Anda di halaman 1dari 12

MATERI

K3LH (Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup)

1. Pengertian
Setiap melakukan suatu pekerjaan kita harus memperhatikan K3LH agar tidak terjadi
kesalahan yang dapat berakibat fatal. Selain itu kita harus memperhatikan kebersihan yang ada
pada lingkungan kerja agar dapat menciptakan suasana yang nyaman dan sehat. Sehat artinya
bahwa lingkungan itu telah benar-benar bersih. Nyaman memiliki arti yang menunjukan bahwa
tempat itu memang rapi dan indah serta enak untuk dipandang
Tujuan umum dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah:
 Untuk mencegah atau mengadakan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja, agar karyawan
tidak mendapatkan cedera atau celaka.
 Tidak terjadi kerusakan atau kerugian pada alat, material produksi dan lingkungan kerja.
Jadi dalam hal ini, keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di perusahaan tidak hanya
bertujuan untuk menyelamatkan manusia (karyawan) saja tetapi juga menyelamatkan alat,
material produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. Lebih rinci lagi keselamatan dan
kesehatan kerja bertujuan untuk:
 Mencegah terjadinya kecelakaan kerja (zero accident).
 Menjamin tempat kerja yang sehat, nyaman, dan aman sehingga dapat menimbulkan semangat
kerja.
 Mencegah timbulnya penyakit akibat pekerjaan.
 Mencegah atau mengurangi cacat tetap akibat pekerjaan.
 Mengurangi biaya operasional (reduce operational cost) atau mencegah pemborosan terhadap
tenaga kerja, modal, peralatan dan sumber-sumber produksi lainnya.
 Mengamankan, menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana pendukung kegiatan
perusahaan dari kerusakan akibat kecerobohan dan kelalaian kerja
 Memperlancar, mengamankan dan meningkatkan produktivitas serta mutu dari produktivitas
kerja.

2. Keselamatan Kerja
Yaitu usaha untuk sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat
untuk mencegah kecelakaan,cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja pada setiap
karyawan dan untukmelindungi sumber daya manusia.
Hubungan Keselamatan Kerja dengan Produksi
Keselamatan kerja adalah salah satu bagian dari pada produksi disamping kuantitas dan kualitas.
Produksi = Kuantitas + Kualitas + Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu bagian
produksi, artinya tidak akan pernah tercipta suatu produksi jika terjadi kecelakaan kerja.

3. Faktor-faktor pendukung keselamatan kerja yaitu:


 Pengaturan jam kerja dengan memperhatikan kondisi fit untuk pekerja
 Pengaturan jam istirahat yang memadai untuk menjaga kestabilan untuk bekerja
 Pengaturan Penggunaan peralatan kantor yang menjamin kesehatan kerja pekerja
 Pengaturan Sikap tubuh dan anggota badan yang efektif yang tidak menimbulkan gangguan
ketika bekerja
 Penyediaan sarana untuk melindungi keselamatan kerja pekerja
 Kedisiplinan pekerja untuk mentaati ketentuan penggunaan peralatan kerja dan perlindungan
keselamatan kerja yang telah disediakan dan diatur dengan SOP (Standard Operating Prosedur)
yang telah ditetapkan
4. Faktor-faktor pendukung keselamatan kerja yaitu:
 Pengaturan jam kerja dengan memperhatikan kondisi fit untuk pekerja
 Pengaturan jam istirahat yang memadai untuk menjaga kestabilan untuk bekerja
 Pengaturan Penggunaan peralatan kantor yang menjamin kesehatan kerja pekerja
 Pengaturan Sikap tubuh dan anggota badan yang efektif yang tidak menimbulkan gangguan
ketika bekerja
 Penyediaan sarana untuk melindungi keselamatan kerja pekerja
 Kedisiplinan pekerja untuk mentaati ketentuan penggunaan peralatan kerja dan perlindungan
keselamatan kerja yang telah disediakan dan diatur dengan SOP (Standard Operating Prosedur)
yang telah ditetapkan
5. Dasar Hukum K3
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Yang diatur oleh
Undang-Undang ini adalah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik di darat, di dalam
tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan
hukum Republik Indonesia.
Berikut ini adalah beberapa hal yang mendukung diberlakukannya safety dalam perusahaan:
1. Undang-undang no.1 tahun 1970
• Tenaga kerja di tempat kerja harus sehat dan selamat
• Proses produksi harus aman dan efisien
• Pengusaha menyediakan tempat dan lingkungan kerja yang aman

