KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) KLINIK PABRIK GANDUM SEGITIGA EMAS
1. PENGERTIAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)
a) Filosofi (Mangkunegara) : Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. b) Keilmuan : Semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan.
2. DASAR HUKUM PENERAPAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA) DI TEMPAT KERJA a) UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja : Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana. Adanya bahaya kerja di tempat itu. b) Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3 : Setiap perusahaan yang memperkerjakan seratus tenaga kerja atau lebih dan atau yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK). c) Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) : Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 orang atau lebih. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari seratus orang tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan pencemaran radioaktif.
3. TUJUAN PENERAPAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)
DI TEMPAT KERJA Tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu antara lain : 1) Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja. 2) Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien. 3) Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
4. PENGERTIAN BAHAYA DAN FAKTOR BAHAYA K3 DI TEMPAT KERJA
a) Pengertian Semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera dan atau penyakit akibat kerja (PAK). b) Faktor Biologi (Bakteri, Virus, Jamur, Tanaman, Binatang). Kimia (Bahan/Material/Cairan/Gas/Uap/Debu Beracun, Reaktif, Radioaktif, Mudah Meledak/Terbakar, Iritan, Korosif). Fisik/Mekanik (Ketinggian, Konstruksi, Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat, Ruang Terbatas, Tekanan, Kebisingan, Suhu, Cahaya, Listrik, Getaran, Radiasi). Biomekanik (Gerakan Berulang, Postur/Posisi Kerja, Pengangkutan Manual, Desain Tempat Keja/Alat/Mesin). Psikologi/Sosial (Stress, Kekerasan, Pelecehan, Pengucilan, Lingkungan, Emosi Negatif). c) Sumber Manusia. Mesin. Material. Metode. Lingkungan. d) Jenis Tindakan. Kondisi.
5. PENGERTIAN RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO K3
a) Pengertian Potensi kerugian yang bisa diakibatkan apabila terdapat kontak dengan suatu bahaya (contoh : luka bakar, patah tulang, kram, asbetosis, dsb). b) Penilaian dan Kategori Perkalian antara nilai frekuensi dengan nilai keparahan suatu resiko.
Tabel Matriks Resiko KEPARAHAN
Sangat Ringan Sedang Berat Sangat Ringan Berat FREK Sangat Sering Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim UENSI Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Sangat Jarang Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
Rendah Perlu Aturan/Prosedur/Rambu
Sedang Perlu Tindakan Langsung
Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian
Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas
6. HIERARKI PENGENDALIAN RESIKO / BAHAYA K3
HIERARKI PENGENDALIAN RESIKO/BAHAYA K3
ELIMINASI Eliminasi Sumber Bahaya SUBSTITUSI Substitusi Alat/Mesin/Bahan Tempat Modifikasi/Perancangan Kerja/Pekerjaan Aman PERANCANGAN Alat/Mesin/Tempat Kerja yang Mengurangi Bahaya Lebih Aman Prosedur, Aturan, Pelatihan, ADMINISTRASI Durasi Kerja, Tanda Tenaga Kerja Aman Bahaya, Rambu, Poster, Label Mengurangi Paparan Alat Perlindungan Diri Tenaga APD Kerja
7. PENGERTIAN INSIDEN KECELAKAAN KERJA
Pengertian Insiden ialah kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) dapat terjadi. Termasuk insiden ialah keadaan darurat. Pengertian Kecelakaan Kerja ialah insiden yang menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian). Pengertian Nearmiss ialah insiden yang tidak menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian). Pengertian Keadaan Darurat ialah keadaan sulit yang tidak diduga (terduga) yang memerlukan penanganan segera supaya (agar) tidak terjadi kecelakaan.
