Anda di halaman 1dari 78

EMERGENCY

RESPONSE PLAN
(ERP)
TRAINING
PRE TEST
 Apa yang anda ketahui mengenai kondisi keadaan
darurat?
 Mengapa perlu ERP?
 Jenis-jenis keadaan darurat
 Peralatan-peralatan keadaan darurat apa yang
diperlukan di perusahaan anda?
 Kenapa perlu dilakukan simulasi keadaan darurat?
 Adakah struktur organisasi ERP di perusahaan anda?
Training Outline
 Pendahuluan
 Pengertian-Pengertian
 Tujuan ERP
 Fasilitas dan Sarana
 Pengorganisasian Keadaan Darurat
 Prosedur – Prosedur Keadaan Darurat
 Penutup
PERTAMINA BALONGAN INDRAMAYU
29-03-2021. PUKUL 00.09 WIB
PENDAHULUAN
 Bahwa kecelakaan yang disebabkan faktor alam, teknis atau manusia dapat berakibat fatal dan
berubah menjadi bencana.

 Bila bencana terjadi dan keadaan menjadi emergency, maka perlu ditanggulangi secara terencana,
sistematis, cepat, tepat dan selamat.

 Untuk telaksananya penanggulangan dimaksud perlu dibentuk Tim Tanggap Darurat yang
trampil dan terlatih, dilengkapi sarana dan prasarana yang baik serta sistem dan prosedur yang
jelas.Tim tersebut perlu mendapatkan pelatihan baik teori atau praktek paling sedikit enam bulan
sekali.

 Kinerja Tim Tanggap Darurat akan sangat menentukan berhasilnya pelaksanaan Penanggulangan
Keadaan Emergency.

 Dan akhirnya tujuan mengurangi kerugian seminimal mungkin baik harta benda atau korban
manusia akibat keadaan emergency akan dapat dicapai.
Pengertian keadaan darurat
 Situasi yg tidak diketahui yang mengancam pekerja,
setiap orang yang dapat mengganggu proses operasi
atau menyebabkan kerusakan fisik dan lingkungan.
(OSHA, 2001)
Pengertian keadaan darurat
Menurut Federal Emergency Management Agency (FEMA) dalam Emergency
Management Guide for Business and Industry.
Keadaan Darurat adalah segala kejadian yang tidak direncanakan yang dapat menyebabkan
kematian atau injury yang signifikan pada para pekerja, pelanggan atau masyarakat umum; atau
kejadian yang dapat mematikan bisnis atau usaha, menghentikan kegiatan operasional,
menyebabkan kerusakan fisik atau lingkungan, atau sesuatu yang dapat mengancam kerugian
fasilitas keuangan atau reputasi perusahaan di mata masyarakat.

Menurut NFPA 1600.


(NATIONAL FIRE PROTECTION ASSOSIATION)
Keadaan Darurat adalah segala kejadian atau peristiwa, alamiah atau akibat ulah manusia yang
memerluakan aksi penyelamatan dan perlindungan terhadap properti, kesehatan masyarakat, dan
keselamatan.
ELEMENT PENTING
1. Kesiapan tanggap darurat (Emergency Response Plan-ERP) harus
berdasarkan analisa risiko yang berdampak pada kelangsungan
bisnis/kegiatan.

2. Peralatan, fasilitas, tenaga terampil harus terindentitas, teruji dan


tersedia secara memadai.

3. Semua orang (karyawan, tamu, kontraktor, tetangga) mengerti tentang


kesiapan tanggap darurat perusahaan/bisnis/kegiatan.

4. Periodik latihan dilaksanakan dan selalu membuat perubahan perbaikan


(continual improvement)
Mengapa perlu ERP?
 Mengenali kemungkinan kondisi berbahaya yg belum pernah terjadi
 Proses perencanaan dapat memperbaiki kekurangan, mis: kurangnya sumber
daya (peralatan, personil yg kompeten, bantuan), atau komponen lainnya sebelum
keadan darurat terjadi
 Merupakan bentuk upaya utk mempromosikan kesadaran ber-K3 sekaligus
menunjukkan komitmen perusahaan.
 Mengurangi korban dan kerusakan bila terjadi
 Mendidik manusia pada kesadaran ‘it can happen here’ sehingga bisa
menentukan langkah antisipasi
 Bila terjadi kondisi darurat terjadi bisa cepat mengambil keputusan utk
memobilisasi sumber daya: manusia, peralatan dan dukungan utk penyelamatan.
Tujuan Utama
1. Menyelamatkan korban/memberikan bantuan hidup
2. Mencegah luka/sakit yang lebih parah
3. Melindungi properti (peralatan, sarana dan failitas)
4. Melindungi lingkungan sekitar
The value of crisis management
IMPACT

Crisis
event
K3
Lost time/productivity

With
Mengurangi crisis management Without Time
crisis management
dampak negatif
Negative impact

dan
mempercepat Damage to
crisis recovery financial results, reputation
and
key relationships
Jenis-Jenis Keadaan Darurat: PROSES ALAM

