Anda di halaman 1dari 28

Keselamat

an &
Kecelakaa
n Kerja
Program Keselamatan dan
Kesehatan
ZulharmansKerja (K3)

“ Bentuk lambang berupa palang berwarna hijau dengan roda


bergerigi sebelas dengan warna dasar putih”
Lambang K3

Arti (Makna) Tanda Palang


Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja
(PAK)
Arti (Makna) Roda Gigi
Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani

Arti (Makna) Warna Putih


Bersih dan suci
Arti (Makna) Warna hijau

Selamat, sehat dan


sejahtera

Arti (Makna) 11 (sebelas)


Gerigi Roda
Sebelas bab dalam Undang-Undang No 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan
Kerja
Dasar Hukum Penerapan K3 Di Tempat Kerja

 UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja


1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana
3. Adanya bahaya kerja di tempat itu

 Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3


 Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 tenaga kerja atau lebih dan atau yang
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi
yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran
lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK)

 Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (P2K3)
1. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 orang atau lebih
2. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari 100 orang tetapi menggunakan
bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya peledakan, kebakaran,
keracunan dan pencemaran radio aktif
Pengertian K3
Filosofi
Suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan
jasmani maupun rohani tenaga kerja
khususnya dan manusia pada umumnya
serta hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur

Keilmuan
Semua ilmu dan penerapannya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran,
Tujuan K3

1. Melindungi dan menjamin keselamatan


setiap tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja

2. Menjamin setiap sumber produksi dapat


digunakan secara aman dan efisien

3. Meningkatkan kesejahteraan dan


produktivitas Nasional
Kewajiban Pengusaha (Pengurus)

1. Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan


pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya
2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua
bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat
kerja yang dipimpinnya
3. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan pada tenaga
kerja yang dipimpin maupun orang lain yang memasuki tempat kerja
disertai petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut pegawai pengawas
atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya
Kewajiban Tenaga
Kerja
1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai
pengawas/keselamatan kerja
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang
diwajibkan
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang
diwajibkan
4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-
syarat K3 yang diwajibkan
5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD yang
diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal khusus
ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas yang dapat
dipertanggungjawabkan
Syarat Dasar K3
1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.
2. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.
3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
5. Memberi P3K.
6. Memberi APD pada tenaga kerja.
7. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
radiasi, kebisingan & getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat
Kerja (PAK) dan keracunan.
9. Penerangan yang cukup dan sesuai.
Syarat Dasar K3 (lanjutan)
1. Suhu dan kelembaban udara yang baik
2. Menyediakan ventilasi yang cukup
3. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban
4. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses
kerja
5. Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia,
binatang, tanaman & barang
6. Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
7. Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan
&
penyimpanan barang
8. Mencegah terkena aliran listrik berbahaya
9. Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang
resikonya bertambah tinggi
Kecelakaan Kerja

Pengertian Kecelakaan Kerja


kecelakaan kerja adalah kejadian yg tidak diduga dan
tidak dikehendaki atau tidak direncanakan yang
mengakibatkan kerugian untuk manusia, barang
ataupun lingkungan.

kecelakana berhubung dgn hubungan kerja, termasuk


penyakit yg timbul karena hubungan kerja demikian
pula kecelakaan yg terjadi dlm perjalanan berangkat
dari rumah menuju tempat kerja & pulang ke rumah
melalui jalan biasa atau wajar dilalui.
Per 03/Men/1994 tentang Program JAMSOSTEK
Istilah yg sering digunakan
Accident:
 Adalah kejadian yg tdk dikehendaki yg
membuat kerugian baik utk manusia ataupun
terhadap harta benda
Incident:
 Adalah kejadian yg tdk dikehendaki yg blm
membuat kerugian pd manusia
Near Miss:
 Adalah kejadian nyaris celaka dengan kata lain
kejadian ini hampir membuat terjadi incident
maupun accident
Tingkat keparahan kecelakaan:
Kecelakaan Kerja Ringan
Sudiman
 Kecelakaan yg membutuhkan pengobatan di hari itu & dpt
melakukan pekerjaannya kembali atau istirahat kurang dari 2 hari.
Ex. terpeleset, tergores, terkena pecahan beling, terjatuh dan
terkilir.