8. PENYEBAB KECELAKAAN KERJA – Teori Domino Effect (H.W.
HEINRICH)
9. KERUGIAN KECELAKAAN KERJA (TEORI GUNUNG ES KECELAKAAN
KERJA) Kerugian kecelakaan kerja diilustrasikan sebagaimana gunung es di permukaan laut dimana es yang terlihat di permukaan laut lebih kecil dari pada ukuran es sesungguhnya secara keseluruhan. Begitu pula kerugian pada kecelakaan kerja kerugian yang "tampak/terlihat" lebih kecil daripada kerugian keseluruhan. Dalam hal ini kerugian yang "tampak" ialah terkait dengan biaya langsung untuk penanganan/perawatan/pengobatan korban kecelakaan kerja tanpa memperhatikan kerugian-kerugian lainnya yang bisa jadi berlipat-lipat jumlahnya daripada biaya langsung untuk korban kecelakaan kerja. Kerugian kecelakaan kerja yang sesungguhnya ialah jumlah kerugian untuk korban kecelakaan kerja ditambahkan dengan kerugian-kerugian lainnya (material/non-material) yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja tersebut. Kerugian-kerugian (biaya-biaya) tersebut antara lain : a) Biaya Langsung Kerugian Kecelakaan Kerja : Biaya Pengobatan & Perawatan Korban Kecelakaan Kerja. Biaya Kompensasi (yang tidak diasuransikan). b) Biaya Tidak Langsung : Kerusakan Bangunan Kerusakan Alat dan Mesin Kerusakan Produk dan Bahan/Material Gangguan dan Terhentinya Produksi Biaya Administratif Pengeluaran Sarana/Prasarana Darurat Sewa Mesin Sementara Waktu untuk Investigasi Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang Biaya Perekrutan dan Pelatihan Biaya Lembur (Investigasi) Biaya Ekstra Pengawasan Waktu untuk Administrasi Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja yang Kembali karena Cedera Kerugian Bisnis dan Nama Baik
Perbandingan jumlah biaya di atas diilustrasikan pada gambar di bawah
berikut : 10. PIRAMIDA KECELAKAAN KERJA Piramida Kecelakaan Kerja menggambarkan statistik urutan (rangkaian) kejadian yang terjadi menuju 1 (satu) kecelakaan fatal (kematian/cacat permanen). Lebih jelasnya dapat dijabarkan dalam teori piramidakecelakaan kerja sebagai berikut :
11. UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA
Berdasarkan teori domino effect penyebab kecelakaan kerja H.W. Heinrich, maka terdapat berbagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di tempat kerja, antara lain : a) Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja : Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja. Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat kerja. b) Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan Pengawasan : Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja. Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga kerja. Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang berkaitan dengan peningkatan penerpan K3 di tempat kerja. c) Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Sistem Manajemen : Prosedur dan Aturan K3 di tempat kerja. Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya di tempat kerja. Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja oleh tenaga kerja.
12. PENGERTIAN, CONTOH, PENYEBAB DAN PENCEGAHAN PENYAKIT
AKIBAT KERJA (PAK) Pengertian (definisi) Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan. Beberapa contoh penyakit akibat kerja (PAK) antara lain :silicosis (karena paparan debu silica), asbestosis (karena paparan debu asbes), low back pain (karena pengangkutan manual), white finger syndrom (karena getaran mekanis pada alat kerja), dsb. Beberapa faktor penyebab penyakit akibat kerja (PAK) antara lain :Biologi (Bakteri, Virus Jamur, Binatang, Tanaman) ; Kimia (Bahan Beracun dan Berbahaya/Radioaktif) ; Fisik (Tekanan, Suhu, Kebisingan, Cahaya) ; Biomekanik (Postur, Gerakan Berulang, Pengangkutan Manual) ; Psikologi (Stress, dsb). Untuk mencegah penyakit akibat kerja dapat dilakukan berbagai upaya antara lain : 1) Pemeriksaan Kesehatan Berkala. 2) Pemeriksaan Kesehatan Khusus. 3) Pelayanan Kesehatan. 4) Penyedian Sarana dan Prasarana serta perbaikan tempat kerja yang lebih nyaman.
13. TIM TANGGAP DARURAT K3 (EMERGENCY RESPONSE TEAM)
a) Pengertian Keadaan Darurat Keadaan sulit yang tidak diduga yang memerlukan penanggulangan segera supaya tidak terjadi kecelakaan. b) Ruang Lingkup Kebakaran yang gagal dipadamkan regu pemadam kebakaran Perusahaan. Peledakan. Kebocoran gas/cairan/material berbahaya yang tidak dapat diatasi dalam waktu singkat. Keracunan. Bencana Alam. Perampokan. Ancaman Bom. Demonstrasi / Unjuk Rasa. Huru-hara. c) Tanggap Darurat Matikan/hentikan seluruh proses/mesin/aktivitas produksi/kerja. Segera menuju titik evakuasi dengan mengikuti jalur evakuasi darurat. Selamatkan aset yang memungkinkan untuk diselamatkan. Tetap tenang dan cepat bertindak. Informasikan kepada petugas Tanggap Darurat apabila ada rekan yang masih tertinggal/terperangkap/terluka. Tetap di area aman hingga ada instruksi lanjutan dari petugas berwenang.