 Banjir/Floods,
 Badai Besar/Hurricanes,
 Angin Putting Beliung/Tornadoes,
 Kebakaran/Fires,
 Tsunami
 Gempa bumi
 Sambaran petir
 Penyakit pandemi seperti flu yang berbahaya
 dll
Jenis-Jenis Keadaan Darurat: BUATAN MANUSIA

 Kebakaran
 Ledakan
 Runtuhnya bangunan
 Kegagalan struktur utama
 Tumpahan cairan kimia berbahaya (mudah terbakar, beracun dll)
 Terlepasnya bahan biologis berbahaya, atau bahan kimia beracun
 Ancaman teroris
 Paparan radiasi pengion
 Sumber daya utama (listrik) padam
 Pasokan air terganggu (mati)
 Kejadian yang menhilangnya proses komunikasi
 Gangguan alam/lingkungan (angin, banjir, satwa liar, dll)
Kebakaran
 Selain Sistim deteksi yang baik, peralatan yang efektif Tindakan unit
yang terlatih sangat penting agar bisa meminimalisasi kecederaan,
dan kerusakan serta mengevakuasi para karyawan dan orang orang
lain yang terkena dampaknya.
 Kebakaran besar maupun kecil mempunyai potensi sama dalam
menimbulkan ganguan lingkungan hidup, misalnya:
 Hasil pembakaran berupa gas beracun dan debu

 Tersebarnya partikel-partikel yang terbawa uap panas

 Kontaminan yang mencemari sumber air


Banjir
 Perusahaan yang berlokasi di daerah banjir harus membuat tanggul dan
bangunan beton atau tembok yang bisa meminimalisasi resiko banjr.
 Dalam pencegahan perlu memepertimbangkan:
 Bahaya sengatan listrik
 Penguat terhadap penyimpanan peralatan penting dan bahan kimia
 Persediaan pompa dan energi cadangan
 Pencegahan tanah longsor yang bisa merusak konstruksi
 Pasokan air minum yang mencukupi.
Pekerja mogok
 Bila terjadi pekerja mogok, ini akan sangat berdampak pada operasional
perusahaan, karena itu perusahaan harus selalu mempunyai kesiapan
menghadapinya.

Badai / Tornado
 Para karyawan harus diinstruksikan bagaimana evakuasi tanpa meninggalkan
tugas tugas yang berbahaya bila tanpa pengawasan. Karena itu prosedur
evakuasi harus ada.

Gempa Bumi
 Dalam merancang konstruksi perlu memperhitungkan intensitas gempa yang
mungkin terjadi
 Sistem perlindungan terhadap aset aset berharga
 Prosedur evakuasi untuk menghindari karyawan meninggalkan pekerjaan yang
berbahaya tanpa melakukan prsedur shut down yang benar.
Sabotase / ancaman bomb
 Tindakan pengamanan didalam harus segera diambil untuk deteksi lanjut dan
informasi dini ke kepolisian setempat serta bantuan kekuatan untuk pengamanan.
 Pencegahan bisa dilakukan dengan kontrol akses yang baik.

Ledakan
 Sangat berbahaya karena kejadiannya sangat mendadak tanpa adanya peringatan
dan bisa menyebabkan kecederaan dan kerusakan yang serius. Evakuasi harus
dilakukan untuk meminimalisasi jumlah korban.

Kecelakaan
 Prosedur prosedur pencegahan, penanganan dan investigasi harus ada saat sebuah
kecelakaan terjadi. Kurangnya informasi dan rumor akan membuat situasi menjadi
kacau.
Tumpahan bahan kimia /pelepasan gas/uap

 Personil yang terlatih Komplit dengan APD harus dikerahkan untuk melakukan disposal secara legal dan
meminimalisasi dampak keracunan oleh gas karyawan atau orang-orang yang mungkin terkena.
 Pentaatan terhadap sistem pengangkutan, penanaganan, penyimpanan diperlukan

Radiasi

 Meskpun jumlah material radioaktif sedikit tapi mempunyai ancaman yang signifikan terhadap kesehatan manusia.
Karena itu fasilitas untuk mitigasi seperti shower, eyewash dan APD harus tersedia dan memadai. Petugas proteksi
Radiasi dan SOP mutlak perlu bagi perusahaan pengguna RA

Emergency-Energi

 Biasanya terjadi karena kelangkaan bahan bakar dan kekurangan air di bendungan-bendungan PLTA.
 Untuk meminimalisasi kerugian akibat ganguan proses produksi, perusahaan perlu mempunyai sumber
energi alternatif / double sourcing
AKIBAT BENCANA

Physik dan Materiil :


 Korban jiwa (mati atau menderita).
 Korban harta benda dan sarana / materiil untuk
kehidupan masyarakat atau sarana produksi bagi
kegiatan industry.