2. Undang-undang no.23 tahun 1992


• Kesehatan kerja diwujudkan guna mencapai produktivitas
• Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan, pencagahan penyakit, dan
menyediakan syarat kerja
• Setiap pekerja harus bekerja dengan sehat dan tidak bahaya

6. Tujuan K3
 Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas nasional
 Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut
 Memeliharan sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien

7. Kebijakan dan Prosedur K3


 Unsur manusia :
 Merupakan upaya preventif agar tidak terjadi kecelakaan atau paling tidak untuk menekan
timbulnya kecelakaan menjadi seminimal mungkin (mengurangi terjadinya kecelakaan).
 Mencegah atau paling tidak mengurangi timbulnya cidera, penyakit, cacat bahkan
kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja.
 Menyediakan tempat kerja dan fasilitas kerja yang aman, nyaman dan terjamin sehingga
etos kerja tinggi, produktifitas kerja meningkat.
 Penerapan metode kerja dan metode keselamatan kerja yang baik sehingga para pekerja
dapat bekerja secara efektif dan efisien.
 Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja.
 Unsur pekerjaan :
 Mengamankan tempat kerja, peralatan kerja, material (bahan-bahan), konstruksi, instalasi
pekerjaan dan berbagai sumber daya lainnya.
 Meningkatkan produktifitas pekerjaan dan menjamin kelangsungan produksinya.
 Terwujudnya tempat kerja yang aman, nyaman dan terjamin kelangsungannya.
 Terwujudnya pelaksanaan pekerjaan yang tepat waktu dengan hasil yang baik dan
memuaskan.
 Unsur perusahaan :
 Menekan beaya operasional pekerjaan sehingga keuntungan menjadi lebih besar,
perusahaan bisa lebih berkembang dan kesejahteraan karyawan dapat ditingkatkan.
 Mewujudkan kepuasan pelanggan (pemberi kerja) sehingga kesempatan perusahaan untuk
mencari dan mendapatkan pekerjaan lebih banyak.
 Terwujudnya perusahaan yang sehat

8. Kecelakaan
Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak diharapkan karena
mengakibatkan kerugian, baik material maupun penderitaan bagi yang mengalaminya.
Penyebab Kecelakaan :
 Faktor Internal
 Kecenderungan seseorang untuk mendapatkan kecelakaan, apabila sedang melaksanakan
pekerjaan tertentu.
 Kemampuan dan kecakapan seseorang yang terbatas dan tidak berimbang dengan pekerjaan
yang ditangani.
 Sikap dan perilaku yang tidak baik dalam melaksanakan pekerjaan misalnya merokok di
tempat yang membahayakan, bekerja sambil bercanda, tidak mematuhi peraturan
keselamatan kerja dsb.
 Faktor External
 Pendelegasian dan pembagian tugas kepada para pekerja yang tidak proporsional dan
kurang jelas.
 Jenis pekerjaan yang ditangani mempunyai resiko kecelakaan cukup tinggi (rentan).
 Prasarana dan sarana kerja yang tidak memadai.
 Upah dan kesejahteraan karyawan yang rendah.
 Timbulnya gejolak sosial, ekonomi dan politik yang mengakibatkan munculnya keresahan
pada para pekerja.
 Lingkungan dan peralatan kerja yang tidak memenuhi standar keselamatan kerja, misalnya
lantai berair dan licin, ruangan kerja berdebu, ruangan kerja bersuhu tinggi, mesin-mesin
yang tidak dilindungi, kondisi hujan, peralatan kerja rusak dsb.

