Anda di halaman 1dari 13

I Nyoman Jaya Kesuma, S.H.

Perselisihan… 59
.
PERSELISIHAN HAK ATAS UPAH PEKERJA TERKAIT UPAH MINIMUM
KABUPATEN/KOTA (UMK)

Oleh :

I Nyoman Jaya Kesuma, S.H.


Panitera Muda Pengadilan Hubungan Industrial Denpasar

Abstract
Salary are basic rights for workers. For the sake welfare of workers, be established
regulations by government related to minimum salary of workers every year has changed
adjust the economy in Indonesia. Violations of right against minimum salary of worker can
happen so The problem related to protection of workers 'rights related to Minimum Salary
in District / City and legal action for workers related rights disputes to workers' salary
below the minimum salary in District / City. In the discussion on the right to worker salary
related to minimum salary workers protected by law by the act and the implementing
regulations and legal action that can be taken by workers in case of rights violations salary
may take legal action out of court until the legal action through the courts for the rights of
workers.
Keywords: Salary, rights, legal action, protection, workers.

Abstrak
Upah merupakan hak normatif bagi pekerja. Demi kesejahteraan pekerja, maka
dibentuklah peraturan oleh pemerintah terkait upah minimum pekerja yang setiap tahunnya
selalu dirubah menyesuaikan perekonomian di Indonesia. Terjadinya pelanggaran hak
terhadap upah minimum pekerja dapat terjadi sehingga yang menjadi permasalahan di sini
terkait dengan perlindungan hak pekerja atas upah terkait Upah Minimum Kabupaten/Kota
(UMK) serta upaya hukum bagi pekerja terhadap perselisihan hak terhadap terkait upah
pekerja dibawah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). Pada pembahasannya hak
perkerja atas upah terkait upah minimum pekerja mendapat perlindungan hukum dengan
adanya peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan dan peraturan pelaksanaannya serta
upaya hukum yang dapat ditempuh pekerja dalam hal terjadi pelanggaran hak atas upah
tersebut dapat menempuh upaya hukum di luar pengadilan hingga pada upaya hukum
melalui pengadilan untuk memperjuangkan hak pekerja tersebut.
Kata kunci : Upah, hak, upaya hukum, perlindungan, pekerja.

A. PENDAHULUAN upah sehingga upah tersebut yang


1. Latar Belakang Masalah digunakan untuk mendapatkan kebutuhan
Manusia bekerja guna memenuhi primernya maupun kebutuhan lain diluar
kebutuhan hidupnya terutama dalam kebutuhan primer yang berkenaan dengan
memenuhi kebutuhan primernya yang keinginan manusia seperti kebutuhan
terdiri sandang, pangan, papan. Tujuan memiliki kendaraan, dan sebagainya.
manusia bekerja adalah agar mendapatkan Upah ini sangat penting keberadaannya
I Nyoman Jaya Kesuma, S.H. Perselisihan… 60
.
karena upah yang didapat manusia setelah semakin meningkat, maka pemerintah
melakukan pekerjaan inilah yang membentuk Peraturan yang setiap
digunakan untuk memenuhi kebutuhan tahunnya selalu terjadi perubahan terkait
kehidupan manusia. Manusia bekerja penetapan upah minimum di tiap
menyandang status sebagai bekerja Kabupaten/Kota demi menjamin
dengan cara bekerja dengan si pemberi kesejahteraan seluruh pekerja yang ada di
kerja yang disebut sebagai majikan atau Indonesia.
pengusaha. Peraturan ini dalam pelaksanaannya
Pekerja dalam kegiatannya memiliki kadang ditemui permasalahan-
hak dan kewajiban dimana kewajiban permasalahan seperti pengusaha
pekerja adalah bekerja sesuai dengan membayar upah dibawah dari upah
aturan baik aturan hukum serta aturan minimum yang ditetapkan. Hal ini sangat
kerja, sedangkan hak pekerja adalah berpengaruh terhadap kesejahteraan
menerima upah atas pekerjaan yang telah pekerja yang bekerja di perusahaannya.