Non Materiil :
 Terganggunya struktur kegiatan rutin produksi bagi suatu
industri atau kegiatan sosial bagi masyarakat.
 Terganggunya kondisi ekonomi.
Dasar Hukum UU No.1 Tahun 1970
 Pasal 3 ayat (1).
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat keselamatan kerja untuk :
 mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran,mencegah, mengurangi
peledakan
 memberikan kesempatan jalan menyelamatkan diri dalam bahaya kebakaran
 pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu
 Pasal 9 ayat (3) Pengurus wajib membina K3 penanggulangan kebakaran
Ministry Regulation Kep. 186/Men/1999
Responsible Manager
 Mencegah, mengurangi dan memadamkan api melalui:
– Mengontrol sumber energi
– Menyediakan deteksi, alarm, alat pemadam kebakaran, dan berarti
untuk lolos
– Mengendalikan penyebaran asap, panas dan gas
api organisasi
– Melakukan latihan kebakaran
– Menyediakan rencana tanggap darurat
Manajemen
 Upaya-upaya yang terorganisir, meliputi perencanaan,
pengambilan keputusan dan penugasan sumber daya yang
tersedia untuk mencegah, mempersiapkan, mengurangi,
merespon dan pulih dari dampak dari semua bahaya
MANAJEMEN BENCANA

MANAJEMEN
RISIKO BENCANA

MITIGASI
MANAJEMEN MANAJEMEN
KESIAPSIAGAAN KEDARURATAN PEMULIHAN

PRA BENCANA SAAT BENCANA PASCA BENCANA


Pra Pasca
Tanggap Darurat
Bencana Bencana
LANGKAH PENYUSUNAN ERP

Mitigation Kajian awal yang dilakukan untuk mengeliminasi atau


Mitigasi menurunkan Derajat Resiko jangka panjang terhadap
Manusia atau harta Benda yang diakibatkan oleh Bencana

Preparedness Kegiatan yang dilakukan lebih lanjut berdasarkan Hasil Mitigasi, yang mencakup
Pengembangan Kemampuan Personil, Penyiapan Prasarana, Fasilitas dan Sistem
Kesiapsiagaan
bila terjadi keadaan Emergency.

Response Kemampuan penanggulangan saat terjadi keadaan krisis/bencana yang terencana,


Kesigapan cepat, tepat dan selamat (termasuk tanda bahaya, evakuasi, SAR, pemadaman
kebakaran. dll).

Recovery Kegiatan jangka pendek untuk meulihkan kebutuhan pokok minimum kehidupan
Pemulihan masrarakat yang terkena bencana, dan jangka panjang mengembalikan kehidupan
secara normal.
Yang Harus Dipastikan Keberadaannya