14. PENGERTIAN API DAN KEBAKARAN
Pengertian Api ialah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur (panas, oksigen dan bahan mudah terbakar) yang menghasilkan panas dan cahaya. Ilustrasi unsur api dapat dilihat sebagaimana pada gambar segitiga api. Sedangkan pengertian Kebakaran ialah nyala api baik kecil maupun besar pada tempat, situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan dan pada umumnya sulit untuk dikendalikan. Segitiga Api
15. TAHAP - TAHAP KEBAKARAN
Tahap-tahap kebakaran tersebut antara lain : 1) Tahap Kebakaran Muncul a. Reaksi 3 (tiga) unsur api (panas, oksigen dan bahan mudah terbakar). b. Dapat padam dengan sendirinya apabila api tidak dapat mencapai tahap kebakaran selanjutnya. c. Menentukan tindakan pemadaman atau untuk menyelamatkan diri. 2) Tahap Kebakaran Tumbuh a. Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat. b. Dapat terjadi flashover (ikut menyalanya bahan mudah terbakar lain di sekitar api karena panas tinggi). c. Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka ataupun kematian bagi petugas pemadam. 3) Tahap Kebakaran Puncak a. Semua bahan mudah terbakar menyala secara keseluruhan. b. Nyala api paling panas dan yang paling berbahaya bagi siapa saja yang terperangkap di dalamnya. 4) Tahap Kebakaran Reda (Padam) a. Tahap kebakaran yang memakan waktu paling lama di antara tahap- tahap kebakaran lainnya. b. Penurunan kadar O2 (oksigen) atau bahan mudah terbakar secara signifikan yang menyebabkan padamnya api (kebakaran). c. Terdapatnya bahan mudah terbakar yang belum menyala berpotensi menimbulkan nyala api baru secara. d. Berpotensi menimbulkan backdraft (ledakan yang terjadi akibat masuknya pasokan oksigen secara tiba-tiba dari kebakaran ruang tertutup yang dibuka mendadak saat kebakaran berlangsung).
Gambar di bawah mengilustrasikan tahap-tahap kebakaran dari muncul api sampai
kebakaran reda (padam) :
16. METODE MEMADAMKAN API / KEBAKARAN
Metode/cara berdasarkan teori terbentuknya api (segitiga api) yaitu 1) Pendinginan Menghilangkan unsur panas. Menggunakan media bahan dasar air. 2) Isolasi Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api. Menggunakan media serbuk ataupun busa. 3) Dilusi Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api. Menggunakan media gas CO2. 4) Pemisahan Bahan Mudah Terbakar Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api. Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan api. 5) Pemutusan Rantai Reaksi Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu untuk mengikat radikal bebas pemicu rantai reaksi api. Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang dilarang karena menimbulkan efek rumah kaca).
17. KELAS (KLASIFIKASI) KEBAKARAN MENURUT NFPA (NATIONAL FIRE
PROTECTION ASSOCIATION) Klasifikasi (kelas) kebakaran menurut NFPA (National Fire Protection Association) Amerika, yaitu :
KELAS KEBAKARAN PEMADAM
Kertas, Kain, Plastik, Kayu
Air, Uap Air, Pasir, Busa, Padat Non Logam CO2, Serbuk Kimia Kering, Cairan Kimia
Metana, Amoniak, Solar
Gas/Uap/Cairan CO2, Serbuk Kimia
Kering, Busa Arus Pendek
Listrik CO2, Serbuk Kimia
Kering, Uap Air
Aluminium, Tembaga, Besi,
Baja Serbuk Kimia sodium Klorida, Grafit Logam
<Belum Diketahui Secara
Bahan-Bahan Radioaktif Spesifik>
Radioaktif
Lemak dan Minyak Masakan
Cairan Kimia, CO2
Bahan Masakan
18. TATA CARA PENGGUNAAN APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) /
TABUNG PEMADAM Pengertian (Definisi) APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat yang ringan serta mudah dilayani untuk satu orang untuk memadamkan apipada mula terjadi kebakaran (berdasarkan Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat- syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan). Dan berikut ialah tata cara penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) / Tabung Pemadam : a) Tarik/Lepas Pin pengunci tuas APAR / Tabung Pemadam. b) Arahkan selang ke titik pusat api. c) Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR / Tabung Pemadam. d) Sapukan secara merata sampai api padam. Yang perlu diperhatikan : a) Perhatikan arah angin (usahakan searah dengan arah angin) supaya media pemadam benar-benar efektif mengarah ke pusat api. b) Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis APAR yang sesuai dengan klasifikasi sumber kebakaran.
