Anda di halaman 1dari 20

E. 390000.012.

01
MENGIDENTIFIKASI BAHAYA DALAM PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA
POTENSI BAHAYA

 Identifikasi bahaya harus dilakukan melalui penilaian terhadap zat-zat yang digunakan
untuk Pengendalian Pencemaran Udara ataupun Gas Emisi dari cerobong dan
sebelum masuk cerebong tersebut (apakah mengandung zat-zat berbahaya dan
beracun?)
 Membuat Derajat Bahaya pada daerah Pengolahan Air Limbah (kecil, sedang, ataupun
besar); bisa dibuat dengan zonasi hijau, kuning, ataupun merah.
 Setiap pengelola Udara Emisi mengerti tentang pelaksanaan Pengendalian Pencemaran
Udara sehingga mengetahui potensi bahaya yang mungkin muncul dalam area kerjanya.
LOKASI DAN JENIS BAHAYA
LOKASI CEROBONG

Temperatur Meningkat
dalam Cerobong

kerusakan

PERALATAN Meledak
BAHAYA
(Eksplosive)

KEJATUHAN
BENDA-BENDA
BESAR

JATUH DARI
JENIS
TEMPAT TINGGI

KERACUNAN
AKIBAT MENGHIRUP
MASALAH TERBESAR DALAM BEKERJA :
HUMAN ERROR
 Potensi terjadinya kesalahan dalam tindakan dalam PENGELOLAAN Udara Emisi bisa
terjadi (kapanpun dan di manapun)

 Untuk mengurangi resiko (potensi) terjadi human error (kesalahan), maka perlu
ditetapkan prosedur BEKERJA yang dilaksanakan secara rigid.

 Penanggungjawab menetapkan mekanisme kerja, untuk meminimalisir terjadinya


kesalahan tindakan, sehingga perlu adanya struktur kerja yang jelas.

 Perlu adanya risalah (log book) pekerjaan yang akan digunakan untuk penanganan
cepat atas semua potensi bahaya
SOP (MENGURANGI RESIKO HUMAN ERROR)

 SOP PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN MENJADI STANDARD UNTUK


 MEMASTIKAN semua peralatan bekerja dengan Standard
 Perlu adanya perawatan dalam rangka mengurangi resiko BAHAYA (seperti meledak, temperaturnya tinggi,
kebakaran, ataupun musibah akibat udara yang mampat).
 Perawatan dengan SOP perawatan; perlu adanya pengecekan secara rutin
 Adanya Risalah Perawatan/Log Book ; untuk memastikan semua peralatan Berfungsi dengan Baik
PEMBUATAN LOG BOOK PERALATAN PPU

 Semua peralatan yang dipergunakan dalam PPUdiidentifikasi secara cermat (lengkap) dan didata secara berkala.
 Tujuannya adalah untuk meminimalisir terjadinya gagal dalam mencapai tujuan Menurunkan Emisi/Konsentrasi.
 Kegagalan dalam pengendalian pencemaran menimbulkan bahaya; baik bagi pengelola, maupun bagi masyarakat
sekitar pabrik/lingkungan.
 Harus tersedia Log Book atau risalah semua peralatan yang dipergunakan (termasuk peralatan yang sifatnya tidak
perlu perawatan).
PERAWATAN PERALATAN

 Adanya Log Book Peralatan, Kalibrasi, dan Perawatan semua peralatan.


 Peralatan rutin dipergunakan untuk menjaga stabilitas kinerja peralatan sehingga efisiensi pengolahan air limbah
tetap terjaga
 Kalibrasi dilaksanakan untuk peralatan yang menjadi alat ukur tujuannya untuk memastikan akurasi data.
 Perawatan dan kalibrasi dibuat secara terjadwal; dan pada saat tertentu.
 Perlu adanya risalah atau catatan semua tentang perawatan sebagai antisipasi masalah ke depannya.
E.390000.13.01

MELAKUKAN TINDAKAN K3 TERHADAP


BAHAYA DALAM PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA DARI EMISI
BY : REZAWAHYA
SISTEM MANAJEMEN K3
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjadi prioritas dalam melakukan pekerjaan atau
rutinitas harian; yang bertujuan untuk mensukseskan pelaksanaan pekerjaan sesuai target
yang ditetapkan dan juga untuk kenyamanan dalam bekerja.
 Perlunya mengidentifikasi sumber-sumber bahaya dalam area kerja, seperti kemungkinan
timbulnya kebakaran (bila terkena api, badan manusia), meledak (peralatan yang
berkapasitas besar seperti pompa), ataupun kejatuhan peralatan berat (letak peralatan di
tempat tinggi).
 Untuk keselamatan kerja perlu diterapkan : Pemakaian APD (saat bekerja), membuat
rambu-rambu Keselamatan Kesehatan Kerja di Bekerja/Bahaya, dan Prosedur
Penanganan Kecelakaan Kerja (Tanggap Darurat).
POTENSI BAHAYA

 Identifikasi bahaya harus dilakukan melalui penilaian terhadap PELUANG BAHAYA


yang menyertainya

 Membuat Derajat Bahaya pada daerah Bekerja (kecil, sedang, ataupun besar); bisa
dibuat dengan zonasi hijau, kuning, ataupun merah.