1. Mengidentifikasi jalur evakuasi, sarana alternatif melarikan diri,


membuat ini diketahui semua staf; menjaga rute agar tidak terhalang.
2. Penentuan lokasi aman bagi staf untuk berkumpul untuk jumlah
kepala untuk memastikan bahwa semua orang telah meninggalkan
zona bahaya (Titik Kumpul).
3. Menetapkan individu untuk membantu karyawan cacat dalam
keadaan darurat.
4. Fasilitas Pelaksanakan pengobatan yang terluka dan mencari yang hilang
bersamaan dengan upaya untuk mengandung darurat.
5. Menyediakan sumber alternatif bantuan medis ketika fasilitas yang normal
mungkin dalam zona bahaya.
6. Penetapan tingkat kerugian properti harus dimulai hanya ketika keamanan
semua staf dan tetangga pada risiko telah ditetapkan dengan jelas.
Fasilitas Access – Exit Route
 Ketika mempersiapkan rencana darurat tindakan, perlu,
merancang rute evakuasi primer dan sekunder
 Sedapat mungkin dipastikan bahwa rute evakuasi dan
pintu keluar darurat memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
– Ditandai dengan jelas dan terang benderang;
Cukup lebar untuk menampung jumlah personil mengevakuasi;
– Terhalang dan jelas dari puing-puing setiap saat; dan
– Tidak mungkin untuk mengekspos personil evakuasi terhadap
bahaya tambahan
Fasilitas Access – Exit Route
FASILITAS KEADAAN EMERGENSI
 Megaphone.
 Self Contain Breathing Apparatus (SCBA).
 Lampu senter.
 Baju Pemadam.
 Helm pengaman
 Respirator
 Tandu.
 Perkakas alat bantu pemadam (Kapak, linggis dll).
 Kursi Evakuasi (evachair).
PETUGAS PENGAMANAN
 Regu Pamadam Api,
 Regu Medis,
 Regu Penyelamat,
 Regu Evakuasi,
 Regu Penyelamat Dokumen,
 Regu Pemadam Lantai/Zona.
 Regu Pemandu Instansi Terkait,
 Regu Pengaman,
 Regu Pengaturan Parkir.
KELOMPOK TEKNISI
 Operator Ruang Monitor dan Komunikasi,
 Operator Lift,
 Operator Listrik dan Genset,
 Operator AC dan Ventilasi dan
 Operator Pompa Pemadam dan Tanki Air
Emergency Arrangement Checklist
 Bahaya yang signifikan diidentifikasi.
 Penilaian risiko yang dilakukan dan dicatat.
 Perencanaan darurat telah didokumentasikan sesuai dengan segala yang relevan
 Peraturan perundang-undangan.
 Daerah bahaya adalah operasional dan efektif.
 Peran dan tanggung jawab didefinisikan.
 Layanan eksternal diidentifikasi dan darurat rincian kontak yang tersedia.
 Orang yang kompeten telah ditunjuk.
 Api penilaian risiko telah didokumentasikan.
 Darurat rute dan ada disimpan jelas.
 Peralatan darurat tetap terjaga.
 Rencana darurat berlatih dengan latihan.
 Tanda dan rambu-rambu peringatan dipilih dengan benar.
 Informasi tentang pengaturan darurat tepat disebarluaskan.
Pelatihan
1. Tim tanggap darurat :
 Penggunaan berbagai jenis alat pemadam api ringan
 Pertolongan pertama pada kecelakaan
 Prosedur penghentian mesin/proses
 Prosedur evakuasi
 Pengendalian tumpahan bahan kimia/kebocoran gas
 Penggunaan peralatan pelindung diri (masker, dsb)
 Prosedur pencarian dan penyelamatan korban
(search & rescue)
 Konseling trauma
Pelatihan
2. Tenaga kerja secara umum
 Rencana evakuasi
 Sistem alarm
 Prosedur pelaporan
 Prosedur penghentian mesin/proses
 Jenis potensi keadaan darurat
3. Manajer dan supervisor
 Petunjuk penghentian pengoperasian peralatan/proses
 Prosedur evakuasi
P3K
 Penyelenggaraannya disesuaikan dengan skala kebutuhan.
 Petugas P3K atau pun petugas lainnya yg ditunjuk/ bertanggung
jawab harus terlatih.
 Prasarana & Sarana P3K harus tersedia dan pada saat kejadian
Darurat dapat dioperasikan segera.
 Sosialisasi Pelaksanaan P3K di tempat kerja kepada seluruh
pegawai yg komprehensif
 Pencatatan pelaksanaan & kejadian P3K di dokumentasikan
(medical record)
RENCANA MENGHADAPI
KEADAAN DARURAT (ERP)
Perencanaan Tanggap Darurat adalah suatu perencanaan
strategis secara keseluruhan yang telah terintegrasi
prosedur standar operasi (SOP), The Action Plan Insiden
(IAP) dan Sistem Komando Insiden (ICS) atau sistem
manajemen darurat fleksibel

SOP + IAP + ICS = ERP


SOP – Standard Operating Procedure
 Urut-urutan an tata cara penanggulangan dan kesiap-siagaan
tanggap darurat
 Mengatur tugas dan tanggungjawab dalam pelaksanaan (tiap-
tiap) kejadian tanggap darurat
 Merupakan dokumen rujukan bagi semua unit kerja dalam
menghadapi kejadian tanggap darurat
IAP – Incident Action Plan
 Merupakan langkah-langkah singkat dalam menghadapi kejadian
emergensi
 Ditujukan untuk semua orang (termasuk yang awam) agar
memahami tindakan yang harus dilakukan
 Untuk memudahkan dibuat di lembar yang berbeda dan diberi
warna serta label jenis kejadian emergensi
 Didistribusikan ke semua unit yang terkait
ICS – Incident Command System
 Urut-urutan komunikasi dalam menghadapi kejadian
emergensi  Gambar Diagram Alur Pelaporan

 Dibutuhkan:
― Diagram pelaporan
― Daftar nomer telpon sesuai dengan diagram

― Naskah (isi) dari laporan (ini bila diperlukan)


ERP TEAM
ERP TEAM
CHIEF EXECUTIVE OFFICER
( CEO ) MANAGEMENT PENYEWA
DEPUTY CEO
CHIEF WARDEN
Safety & Security Manager
DEPUTY CHIEF WARDEN SECRETARY
Senior Manager Technical Services
NARASUMBER

TECHNICAL COORDINATOR PEMANTAU Koordinator Pengamanan dan


Penyelamatan - Security Manager
Manager Technical Services Fire Safety Officer

Monitoring FLOORWARDEN
Operator Pompa
Kebakaran
Tim Pemadam Stair Warden
Evaluator
Kebakaran
Teknisi Lift
Kebakaran Tim Sekuriti Petugas
Kurir
Pemadam
Teknisi Lift Telefonis Tim Evakuasi Pencari
Penumpang

Operator Genset Radio Operator Tim Parkir Pemandu


Disabled &
Operator AC Petugas Sound System/ Tim PPPK PPPK
Public Address
Operator Fan Tim Pembersih Evaluation
Pengendalian Asap Petugas Panel Kontrol Officer
Uraian Tugas
1. Pimpinan emergency
 berfungsi selaku emergency Director.
 memantau atau mengawasi pelaksanaan pengendalian emergency.
 mengambil alih tugas Chief Warden / deputinya bila tidak dapat melakukan
tugasnya.
 Memberikan pengarahan dalam pelaksanaan kendali emergency.