Klasifikasi Kecelakaan

Menurut jenis kecelakaan ( Terjatuh) :

 Tertimpa benda jatuh


 Tertumbuk atau terkena benda
 Terjepit oleh benda
 Pengaruh suhu tinggi
 Terkena sengatan arus listrik
 Tersambar petir

Menurut sumber kecelakaan :

 Dari mesin
 Alat angkut dan alat angkat
 Bahan/zat erbahaya dan radiasi
 Lingkungan kerja
 Menurut Sifat Luka atau Kelainan Patah tulang, memar, gegar otak, luka bakar, keracunan
mendadak, akibat cuaca

Keadaan yang tergolong Berbahaya:

 Peralatan kerja yang rusak dan tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
 Mesin-mesin yang tidak terlindungi dengan baik.
 Tempat kerja yang membahayakan (berdebu, licin, becek, berminyak, panas, berbau
menyengat, terlalu dingin dsb).
 Konstruksi atau instalasi pekerjaan yang tidak memenuhi syarat.

Perbuatan yang Berbahaya :

 Bekerja sembarangan tanpa mengindahkan ketentuan dan peraturan keselamatan kerja.


 Bekerja tanpa menggunakan baju atau menggunakan baju yang kedodoran.
 Bekerja sambil bersendau gurau, merokok
 Membuka dengan sengaja perlengkapan pelindung mesin dan instalasi pekerjaan yang
membahayakan.
Pencegahan Kecelakaan:

 Mempersiapkan pekerja untuk dapat bekerja dengan aman dengan cara :


 Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan.
 Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana suatu pekerjaan harus dikerjakan dengan aman.
 Menjelaskan peralatan kerja dan alat-alat keselamatan kerja yang dipakai, termasuk cara
penggunaannya.
 Menjelaskan tentang tempat dan jenis pekerjaan yang mempunyai tingkat bahaya tinggi dan
menjelaskan upaya penanganan serta pencegahannya agar tidak timbul kecelakaan.
 Memberikan buku pedoman keselamatan kerja.
 Memasang poster, slogan, spanduk dll di tempat tertentu dan di tempat kerja.
 Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja.

Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja


Setiap terjadinya kecelakaan kerja selalu tidak menguntungkan bagi semua pihak, baik itu
karyawan dan keluarganya maupun perusahaan dimana karyawan yang mendapatkan kecelakaan
tersebut bekerja. Adapun kerugian akibat kecelakaan kerja dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kerugian finansial (Financial loss)
Kerugian finansial berarti kecelakaan tersebut mengakibatkan kerugian yang
berhubungan dengan keuangan, contohnya: mesin atau alat yang rusak, material yang rusak,
karyawan tidak dapat bekerja sehingga produksi menurun, dan sebagainya.

2. Kerugian sosial (social loss)


Kerugian sosial berarti kecelakaan tersebut mengakibatkan kerugian yang erat
kaitannya dengan hubungan antar manusia, contoh: kehilangan sahabat baik, kesedihan bagi
keluarga yang keluarganya terkena musibah kecelakaan kerja, dan lain sebagainya.

Dan kerugian dapat menimpa siapapun:


 Karyawan: kesakitan, cedera, cacat, waktu dan uang
 Keluarga: kesedihan, ekonomi keluarga terganggu dll.
 Perusahaan: kehilangan karyawan, mengalami kerugian biaya.

