Anda di halaman 1dari 50

ZAKKY ANSHARI, SE

Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan


Kota Samarinda
 NAMA : ZAKKY ANSHARI, SE
 INSTANSI : DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN
PENYELAMATAN KOTA SAMARINDA
 JABATAN : ANALIS KEBAKARAN AHLI MUDA

 PENDIDIKAN TEKNIS : Bidang Kebakaran


1. DIKLAT DAMKAR 1 TH.2002 Pusdiklatkar Ciracas DKI Jakarta
2. DIKLAT DAMKAR 2 TH 2008 Pusdiklatkar Surabaya
3. DIKLAT INSPEKTUR MUDA KEBAKARAN TH. 2012 Pusdiklatkar
Ciracas DKI Jakarta
4. DIKLAT PPL TH. 2014 Pusdiklatkar Ciracas DKI Jakarta
5. DIKLAT PROTEKSI KEBAKARAN PERKOTAAN TH. 2019
KEMENDAGRI DKI Jakarta
Kontak Person : 0812 5830 298
Tujuan Instruksional Umum

Setelah mempelajari materi ini


peserta diharapkan mengetahui dan
memahami tentang cara pengelolaan
bangunan agar aman terhadap
kebakaran.
Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajarai materi ini peserta diharapkan mampu :

1. Menjelaskan tentang pengertian Manajemen Keselamatan Kebakaran


Gedung.

2. Menyebutkan tentang Sistem Manajemen Keselamatan Kebakaran


Gedung yang harus dilakukan baik sebelum, pada saat maupun
kebakaran.

3. Menjelaskan tentang setruktur organisasi, tugas dan fungsi peran


kebakaran.

4. Menjelaskan tentang prosedur yang harus dilakukan ketika terjadi


kebakaran.
KELUAR
KELUAR
EXIT EXIT
ANALISIS POHON MASALAH

KONSEKWENSI
KERUGIAN SANGAT
DIKENDALIKAN BESAR
OLEH DPK
TIDAK

DIKENDALIKAN
DGN SPRINKLER YA KONSEKWENSI
KERUGIAN BESAR
TIDAK
BERHASIL
DIPADAMKAN
PENGHUNI
TIDAK YA
KONSEKWENSI
KERUGIAN SEDANG
RESPONS

Fire YA
KONSEKWENSI
KERUGIAN KECIL
MANAJEMEN

Seni Mengelola dan Mengkoordinasikan segala


Sumber-daya demi Tercapainya Tujuan Organisasi
melalui Proses Perencanaan, Pengorganisasian,
Penggiatan dan Pengendalian
FUNGSI MANAJEMEN
Planning = Perencanaan
Organizing = Pengorganisasian
Actuating = Penggiatan
Controlling = Pengendalian

5M

Man Money Material Machine Method


AKIBAT
KEBAKARAN

•Korban jiwa
•Kerusakan
•Kerugian
•Penderitaan
•Citra

Konsekuensi dari
Penyimpangan
MKKG
PRE FIRE POST FIRE
CONTROL IN CASE FIRE CONTROL CONTROL

FIRE SAFETY MANAGEMENT


PRE FIRE CONTROL

¡ Kebijakan dan Komitmen.


¡ Identifikasi Sumber Bahaya.
¡ Inventarisasi Sarana Proteksi dan Jalan Keluar.
¡ Inspeksi dan Uji Coba Berkala.
¡ Tindakan Pemeliharaan dan Perawatan Peralatan.
¡ Pengawasan Terhadap Tempat dan Lingkungan Kerja.
¡ Struktur Organisasi Managemen Pengamanan Kebakaran.
¡ Rekruitmen dan Pelatihan Personel.
¡ Penyuluhan Penghuni dan Visualisasi Pencegahan Kebakaran.
¡ Gambar situasi Route Penyelamatan.
¡ Rencana Tindakan Keadaan Darurat Kebakaran.
¡ Gladi / simulasi Kebakaran dan Evakuasi Penghuni.
IN CASE
FIRE CONTROL