2. Warden
 Memimpin operasi pemadaman tingkat awal dan penyelamatan jiwa
 Memastikan prosedur penanganan keadaan darurat ini dipatuhi dan
dilaksanakan oleh setiap personil termasuk penghuni gedung
 Memberikan instruksi dalam setiap tindakan emergency
 Melakukan komunikasi efektif dengan instansi terkait (Dinas Kebakaran,
Polisi, PLN, Tim SAR, dll)
 Melaporkan status keadaan darurat kepada unsur pimpinan
 Deputi Chief Warden membantu tugas-tugas Chief Warden
3. Kelompok Komunikasi
– Kurir
 Menyampaikan berita dari Chief Warden / Deputy Chief Warden kepda
Floor Warden pada saat ada gangguan pada sarana komunikasi selama
operasi penanggulangan tingkat awal
– Telephonis
 Menerima dan mencatat laporan keadaan darurat
 Segera menghubungi Chief Warden atau Deputinya untuk tugas
penanggulangan kebakaran tingkat awal
– Operator Radio
 Melaksanakan hubungan komunikasi lewat handy talky dari dan ke
Chief Warden atau Deputy-nya
– Sound System
 Menyampaikan pengumuman atau perintah Chief Warden atau Deputy
Chief Warden ke setiap lantai atau seluruh gedung melalui public
address system.
- Operator kontrol panel
 Memonitor terus menerus kontrol panel untuk mengentahui terjadinya kebakaran secara dini
 Jika monitor kontrol panel menyala dan alarm berbunyi segera menghubungi zona / lantai yang
termonitor lewat public address untuk pengecekan situasi
 Jika tidak diperoleh informasi dari Floor Warden di lantai / zona yang termonitor itu, segera
menuju ke lantai / zona tersebut untuk memeriksa kejadian yang sebenarnya dan segera
melaporkannya ke Chief Warden atau Deputy-nya
 Dalam terjadi alarm palsu, segera menghubungi Floor Warden di lantai tersebut agar
memberitahukan kepada seluruh penghuni di lantai tsb.
 Membunyikan general alarm atau alarm per lantai atas perintah Chief Warden atau Deputy Chief
Warden.
4. Kelompok Teknisi
– Operator Lift
 Semua passenger lift tidak beroperasi dan kereta lift berada di lantai 1, Main
Lobby
 Service lift akan dioperasikan sebagai lift kebakaran untuk keperluan petugas
security dan petugas Dinas Kebakaran untuk pemadaman kebakaran dan
menolong korban
– Operator A/C
 Sistem AC tidak beroperasi atau pada posisi off.
– Operator Listrik / genset
 Siaga mengoperasikan on atau off listrik pada lantai tertentu atau seluruh
gedung sesuai instruksi Chief Warden
 Siaga mengoperasikan genset secara manual bila sistem otomatis tidak bekerja
pada saat pasokan listrik PLN terputus
– Operator Pompa Kebakaran
 Siaga mengoperasikan pompa air secara manual apabila sistem
otomatis tidak bekerja sehingga dapat menyediakan air untuk
kebutuhan pemdaman kebakaran
– Operator Pengendalian Asap
 Siaga untuk mengoperasikan pressurized fan / kipas udara tekanan
positif secara manual pada ruang tangga darurat bila sistem
otomatis tidak bekerja pada saat general alarm berbunyi.
5. Kelompok Sekuriti dan Penyelamat
– Tim Pemadam Kebakaran
 Memadamkan api pada kesempatan pertama dengan alat yang tersedia
secara cepat dan tepat (menggunakan alat pemadam api ringan atau
hidran)
 Melokalisasi area yang terbakar dengan menyemprotkan hidran pada
barang yang mudah terbakar sampai Dinas Kebakaran datang.
 Membantu di lantai lain yang terbakar bila memerlukan tenaga dan
bekerja sama dengan kelompok lain yang memerlukan bantuan.
 Menggunakan tangga darurat atau lift kebakaran selama lift tersebut
aman.
– Tim Securiti
 Menangani urusan keamanan dalam bangunan maupun Iingkungannya saat
penanggulangan keadaan darurat berlangsung.
 Melaksanakan pengawasan area dan mencegah orang yang dicurigai menggunakan
kesempatan melakukan kejahatan.
 Menangkap orang yang jelas-jelas te melakukan kejahatan dan membawanya ke
POSKO Sekuriti di Main Lobby
 Bersama tim evakuasi memeriksa ruangan dan memastikan benar benar bahwa
semua personhl telah ke luar dengan aman dan mengunci pintu. Tim mi adalah tim
terakhir meninggalkan Iantai
 Satu orang sekuriti bertugas menjaga dan mengoperasikan lift kebakaran yang
dipergunakan untuk kelompok pemadam kebakaran serta membantu meng-