KONTAMINASI

A. Pengertian kontaminasi menurut para ahli, antara lain:


 State Government Of Victoria (2020), kontaminasi adalah zat-zat yang ada di darat atau air
tanah yang berpotensi dapat membahayakan lingkungan atau kesehatan manusia.
 Macmillan Dictionary, kontaminasi adalah proses membuat sesuatu menjadi kotor, tercemar,
atau beracun dengan cara menambahkan jenis bahan kimia, limbah cair, atau infeksi.
 Vocabulary, kontaminasi adalah pencemaran yang tidak diharapkan dari sesuatu oleh zat lain.
Dalam dunia industri, termasuk otomotif, limbah atau polutan dalam jumlah besar
dihasilkannya. Oleh karena itu, berbagai limbah atau kontaminan harus dikendalikan agar tidak
menimbulkan masalah.
Dalam industri otomotif, banyak sekali kontaminasi yang dihasilkan. Berbagai jenis pencemar
tersebut diklasifikasikan berdasarkan berbagai hal seperti bentuk dan sifatnya. Misalnya, jenis
pencemar tersebut diklasifikasikan menjadi kontaminan cair, kontaminan padat, kontaminan gas,
dan kontaminan B3.

B. PENYEBAB KONTAMINASI
 Kontaminasi Biologi, beberapa penyebab kontaminasi biologi atau mikrobiologis adalah
parasit (protozoa dan cacing), virus, bakteri patogen, yang dapat menyebabkan keracunan dan
infeksi pada manusia.
 Kontaminasi Kimia, adalah bahan kimia yang mampu menimbulkan intoksikasi pada
manusia. Contoh dari bahan kimia penyebab keracunan: antibiotika, residu pestisida,
pencemaran kimia industri.
 Kontaminasi Fisik, adalah pencemaran yang bersifat fisik. Contohnya: batu, debu, logam,
potongan kayu, atau bahkan peralatan industri yang tidak digunakan. Kontaminasi fisik tidak
selalu mengakibatkan penyakit, tetapi juga berbahaya dan dapat menganggu kesehatan
manusia.

C. DAMPAK KONTAMINASI FISIK


Menyebabkan gangguan saluran pencernaan, ginjal, hati, jantung, dan organ tubuh lainnya.
Dapat menyebabkan keracunanan pada makanan. Dapat melukai keadaan fisik bahkan dapat
menyebabkan kematian.

D. CARA MENANGGULANGI KONTAMINASI


 Bila Terkena Cairan Korosif Cair, segera dibilas dengan air bersih berulang-ulang pada bagian
yang terkena sebelum dibawa ke IGD.
 Bila Terkena Bahan Korosif Padat, segera dibilas dengan air berulang- ulang pada bagian yang
terkena, bila perlu dengan air sabun sebelum dibawa ke IGD.
 Bila Luka Bakar Karena Bahan Kimia, secepatnya menghindari dari bahan kimia tersebut dan
dicuci dengan air berulang- ulang dan segera ditangani oleh dokter IGD.
 Luka Bakar Karena Panas, pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan
dikompres air es atau diguyur air sampai rasa sakit hilang dan tidak timbul kembali. Bila perlu
direndam didalam air. Cara langkah pertolongan pendinginan dapat dilakukan supaya rasa
sakit hilang dan yang lebih penting adalah memperlambat reaksi perusakan jaringan tubuh
akibat panas kebakaran.

E. KONTAMINASI DI BENGKEL OTOMOTIF


 Gas H2SO4 dari hasil elektrolisis accu saat terjadi proses pengisian maupun pengosongan.
Indikasi dapat diketahui dari bau menyengat asam sulfat. Sehingga diperlukannya ruangan
khusus yang digunakan pada proses pengisian aki. Ruangan tersebut harus memiliki sirkulasi
ventilasi yang baik. Selain berbahaya bagi kesehatan, gas H2SO4 juga dapat memicu ledakan
jika terkena sumber panas atau api.
 Gas buang dari hasil pembakaran kendaraan bermotor terdapat berbagai macam unsur yang
dapat membahayakan kesehatan. Gas tersebut seperti karbonmonoksida, karbondioksida,
hidrokarbon, dan partikel lainnya dari hasil pembakaran. Sehingga, sebuah workshop atau
bengkel harus memiliki serkulasi ventilasi yang baik supaya berbagai partikel tersebut tidak
akan meracuni makhluk hidup.
 Kontaminan cair seperti uap bensin, cairan pembersih, dan lain sebagainya. Dalam proses
perawatannya diperlukannya berbagai alat keselamatan diri seperti masker berguna mencegah
terjadinya keracunan akibat berbagai kontaminan cairan.
 Limbah B3 atau limbah bahan beracun berbahaya seperti oli dan zat-zat lain yang mengandung
bahan berbahaya. Dalam pengelolaan limbah berbahaya tersebut dilakukan secara khusus agar
tidak mencemari lingkungan. Limbah-limbah tersebut biasanya ditampung dahulu untuk
kemudian dikirim ke tempat penampungan guna didaur ulang.