 Setiap orang yang bekerja di area BAHAYA mengerti tentang pekerjaannya dan
resiko yang membersamainya sehingga berhati-hati terhadap resiko tersebut.
PELENGKAP BEKERJA : PENGGUNAAN APD (ALAT PELINDUNG
DIRI) DAN APK (ALAT PENGAMAN KERJA)

 Alat Pelindung Diri terdiri atas : Helm, ear plug, sarung tangan/sintetis, kacamata, safety shoes,
respirator/masker, wear pack

 Alat Pengaman Kerja (APK) : Rambu-Rambu Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) dan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR), pasir, sekop, ataupun eye shower dan keran air yang berfungsi .

 Pemakaian APD diwajibkan bagi setiap orang yang akan beraktivitas pada area BEKERJA, mengingat proses
pengolahannya berpotensi menimbulkan bahaya (baik kecil hingga besar).

 APK ditempatkan di area kerja lebih bertujuan untuk mengingat agar berhati-hati dan waspada dalam bekerja
TANGGAP DARURAT
 UNTUK ANTISIPASI TERHADAP KONDISI EMERGENCY, MAKA DIPERLUKAN PROSEDURAL

TANGGAP DARURAT

 ANTISIPASI DENGAN PERALATAN DAN SDM TERLAtih terhadap TANGGAP DARURAT

(OBAT-OBATAN, APAR, DAN tim tanggap darurat)

 Antisipasi kondisi bahaya dalam skala besar; perlu adanya koordinasi dengan pihak eksternal

seperti klinik/rumah sakit, dan pemadam kebakaran setempat.

 Pelatihan untuk menghadapi tanggap darurat, harus dilakukan untuk menyiapkan kondisi bahaya

dan dalam rangka penanganan di tingkat pertama.

 Peralatan tanggap darurat selalu terperiksa dan terdaftar secara berkala; dalam rangka

kesiapsiagaan
PENGAMANAN LOKASI BERBAHAYA

# TATA LETAK PERALATAN


Untuk mengurangi Resiko Kecelakaan penempatan peralatan disesuaikan dengan derajat bahayanya; apabila
beresiko tinggi, maka ditempatkan ditempat yang aman (tertutup, tidak bisa diakses oleh sembarang orang, dan
menempatkan camera pengintai)

Peralatan harus diidentifikasi tingkat bahaya nya, agar bias diposisikan di tempat yang aman
Untuk areal yang sempit; ketinggi alat harus menyesuaikan dengan tingkat resikonya. Apabila alat-alat berat (sangat
tidak direkomendasikan pada tempat yang tinggi)

# PEMBERIAN PENGAMANAN
Untuk mengurangi resiko kecelakaan dan bahaya, pengamanan melalui pembuatan pagar (pengaman), menyiapkan
orang yang mengawasi secara langsung maupun tidak langsung (camera pengawas), dan Rambu-rambu peringatan.
Pengamanan yang berlapis harus diterapkan secara procedural dan terus menerus.
PENGAMANAN LOKASI BERBAHAYA

SANGAT KECIL
TINGKAT
KESIAPSIAGAAN:
KECIL Tidak WASPADA

RESIKO
SEDANG

BERAT
Sangat WASPADA
ORGANISASI

PROGRAM KEDARURATAN
KOORDINASI (ALUR
KOMUNIKASI)

FASILITAS DAN
PERALATAN TERMASUK
INFRASTRUKTUR
PERINGATAN DINI DAN
ALARM
PROGRAM
KEDARURATAN

FUNGSI PROSEDUR
PENANGGULANGAN PENANGGULANGAN

PELATIHAN DAN
GELADI KEDARURATAN
PRASARANA

1. JALUR EVAKUASI

2. TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN

3. PUSAT PENGADUAN DAN PELAYANAN INFORMASI

4. TEMPAT EVAKUASI
PROSEDURAL PENANGANAN

1. Identifikasi Kejadian

2. Pelaporan

3. Penugasan Tim

4. Perkiraaan Sebaran Dampak

5. Tindakan Mitigasi

6. Tindakan Perlindungan Segera

Anda mungkin juga menyukai