evakuasikan orang sakit, cedera, meninggal dan sebagainya.
– Tim Evakuasi
 Mengatur dan menunjukkan rute untuk evakuasi, termasuk ruangan di setiap lantai ke
daerah tempat berkumpul / konsolidasi.
 Memberi peringatan-peringtan terhadap orang yang membawa barang berat/besar, orang
yang akan menggunakan lift agar tidak menimbulkan bencana tebih buruk.
 Memeriksa ruangan kantor kemungkinan ada personil yang masih tertinggal.
 Bila ternyata masih ada yang tertinggal di dalam ruangan, segera lapor ke Floor Warden
selanjutnya laporkan ke Chief Warden.
 Menghitung berapa jumlah korban (sakit, pingsan, meninggal, luka luka) dan berusaha
meng-evakuasikan korban melalui lift kebakaran, tangga darurat atau mobil tangga Dinas
Kebakaran.
– Tim Parkir
 Mengatur perparkiran saat penanggulangan keadaan darurat termasuk pengaturan jalur
dan rambu-rambu
 Mengatur arus mobil masuk dan ke luar termasuk mobil unit pemadam
 Bekerjasama dengan tim sekuriti dan Kepolisian dalam masalah parkir
– Tim PPPK
 Memberikan pertolongan kepada korban (sakit, cedera, meninggal)
di luar gedung setelah di-evakuasikan oleh petugas evakuasi.
 Berusaha memanggil ambulans dan mengatur penggunaannya
 Mengatur pengiriman orang sakit, cedera ke Rumah Sakit terdekat
dengan menggunakan ambulans
– Tim Pembersih / Janitor
 Membersihkan area dari genangan air akibat pecahnya kepala
sprinkler, tumpahan cairan, bekas-bekas pemadaman dll
 Membantu dalam upaya pencarian lokasi bom, dalam hal adanya
ancaman bom dan searcher dalam pencarian orang, barang dan
sebagainya.
6. Tugas Petugas Peran Kebakaran dalam
kondisi normal
 Memahami tata letak ruang bangunan, baik daerah
perkantoran yang menjadi tanggung-jawabnya maupun
mengenai bangunan gedung secara keseluruhan terutama
mengenai jalan-jalan ke luar evakuasi dsb
 Memahami tentang alat-alat proteksi kebakaran yang
terdapat dalam bangunan, sistem pemadam dan
pendeteksian kebakaran, cara kerjanya dan
menggunakannya.
 Memahami cara pencegahan dan penanggulangan
kebakaran dan menjaga keamanan secara baik di daerah
yang menjadi tanggung-jawabnya.
 Memahami prosedur yang harus diikuti pada waktu terjadi
keadaan darurat dan bila terjadi haruslah diperoleh
kepastian bahwa prosedur tersebut akan dilaksanakan
sebagaimana mestinya
 Memelihara daftar yang terakhir tentang personil dibawah
tanggung-jawabnya dan berusaha mendidik mereka mengenai
peralatan yang ada, melakukan upaya pencegahan kebakaran dan
menerapkan prosedur evakuasi.
 Bersama Chief Warden menentukan daerah berkumpul di tempat
parkir bagi penghuni lantai apabila terjadi keadaan darurat dan
meneliti anggota-nya sebelum mereka kembali ke kantornya.
 Menyediakan kotak PPPK dan mampu memberikan pertolongan
pertama pada kecelakaan.
7. Petugas Peran Kebakaran Penghuni Gedung Pada saat
Kebakaran
– Floor Warden
 Memimpin operasi pemadaman tingkat awal dan tugas penyelamatan
jiwa di lantai yang menjadi tanggung-jawabnya.
 Menerima perintah dan melaporkan jalannya operasi kepada Chief
Warden atau Deputy Chief Warden
– Stair Warden
 Melaksanakan peng-evakuasian penghuni melalui tangga darurat setelah
mendapat perintah dari Floor Warden
– Petugas Pemadam
 Memadamkan kebakaran tingkat awal dengan menggunakan APAR atau
hidran
– Petugas Pencari (Searcher)
 Memeriksa secara cermat di semua ruangan di lantai tersebut untuk memastikan
apakah penghuni lantai sudah ber-evakuasi semua dan tidak ada yang tertinggal
 Berkewajiban melapor kepada Floor Warden
– Pemandu Orang Disabled
 Membantu dan memandu orang-orang disabled ke tempat aman yang terdekat
(biasanya dua pemandu untuk setiap disabled person)
 Meng-evakuasikan orang-orang disabled apabila instruksi evakuasi penghuni gedung
segera dilaksanakan
– Petugas PPPK Lantai
 Memberikan pertolongan pertama terhadap korban di lantai yang menjadi tanggung-
jawabnya
 Melaporkan kepada Tim PPPK Gedung
– Petugas Evaluasi
 Menghitung jumlah karyawan yang
ber-evakuasi dari lantai yang menjadi
tanggung-jawabnya
 Mengecek ulang di tempat berkumpul
di luar gedung
PROSEDUR EVAKUASI KEBAKARAN