FIRE EMERGENCY PLAN

Deteksi
Alarm
Padamkan-Lokalisir
Evakuasi
Rescue & P3K
Amankan
POST
FIRE CONTROL

INVESTIGASI ANALISIS  REKOMENDASI  REHABILITASI


 Kebijakan MKKG harus ada pernyataan tertulis yang berisi
tentang visi,misi,komitmen dan kerangka kerja.
 Penempatan MKKG pada posisi yang dapat menentukan
keputusan perusahaan.
 Penyediaan anggaran,personil yang berkualitas dan
peralatan yang memadai.
 Penetapan batas wewenang,tanggung jawab dan kewajiban
yang jelas dlm penanganan MKKG
 Membuat perencanaan MKKG secara terkoordinasi.
 Melakukan penilaian kinerja & tindak lanjut dari program
MKKG.
 Melakukan pengamanan listrik dan peralatannya.
 Menjaga adanya api terbuka.
 Mengamankan bahan cair dan gas yang mudah menyala.
 Mengamankan penempatan pekerjaan las, pemotong logam
dan B3.
 Pengamanan terhadap hambatan sarana jalan keluar.
 Pengawasan terhadap sistem pengandali asap dan lampu
darurat.
 Mengamankan pintu keluar terakhir (exit discharge).
Fire
 SARANA PROTEKSI KEBAKARAN
1. Instalasi Alarm Kebakaran.
2. Alat Pemadam Api Ringan.
3. Instalasi Hidran Kebakaran.
4. Instalasi Pemercik Otomatis.
5.Instalasi Pemadam Api Otomatis.

 SARANA JALAN KELUAR ;


1. Pintu – pintu Darurat.
2. Koridor / selasar.
3. Jalan Landai.
4. Tangga Kebakaran.
5. Lampu Penerangan Darurat.
6. Tanda Penunjuk Arah.
7. Sistem Pengendali Asap.
 INSPEKSI ;
1. Inspeksi terhadap potensi sumber
kebakaran baik didalam/diluar gedung.
2. Inspeksi terhadap sarana proteksi
kebakaran dan jalan keluar.

 UJI COBA KINERJA PERALATAN ;


1. Daftar periksa (check list) sebagai
panduan.
2. Pencantuman label inspeksi.
3. Laporan / rekaman tertulis tentang hasil
pemeriksaan.
 Pemeliharaan dilakukan dalam rangka
untuk menjaga agar proteksi /
peralatan kebakaran selalu dalam
kondisi baik dan siap pakai.

 Perawatan dilakukan dalam rangka


untuk memperbaiki apabila terjadi
kerusakan maupun sudah habis masa
berlakunya suatu alat pemadam api.
 Kebersihan dan kerapihan pada tempat kerja ; gudang, ruang
operasi, ruang produksi, B3, bahan mudah menyala dll.
 Kebersihan pada lantai, jalur rak kabel, ducting, ventilasi, blower
(exhaust system).
 Perapihan terhadap sisa buangan, barang tidak terpakai yang
mudah menyala simpan atau jauhkan dari sumber api.
 Sarana proteksi kebakaran mudah dilihat dan tidak terhalang.
 Sarana jalan keluar harus bebas dari hambatan dan kedap asap
/ panas.
 Rekruitmen personil sesuai dengan kebutuhan
organisasi peran kebakaran.
 Pelatihan kebakaran khusus bagi personil anggota
peran kebakaran .
 Praktek simulasi penanganan kebakaran ;
- Latihan kering.
- Latihan basah.
- Simulasi evakuasi penghuni.
 Merupakan panduan praktis,sederhana dan mudah dimengerti.
 Berisi tentang pembagian tanggung jawab yang jelas setiap
satuan kerja baik perorangan maupun kelompok.
 Menjelaskan ttg siadi demen babi (siapa,apa,dimana,dengan
apa,bagaimana, bilamana).
 Personil yang direkrut merupakan personel terampil yang siap
melakukan tugas dengan cepat, tepat dan selamat.
 Mengantisipasi beberapa alternatif waktu kejadian misalnya
pada jam kerja, diluar jam kerja dan kondisi lainnya.
 Penentuan jalur evakuasi dan tempat berkumpul sementara.
 Adanya daftar penghuni yang perlu mendapatkan perlakuan
khusus, wanita hamil,manula,cacat fisik,penyakit jantung dll.
 Penting untuk diketahui apakah ;
- Seluruh penghuni telah mengetahui exit , Apar,hidran,tombol alarm dll.
- Peran kebakaran dapat bekerja sesuai waktu yang direncanakan.
- Penghuni dapat evakuasi dengan aman dan sesuai dengan prosedur.
 Dilakuakan menimal 6 bulan sekali.
 Dilakukan tanpa pemberitahuan min 1tahun sekali.
 Diupayakan melibatkan semua shift kerja.
 Skenario simulasi diusahakan mendekati kondisi sebenarnya.
 Koordinasi dengan instansi terkait.
DINAS PEMADAM KEBAKARAN
DAN PENYELAMATAN
Kota Samarinda
 SISTEM adalah perpaduan dari sesuatu yang terdiri dari
bagian-bagian yang saling berhubungan dan merupakan satu
kesatuan yang mempunyai tujuan tertentu .