Kecelakaan Kerja Sedang


 Kecelakaan yg membutuhkan pengobatan & perlu istiraha selama
lebih dari 2 hari.
Ex. terjepit, luka sampai robek, luka bakar.

Kecelakaan Kerja Berat


 Kecelakaan yg mengalami amputasi & kegagalan fungsi tubuh.
Ex. patah tulang dsb.
Penyebab Kecelakaan Kerja
Menurut H.W Heinrich, kecelakaan terjadi melalui
hubungan mata-rantai sebab-akibat dari beberapa faktor
penyebab kecelakaan kerja yang saling berhubungan
sehingga menimbulkan Kecelakaan Kerja (cedera atau
Penyakit Akibat Kerja) serta beberapa kerugian lainnya.

Faktor penyebab kecelakaan kerja:


1. penyebab langsung
2. penyebab tidak langsung
3. penyebab dasar
Penyebab langsung kecelakaan kerja
 kondisi tidak aman (unsafe condition)
Sudiman
- tidak dipasang pengaman pd bagian mesin yg berputar,
tajam ataupun panas,
- terdapat instalasi kabel listrik yg kurang standar (isolasi
terkelupas, tidak rapi),
- alat kerja/mesin/kendaraan yg kurang layak pakai,
- tidak ada label pd kemasan bahan berbahaya, dst

 Tindakan tidak aman (unsafe action)


- kecerobohan, meninggalkan prosedur kerja,
- tidak menggunakan APD
- bekerja tanpa perintah,
- mengabaikan instruksi kerja,
- tidak mematuhi rambu-rambudi tempat kerja,
- tidak melaporkan adanya kerusakan alat/mesin atau APD,
- dst
Penyebab tidak langsung
• Faktor pekerjaan
Sudiman
pekerjaan tdk sesuai dgn tenaga kerja,
pekerjaan tdk sesuai dgn kondisi sebenarnya,
pekerjaan beresiko tinggi yg tdk terkontrol,
beban kerja yg tdk sesuai, dst.

• Faktor individu
mental/kepribadian tenaga kerja tidak sesuai
dgn pekerjaan,
konflik,
stress,
keahlian yg tdk sesuai, dst.
Penyebab dasar
 lemahnya manajemen & pengendaliannya,
Sudiman
 kurangnya sarana & prasarana,
 kurangnya sumber daya,
 kurangnya komitmen, dsb.

Kerugian akibat kecelakaan kerja


 Pekerja: cedera, cacat, atau meninggal dunia
 Pengusaha: biaya langsung dan tdk langsung
 Konsumen: ketersediaan produk
Pencegahan Kecelakaan dgn meminimalisasi
tindakan & kondisi tidak aman di tempat kerja,

1. Mengatur kondisi kerja sesuai peraturan perundangan


2. Standarisasi, terkait syarat-syarat keselamatan, seperti
pemasangan rambu-rambu keselamatan.
3. Pengawasan agar peraturan dipatuhi
4. Pelatihan terkait keselamatan TK
5. Laporan mengenai kecelakaan kerja, meliputi jenis
kecelakaan kerja, jumlah kecelakaan kerja, kerugian
akibat kecelakaan kerja, dsb
6. Program penghargaan atas prestasi TK dlm
meminimalisasi kecelakaan kerja
7. Asuransi
8. Membuat program K3 di tingkat perusahaan
Menghitung angka kecelakaan

Sudiman
1. Frekuensi Kecelakaan (Frequency Rate)

Jumlahkasus
Jumlah kasusyang
yangterjadi
terjadi xx1.000.000
1.000.000
FF =
=
Jumlahjam
Jumlah jamkerja
kerja
Contoh.
Suatu industri dgn 500 TK, lama kerja 50 mgg setahun & 48
jam/mgg. Terjadi 60 kecelakaan setahun. Jam kerja hilang 5%
dari seluruh jam kerja.
Pertanyaan berapa Frekuensi Kecelakaan ?

