01
MENGIDENTIFIKASI BAHAYA DALAM PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA
POTENSI BAHAYA
Identifikasi bahaya harus dilakukan melalui penilaian terhadap zat-zat yang digunakan
untuk Pengendalian Pencemaran Udara ataupun Gas Emisi dari cerobong dan
sebelum masuk cerebong tersebut (apakah mengandung zat-zat berbahaya dan
beracun?)
Membuat Derajat Bahaya pada daerah Pengolahan Air Limbah (kecil, sedang, ataupun
besar); bisa dibuat dengan zonasi hijau, kuning, ataupun merah.
Setiap pengelola Udara Emisi mengerti tentang pelaksanaan Pengendalian Pencemaran
Udara sehingga mengetahui potensi bahaya yang mungkin muncul dalam area kerjanya.
LOKASI DAN JENIS BAHAYA
LOKASI CEROBONG
Temperatur Meningkat
dalam Cerobong
kerusakan
PERALATAN Meledak
BAHAYA
(Eksplosive)
KEJATUHAN
BENDA-BENDA
BESAR
JATUH DARI
JENIS
TEMPAT TINGGI
KERACUNAN
AKIBAT MENGHIRUP
MASALAH TERBESAR DALAM BEKERJA :
HUMAN ERROR
Potensi terjadinya kesalahan dalam tindakan dalam PENGELOLAAN Udara Emisi bisa
terjadi (kapanpun dan di manapun)
Untuk mengurangi resiko (potensi) terjadi human error (kesalahan), maka perlu
ditetapkan prosedur BEKERJA yang dilaksanakan secara rigid.
Perlu adanya risalah (log book) pekerjaan yang akan digunakan untuk penanganan
cepat atas semua potensi bahaya
SOP (MENGURANGI RESIKO HUMAN ERROR)
Semua peralatan yang dipergunakan dalam PPUdiidentifikasi secara cermat (lengkap) dan didata secara berkala.
Tujuannya adalah untuk meminimalisir terjadinya gagal dalam mencapai tujuan Menurunkan Emisi/Konsentrasi.
Kegagalan dalam pengendalian pencemaran menimbulkan bahaya; baik bagi pengelola, maupun bagi masyarakat
sekitar pabrik/lingkungan.
Harus tersedia Log Book atau risalah semua peralatan yang dipergunakan (termasuk peralatan yang sifatnya tidak
perlu perawatan).
PERAWATAN PERALATAN
Membuat Derajat Bahaya pada daerah Bekerja (kecil, sedang, ataupun besar); bisa
dibuat dengan zonasi hijau, kuning, ataupun merah.
Setiap orang yang bekerja di area BAHAYA mengerti tentang pekerjaannya dan
resiko yang membersamainya sehingga berhati-hati terhadap resiko tersebut.
PELENGKAP BEKERJA : PENGGUNAAN APD (ALAT PELINDUNG
DIRI) DAN APK (ALAT PENGAMAN KERJA)
Alat Pelindung Diri terdiri atas : Helm, ear plug, sarung tangan/sintetis, kacamata, safety shoes,
respirator/masker, wear pack
Alat Pengaman Kerja (APK) : Rambu-Rambu Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) dan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR), pasir, sekop, ataupun eye shower dan keran air yang berfungsi .
Pemakaian APD diwajibkan bagi setiap orang yang akan beraktivitas pada area BEKERJA, mengingat proses
pengolahannya berpotensi menimbulkan bahaya (baik kecil hingga besar).
APK ditempatkan di area kerja lebih bertujuan untuk mengingat agar berhati-hati dan waspada dalam bekerja
TANGGAP DARURAT
UNTUK ANTISIPASI TERHADAP KONDISI EMERGENCY, MAKA DIPERLUKAN PROSEDURAL
TANGGAP DARURAT
Antisipasi kondisi bahaya dalam skala besar; perlu adanya koordinasi dengan pihak eksternal
Pelatihan untuk menghadapi tanggap darurat, harus dilakukan untuk menyiapkan kondisi bahaya
Peralatan tanggap darurat selalu terperiksa dan terdaftar secara berkala; dalam rangka
kesiapsiagaan
PENGAMANAN LOKASI BERBAHAYA
Peralatan harus diidentifikasi tingkat bahaya nya, agar bias diposisikan di tempat yang aman
Untuk areal yang sempit; ketinggi alat harus menyesuaikan dengan tingkat resikonya. Apabila alat-alat berat (sangat
tidak direkomendasikan pada tempat yang tinggi)
# PEMBERIAN PENGAMANAN
Untuk mengurangi resiko kecelakaan dan bahaya, pengamanan melalui pembuatan pagar (pengaman), menyiapkan
orang yang mengawasi secara langsung maupun tidak langsung (camera pengawas), dan Rambu-rambu peringatan.
Pengamanan yang berlapis harus diterapkan secara procedural dan terus menerus.
PENGAMANAN LOKASI BERBAHAYA
SANGAT KECIL
TINGKAT
KESIAPSIAGAAN:
KECIL Tidak WASPADA
RESIKO
SEDANG
BERAT
Sangat WASPADA
ORGANISASI
PROGRAM KEDARURATAN
KOORDINASI (ALUR
KOMUNIKASI)
FASILITAS DAN
PERALATAN TERMASUK
INFRASTRUKTUR
PERINGATAN DINI DAN
ALARM
PROGRAM
KEDARURATAN
FUNGSI PROSEDUR
PENANGGULANGAN PENANGGULANGAN
PELATIHAN DAN
GELADI KEDARURATAN
PRASARANA
1. JALUR EVAKUASI
4. TEMPAT EVAKUASI
PROSEDURAL PENANGANAN
1. Identifikasi Kejadian
2. Pelaporan
3. Penugasan Tim
5. Tindakan Mitigasi