 EVAKUASI adalah upaya pemindahan penghuni dari suatu


tempat / ruangan yang terancam bahaya ketempat yang
aman .

 SISTEM EVAKUASI KEBAKARAN adalah upaya


pemindahan dari tempat berbahaya ke tempat yang aman
dengan mentaati ketentuan atau prosedur yang berlaku dari
suatu tempat atau bangunan .
MAKSUD DAN TUJUAN

 Mengetahui dan memahami tugas yang


harus dilakukan oleh team peran kebakaran
pada saat terjadi kebakaran atau keadaan
darurat.
SIADI DEMEN BABI ( Siapa – Apa - Dimana –
Dengan apa – Mengapa - Bagaimana –
Bilamana )

 Mengimplementasikan prosedur yang telah


dibuat secara efektif.
STANDARD MINIMAL :
STRUKTUR ORGANISASI
KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG (K2G)
KEPALA /
WAKIL K2G

POSKO
- Operator
- Teknisi

KA. PERAN SATPAM PMK


AREA SETEMPAT P3K
LANTAI

R.PEMADAM R. P3K R. EVAKUASI


INTI

R. RESCUE R. SALVAGE
TUGAS KEPALA / WAKIL KESELAMATAN
KEBAKARAN GEDUNG

 Pastikan bahwa Dinas Pemadam Kebakaran sudah


dihubungi .
 Menuju ke Posko kebakaran untuk memimpin
operasional
 Pastikan bahwa pemberitahuan kewaspadaan tingkat
pertama telah dilaksanakan .
 Pastikan bahwa peran kebakaran lantai telah
melaksanakan tugasnya .
 Tetap siaga untuk menerima status laporan dan
memperkirakan harus evakuasi bertahap atau
evakuasi total .
TUGAS OPERATOR
 Secepatnya menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran
dan Instansi terkait .
 Jangan memutuskan hubungan telepon sampai Dinas
Pemadam Kebakaran mengulangi berita .
 Mengendalikan sistem pemberitahuan umum .

TUGAS TEKNISI

 Mengatur dan mengontrol peralatan mekanik maupun


elektrik ( lift,alarm,pompa kebakaran,hidran,lampu
darurat, peralatan evakuasi dll )
 Membantu kelancaran tugas bantuan yang datang di TKP
.
TUGAS KEPALA / WAKIL PERAN KEBAKARAN LANTAI

PADA SAAT MENDENGAR ALARM .

