Anda di halaman 1dari 60

Tak kenal, maka Ta’aruf

Fida’ Husain, S.Kep., Ns., M.Kep.

Wonogiri, 23 Agustus 1993

Griya Husada Permai Blok F No 10


Trunuh, Klaten Selatan

Dosen Keperawatan
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

085728776473

husainers Fida’ Husain


PENDAHULUAN
Kepaniteraan umum (panum) merupakan kegiatan
pembekalan awal untuk mempersiapkan mahasiswa
yang lulus tahap akademik, dan akan memasuki
tahap profesi dalam hal ketrampilan klinik dasar,
sebelum masuk ke klinik (rumah sakit) atau
masyarakat (puskesmas). Mahasiswa diharapkan
akan memiliki motivasi dan kepercayaan diri dalam
menjalani kepaniteraan.
STASE MANAJEMEN BENCANA
Mata kuliah ini membahas tentang konsep, jenis, klasifikasi,
dan karakteristik bencana, dampak bencana terhadap
kesehatan, prinsip penanggulangan kedaruratan bencana,
persiapan bencana, penilaian sistematis, tindakan-tindakan
keperawatan selama fase bencana, perawatan psikososial
dan spiritual bagi korban bencana, perawatan bagi populasi
rentan, aspek etik dan legal pada bencana, perlindungan bagi
petugas, pendekatan interdisiplin, dan pemulihan pasca
bencana.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Saat dihadapkan pada situasi dan data kebencanaan, maka mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan sistem penanggulangan bencana terpadu yang terintegrasi pada sistem
pelayanan kesehatan secara komprehensif dan sistematis
2. Melakukan simulasi penilaian secara cepat, tepat, dan sistematis pada keadaan
sebelum, saat, dan setelah bencana
3. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan tentang pencegahan dan penanggulangan
dampak buruk bencana (mitigasi bencana) dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip
dan teori pembelajaran orang dewasa
4. Mendemonstrasikan pertolongan korban bencana dan penanggulangan bencana
dengan memperhatikan keselamatan korban dan petugas, keselamatan dan keamanan
lingkungan, dan pendekatan interdisiplin
5. Melakukan simulasi perencanaan penanggulangan bencana di berbagai area
(pelayanan kesehatan dan non pelayanan kesehatan) dengan pendekatan interdisiplin
TARGET KOMPETENSI
UJIAN PANUM
Soal Kognitif ➔ Online
Soal Skill ➔ Offline
Bencana (disaster)
Suatu kejadian, yang disebabkan oleh alam atau karena
ulah manusia, terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-
lahan, sehingga menyebabkan korban jiwa manusia
atau luka-luka, kerugian harta benda dan kerusakan
lingkungan; kejadian ini terjadi di luar kemampuan
masyarakat dengan segala sumberdayanya untuk
mengatasinya (UNISDR, 2009).
Definisi Bencana
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
Tentang Penanggulangan Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau


serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,
dan tanah longsor.
Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi,
gagal modernisasi, epidemi-pandemi, dan wabah penyakit.
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi
konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan
teror.
PENGGOLONGAN/JENIS BENCANA
1. Bencana Alam, antara lain:
• Gempa Bumi/ Tsunami
• Letusan Gunung Berapi
• Banjir Lava/ Lahar
• Angin Topan/ Puting Beliung/ Angin Puyuh
• Tanah Longsor
• Kebakaran
• Bencana Virus Hewan/ Wabah Penyakit Ternak
Disasters in 2004

GEMPA BUMI TSUNAMI


GUNUNG MELETUS

BANJIR

TANAH LONGSOR TANAH LONGSOR


CYCLONE
2. Bencana akibat Ulah
Manusia, antara lain :
a. Bencana Industri
▪ Kebakaran dan Peledakan
▪ Pencemaran Instalasi Pabrik/
Obyek Vital
▪ Pencemaran Lingkungan
▪ Bocoran B3 dll

Contoh Bencana Industri : Bhopal,


Chernobyl, Minamata, Fukusima dll

BENCANA INDUSTRI
a. Bencana Non Industri
▪ Kecelakaan Transportasi publik
▪ Kebakaran pemukiman penduduk
▪ Sabotase BENCANA TRANSPORTASI

