantuan- postimpact ini para
dan warga masyarakat. bantuan darurat korban akan mengalami
dilakukan. tahap respon psikologis
mulai penolakan, marah,
tawar-menawar, depresi
hingga penerimaan.
Tahapan Dalam Managemen Bencana
Pencegahan
(prevention)
Rekonstruksi Mitigasi
(reconstruction) (mitigation)

Rehablitasi Kesiapan
(rehabilitation) (preparedness)

Pemulihan Peringatan Dini


(recovery) (early warning)

Bantuan Darurat Tanggap Darurat


(relief) (response).
Prevention (Pencegahan)
Membuat Peta Daerah Bencana

Mengadakan dan mengaktifkan isyarat-isyarat


tanda bahaya

Menyusun Rencana Umum Tata Ruang

Menyusun Perda mengenai syarat keamanan,


bangunan, pengendalian limbah dsb.

Mengadakan peralatan/perlengkapan Ops. PB

Membuat Protap, Juklak, Juknis PB.

Perbaikan kerusakan lingkungan.


Mitigasi Bencana

Mitigasi structural: Mitigasi nonstructural:


• Tindakan-tindakan struktural menggunakan penyelesaian • Tindakan non-struktural mencakup legislasi,
teknologi seperti bendungan atau kanal untuk perencanaan penggunaan lahan dan asuransi. Mitigasi
mengontrol banjir. juga mencakup peraturan mengenai evakuasi, sanksi bagi
yang menolak peraturan (seperti evakuasi wajib), dan
mengkomunikasikan risiko potensial kepada masyarakat.
Kesiapsiagaan Bencana
Penyiapan sarana komunikasi dan pos komando

Rencana komunikasi dengan metode dan istilah yang mudah dimengerti

Perawatan dan pelatihan pelayanan gawat darurat yang memadai, termasuk sumber daya
manusia massa seperti tim gawat darurat yang ada di masyarakat

Pengembangan dan pelatihan metode peringatan gawat darurat masyarakat digabung dengan
tempat perlindungan gawat darurat serta rencana evakuasi

Cadangan, inventaris dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan bencana

Mengembangkan organisasai masyarakat yang terdiri dari awam terlatih


Peringatan Dini (Early Warning)
Tegas Tidak
Membingungkan

Saling
Segera Berhubungan
(Immediate)
(Coherent)

Menjangkau Upaya memberikan


tanda peringatan Bersifat Resmi
Masyarakat akan kemungkinan (Official)
(Accesible) terjadinya bencana.
Tanggap Darurat
RHA Team
Menilai
Kondisi
Bencana

Team
Bantuan Terpadu Pelayanan
. Gawat Darurat
Darurat

Search
and
Rescue
Pemulihan ,Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Mengembalikan Kondisi Psikologis

Non Fisik
Fisik
Kondisi Seperti Pasca Bencana
semula
Normalisasi
Infrastruktur
Perbaikan/pembangu
nan kembali
bangunan yg rusak
Disaster Nursing (Keperawatan Bencana)

Penambahan yang
Dari tulisan Florence unik dari basis
Nightingale dalam pengetahuan
Kemampuan perawat
Perawat terdiri dari Perang Krimea hingga keperawatan,
yg penting dan
kelompok kerja saat ini yang diberikan ditambah dengan Keperawatan bencana
Keperawatan bencana diperlukan untuk
perawatan kesehatan oleh perawat setelah dilema yang berbeda menampilkan
memberikan asuhan manajemen yang
terbesar di sebagian Badai Katrina pada yang harus dikelola berbagai lingkungan
keperawatan , tepat dari korban
besar negara dan tahun 2005 dan dengan baik selama dan kondisi yang unik
advokasi, dan promosi bencana termasuk
berada di garis depan Tsunami Asia tahun fase yang berbeda dimana perawat harus
kesehatan dalam berpikir kritis,
respons perawatan 2004, perawat secara dari bencana, terbiasa dengan hal
konteks bencana. kemampuan
kesehatan terhadap historis terkait dengan memerlukan tersebut.
beradaptasi, kerja tim,
bencana. penyediaan perbedaan
dan Kepemimpinan.
perawatan selama keperawatan bencana
fase krisis. sebagai spesialisasi
individu sendiri.
Tujuan Keperawatan Bencana adalah memastikan memeberikan
perawatan tertinggi yang dapat dicapai yang diberikan melalui identifikasi,
advokasi, dan perawatan untuk semua populasi yang terkena dampak
disemua fase peristiwa bencana, termasuk partisipasi aktif dalam semua
tingkat perencanaan dan kesiapsiagaan bencana.
KARAKTERISTIK DISASTER NURSING
Melakukan asuhan keperawatan
pada komunitas saat Bencana
Dampak Pribadi