 Memeriksa sub-sub panel alarm kebakaran untuk


menentukan sumber alarm tersebut .
 Apabila kebakaran tidak berada pada lantainya
yakinkan bahwa lantainya siap untuk evakuasi .
 Apabila kebakaran di lantainya segera laporkan ke
Posko Kebakaran :
- Namanya .
- Jenis yang terbakar .
- Lokasinya .
- Situasi terakhir .
 Memimpin pelaksanaan operasional di lantainya .
PADA SAAT MENDENGAR PEMBERITAHUAN
EVAKUASI

 Periksa semua ruangan dan perhatikan setiap


penghuni di lantainya untuk melaksanakan evakuasi .
 Pada saat evakuasi berikan perhatian khusus pada
orang cacat, hamil, anak-anak dll .
 Pastikan bahwa seluruh penghuni lantainya sudah
melaksanakan perintahnya .
 Pada saat tiba di tempat berhimpun laksanakan
infentarisasi terhadap penghuni lantainya .
 Laporkan tentang situasi terakhir dan status evakuasi
kepada K3G .
TUGAS SATPAM AREA

 Mengamankan area gedung yang terbakar .


 Mengatur lalu lintas disekitar gedung .
 Mengatur perpindahan kendaraan di tempat parkir
ketempat lain yang aman .
 Mengatur tersedianya jalan masuk bagi bantuan luar
yang datang .
 Menjaga dokumen / barang yang telah diselamatkan
 Sebagai penunjuk jalan bagi bantuan luar yang
datang .
 Selalu berkoordinasi dengan regu / pihak lain
TUGAS PEMADAM KEBAKARAN SETEMPAT
/ REGU PEMADAM INTI
PADA SAAT MENDENGAR ALARM
- Berusaha mengetahui dengan pasti lokasi terjadinya
alarm kebakaran
- Menuju ke Posko Kebakaran untuk memantau
situasi .
- Seorang anggota regu mengatur lift kebakaran dan
menunggu kedatangan petugas pemadam .

PADA SAAT TERJADI KEBAKARAN


- Melaksanakan pemadaman / melokalisir kebakaran
sebelum Petugas Pemadam datang .
- Memberi informasi yang diperlukan oleh Petugas
bantuan yang datang .
- Selalu berkoordinasi dengan regu / pihak lain .
TUGAS P3K ( POLIKLINIK )
 Selalu berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit
terdekat .

 Melakuakan pertolongan dengan cepat dan tepat


apabila ada korban yang mengalami gangguan
kesehatan .

 Membawa korban ke Rumah Sakit apabila ada


korban yang perlu mendapatkan pertolongan lebih
lanjut .
TUGAS REGU PEMADAM KEBAKARAN LANTAI

 Memadamkan dan melokalisir kebakaran serta


menekan kerugian sekecil-kecilnya .

 Memadamkan kebakaran dengan menggunakan


peralatan ( Apar dan Hidran ) secara efektif dan
efesien .

 Melaporkan terjadinya kebakaran, perkembangan


dan hasil pemadaman .

 Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain .


TUGAS P3K LANTAI

 Melaksanakan pertolongan pertama


seperlunya dengan cepat dan tepat
apabila ditemuka korban yang
mengalami gangguan kesehatan .

 Mentransportasikan korban
ketempat lain yang aman

 Selalu berkoordinasi dengan regu


atau pihak lain .
TUGAS REGU EVAKUASI LANTAI
 Mengevakuasikan penghuni ketempat berhimpun
yang telah ditentukan .
 Memberi petunjuk, mengarahkan, dan mencarikan
jalan keluar kepada penghuni .
 Selalu mengingatkan penghuni agar tidak
menggunakan lift sekaligus mengarahkan agar
menuju tangga darurat terdekat .
 Selalu mengingatkan kepada ibu-ibu yang memakai
sepatu berhak tinggi harap dilepas .
 Menginformasikan ke regu P3K apabila ditemukan
penghuni yang perlu mendapatkan pertolongan .
 Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain .
TUGAS REGU PENYELAMATAN BARANG

 Menyelamatkan barang berharga atau


dokumen penting ketempat lain yang aman yang
telah ditentukan .
 Menyerahkan barang atau dokumen tersebut ke
bagian pengamanan .
 Selalu memonitor situasi terakhir kebakaran .
 Selalu berprinsip bahwa keselamatan jiwa lebih
penting dari harta benda .
 Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain .
PADA SAAT MENEMUKAN KOBARAN API,
AKTIFKAN ALARM KEBAKARAN
ATAU HUBUNGI OPERATOR
JIKA MAMPU, PADAMKAN DENGAN
PERALATAN YANG TERSEDIA
(APAR DAN HIDRAN KEBAKARAN).
 Hentikan kegiatan atau hubungan
telepon.