▪ dll

b. Bencana Sosial
TEROR BOM
▪ Peperangan
▪ Pembunuhan
▪ Konflik Sosial dll

KERUSUHAN
Mengapa harus Perawat ???
Reasons:
• Perawat merupakan profesi tenaga
kesehatan yang paling banyak
• Perawat merupakan tenaga
kesehatan yang paling dekat
dengan masyarakat
• Banyak materi ilmu keperawatan
yang terkait dengan kesiapsiagaan
bencana
• Perawat mampu beradaptasi
dengan kondisi tekanan fisik,
kecemasan dan situasi bencana
yang fluktuatif (tidak pasti)
Peran Perawat Saat Pra Bencana
• Berpartisipasi dalam penyusunan rencana PRB
• Berpartisipasi dalam pengkajian risiko bencana
❑ Analisis bahaya
❑ Pembuatan peta bahaya
❑ Analisis kerentanan
• Menginisiasi upaya pencegahan
➢ Pencegahan/penghilangan bahaya
➢ Pemindahan kelompok risiko
➢ Kampanye kesadaran masyarakat
➢ Pengembangan Early Warning System
➢ Melakukan simulasi
➢ Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan dan
pelatihan untuk semua perawat
➢ Pengembangan data base keperawatan bencana
➢ Mengembangkan evaluasi terhadap perencanaan
yang meliputi semua aspek disaster
Peran Perawat pada
Saat Bencana
➢ Immediate Health Care
➢ Emergency Departement Triage
➢ Dekontaminasi pada kejadian CBRN
(Chemical, Biological, Radiological
and Nuclear Threats)
➢ Koordinasi dengan fasilitas kesehatan
➢ Menyiapkan area penatalaksanaan
dengan korban massal
➢ Mengkaji kebutuhan masyarakat
terkait tempat pengungsian, makanan,
air dan vaksinasi, pusat distribusi dan
bantuan psikososial
Nurses’ Role in
Siklus Penangulangan Bencana
Emergency
Response TRIAGE
DISASTER

TIM REAKSI CEPAT


PREPAREDNESS EMERGENCY RESPONSE

DURING
EVAKUASI

MITIGATION REHABILITATION RUMAH SAKIT


PRE DISASTER POST LAPANGAN
DISASTER

RS RUJUKAN
RECONSTRUCTION
PREVENTION
The Right Patient to the
Right Hospital by the Right
Ambulance at The Right Time.
Peran Perawat di dalam
Posko Pengungsian dan Posko Bencana
➢ Memfasilitasi jadwal kunjungan
konsultasi medis dan cek kesehatan
sehari-hari

➢ Merencanakan dan memfasilitasi transfer


pasien yang memerlukan penanganan
kesehatan di RS.

➢ Mengevaluasi kebutuhan kesehatan


harian.
➢Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul
➢ Memeriksa dan mengatur persediaan pada korban (ansietas, depresi)
obat, makanan, makanan khusus bayi,
peralatan kesehatan. ➢Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-
anak,
➢ Membantu penanganan dan penempatan
pasien dengan penyakit menular maupun
➢Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya
kondisi kejiwaan labil.
oleh para psikolog dan psikiater.
Peran Perawat Pasca Bencana
❑ Membantu masyarakat untuk kembali pada kehidupan
normal melalui proses konsultasi atau edukasi.

❑ Membantu memulihkan kondisi fisik yang memerlukan


penyembuhan jangka waktu yang lama untuk normal
kembali bahkan terdapat keadaan dimana kecacatan
terjadi.

Kegiatan perawat dalam


Pemulihan Pasca Bencana
❑ Pencegahan wabah penyakit : diare atau leptospirosis
❑ Maintaining sanitation and clean environment
❑ Psychological first aid
❑ Terapi Bermain
❑ Pendampingan perawatan kepada individu, keluarga
dan komunitas masyarakat terdampak
SOAL SKILL PRAKTIK

Triage Bencana Penggunaan APAR Evakuasi Korban


Apa yang Anda ketahui
tentang Triage?
Pengertian Triage
Kata “triage” (baca: triase) berasal dari Bahasa
Perancis, “trier” (to short) yang bisa diartikan sebagai
“memilah”. Triage sebagai proses penggolongan
pasien berdasarakan tipe dan tingkat kegawatan
kondisinya.