1. Timbulnya Keadaan Darurat


2. Bunyi alarm
3. Seluruh manusia dalam lokasi dinstruksikan utk evakuasi (toilets
and small rooms)
4. Menghubungi pemadam kebakaran
5. Menutup/menghalangi sebaran api dan melindungi escape routes
6. Proses dan mesin dimatikan bila memungkinkan, ambil tindakan
penyelamatan jiwa
7. Petugas pemandu evakuasi membimbing ke assembly point dan
melaporkan siapapun yang telah terselamatkan.
PROSEDUR EVAKUASI GEMPA
1. Evakuasi dilakukan mengikuti jalur evakuasi yang telah ditentukan. Penanggungjawab
lantai memberikan aba-aba kepada rekan yang lain untuk memimpin proses evakuasi.
2. Barang berharga dan alat komunikasi jika memungkinkan dibawa pada saat gempa
dengan catatan tidak menghambat proses evakuasi.
3. Evakuasi dilakukan dengan tertib dan tidak saling dorong mendorong. Wanita yang
menggunakan sepatu hak tinggi diminta untuk dilepas guna menghindari kesulitan pada
saat evakuasi.
4. Penanggungjawab lantai membawa rekan-rekan ke area evakuasi (berkumpul) untuk
dilakukan absensi dan memberikan tindakan P3K jika ada korban.
5. Jika tidak memungkinkan untuk evakuasi, berlindung dibawah peralatan furnitur yang
cukup kuat dan tidak terbuat dari kaca. Pegang kaki furnitur tersebut selama terjadinya
gempa.
6. Jika tidak ada furnitur, dapat berlindung pada pondasi bangunan yang kuat dan tahan
terhadap gempa. Jangan lupa untuk melindungi kepala dan memperhatikan benda-benda
yang berjatuhan.
7. Apabila gempa sudah selesai, dapat keluar menuju area evakuasi (berkumpul). Jika
terjebak didalam runtuhan bangunan, maka cobalah untuk tetap tenang dan jika
memungkinkan menghubungi rekan lain menggunakan alat komunikasi yang dibawa.
PROSEDUR EVAKUASI BANJIR

Bila terjadi bencana alam banjir yang datang secara perlahan-lahan, semua karyawan harus
mengamankan lingkungan sekitarnya dari kemungkinan bahaya banjir yang lebih besar, yang dapat
terjadi, disamping harus memperhatikan keselamatan dirinya, misalnya :
1. Menyingkirkan benda-benda, sampah atau apapun yang dapat menghambat / menyumbat jalannya air.
2. Mematikan arus listrik dari kabel atau alat yang mungkin dapat terendam air.
3. Memindahkan file atau dokumen dengan jarak 30 cm atau lebih tinggi dari lantai sebelum
meninggalkan ruangan.
4.  Bila hal tersebut tidak bisa ditangani sendiri, minta bantuan orang lain atau yang berwenang.Untuk
menunggu keadaan selanjutnya, Kepala Bagian harus memonitor dan melakukan tindakan-tindakan
pencegahan lainnya di lapangan dengan meminta bantuan kepada bawahannya.
5. Bila keadaan bertambah buruk dan menjurus kepada keadaan darurat maka lakukan tindakan
pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat yang sesuai.
6. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab membuat laporan terjadinya banjir termasuk
kerusakan bila ada kepada pihak-pihak yang terkait.
PROSEDUR EVAKUASI GEMPA TSUNAMI
1. Merunduk, Lindungi Kepala dan Bertahan di tempat aman!
2. Beranjaklah beberapa langkah menuju tempat aman terdekat.
3. Tetaplah di dalam ruangan sampai guncangan berakhir dan anda yakin telah aman untuk keluar.
4. Menjauhlah dari jendela.
5. Jika anda sedang di tempat tidur, tunggu dan tetaplah disana sampai gempa mereda, lindungi kepala anda dengan
bantal.
6. Jika anda berada di luar ruangan, carilah titik aman yang jauh dari kemungkinan rubuhnya bangunan, pohon, dan
kabel. Rapatkan badan anda ke tanah.
7. Jika anda di dalam mobil, melambatlah dan kemudikan mobil anda menuju titik aman, keluarlah dari kendaraan dan
lakukan evakuasi.
8. Periksalah diri anda, apakah ada yang terluka. Lindungi diri anda dari bahaya selanjutnya dengan memakai celana
panjang, baju lengan panjang, sepatu dan sarung tangan.
9. Tolonglah orang lain yang luka. Berikan pertolongan pertama terhadap korban yang cedera serius.
10. Jika terjadi kebakaran. Cari pemadam api. Matikan gas jika anda mencium bau gas atau jika menurut anda gas
tersebut mengalami kebocoran.
11. Hidupkan radio untuk mendengarkan instruksi dan informasi.
Prosedur Evakuasi Ancaman Bom
1. Rekam Pembicaraan Yang Terjadi:
 Semakin banyak informasi yang dapat diperoleh dari si penelepon, semakin besar peluang ancaman tersebut dapat diatasi.
 Pada saat menerima ancaman bom, sangatlah penting bagi si penerima telepon untuk berusaha bersikap tenang dan jangan menutup
telepon bahkan setelah telepon tersebut telah diputus. Line/jalur "yang terbuka" ini mungkin dapat digunakan untuk menelusuri
keberadaan si penelepon.
 Selama menerima telepon dari orang/sipenelpon diusahakan tetap tenang.
 Mengupayakan agar si penelpon terus bicara dan mencatat seluruh percakapan :
- Dimana bom dipasang
- Berapa banyak bom yang dipasang
- Kapan bom akan meledak
- Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab segera melapor kepada pejabat yang terkait atau petugas yang ditunjuk.
 Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab menindak lanjuti laporan yang diterima dengan segera melakukan tindakan
penanganan keadaan darurat.
2. Laporkan Telepon Yang Diterima
 Segera laporkan kepada Polisi dengan menggunakan saluran telepon yang lain.
3. Lakukan Evakuasi
 Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab memberikan penjelasan kepada semua pegawai mengenai langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam menghadapi kondisi darurat akibat ancaman bom.
CEK LIST PEMERIKSAAN
FASILITAS EVAKUASI
CHECKLIST FASILITAS EVAKUASI