 Jangan panik, tunggu pengumuman


selanjutnya.

 Jangan melakukan tindakan yang


membuat orang lain panik (lari,
saling mendorong, berteriak).

 Jika bukan regu Peran kebakaran,


carilah exit terdekat; Jangan sekali-
kali gunakan lift.

 Jika sudah berada di luar


bangunan, jangan masuk kembali
untuk alasan apapun.
 Segeratinggalkan ruangan .
 Jangan pikirkan barang.
 Keselamatan jiwa anda lebih penting.
 INGAT
!!! PADA SAAT MENUJU KELUAR,
JANGAN SEKALI-KALI MENGGUNAKAN
LIFT
 TUTUPLAH SEMUA PINTU YANG TELAH ANDA
LEWATI, UNTUK MENGHAMBAT PENJALARAN
API.
 JIKA
TERPERANGKAP DI DALAM
RUANGAN, BERITAHU KEBERADAAN
ANDA KEPADA ORANG DI LUAR.
 TUTUPLAH
CELAH DI BAWAH PINTU
DENGAN KAIN BASAH, UNTUK
MENGHINDARI MASUKNYA ASAP ATAU
KOBARAN API.
 JIKA
TERPERANGKAP DALAM RUANGAN
BERASAP, SELAMATKAN DIRI DENGAN
CARA MERANGKAK. UDARA DIBAGIAN
DIBAWAH RELATIF LEBIH BERSIH DARI
PENGARUH ASAP
AWAS !!!
 JANGAN MELOMPAT
SEPERTI INI, TUNGGU
BANTUAN PETUGAS
RESCUE.
Menuju tempat berhimpun…

 Setelah keluar dari pintu terakhir (muara jalan keluar/Exit


Discharge) langsung menuju tempat berhimpun
(Assembly point) yang telah ditentukan.
 Petugas akan melakukan pendataan personil (penghuni).
 Dilarang memasuki ruangan kembali sebelum dinyatakan
status aman.
REFERENSI
1. Badan Standardisasi Nasional (2000) ,” SNI-SNI tentang Proteksi Kebakaran,” Jakarta.

2. Biro Hukum Pemerintahan DKI, Jakarta (1985),” Kompilasi SK. Gubernur KDKI tentang
Protap-protap dalam rangka Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di DKI,”.

3. Custer, RLP & Meacham, B.J (2001),” Introduction to Performance-based Fire Safety,”
NFPA, Quincy, MA.

4. DKI, Jakarta (2008),” Peraturan Daerah (Perda) no 8 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran dalam Wilayah DKI Jakarta,”

5. Departemen PU (2000) ,” Keputusan Menteri PU no 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan


Teknis Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran pada Bangunan dan Lingkungan

6. Friedman, Raymond (1998),” Principles of Fire Protection Chemistry and Physics,” National
Fire Protection Association (NFPA), Quincy, MA, USA.

7. Ganjar Budiarto (2005), Dasar – Dasar Fiire Emergency Plan dan Pemenuhan Sarana
Keadaan Darurat, Kursus Teknik K3 Penanggulangan Kebakaran Tk Ahli Pratama (Klas B)

8. Suprapto (2003),” Hal-hal pokok Dalam Penyusunan Fire Emergency Plan (FEP) pada
Bangunan Gedung dan Industri,” Pelatihan Proteksi Kebakaran Level-B untuk PT. Astra,
BPSI, Jakarta.

9. Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang Keaselamatan Kerja.

10. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.


“ Selamat Bertugas “

Anda mungkin juga menyukai