dilaksanakannya. Jadi antara hak dan Pada dasarnya pengusaha mempekerjakan
kewajiban itu harus berjalan secara pekerja berarti semestinya pengusaha
seimbang, sehingga tidak dibenarkan jika harus mampu memberi upah sesuai
pekerja hanya menuntut hak sedangkan dengan peraturan yang ada. Oleh karena
kewajibannya tidak dilaksanakan, begitu itu perlu adanya sanksi yang tegas
pula sebaliknya tak dibenarkan apabila terhadap pengusaha yang melanggar upah
pekerja telah melaksanakan kewajibannya minimum tersebut. Atas permasalahan
namun tidak mendapatkan haknya. yang terjadi tersebut yakni terkait
Roda penggerak dari perusahaan pelanggaran hak atas upah, maka ada
adalah pekerja sehingga pekerja sangat upaya hukum yang dapat ditempuh oleh
berperan penting dalam meningkatkan dan pekerja mulai dari upaya non litigasi
memajukan perusahaan. Mengingat hingga upaya litigasi.
pekerja sangat berkontribusi terhadap Berdasarkan hal tersebut, maka
perusahaan, maka kesejahteraan pekerja “Perselisihan Hak Atas Upah Pekerja
dipandang perlu untuk ditingkatkan Terkait Upah Minimum Kabupaten/Kota
terutama kesejahteraan pekerja terhadap (UMK)” menarik untuk dikaji terkait
upah. Terkait pula dengan perubahan dengan perlindungan hak pekerja atas
perekonomian terkait harga barang-barang upah terkait Upah Minimum
yang menjadi kebutuhan manusia yang Kabupaten/Kota (UMK) serta upaya
I Nyoman Jaya Kesuma, S.H. Perselisihan… 61
.
hukum bagi pekerja terhadap perselisihan melakukan atau tidak melakukan
hak terhadap terkait upah pekerja dibawah sesuatu perbuatan. Hal ini dapat
Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). disebut isi dari hak
4. Seseorang yang berkewajiban
melakukan sesuatu atau tidak
B. PEMBAHASAN
melakukan sesuatu perbuatan
1. Perlindungan Hukum Hak
Pekerja atas Upah Terkait Upah disebut objek dari hak
Minimum Kabupaten / Kota
5. Setiap hak menurut hukum
(UMK)
mempunyai titel, yaitu suatu
Upah merupakan hak pekerja.
peristiwa hukum tertentu yang
Berbicara tentang hak pekerja atas upah,
menjadi alasan melekatnya hak itu
Menurut K Bartens, “hak merupakan
pada pemiliknya.2
klaim yang dibuat oleh orang atau
Upah merupakan hak yang melekat
kelompok yang satu terhadap yang lain
pada diri pekerja yang mewajibkan
atau terhadap masyarakat.”1 Santjipto
pengusaha atau majikan untuk melakukan
Raharjo mengemukakan ciri-ciri yang
suatu perbuatan yakni memberikan upah
melekat pada hak menurut hukum adalah
kepada pekerja tersebut. Hak untuk
sebagai berikut :
menerima upah tersebut melekat pada diri
1. Hak itu dilekatkan kepada
pekerja karena hubungan hukum yang
seseorang yang disebut pemilik
didasari antara pekerja dan pengusaha
atau subyek dari hak. Ia juga
adalah hubungan hukum yang didalamnya
disebut orang yang memiliki titel
terdapat kewajiban pekerja untuk bekerja
atas barang yang menjadi sasaran
sebelum menerima upah dari pengusaha.
hak.
Upah merupakan penghasilan atau
2. Hak itu tertuju kepada orang lain
pendapatan yang diberikan oleh
dalam pengertian menjadi
pengusaha atau majikan terhadap pekerja
pemegang kewajiban. Antara hak
yang telah melaksanakan kewajibannya
dan kewajiban terdapat hubungan
dalam bekerja. Hak untuk menerima upah
korelasi.
dimulai pada saat hubungan kerja timbul
3. Hak yang ada pada seseorang
antara pekerja dengan pengusaha.
mewajibkan pihak lain untuk

1 2
Muhamad Erwin, 2013, Filsafat Hukum : Suratman, 2010, Hukum
Refleksi Kritis terhadap Hukum, Rajawali Pers, Ketenagakerjaan Indonesia, Permata Puri Media,
Jakarta, h. 239. Jakarta, h. 28.