F. KONTAMINASI PADA BAHAN BAKAR


Kontaminasi pada bahan bakar atau lebih singkatnya kita sebut saja kontaminasi pada fuel.
Pada artikel sebelumnya pernah saya singgung bahwa kita harus menggunakan fuel atau bahan
bakar yang bersih untuk kendaraan kita, dengan membeli bahan bakar pada pom bensin-pom
bensin. pada artikel kali ini saya akan memperdalam lagi kontaminasi pada bahan bakar.
Bahan bakar merupakan sumber energi penggerak utama pada sebuah kendaraan. Dari fuel
ini akan di ubah menjadi tenaga gerak didalam sebuah engine. Kita bahas mengenai proses
pemindahan energi dari fuel menjadi gerak.

Kita ambil contoh proses 4-stroke


Proses 4 Stroke

Pada proses proses kerja 4 stroke diatas, proses pertama air intake (Induction), yaitu
masuknya udara kedalam chamber pembakaran, proses pengaturan masuknya udara kedalam
chamber diatur oleh sebuah katup yang disebut dengan valve, pada sebuah kendaraan bermotor
pada umumnya terdapat 2 valve setiap chamber. Proses kedua adalah compression, dimana valve
dari inlet manifold (lorong masuk) tertutup kemudian piston bergerak mengarah Top Dead Centre
(bagian puncak dari pergerakan piston), pergerakan piston ini akan mengakibatkan udara tertekan
dan menjadi panas. Proses kemudian dilanjutkan dengan proses ketiga, dimana ketika udara
menjadi panas karena tekanan dari piston, fuel disemprotkan ke dalam chamber (dikabutkan) dari
injector.
Apabila fuel yang digunakan adala solar maka tidak diperlukan sebuah spark (busi) untuk
memicu ledakan fuel, tapi apabila fuel yang digunakan adalah solar maka diperlukan spark (busi)
untuk memacu ledakan pada chamber. Ledakan dari fuel akan menyebabkan piston terdorong ke
bawah dan menggerakkan crankshaft. Setelah terjadi ledakan dan menggerakkan piston ke bawah
maka valve outlet akan terbuka dan mengalirkan udara hasil ledakan menuju outlet manifold
(lorong pembuangan). Proses pembuangan udara ini akan dibantu dengan dorongan dari piston.
Kemudian setelah proses keempat selesai maka proses akan berulang menuju proses pertama.
Karena terdapat empat proses inilah proses ini disebut dengan proses 4 stroke atau 4 langakah.
Selain proses 4 storke ada juga proses 2 stroke. Untuk lebih jelasnya perbedaan antara proses 2
stroke dengan proses 4 stroke kita bisa melihat dalam video dibawah ini.
Bagian utama dalam proses ini perubahan fuel ke gerak ini antara lain :
1. Valve
2. Piston
3. Injector
4. Chamber

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

1. Alat Pelindung Kepala

Perlengkapan ini berfungsi untuk melindungi kepala dari pukulan, benturan, atau cedera
kepala yang disebabkan kejatuhan benda keras. Alat pelindung kepala juga melindungi kepala dari
radiasi panas, api, percikan bahan kimia, maupun suhu ekstrem. Jenis alat pelindung kepala yaitu
helm pengaman (safety helmet), topi atau tudung kepala, dan pelindung rambut.