Sarana

SDM

Probabilitas Hidup Pasien

Airway Breathing Circulation


Bagaimana prioritas dalam menolong korban?

Sumber: www.cnbcindonesia.com (6 April 2022) Sumber: yogya.inews.id (7 Feb 2022)

Sumber: www.cnbcindonesia.com (20 Jan 2021)


Sumber: www.megapolitan.okezone.com (24 Sept 2022)
Triage Pre-Hospital
Keadaan bencana ➔ jumlah korban banyak & SDM sedikit ➔ START
(Simple Triage And Rapid Treatment) ➔ dengan waktu yang
terbatas, bisa menolong korban sebanyak mungkin.

Penolong tetap tenang, 3A (Aman Diri, Aman


Lingkungan, Aman Korban)

Identifikasi lokasi secara menyeluruh

Laporkan call center ➔ lokasi kejadian, tipe


insiden, ancaman yang mungkin terjadi, perkiraan
jumlah korban, tipe bantuan yang harus diberikan
RUMAH SAKIT LAPANGAN (RS DARURAT) RUJUK KE FASILITAS LAYANAN KESEHATAN
LOKASI AMAN & STABILISASI (AMBULANS STANDAR GADAR)
Triage Hospital
Siapkan kertas,
dan alat tulisnya
CONTOH KASUS
Telah terjadi bencana di daerah X, terdapat 4 korban dalam kejadian :
❑ Korban 1 berjalan mendatangi perawat sambil memegangi tangan kanannya,
meringis dan berteriak kesakitan, pernafasan 20 kali/menit, nadi 90 kali/menit.
❑ Korban 2 ada perdarahan di hidung, mulut dan telinga, gurgling (+), nafas cepat dan
dangkal, nadi 120 kali/menit, CRT 3 detik, GCS 3.
❑ Korban 3 ditemukan tidak sadarkan diri, tidak ada pernapasan setelah dibebaskan
jalan napasnya.
❑ Korban 4 bernapas spontan, RR<30 kali /menit, CRT< 2 detik, Nadi <100 kali/
menit dan setelah perawat memberi perintah mengangkat kedua tangan pasien dapat
mengangkat kedua tangan tetapi dengan gerakan lambat.

Lakukan triage pada 4 korban tersebut!


JAWABAN
Telah terjadi bencana di daerah X, terdapat 4 korban dalam kejadian :
❑ Korban 1 berjalan mendatangi perawat sambil memegangi tangan
kanannya, meringis dan berteriak kesakitan, pernafasan 20 kali/menit, nadi
90 kali/menit.
❑ Korban 2 ada perdarahan di hidung, mulut dan telinga, gurgling (+), nafas
cepat dan dangkal, nadi 120 kali/menit, CRT 3 detik, GCS 3.
❑ Korban 3 ditemukan tidak sadarkan diri, tidak ada pernapasan setelah
dibebaskan jalan napasnya.
❑ Korban 4 bernapas spontan, RR<30 kali /menit, CRT< 2 detik, Nadi <100
kali/ menit dan setelah perawat memberi perintah mengangkat kedua tangan
pasien dapat mengangkat kedua tangan tetapi dengan gerakan lambat.
Kesimpulan
Perawat memiliki peran saat pra bencana
baik untuk pencegahan, mitigasi dan
kesiapsiagaan bencana. Perawat memiliki
kontribusi besar saat tanggap darurat
bencana.