Kondisi Buruk

Kurangnya pengakuan

Berpikir kritis

Adaptasi

Kepemipinan
Peran Perawat
• Mengenali/mengidentifikasi Informasi Bencana
• Menyiapkan kebutuhan-kebutuhan pada fase darurat

Primer
• Melatih penanganan korban bencana
• Pendidikan kesehatan tentang kesiapsiagaan bencana
• Koordinasi lintas sektor utk melatih kesiapsiagaan
bencana

• Melakukan tindakan Live Saving

Pada saat • Melakukan Asuhan Gawat Darurat


• Melakukan usaha usaha pencegahan penyakit
• Melakukan usaha usaha pemenuhan kebutuhan dasar di

Bencana daerah bencana


Triage dan evakuasi
Siapa didahulukan dan siapa dikirim ke mana

4 korban Ratusan korban


RESPONS
• Bencana terbatas yang dapat dikelola oleh petugas sistim gawat
TINGKAT 1 darurat dan penyelamat lokal tanpa memerlukan bantuan dari
luar organisasi

• Bencana yang melebihi atau sangat membebani petugas sistim


TINGKAT 2 gawat darurat dan penyelamat lokal hingga membutuhkan
pendukung sejenis serta koordinasi antar instansi

TINGKAT 3 • Bencana yang melebihi kemampuan sumber sistim gawat


darurat dan penyelamat baik lokal atau regional.
SISTEM TRIASE BENCANA

METTAG START

KOMBINASI
(METTAG -START
Medical Emergency Triage and Tag System
(METTAG)

• System triase lapangan


dengan mengunakan
system Tag (Kartu)
• Telah digunakan sejak
tahun 1976 untuk
meningkatkan jumlah
korban selamat dalam
suatu bencana.
Kategori TRIASE berdasarkan TAGGING

• Prioritas nol (HITAM ) mati atau cedera fatal


yang jelas dan tidak munkin diresusitasi
• Prioritas pertama (MERAH)  darurat,
mengancam jiwa,perlu transport segera
• Prioritas kedua (KUNING) gawat, tdk
mengancam jiwa dalam waktu dekat
• Priotitas ketiga (HIJAU) tidak gawat, cedera
ringan /tdk membutuhkan tindakan stabilisasi
segera.
Simple Triage and Rapid Transportation (START)

• Merupakan sistem penuntun dilapangan


dengan melakukan penilaian korban dalam
waktu 60 detik dengan melihat status
respirasi, Perfusi dan status mental untuk
mengelompokkan korban.
Chart
Chart
Sederhana
Sederhana
Triage
Triage
START
START
TERIMA KASIH
R • Seri PPGD. (2006). Penanggulangan Penderita Gawat Darurat /
General Emergency Life Support (GELS). Sistem Penanggulangan

E Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Cetakan Ketiga. Direktorat


Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan R.I.
• Penanggulangan Kegawatdaruratan sehari-hari & bencana. (2006).
F •
Departemen Kesehatan R.I. Jakarta : Departemen Kesehatan.
Tanggap Darurat Bencana (Safe Community). (2006). Departemen

E •
Kesehatan R.I. Jakarta : Departemen Kesehatan.
Prosedur Tetap Pelayanan Kesehatan Penanggulangan Bencana
dan Penaanganan Pengungsi. (2002). Departemen Kesehatan R.I.
R •
Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan.
Advanced Trauma Life Support. Course for Physicians 6th. edition.

E American College of Surgeons, 55 East Erie Street, Chicago, IL


60611-2797.

N
• Multiple Casualty Insidents. Available at
http://www.vgernet.net/bkand/state/multiple

S
I

Anda mungkin juga menyukai