2. Alat Pelindung Mata dan Muka

Alat ini berfungsi untuk melindungi mata dan muka dari bahaya paparan bahan kimia, seperti
amonium nitrat, gas, dan partikel yang melayang di udara atau air, percikan benda kecil, panas,
atau uap. yang umum digunakan, yaitu kacamata khusus atau spectacles dan goggles. Sedangkan
alat pelindung muka adalah tameng muka (face shield) atau full face masker yang menutupi seluruh
bagian wajah.

3. Alat Pelindung Telinga

Sumbat telinga (ear plug) atau penutup telinga (ear muff) adalah jenis dari alat pelindung telinga.
Fungsinya untuk melindungi telinga dari kebisingan atau tekanan yang disebabkan oleh bising
terus-menerus atau dentuman alat keras.

4. Alat Pelindung Saluran Pernapasan

Alat ini berfungsi melindungi organ pernapasan dengan menyalurkan udara bersih atau
menyaring zat atau benda berbahaya, seperti mikroorganisme (virus, bakteri, dan jamur), debu,
kabut, uap, asap, dan gas kimia tertentu. Dengan mengenakan alat pelindung saluran pernapasan,
zat asing tidak terhirup dan masuk ke dalam tubuh. Jenis alat pelindung saluran pernapasan, di
antaranya:

 Masker
 Respirator
 Tabung atau cartridge khusus untuk menyalurkan oksigen.
 Tangki selam dan regulator, untuk pekerja di dalam air.

5. Alat Pelindung Tangan

Sarung tangan adalah jenis alat pelindung tangan. Namun, sarung tangan ini terbuat dari
material khusus, tergantung pada kebutuhan dan pekerjaan. Ada yang terbuat dari logam, kulit,
kanvas, kain, karet, atau bahan khusus untuk melindungi tangan dari zat kimia tertentu.
6. Alat Pelindung Kaki

Kaki juga harus terlindungi dari benturan atau tertimpa berat, tertusuk benda tajam, terkena
cairan panas atau dingin dan bahan kimia berbahaya, serta terpeleset karena permukaan lantai
yang licin. Jenis yang digunakan berupa sepatu karet (boots) dan safety shoes.

7. Pakaian Pelindung

Alat pelindung diri ini berfungsi melindungi tubuh dari suhu panas atau dingin yang ekstrim,
paparan api dan benda panas, percikan bahan kimia, uap panas, benturan, radiasi, gigitan atau
sengatan binatang, serta infeksi virus, jamur, dan bakteri. Jenis yang digunakan yaitu rompi (vests),
celemek (apron atau coveralls), jaket, dan pakaian terusan (one piece coverall).

8. Sabuk dan Tali Keselamatan

Sabuk tali keselamatan digunakan untuk membatasi gerakan pekerja supaya tidak jatuh atau
terlepas dari posisi aman. Alat ini digunakan untuk pekerja yang aktivitasnya di ketinggian atau
dalam ruangan yang sempat di bawah tanah.
9. Pelampung

Pekerja yang aktivitasnya di permukaan air memerlukan alat pelindung diri ini supaya bisa
mengambang dan tidak tenggelam. Jenis yang digunakan yaitu life jacket atau life vest.

APAR

A. PENGERTIAN KEBAKARAN
Kebakaran merupkan suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari
suatu baha bakar yang disertai dengan timbulnya api atau penyalaan. Adapun penyebab kebakaran
yaitu :
a. Bahan padat seperti kayu, kain, kertas, plastik
b. Bahan cair, seperti cat, alkohol, berbagai jenis minyak
c. Bahan gas seperti propana, butana, LNG
Pada suatu peristiwa kebakaran, dikenal dengan adanya segitiga api. Segitiga api yaitu tiga
unsur yang membentuk rantai penyebab terjadinya api. Tiga unsur tersebut adalh :
a. Jenis bahan yang mudah terbakar
b. Oksigen atau zat pengoksida
c. Sumber panas yang cukup untuk menaikkan temperatur bahan bakar sampai titik penyalaannya