 Jumlah jam kerja = 500 x 50 x 48 = 1,200,000


 Jam kerja hilang = 5% x 1,200,000 = 60,000
 Jam kereja yg ada = 1,200,000 – 60,000 = 1,140,000

60 x 1,000,000
F= = 52,63
1.140.000

Artinya: dalam setahun terjadi kira-kira 53 kecelakaan pada


setiap 1,000,000 jam kerja
2. Beratnya Kecelakaan (Severity Rate)

Jumlahhari
Jumlah harikerja
kerjahilang
hilangxx 1.000.000
1.000.000
SS=
=
Jumlahjam
Jumlah jamkerja
kerja

Contoh.
Suatu industri dgn 500 TK, lama kerja 50 mgg setahun & 48
jam/mgg. Terjadi 60 kecelakaan setahun. Jam kerja hilang 5%
dari seluruh jam kerja.
Jumlah hari kerja hilang adalah 1,200 hari
Pertanyaan berapa Berat Kecelakaan ?
Contoh.
Suatu industri dgn 500 TK, lama kerja 50 mgg setahun & 48
jam/mgg. Terjadi 60 kecelakaan setahun. Jam kerja hilang 5%
dari seluruh jam kerja.
Jumlah hari kerja hilang adalah 1,200 hari
Pertanyaan berapa Berat Kecelakaan ?

1,200 x 1.000.000
S= = 1,054
1.140.000
Artinya: setiap tahun kira-kira 1 hari hilang pada setiap
1,000,000 jam kerja
1,200
atau = 2,4
500
2,4 hari setiap TK dlm setahun
Jika terjadi cacat menetap atau kematian, perhitungan hari
kerja hilang sbb:
1. Hari benar-benar hilang dlm tahun yg bersangkutan
meninggal
2. Indonesia, 6.000 hari kerja
3. ILO, 7.500 hari kerja

Jika cohtoh diatas terjadi lagi 1 kecelakaan yg


menimbulkan kematian pd hari 200 hari menjelang akhir
tahun, maka:

61 x 1.000.000
F= = 53,5
1.140.000

Artinya: dalam setahun terjadi kira-kira 54 kecelakaan pada


setiap 1,000,000 jam kerja
1,400 x 1.000.000
1. S= = 1,23
1.140.000
Artinya: setiap tahun kira-kira 1 hari hilang pd setiap
1,000,000 jam kerja

1,200 + 6,000 x 1,000,000


2 S= = 6,32
1,140,000

1,200 + 7,500 x 1,000,000


3 S = = 7,63
1,140,000
Konversi Hari Kerja Hilang karena Cacat Anatomis atau Cacat Fungsi dan
Kematian Akibat Kecelakaan Kerja

A. Untuk Kerugian Dari Anggota Badan Karena Cacat Tetap atau


Menurut Ilmu Bedah
1.        Tangan dan Jari-jari
Amputasi seluruh Jari-jari (hari)
atau sebagian dari
tulang Ibu Jari Telunjuk Tengah Manis Kelingking
Ruas ujung 300 100 75 60 50
Ruas tengah - 200 150 120 100
Ruas pangkal 600 400 300 240 200
Telapak (antara jari-
jari dan 900 600 500 450 -
pergelangan)

Tangan sampai pergelangan 3000


2.        Kaki dan Jari-jari
Ibu Jari Jari-jari lainnya
Amputasi seluruh atau sebagian dari tulang
(hari) (hari)
Ruas ujung 150 35
Ruas tengah - 75
Ruas pangkal 300 150

Telapak (antara jari-jari dan pergelangan) 600 350

Kaki sampai pergelangan 3000

3.        Lengan

Tiap bagian dari pergelangan sampai siku 3600 hari


Tiap bagian dari atas siku sampai sambungan bahu 4500 hari
4.        Tungkai
Tiap bagian di atas mata kaki sampai lutut 3000 hari
Tiap bagian di atas lutut sampai pangkal paha 4500 hari
B.        Kehilangan Fungsi
Satu mata 1800 hari

Kedua mata dalam satu kasus kecelakaan 6000 hari

Satu telinga 600 hari


Kedua telinga dalam satu kasus kecelakaan 3000 hari

C. Lumpuh Total dan Mati


Lumpuh total yang menetap 6000 hari
Mati 6000 hari

Catatan : Untuk setiap luka ringan dengan tidak ada amputasi tulang
kerugian hari kerja adalah sebesar jumlah hari sesungguhnya
selama si korban tidak mampu bekerja.

Anda mungkin juga menyukai