I Nyoman Jaya Kesuma, S.H. Perselisihan… 62
.
Upah sebagai hak normatif pekerja 2016 Tentang Upah Minimum Kabupaten/
diatur dalam Pasal 1 ayat (30) Undang- Kota, pada ketentuan Pasal 1 ayat (4),
Undang Republik Indonesia Nomor 13 “Upah Minimum adalah upah bulanan
Tahun 2003 yang menjelaskan bahwa yang terdiri dari upah pokok termasuk
“Upah adalah hak pekerja/buruh yang tunjangan tetap.” Berdasarkan ketentuan
diterima dan dinyatakan dalam bentuk tersebut, yang menjadi komponen upah
uang sebagai imbalan dari pengusaha atau minimum merupakan upah bulanan yang
pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang diterima pekerja yang terdiri dari upah
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu tanpa tunjangan atau yang disebut sebagai
perjanjian kerja, kesepakatan, atau upah pokok maupun upah pokok termasuk
peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan tetap.
tunjangan bagi pekerja/buruh dan Pemerintah berkepentingan untuk
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau menetapkan kebijakan pengupahaan di
jasa yang telah atau akan dilakukan.” satu pihak untuk tetap dapat menjamin
Upah tersebut sebagaimana dalam Pasal 5 standar penghidupan yang layak bagi
ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik pekerja/buruh keluarganya, meningkatkan
Indonesia Nomor 78 Tahun 2015 tentang produktivitas, dan meningkatkan daya beli
Pengupahan dibagi menjadi beberapa masyarakat, di lain pihak, kebihakan
komponen upah yang terdiri atas : pengupahan harus dapat menstimulasi
a. Upah tanpa tunjangan; investasi untuk mendorong pertumbuhan
b. Upah pokok dan tunjangan tetap; ekonomi dan perluasan kesempatan kerja,
atau serta mampu menahan laju inflasi.3
c. Upah pokok, tunjangan tetap, dan Khusus mengenai upah minimum
tunjangan tidak tetap. pekerja, dengan Undang-Undang No. 13
Komponen upah tersebut Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
merupakan upah yang diterima pekerja. telah ditetapkan upah minimum
Pada pembuatan peraturan Gubernur berdasarkan kebutuhan hidup layak,
terkait upah minimum pekerja, pada dengan memerhatikan produktivitas dan
dasarnya komponen upah yang digunakan pertumbuhan ekonomi meliputi: a) upah
terdiri dari upah tanpa tunjangan maupun minimum berdasarkan wilayah provinsi
upah pokok dan tunjangan tetap. Adapun
3
salah satu Peraturan Gubernur misalnya Aries Harianto, 2016, Hukum
Ketenagakerjaan; Makna Kesusilaan dalam
Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun Perjanjian Kerja, Laksbang Pressindo, Yogyakarta,
h. 146.
I Nyoman Jaya Kesuma, S.H. Perselisihan… 63
.
atau kabupaten/kota; b) upah minimum preventif agar pengusaha atau majikan
berdasarkan sektor pada wilayah provinsi tidak melakukan pelanggaran hak
atau kabupaten/kota.4 terhadap upah minimum pekerja yang
Upah yang diberikan kepada pekerja bekerja di perusahaannya.
apabila upah yang diberikan lebih baik Tujuan dibentuknya peraturan
atau lebih besar nominalnya dari yang hukum ini disamping untuk mengatur
ditetapkan dalam peraturan hukum terkait hubungan hukum yang terjadi antara para
upah minimum pekerja justru ini sangat pihak, juga untuk memberi rasa takut agar
baik karena pengusaha benar-benar tidak terjadi pelanggaran atau mencegah
memperhatikan kesejahteraan pekerjanya, terjadinya pelanggaran, dan ketika terjadi
namun permasalahan yang terjadi adalah pelanggaran hak terhadap upah minimum
adanya pengusaha atau majikan yang pekerja maka upaya represif dari hukum
memberikan upah kepada pekerja ini memegang peran penting yakni dengan
dibawah upah minimum sebagaimana cara pelaksanaan sanksi atau penjatuhan
yang ditetapkan dalam peraturan hukum. pidana terhadap pengusaha yang
Pada dasarnya pengusaha berani pelanggaran hak terkait upah minimum
mempekerjakan pekerja seharusnya siap pekerja tersebut.
untuk memberikan upah kepada pekerja Berkaitan dengan pengaturan upah
sesuai atau lebih baik dari peraturan minimum, pemerintah dalam menyusun
hukum yang berlaku demi kesejahteraan peraturan tersebut berdasarkan pada
pekerja. Atas terjadinya pelanggaran hak Undang-Undang Ketenagakerjaan. Pasal
terhadap upah minimum pekerja, maka 90 ayat (1) Undang-Undang Republik
perlu adanya perlindungan hukum Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
terhadap pekerja. “Pengusaha dilarang membayar upah
Perlindungan hukum dikaitkan lebih rendah dari upah minimum
dengan munculnya atau keberadaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89.”
peraturan perundang-undangan Konsekuensinya apabila ada pengusaha
ketenagakerjaan disertai peraturan yang melanggar ketentuan tersebut, maka
pelaksanaannya terutama peraturan sebagaimana dalam Pasal 185 ayat (1)
gubernur yang mengatur upah minimum Undang-Undang Ketenagakerjaan,
pekerja merupakan sebuah bentuk upaya pengusaha tersebut dikenakan sanksi
pidana penjara paling singkat 1 (satu)
4
Adrian Sutedi, 2011, Hukum tahun dan paling lama 4 (empat) tahun
Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta, h. 143.
I Nyoman Jaya Kesuma, S.H. Perselisihan… 64
.
dan/atau denda paling sedikit keadaan dalam memberikan upah pekerja.
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) Oleh karena itu bagi pengusaha yang tidak
dan paling banyak Rp400.000.000,00 memanfaatkan keadaan dan benar-benar
(empat ratus juta rupiah). Makna kata tidak mampu dalam membayar upah
“dan/atau” dalam ketentuan sanksi sesuai dengan minimum standar yang
tersebut berarti bagi pengusaha yang ditetapkan, maka sebaiknya pengusaha
melanggar ketentuan pasal 90 ayat (1) mengajukan penangguhan sebagaimana
tersebut memiliki 2 (dua) makna yakni: dalam ketentuan Pasal 90 ayat (2)
1. Pihak yang melanggar pasal Undang-Undang Ketenagakerjaan yang
tersebut dikenakan pidana penjara menyatakan bahwa “Bagi pengusaha yang
dan pidana denda; tidak mampu membayar upah minimum
2. Pihak yang melanggar pasal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89
tersebut dikenakan pidana penjara dapat dilakukan penangguhan.”
atau pidana denda. Penangguhan tersebut dapat diajukan
Pidana penjara bagi pengusaha yang kepada Gubernur melalui Dinas Tenaga
melanggar ketentuan upah minimum Kerja setempat.
tersebut menandakan bahwa perbuatan 2. Upaya Hukum Bagi Pekerja
Terhadap Perselisihan Hak
yang dilakukan oleh pengusaha adalah
Terkait Upah Pekerja di Bawah
perbuatan kejahatan sebagaimana dalam Upah Minimum Kabupaten/Kota
(UMK).
Pasal 185 ayat (2) Undang-Undang
Ketenagakerjaan. Perbuatan tersebut Pengusaha yang membayar upah di
dikategorikan sebagai kejahatan karena bawah UMK sebagaimana peraturan
perbuatan yang dilakukan oleh pengusaha perundang-undangan maka pengusaha
dinilai sebagai perbuatan yang dapat dikenakan sanksi berupa pidana
menyalahgunakan keadaan dalam penjara dan/atau denda. Berdasarkan pada
pemberian upah pada keadaan dimana Pasal 189 Undang-Undang Republik
banyaknya pengangguran yang terjadi, Indonesia Nomor 13 Tahun 2003, Sanksi
pengusaha memanfaatkan keadaan ini pidana penjara, kurungan, dan/atau denda
dengan mempekerjakan pekerja dengan tidak menghilangkan kewajiban
membayar upah dibawah minimum. pengusaha membayar hak-hak dan/atau
Tujuan dikenakan pidana penjara ganti kerugian kepada tenaga kerja atau
terhadap pengusaha agar pengusaha tidak pekerja/buruh. Oleh karena itu, pekerja
sewenang-wenang memanfaatkaan masih memiliki upaya hukum untuk
I Nyoman Jaya Kesuma, S.H. Perselisihan… 65
.
memperjuangkan haknya terutama untuk dengan menggunakan upaya penyelesaian
memperjuangkan hak untuk mendapatkan perselisihan yang dimulai dengan
upah yang sesuai dengan upah minimum penyelesaian perselisihan secara
pekerja. kekeluargaan atau di luar Pengadilan (non
Upaya hukum yang dapat ditempuh litigasi), hingga upaya penyelesaian
pekerja untuk mendapat hak akibat timbul melalui Pengadilan.
perselisihan hubungan industrial Upaya penyelesaian di luar
didasarkan pada ketentuan dalam Undang- Pengadilan (non litigasi) yang dapat
Undang Republik Indonesia Nomor 2 ditempuh pekerja terkait adanya
Tahun 2004 tentang Penyelesaian perselisihan hak untuk mendapat upah
Perselisihan Hubungan Industrial. Bahwa yang layak sebagaimana dalam ketentuan
sebagaimana ketentuan Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004, hanya dapat melalui upaya bipartit dan
“Perselisihan hak adalah perselisihan yang mediasi.
timbul karena tidak dipenuhinya hak a. Upaya Hukum Bipartit
akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau Upaya bipartit ditempuh pekerja
penafsiran terhadap ketentuan peraturan sebagaimana dalam ketentuan Pasal 1 ayat
perundang-undangan, perjanjian kerja, (10) Undang-Undang Nomor 2 Tahun
peraturan perusahaan, atau perjanjian 2004 mengartikan bahwa “Perundingan
kerja bersama.” bipartit adalah perundingan antara
Berdasarkan pengertian tentang pekerja/ buruh atau serikat pekerja/serikat
perselisihan hak dikaitkan dengan hak buruh dengan pengusaha untuk
pekerja untuk mendapatkan upah sesuai menyelesaikan perselisihan hubungan
dengan upah minimum pekerja, pada industrial.” Perundingan secara bipartit
dasarnya perselisihan hak ini terjadi merupakan tahap awal yang dilakukan
karena hak pekerja untuk mendapat upah oleh pekerja dan pengusaha dalam hal
sesuai dengan standar tidak dipenuhi terjadinya perselisihan hubungan
akibat adanya perbedaan pelaksanaan industrial, terutama perselisihan hak
pemberian upah yang bertentangan baik terkait hak pekerja untuk mendapatkan
yang bertentangan dengan undang-undang upah sesuai dengan standar upah
maupun perjanjian kerja. Upaya hukum minimum pekerja yang telah ditetapkan
yang dapat ditempuh pekerja untuk dalam Perundang-Undangan.
memperjuangkan haknya tersebut adalah
I Nyoman Jaya Kesuma, S.H. Perselisihan… 66
.
Penyelesaian bipartit merupakan Perundingan bipartit dalam hal tidak
penyelesaian secara kekeluargaan dengan tercapai kesepakatan penyelesaian atau
cara negosiasi atau perundingan secara perundingan bipartit dianggap gagal maka
musyawarah antara para pihak yang sebagaimana dalam ketentuan Pasal 4
terjadi sengketa atau perselisihan Undang-Undang Republik Indonesia
hubungan industrial terutama dalam Nomor 2 Tahun 2004, salah satu atau
terjadinya perselisihan hak antara pekerja kedua belah pihak mencatatkan
dan pengusaha untuk menemukan jalan perselisihannya kepada instansi yang
tengah yakni win-win solution yang bertanggung jawab di bidang
artinya solusi yang saling menguntungkan ketenagakerjaan setempat dengan
antara para pihak yang terjadi sengketa. melampirkan bukti bahwa upaya-upaya
Tenggang waktu dalam penyelesaian penyelesaian melalui perundingan bipartit
secara bipartit dilakukan dalam jangka telah dilakukan. Apabila bukti-bukti tidak
waktu 30 (tiga puluh) hari tanpa adanya dilampirkan maka instansi yang
perpanjangan jangka waktu. bertanggung jawab di bidang
Pada penyelesaian secara bipartit, ketenagakerjaan mengembalikan berkas
apabila perundingan mencapai untuk dilengkapi paling lambat dalam
kesepakatan, maka sebagaimana dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak
ketentuan Pasal 7 Undang-Undang tanggal diterimanya pengembalian berkas.
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004, Setelah menerima pencatatan dari salah
kesepakatan tersebut dipandang perlu satu atau para pihak, berhubung
untuk dibuatkan perjanjian bersama yang permasalahan yang terjadi antara para
ditandatangani oleh para pihak. Perjanjian pihak adalah terkait perselisihan hak,
bersama yang dibuat para pihak agar maka instansi yang bertanggung jawab di
menjadi mengikat dan berkekuatan hukum bidang ketenagakerjaan setempat wajib
maka perjanjian tersebut wajib menawarkan kepada para pihak untuk
didaftarkan di Pengadilan Hubungan menyepakati memilih penyelesaian
Industrial sehingga perjanjian tersebut melalui upaya mediasi.
memiliki kekuatan eksekutorial apabila b. Upaya Hukum Mediasi
salah satu pihak wanprestasi atau tidak Secara etimologi, istilah mediasi
melaksanakan isi perjanjian yang telah berasal dari bahasa Latin, mediare yang
disepakati tersebut. berarti berada di tengah. Makna ini
menunjuk pada peran yang ditampilkan
I Nyoman Jaya Kesuma, S.H. Perselisihan… 67
.
pihak ketiga sebagai mediator dalam peradilan khususnya Pengadilan
menjalankan tugasnya menengahi dan Hubungan Industrial.
menyelesaikan sengketa antara para Pada perkara perselisihan hubungan
pihak. Berada di tengah juga bermakna industrial, pihak yang menjadi mediator
mediator harus berada pada posisi netral yang berwenang dalam upaya mediasi
dan tidak memihak dalam menyelesaikan yang dilakukan dikhususkan kepada
sengketa.5 pegawai instansi pemerintah yang
Upaya mediasi berkaitan dengan bertanggung jawab di bidang
perselisihan hubungan industrial, dalam ketenagakerjaan yang memenuhi syarat-
ketentuan Pasal 1 ayat (11) Undang- syarat sebagai mediator yang ditetapkan
Undang Republik Indonesia Nomor 2 oleh Menteri. Mediator dalam
Tahun 2004 menyatakan bahwa : menjalankan perannya harus bersifat
“Mediasi Hubungan Industrial yang netral, sehingga kedudukan mediator
selanjutnya disebut mediasi adalah adalah untuk membantu para pihak agar
penyelesaian perselisihan hak, dapat mencapai kesepakatan terhadap
perselisihan kepentingan, perselisihan perselisihan yang terjadi.
pemutusan hubungan kerja, dan Mediator sebagaimana dalam
perselisihan antar serikat pekerja/serikat ketentuan Pasal 15 Undang-Undang
buruh hanya dalam satu perusahaan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004,
melalui musyawarah yang ditengahi oleh wajib untuk menyelesaikan tugasnya
seorang atau lebih mediator yang netral.” dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga
Mediasi dilakukan dalam puluh) hari kerja terhitung sejak
penyelesaian perselisihan hubungan menerima pelimpahan penyelesaian
industrial diupayakan agar para pihak perselisihan. Ini berarti tenggang waktu
yang bersengketa dapat menemukan jalan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
damai atau mendapatkan penyelesaian perselisihan dalam upaya mediasi adalah
permasalahan yang sama-sama paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja.
menguntungkan para pihak sehingga para Upaya mediasi diharapkan dalam
pihak yang bersengketa tidak perlu ketentuan tersebut agar tidak memakan
melanjutkan sengketa melalui lembaga waktu yang lama yakni melebihi 30 (tiga
puluh) hari kerja.

5
Perselisihan hak untuk mendapatkan
Syahrizal Abbas, 2009, Mediasi dalam
Perspektif Hukum Syariah, Hukum Adat, dan upah sesuai upah minimum pekerja dalam
Hukum Nasional, Kencana, Jakarta, h. 2.
I Nyoman Jaya Kesuma, S.H. Perselisihan… 68
.
hal terjadi kesepakatan, dalam hal para dan mediasi yang ditempuh dinyatakan
pihak mencapai kesepakatan, maka dibuat gagal dalam menyelesaikan perselisihan
Perjanjian Bersama yang ditandatangani diantara para pihak. Pengadilan Hubungan
oleh para pihak dan disaksikan oleh Industrial dalam ketentuan Pasal 1 ayat
mediator serta didaftarkan di Pengadilan (17) Undang-Undang Republik Indonesia
Hubungan Industrial pada Pengadilan Nomor 2 Tahun 2004 menyatakan bahwa
Negeri di wilayah hukum pihak-pihak : “Pengadilan Hubungan Industrial adalah
mengadakan Perjanjian Bersama untuk pengadilan khusus yang dibentuk di
mendapatkan akta bukti pendaftaran lingkungan pengadilan negeri yang
sehingga para pihak tidak dapat berwenang memeriksa, mengadili dan
mengingkari ketentuan yang telah memberi putusan terhadap perselisihan
disepakati dalam perjanjian bersama. Jika hubungan industrial.” Perselisihan
salah satu pihak mengingkari perjanjian hubungan Industrial merupakan
bersama yang telah disepakati dan perselisihan perdata yang bersifat khusus
didaftarkan tersebut, maka pihak lain antara para pihak, sehingga hukum acara
dalam perjanjian bersama yang merasa yang berlaku dalam Pengadilan Hubungan
dirinya dirugikan dapat mengajukan Industrial adalah Hukum Acara Perdata
permohonan eksekusi kepada Pengadilan yang berlaku pada Peradilan Umum,
Hubungan Industrial. Pada upaya mediasi kecuali yang diatur secara khusus dalam
tidak mencapai kesepakatan, maka salah Undang-Undang Republik Indonesia
satu pihak dapat melanjutkan perselisihan Nomor 2 Tahun 2004 tentang
hak tersebut melalui Pengadilan Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Hubungan Industrial pada Pengadilan Industrial.
Negeri setempat. Berkaitan dengan perselisihan hak
c. Upaya Hukum Penyelesaian yang terjadi terkait hak pekerja
Melalui Pengadilan
mendapatkan upah sesuai dengan standar
Penyelesaian melalui pengadilan minimum upah pekerja, sebagaimana
hubungan industrial merupakan upaya dalam ketentuan Pasal 56 Undang-
yang dapat ditempuh oleh para pihak yang Undang Republik Indonesia Nomor 2
mengalami perselisihan hubungan Tahun 2004, Pengadilan Hubungan
industrial khususnya perselisihan hak Industrial bertugas dan berwenang
terkait hak perkeja atas upah sesuai upah memeriksa dan memutus pada di tingkat
minimum pekerja, setelah upaya bipartit pertama mengenai perselisihan hak.
I Nyoman Jaya Kesuma, S.H. Perselisihan… 69
.
Berdasarkan pada ketentuan tersebut, kerja terhitung sejak sidang pertama.”
perselisihan hak masih dapat diajukan Penyelesaian perselisihan hak dalam
upaya hukum terhadap Putusan proses kasasi sebagaimana dalam
Pengadilan Hubungan Industrial. Pihak ketentuan Pasal 115 Undang-Undang
yang keberatan dengan Putusan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004,
Pengadilan Hubungan Industrial terkait “penyelesaian perselisihan hak atau
permasalahan perselisihan hak, perselisihan pemutusan hubungan kerja
sebagaimana dalam ketentuan Pasal 110 pada Mahkamah Agung selambat-
dan Pasal 111 dalam Undang-Undang lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004, terhitung sejak tanggal penerimaan
salah satu pihak atau para pihak dapat permohonan.” Adanya batas atau
mengajukan upaya hukum kasasi kepada tenggang waktu yang jelas diatur dalam
Mahkamah Agung melalui Sub Undang-Undang ini dimaksudkan agar
Kepaniteraan Pengadilan Hubungan proses penyelesaian perselisihan
Industrial pada Pengadilan Negeri hubungan industrial khususnya dalam hal
setempat selambat-lambatnya 14 (empat perselisihan hak terkait hak mendapatkan
belas) hari kerja dengan ketentuan sebagai upah bagi pekerja sesuai upah minimum
berikut : pekerja tersebut tidak menghabiskan
a. bagi pihak yang hadir, terhitung waktu lama sehingga permasalahan yang
sejak putusan dibacakan dalam terjadi antara para pihak cepat
sidang majelis hakim; terselesaikan.
b. bagi pihak yang tidak hadir, Penyelesaian perselisihan hubungan
terhitung sejak tanggal menerima industrial khususnya perselisihan hak
pemberitahuan putusan. melalui Pengadilan Hubungan Industrial
Proses penyelesaian perselisihan pada Pengadilan Negeri dan pada tingkat
hubungan industrial pada Pengadilan kasasi melalui Mahkamah Agung
Hubungan Industrial, sebagaimana dalam Republik Indonesia, hal ini berbeda
ketentuan Pasal 103 Undang-Undang dengan penyelesaian perselisihan pada
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004, upaya non litigasi. Apabila pada upaya
“Majelis Hakim wajib memberikan non litigasi menekankan prinsip
putusan penyelesaian perselisihan perdamaian yakni para pihak yang
hubungan industrial dalam waktu bersengketa dapat menemukan solusi
selambat-lambatnya 50 (lima puluh) hari yang sama-sama menguntungkan terhadap
I Nyoman Jaya Kesuma, S.H. Perselisihan… 70
.
perselisihan yang terjadi, namun pada 2. Saran
proses litigasi dilakukan untuk Perekonomian di Indonesia semakin
membuktikan pihak mana yang benar dan lama selalu berubah-ubah, sehingga
pihak mana yang salah, sehingga pada dengan adanya perubahan perekonomian
Putusan yang telah dikeluarkan yang ini dikhawatirkan akan mempengaruhi
bersifat final dan berkekuatan hukum masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
tetap, pihak yang dikalahkan wajib untuk hidupnya. Oleh karena itu pemerintah
memenuhi isi dari Putusan tersebut secara diharapkan selalu memperhatikan
sukarela. kesejahteraan dari masyarakatnya salah
satunya dengan cara menjamin hak
C. PENUTUP pekerja dalam mendapatkan upahnya
1. Kesimpulan karena upah yang didapatkan ini yang
Upah merupakan hak pekerja demi digunakan oleh pekerja dalam memenuhi
memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan hidupnya.
pemenuhan kebutuhan primer maupun
sekunder. Demi kesejahteraan pekerja DAFTAR PUSTAKA
tersebut, maka pemerintah menjamin
BUKU :
kesejahteraan pekerja dengan membentuk Abbas,Syahrizal, 2009, Mediasi dalam
Perspektif Hukum Syariah, Hukum
peraturan-peraturan terkait seperti
Adat, dan Hukum Nasional,
peraturan perundang-undangan Kencana, Jakarta.
ketenagakerjaan serta peraturan
Erwin, Muhamad. 2013, Filsafat Hukum :
pelaksananya seperti peraturan tentang Refleksi Kritis terhadap Hukum,
Rajawali Pers, Jakarta.
pengupahan dan peraturan mengenai upah
minimum pekerja. Harianto, Aries, 2016, Hukum
Ketenagakerjaan; Makna
Upaya hukum dalam hal terjadi
Kesusilaan dalam Perjanjian Kerja,
perselisihan terhadap hak terkait upah Laksbang Pressindo, Yogyakarta.
Suratman, 2010, Hukum Ketenagakerjaan
dapat ditempuh pekerja dimulai dari
Indonesia, Permata Puri Media,
upaya hukum di luar pengadilan dengan Jakarta.
cara menyelesaikan perselisihan secara
Sutedi, Adrian, 2011, Hukum Perburuhan,
kekeluargaan hingga proses penyelesaian Sinar Grafika, Jakarta.
melalui Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri setempat.
I Nyoman Jaya Kesuma, S.H. Perselisihan… 71
.
PERATURAN PERUNDANG - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
UNDANGAN : Nomor 78 tahun 2015 Tentang
Pengupahan. Lembaran Negara
Undang-Undang Republik Indonesia Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Nomor 237, Tambahan Lembaran
Ketenagakerjaan. Lembaran Negara Negara Republik Indonesia Nomor
Republik Indonesia No.39, 2003, 5747.
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No. 4279. Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun
2016 Tentang Upah Minimum
Undang-Undang Republik Indonesia Kabupaten/ Kota. Berita Daerah
Nomor 2 Tahun 2004 tentang Provinsi Bali Tahun 2016 Nomor 1.
Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4356.

Anda mungkin juga menyukai