Anda di halaman 1dari 16

ASKEP LUKA

TUSUK

KELOMPOK 5
DEFINISI

 Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat


proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan
mengenai organ tertentu (Potter& Perry,2005)

 Vulnus Punctum adalah sebuah luka tusukan yang disebabkan


oleh sebuah benda yang menusuk kulit dan membuat lubang
kecil
. Beberapa luka tusukan hanya mengenai permukaan kulit.
Sedangkan yang lainnya dapat sangat dalam tergantung pada
sumberdan penyebab. (Blasko,2005)

 Puncture adalah luka yang terjadi ketika benda tajam atau benda
tumpul menembus jaringan. Luka ini bisa ditimbulkan akibat men
ginjak paku, jarum, atau pecahan kaca.(ENA, 2000)
MANIFESTASI KLINIS

 Adanya kerusakan kulit / jaringan Perhatikan karakteristik luka seperti :

• Waktu sejak terjadinya luka


• Lebar luka
• Kedalaman luka (lapisan jaringan subkutan,fascia, otot)
• Bentuk luka
• Lokasi luka
• Keloid atau terbentuknya scar dari luka sebelumnya
(Caterino,2005:146)

 Nyeri
 Pendarahan ringan di lokasi luka
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan antara lain :


 Monitor hemostasis dengan mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter.
 Telusuri luka untuk mengidentifikasi benda asing (benda asing dapat meningkatkan
risiko infeksi secara signifikan); X-Ray bisa digunakan untuk mengevaluasi
adanya metal, batu, dan pecahan kaca pada luka; Paku, kuku, kaca, gunting, dan
pisau Puncture wound Penetrasi objek pada jaringan kulit Kerusakan pada lapisan
kulit Kerusakan Integritas Kulit Destruksi pembuluh darah Perdarahan Keluarnya
darah dari intravaskuler ke jaringan tubuh Risiko Kekurangan Volume Cairan Port
the entry mikroorganisme Pertahanan primer tubuh tidak adekuat Risiko Infeksi
Merangsang reseptor nyeri Stimulus dibawa oleh saraf aferen ke medulla oblongata
Persepsi nyeri dibawa kembali oleh saraf eferen Nyeri Akut Kurang informasi
Kurang Pengetahuan CT bisa digunakan untuk mengidentifikasi adanya serpihan
kayu atau plastik pada luka.
PENATALAKSANAAN
 Pemberian tetanus toxoid seharusnya diberikan jika booster terakhir pada umur > 10 tahun yang lalu
atau jika > 5 tahun yang lalu dan luka telah terkontaminasi.
 Kontrol nyeri dengan pemberian NSAID, acetaminophen, dan atau narkotiks.
 Tutup luka menggunakan :
• Jahitan : Dapat menyerap (polyglactin, tali chromic, gut plain) atau tidak dapat menyerap (nilon,
polypropylene, sutera, polyester).
• Staples : Pada area dimana luka tidak bisa dilihat (misalnya pada kulit kepala).
• Bahan perekat (lem cyanoacrylate) : Pada luka yang panjangnya < 5 cm dengan penekanan yang
minimal (dengan bahan yang sama untuk jahitan).
• Plester (msteri-strips) : Untuk luka yang kecil dengan sedikit tekanan.
 Antibiotik tidak digunakan secara rutin; diindikasikan pada gigitan, tusukan pada plantar, luka lecet
pada intra-oral, atau luka yang terkontaminasi
• Dicloxacillin atau cephalexin
• Amoxicillin / clavulanic untuk luka gigit
 Anastesi mungkin digunakan untuk blok saraf lokal (misalnya jari tangan atau kaki, wajah, gigi);
epinephrine juga sering ditambahkan untuk memicu vasokonstriksi untuk menurunkan perdarahan dan
memperpanjang efek anastesi (tidak digunakan pada jari tangan atau kaki, telinga, hidung, penis,
ketika terjadi iskemia).
B. Konsep Dasar Asuhan
Keperawatan

1. Pengkajian
a. Primer assessment
1) Data subjektif
• Keluhan utama : nyeri pada daerah luka (kaji PQRST)
• Riwayat penyakit saat ini :
Deskripsi penyebab terjadinya luka
Penyebab luka secara luas
Rentang waktu sejak timbulnya luka hingga awal perawatan
Lokasi luka
Perdarahan hebat
Penanganan awal sebelum dibawa ke pelayanan kesehatan
• Riwayat
sebelumnya :
Status imunisasi
Alergi
Pengobatan
2) Data Objektif

PENGKAJIAN KETERANGAN
Airway -
Breathing -
Circulation Adanya perdarahan pada daerah luka
tusukan dan luka lecet
Disability -
b. Sekunder
Assessment