Triage merupakan proses pemilihan


pasien berdasarkan tingkat kegawatan
kondisinya, yaitu Hijau, Kuning, Merah,
dan Hitam. Sehingga dalam waktu yang
singkat, dan SDM yang terbatas
diharapkan dapat menolong pasien/
korban sebanyak mungkin.
FORMAT PENILAIAN TRIASE BENCANA
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
Mengenali kondisi umum, tanda-tanda vital (tekanan darah,
1. denyut nadi, pernapasan), kebutuhan medis, dan kemungkinan 10
bertahan hidup
2. Menentukan triase warna merah dengan benar 20
3. Menentukan triase warna kuning dengan benar 20

4. Menenukan triase warna hijau dengan benar 20

5. Mennatukan triase warna hitam dengan benar 20


6. Lakukan retriase 5
7. Dokumentasikan 5
TOTAL 100
FORM PENILAIAN PENGGUNAAN APAR
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK

1. Mengambil APAR dari tempat penyimpanan 5


Memastikan APAR memiliki tekanan yang cukup (ada isinya), jarum pada posisi
2. 5
hijau
3. Meletakkan APAR sejajar dengan tubuh, posisi APAR tegak lurus 5
4. Menarik pin pengaman 15
Memastikan APAR berfungsi (arahkan nozzle/corong ke atas, tekan tuas pastikan
5. 10
powder keluar)
6. Membawa APAR ke lokasi sumber api dengan benar 10

7. Mengatur jarak 2-3 meter dari sumber api, tidak berlawanan dengan arah angin 10

8. Mengangkat tabung APAR dan mengarahkan ke sumber api 15

9. Menekan tuas APAR dan menyapukan pada sumber api dengan merata 15

10. Memasukkan kembali pin pengaman APAR 5


11. Mengembalikan APAR pada tempatnya 5
TOTAL 100
EVAKUASI KORBAN
FORM PENILAIAN EVAKUASI KORBAN 1 PENOLONG (SINGLE HUMAN CRUTCH)
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK

1. Fiksasi kepala dengan kedua tangan memegang bahu 10

2. Angkat korban hingga posisi duduk 20

3. Silangkan kedua tangan korban ke depan dada korban 15

4. Angkat korban hingga posisi berdiri 20

5. Lingkari kepala anda dengan salah satu lengan korban 10

6. Biarkan kaki korban yang terluka menginjak kaki anda 10

7. Bawa korban ke lokasi aman 15

TOTAL 100
Ada yang ingin
ditanyakan?
REFERENSI

● ICN. 2019. Core competencies in disaster nursing version 2.0.


https://www.icn.ch/sites/default/files/inline-files/ICN_Disaster-Comp-
Report_WEB.pdf
● Kartika, N.K., 2021. Keperawatan Bencana Efektivitas Pelatihan Bencana Pre
Hospital Gawat Darurat Dalam Peningkatan Efikasi Diri Kelompok Siaga Bencana
Dan Non Siaga Bencana. Yogyakarta: Deepublish.
● Pangaribuan, Resmi. 2019. Keperawatan Kegawatdaruratan dan Manajemen
Bencana. Jakarta: CV. Trans Info Media.
● Perka BNPB nomor 11 tahun 2008 tentang Pedoman Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pasca Bencana
● Perka BNPB No 17 tahun 2011 Tentang Pedoman Relawan Penanggulangan
Bencana
● Pusponegoro, Aryono D. dan Achmad Sujudi. 2016. Kegawatdaruratan dan
Bencana: Solusi dan Petunjuk Teknis Penanggulangan Medik & Kesehatan.
Jakarta: PT. Rayyana Komunikasindo.
● Tyas, Maria DC. 2016. Keperawatan Kegawatdaruratan & Manajemen Bencana.
Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
● Undang-undang (UU) No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
● United Nations International Strategy for Disaster Reduction. 2009. UNISDR
terminology on disaster risk reduction. Available
https://www.undrr.org/publication/2009-unisdr-terminology-disaster-risk-reduction.
Download this slide

bit.ly/ManajemenBencana2022
Buah manggis buah kenari,
Buah mangga buah papaya,
Saya pamit untuk undur diri,
Terima kasih atas perhatiannya.

Bersihkan lantai dengan lisol,


Pisahkan ruangan dengan sekat,
Jangan bosan patuhi protokol,
Semoga temu kita hari ini bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai