Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM

KEDARURATAN
PENGELOLAAN LB3
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun [PLB3]
dan Operasional Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun [OPLB3]
SISTEM MANAJEMEN K3
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjadi prioritas dalam melakukan pekerjaan atau
rutinitas harian; yang bertujuan untuk mensukseskan pelaksanaan pekerjaan sesuai target
yang ditetapkan dan juga untuk kenyamanan dalam bekerja.
• Perlunya mengidentifikasi sumber-sumber bahaya dalam area kerja, seperti kemungkinan
timbulnya kebakaran (bila terkena api, badan manusia), meledak (peralatan yang
berkapasitas besar seperti pompa), ataupun kejatuhan peralatan berat (letak peralatan di
tempat tinggi).
• Untuk keselamatan kerja perlu diterapkan : Pemakaian APD (saat bekerja), membuat
rambu-rambu Keselamatan Kesehatan Kerja di area Penghasilan B3 (K3), dan Prosedur
Penanganan Kecelakaan Kerja (Tanggap Darurat).
POTENSI BAHAYA
• Identifikasi bahaya harus dilakukan melalui penilaian terhadap zat-zat pada limbah
industri ataupun turunannnya spt. tercecer/tertumpah(apakah mengandung zat-zat
berbahaya dan beracun?)
• Membuat Derajat Bahaya pada daerah Limbah B3 diproses (kecil, sedang, ataupun
besar); bisa dibuat dengan zonasi hijau, kuning, ataupun merah.
• Setiap Penanggungjawab/Operator LB3 mengerti tentang pekerjaannya dan resiko
yang membersamainya sehingga berhati-hati terhadap resiko tersebut.
• Untuk pelibatan bahan B3, harus memiliki MSDS (material safety data sheet).
MASALAH TERBESAR DALAM BEKERJA :
Human error
• Potensi terjadinya kesalahan dalam tindakan dalam PENGELOLAAN limbah B3 bisa
terjadi (kapanpun dan di manapun)
• Untuk mengurangi resiko (potensi) terjadi human error (kesalahan), maka perlu
ditetapkan prosedur BEKERJA yang dilaksanakan secara rigid.
• Penanggungjawab menetapkan mekanisme kerja, untuk meminimalisir terjadinya
kesalahan tindakan, sehingga perlu adanya struktur kerja yang jelas.
• Perlu adanya risalah (log book) pekerjaan yang akan digunakan untuk penanganan cepat
atas semua potensi bahaya
Pelengkap Bekerja : Penggunaan APD (Alat
Pelindung Diri) dan APK (Alat Pengaman Kerja)
• Alat Pelindung Diri terdiri atas : Helm, ear plug, sarung tangan/sintetis, kacamata, safety
shoes, respirator/masker, wear pack
• Alat Pengaman Kerja (APK) : Rambu-Rambu Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) dan Alat
Pemadam Api Ringan (APAR), pasir, sekop, ataupun eye shower dan keran air yang
berfungsi .

• Pemakaian APD diwajibkan bagi setiap orang yang akan beraktivitas pada area IPAL,
mengingat proses pengolahannya berpotensi menimbulkan bahaya (baik kecil hingga besar).
• APK ditempatkan di area kerja lebih bertujuan untuk mengingat agar berhati-hati dan waspada
dalam bekerja
TANGGAP DARURAT
• UNTUK ANTISIPASI TERHADAP KONDISI EMERGENCY, MAKA DIPERLUKAN PROSEDURAL

TANGGAP DARURAT

• ANTISIPASI DENGAN PERALATAN DAN SDM TERLAtih terhadap TANGGAP DARURAT (OBAT-

OBATAN, APAR, DAN tim tanggap darurat)

• Antisipasi kondisi bahaya dalam skala besar; perlu adanya koordinasi dengan pihak eksternal

seperti klinik/rumah sakit, dan pemadam kebakaran setempat.

• Pelatihan untuk menghadapi tanggap darurat, harus dilakukan untuk menyiapkan kondisi bahaya

dan dalam rangka penanganan di tingkat pertama.

• Peralatan tanggap darurat selalu terperiksa dan terdaftar secara berkala; dalam rangka

kesiapsiagaan
PENGAMANAN LOKASI BERBAHAYA
# TATA LETAK PERALATAN
Untuk mengurangi Resiko Kecelakaan penempatan peralatan disesuaikan dengan derajat bahayanya; apabila
beresiko tinggi, maka ditempatkan ditempat yang aman (tertutup, tidak bisa diakses oleh sembarang orang, dan
menempatkan camera pengintai)

Peralatan harus diidentifikasi tingkat bahaya nya, agar bias diposisikan di tempat yang aman
Untuk areal yang sempit; ketinggi alat harus menyesuaikan dengan tingkat resikonya. Apabila alat-alat berat (sangat
tidak direkomendasikan pada tempat yang tinggi)

# PEMBERIAN PENGAMANAN
Untuk mengurangi resiko kecelakaan dan bahaya, pengamanan melalui pembuatan pagar (pengaman), menyiapkan
orang yang mengawasi secara langsung maupun tidak langsung (camera pengawas), dan Rambu-rambu peringatan.
Pengamanan yang berlapis harus diterapkan secara procedural dan terus menerus.
PENGAMANAN LOKASI BERBAHAYA
SANGAT KECIL
TINGKAT KESIAPSIAGAAN:

KECIL Tidak WASPADA

RESIKO
SEDANG

BERAT Sangat WASPADA


ORGANISASI

PROGRAM KEDARURATAN
KOORDINASI (ALUR
KOMUNIKASI)

FASILITAS DAN
PERALATAN TERMASUK
INFRASTRUKTUR
PERINGATAN DINI DAN
ALARM
PROGRAM
KEDARURATAN
FUNGSI PROSEDUR
PENANGGULANGAN PENANGGULANGAN

PELATIHAN DAN GELADI


KEDARURATAN
PRASARANA

1. JALUR EVAKUASI

2. TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN

3. PUSAT PENGADUAN DAN PELAYANAN INFORMASI

4. TEMPAT EVAKUASI
PROSEDURAL PENANGANAN
1. Identifikasi Kejadian

2. Pelaporan

3. Penugasan Tim

4. Perkiraaan Sebaran Dampak

5. Tindakan Mitigasi

6. Tindakan Perlindungan Segera


THANKS

Anda mungkin juga menyukai