19. ALAT PELINDUNG DIRI
Pengertian Alat Pelindung Diri (APD) ialah kelengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai dengan bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan tenaga kerja itu sendiri maupun orang lain di tempat kerja. Terdapat berbagai macam/jenis APD di antaranya ialah sebagai berikut :
20. PENGERTIAN DAN PROSEDUR LOTO (LOCKOUT TAGOUT)
Pengertian / Definisi LOTO (Lockout Tagout) ialah suatu prosedur untuk menjamin mesin/alat berbahaya secara tepat telah dimatikan dan tidak akan menyala kembali selama pekerjaan berbahaya atapun pekerjaan perbaikan / perawatan sedang berlangsung sampai dengan pekerjaan tersebut telah selesai. Prosedur Umum LOTO (Lockout Tagout) antara lain : a) Mengidentifikasi Sumber Energi. b) Mengisolasi dan mematikan Sumber Energi. c) Mengunci dan Memberi Tanda Bahaya pada Sumber Energi. d) Memastikan Efektivitas Isolasi Sumber Energi. 21. IZIN KERJA K3 Izin Kerja diperlukan khusus untuk pekerjaan non-rutin yang mengandung bahaya/resiko tinggi. Tujuan dari izin kerja ialah unyuk memantau seluruh potensi bahaya dari area/situasi/aktivitas operasional di tempat kerja serta untuk memastikan segala area/situasi/aktivitas pekerjaan berbahaya/beresiko tinggi sudah terdapat pengendaliansehingga aman untuk dilangsungkan perkerjaan bersangkutan. Pengurusan izin kerja dilaksanakan oleh tenaga kerja bersangkutan (ataupun kontraktor, pemasok, dsb) dengan petugas/pengawas K3 serta Manajer Area bersangkutan. Pekerjaan yang termasuk diatur dalam izin kerja antara lain : 1) Izin Kerja Pekerjaan Panas (Las, Gerinda, dsb). 2) Izin Kerja bekerja di ketinggian ekstrim (Pekerjaan Konstruksi/Perbaikan di atas 2m). 3) Izin Kerja Pekerjaan Listrik Tegangan Tinggi (Arus Besar). 4) Izin Kerja bekerja di ruang terbatas (terkurung). 5) Izin Kerja Pekerjaan Tangki dan Perpipaan. 6) Izin Kerja Pekerjaan dengan Alat Berat (Crane, Excavator, Backhoe, Shovel, dsj). 7) Izin Kerja Pekerjaan Galian.
22. LABEL (TANDA) KODE WARNA PERPIPAAN
Label (tanda) dan Kode Warna Perpipaan secara umum merujuk pada standar ANSI A13.1-2007 (American National Standards Institute) dimana terdapat 6 (enam) kode warna dan label (tanda) perpipaan yang diatur sebagaimana tabel di bawah berikut : 23. LABEL (TANDA/SIMBOL) TRANSPORTASI BAHAN (MATERIAL) BERBAHAYA Label Transportasi Bahan/Material Berbahaya (B3) secara umum merujuk pada U.S Department of Transportation (DOT) atau Departement Transportasi Amerika Serikat. Label (plakat) secara umum dipasang pada kendaraan pengangkut juga pada kemasan paket baik itu transportasi darat, udara dan laut ataupun transportasi khusus lainnya. 24. LABEL (TANDA/SIMBOL) KEMASAN BAHAN (MATERIAL) BERBAHAYA / B3 Label (Simbol) Kemasan Bahan (Material) Berbahaya / B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) secara umum merujuk pada Globally Harmonized System - United Nations (GHS) yang diterbitkan oleh PBB (Perserikatan Bangsa - Bangsa). Label dipasang per satuan kemasan bahan berbahaya ataupun paket kemasan bahan (material) berbahaya.
25. RAMBU K3 : KUMPULAN RAMBU BAHAYA K3 (SAFETY SIGN)
Kumpulan rambu-rambu K3 : rambu-rambu bahaya K3 di tempat kerja yang bermanfaat sebagai manajemen visual di tempat kerja.
26. KEWAJIBAN PENGUSAHA (PENGURUS) TERHADAP PENERAPAN K3
Kewajiban Pengusaha (Pengurus) Terhadap Penerapan K3(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14 dimana terdapat 3 (tiga) kewajiban pengusaha (pengurus) terhadap penerapan K3 antara lain : a) Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya. b) Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya. c) Menyediakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang dipimpin maupun orang lain yang memasuki tempat kerja disertai petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya. 27. KEWAJIBAN TENAGA KERA TERHADAP PENERAPAN K3
28. SYARAT-SYARAT PENERAPAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA) DI TEMPAT KERJA Syarat-syarat Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) ditempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3. Di dalamnya terdapat 18 (delapan belas)syarat-syarat dasar keselamatan kerja di tempat kerja di antaranya sebagai berikut : a) Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja. b) Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran. c) Mencegah & mengurangi bahaya peledakan. d) Memberi jalur evakuasi keadaan darurat. e) Memberi P3K Kecelakaan Kerja. f) Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga kerja. g) Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan & getaran. h) Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan keracunan. i) Penerangan yang cukup dan sesuai. j) Suhu dan kelembaban udara yang baik. k) Menyediakan ventilasi yang cukup. l) Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban. m) Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses kerja. n) Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia, binatang, tanaman & barang. o) Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan. p) Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan & penyimpanan barang q) Mencegah tekena aliran listrik berbahaya. r) Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang resikonya bertambah tinggi.