TICK  BILA SESUAI


TANDA
NO FASILITAS EVAKUASI KET
YA TDK

1 Perencanaan hrs termasuk ketentuan


emergency evakuasi personel
2 Prosedur evakuasi untuk tiap area sesuai
dg fasilitas yg ditentukan
3 Minimal ada 2 rute evakuasi pada setiap
area
4 Susunan dan type alarm yang digunakan
diinformasikan pada seluruh pekerja
5 Petugas yang bertanggung jawab bertugas
melaksanakan evakuasi scr keseluruhan
TICK  BILA SESUAI
TANDA
NO FASILITAS EVAKUASI KET
YA TDK

6 Perintah untuk kembalii ke tempat kerja to


diberikan oleh Petugas yg bertanggung
jawab.
7 Petugas di tiap area mempunyai tugas
tertentu :
 Membimbing yg lain ke rute evakuasi
 Mengecek area untuk pengunjung
 Mematikan peralatan, menutup
jendela, pintu dll

8 Apakah perencanaan melakukan pelatihan


paling sedikit 1 kali setahun?
9 Apakah latihan evakuasi dilakukan dlm 12
bln terakhir ini ?
10 Apakah tanda keluar dipasang?

11 Apakah seluruh pekerja mengetahui


instruksi evakuasi ?
TICK  BILA SESUAI
TANDA
NO FASILITAS EVAKUASI YA TDK KET

12 Apakah peta atau instruksi evakuasi dipasang?


13 Apakah area berkumpul sdh diatur dg jrk yg
aman ?
14 Apakah ada ketentuan penghitungan jml pekerja
:
 instruksi diberikan saat melaporkan pekerja
yang tdk berada di area seharusnya.
 procedure untuk tiap area untuk menghitung
dan melaporkan pekerja yg ada
 Melakukan penghitungan terhadap
pengunjung
 Punya petugas yg bertanggung jawab di
control room untuk merekam penghitungan

15 Apakah perencanaan punya prosedure khusus


penggunaan peralatan ?

16 Apakah ada ketentuan untuk angkutan temporer


?
HAMBATAN ERP
 KURANGNYA DUKUNGAN DARI TOP MANAGEMENT.
 KURANGNYA KETERLIBATAN DAN DUKUNGAN DARI PEKERJA
DAN MASYARAKAT.
 TIDAK ADANYA ATAU KURANGNYA PERENCANAAN.
 KURANGNYA PELATIHAN.
 TIDAK ADANYA PENANGGUNGJAWAB YANG DITUNJUK KHUSUS
UNTUK MENGKOORDINIR SISTEM TANGGAP DARURAT.
 SISTEM TANGGAP DARURAT TIDAK PERNAH DIEVALUASI
SECARA BERKALA DAN DILAKUKAN PERBAIKAN SECARA
KONTINYU.
 SISTEM KOMUNIKASI DAN PERINGATAN DINI TIDAK ATAU
KURANG MEMADAI.
Q&A

Anda mungkin juga menyukai