PENGKAJIAN KETERANGAN
Exposure Keterangan : semua anggota dapat terkena luka t
usuk dan lecet tergantung pada lokasi cedera
Five Interventions/ Full Set of Vital Sign Hasil laboratorium :
 Monitor hemostasis dengan mengukur
tekanan darah menggunakan
tensimeter.
X-Ray bisa digunakan untuk
mengevaluasi adanya metal, batu, dan
pecahan kaca pada luka
CT bisa digunakan untuk
mengidentifikasi adanya serpihan kayu
atau plastik pada luka.
Terapi medis :
 Pemberian tetanus toxoid
 Kontrol nyeri dengan pemberian NSAID, acetaminophen, dan
atau narkotiks.
 Tutup luka menggunakan :
-Jahitan : Dapat menyerap (polyglactin, tali chromic, gut
plain) atau tidak dapat menyerap (nilon, polypropylene, sutera,
polyester).
- Staples : Pada area dimana luka tidak bisa dilihat (misalnya
pada kulit kepala).
- Bahan perekat (Lemcyanoacrylate) : Pada luka yang
panjangnya
< 5 cm dengan penekanan yang minmal (dengan bahan yang
sama
untuk jahitan).
- Plester (steri-strips):
Untuk luka yang kecil dengan sedikit tekanan
• Antibiotik tidak digunakan secara rutin; diindikasikan pada
gigitan, tusukan pada plantar, luka lecet pada intra-oral, atau luka
yang terkontaminasi
- Dicloxacillin atau cephalexin
- Amoxicillin/clavulanic untuk luka gigit

• Anastesi mungkin digunakan untukblok saraf lokal (misalnya jari


tangan atau kaki, wajah, gigi); epinephrine juga sering ditambahka
n untuk memicu vasokonstriksi untuk menurunkan perdarahan dan
memanjangkan efek anastesi (tidak digunakan pada jari tangan atau
kaki, telinga, hidung, penis, ketika terjadi iskemia).
Give Comfort Pasien mengalami nyeri pada bagian tubuh yang mengal
ami luka.
Head to Toe Fokus pemeriksaan pada daerah luka.
Dimana yang perlu dikaji :
- Lebar luka
- Kedalaman luka (lapisan jaringan subkutan, fascia, otot)
- Bentuk luka
- Lokasi luka
- Fungsi tendon
- Keloid atau terbentuknya scar dari luka sebelumnya

Inspect the Posterior Surface Pasien mungkin mengalami jejas, laserasi atau puncture pada
lokasi terkena
2. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik yang menimbulkan


keru
sakan jaringan
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka tusuk dan laserasi
INTERVENSI
Dx. 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik yang menimbulkan kerusakan jaringan

INTERVENSI :
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasukLokasi, karakteristik, durasifrekuensi, kualitas dan
Faktor presipitasi.
2. Pantau tanda-tanda vital(tekanan darah, nadi, dan pernapasan).
3. Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan,misalnya wajah meringis.
4. Ajarkan teknik nonfarmakologi (distraksi dan relaksasi).
5. Kolaborasi pemberian analgetik seperti NSAID,acetaminophen, narkotik untuk mengurangi nyeri
6.Evaluasi respon verbal /laporan pasien berkaitan dengan penurunan skala nyeri yang dirasakan dan kemampu
an pasien untuk mengontrol nyerinya
7. Anastesi mungkin digunakan untuk blok saraf lokal

RASIONAL :
8. Nyeri tidak selalu ada, tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien
sebelumnya dimana dapat membantu mendiagnosa etiologi perdarahan dan terjadinya komplikasi.
2. Mengetahui keadaan umum pasien. Nyeri dapat mempengaruhi perubahan atau peningkatan tanda-tanda vital.
3.Petunjuk non verbal dapat berupa fisiologis dan psikologis dapat digunakan dalam menghubungkan
petunjuk verbal untuk mengidentifikasi luas atau beratnya masalah.
4.Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkanrelaksasi, dan meningkatkan r
asa kontrol, yang dapat
menurunkan ketergantungan farmakologi.
5. Metode IV sering digunakan pada awal untuk memaksimalkan efek obat. Masa
lah pasien adiksi atau
keraguan tentang derajat nyeri yang dialami tidak absah selama fase parawatan
darurat atau akut, tetapi narkotik harus diturunkan sesegera mungkin sesuai ada
nya dan perubahan metode untuk penghilangan nyeri
6. Identifikasi keefektifan intervensi yang telah dilakukan
7. Mengurangi rasa nyeri
Dx 2 : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka tusuk dan laserasi

INTERVENSI :
1. Kaji ukuran, warna, dan kedalaman luka, perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka
2. Tutup luka menggunakan :
Jahitan : Dapat menyerap(polyglactin, tali chromic, gut plain) atau tidak dapat menyerap (nilon, polypr
opylene, sutera, polyester).Staples:
Dimana luka tidak bisa dilihat (misalnya pada kulit kepala).
Bahan perekat
(lem cyanoacrylate)
Plester (steri-strips)
:
Untuk luka yang kecil
dengan sedikit tekanan.
3. Berikan perawatan
luka yang tepat dan
tindakan kontrol
infeksi
4. Cuci sisi luka dengan
sabun ringan, cuci,
RASIONAL

1.Untuk mengetahui kondisi luka sehingga memudahkan pemilihan i


ntervensi yang tepat
2.Mencegah kerusakan lebih lanjut dan mempercepat proses penye
mbuhan luka
3.Untuk mempercepat pemulihan jaringan dan mencegah berkemba
ngnya mikroorganisme penyebab
infeksi pada luka
4. Mempertahankan kelenturan dan elastisitas kulit

Anda mungkin juga menyukai