B. SIFAT-SIFAT KEBAKARAN
Peristiwa kebakaran memiliki beberapa sifat. Yaitu sebagai berikut :
a. Terjadi secara tidak terduga
b. Tidak mudah padam jika tidak segera dipadamkan
c. Kebakaran akan padam dengan sendirinya apabila konsentrasi keseimbangan hubungan tiga
unsur segitiga api tidak terpenuhi lagi

C. SUMBER POTENSI PENYEBAB KEBAKARAN


Kebakaran dapat terjadi karena disebabkan oleh beberapa sumber, yaitu :
a. Api terbuka
Penggunaan api terbuka ditempat yang bisa membahayakan dan terdapat bahan yang
mudah terbakar juga dapat menjadi salah satu sumber terjadinya kebakaran. Contohnya
pengelasan, dapur api, dsb.
b. Permukaan panas
Alat pemanas, pengering, ataupun oven jika tidak terkendali atau berhubungan dengan
bahan mencapai suhu penyalaan juga dapat menyebabkan terjadinya kebakaran.
c. Peralatan listrik
Peralatan yang berkaitan dengan listrik juga dapat menjadi salah satu sumber terjadinya
kebakaran bila tidak memenuhi syarat keamanan yang berlaku (PUIL), pembebanan lebih
tegangan yang melebihi kapasitas, dan terdapat bunga api pada motor listrik.
d. Reaksi eksotermal
Merupakan reaksi yang menghasilkan panas dan juga menghasilkan gas yang dapat
dengan mudah terbakar. Contohnya reaksi batu karbit dengan air dan reaksi bahan kimia yang
peka terhadap panas.
e. Gesekan mekanis
Akibat gesekan mekanis yang terjadi pada peralatan yang bergerak jika tidak diberi
pelumasan secara terus menerus dapat menimbulkan panas. Bunga api mekanis per gram
bubutan atau gerinda dapat menjadi salah satu sumber nyala bila kontak dengan bahan yang
mudah terbakar.

f. Loncatan bunga api listrik statis


Akibat pengaruh dari mekanis pada bahan nonkonduktor akan dapat menyebabkan
penimbunan elektron (akumulasi listrik statis), seperti contoh
a. Minyak merupakan bahan nonkonduktor
b. Jika minyak dialirkan melalui selang dengan tekanan tinggi, maka elektron akan tertimbun pada
minyak tersebut
c. Pada keadaan tertentu elektron dapat terjadi loncatan elektron dan dpat menjadi sumber
penyebab kebakaran.

D. KLASIFIKASI KEBAKARAN
Kita perlu mengetahui klasifikasi kebakaran atau sumber penyebab terjadinya api supaya jenis
APAR yang digunakan efektif dalam mengendalikan kebakaran tersebut. Klasifikasi kebakaran yang
berlaku di Indonesia mengacu kepada Standart National Fire Protection Association yang telah
digunakan dalam Permenaker No 4 Tahun 1980 dengan klasifikasi sebagai berikut
a. Kelas A
Jenis kebakaran pada benda yang mudah terbakar yang dapat menimbukan arang atau
karbon. Contohnya yaitu kayu, kertas, karton, kardus, plastik, dsb.
b. Kelas B
Jenis kebakaran pada benda cair dan gas yang mudah terbakar. Coontohnya yaitu bahan
bakar, bensin, lilin, cat, minyak tanah, thinner, dsb.
c. Kelas C
Jenis kebakaran pada benda yang menghasilkan listrik atau yang mengandung unsur
listrik (instalasi listrik yang bertegangan)
d. Kelas D
Kebakaran pada logam mudah terbakar. Contohnya yaitu sodium, litium, magnesium,
alumunium, potasium, dan radium.
BUDAYA KERJA SAFETY TALK & 5R

Pengertian Budaya Kerja


Budaya kerja merupakan sebuah konsep yang mengatur kepercayaan, proses berpikir, serta
perilaku karyawan yang didasarkan pada ideologi dan prinsip suatu organisasi. Konsep inilah yang
mengatur bagaimana setiap karyawan berinteraksi satu sama lain dan juga bagaimana suatu
organisasi atau perusahaan berfungsi. Budaya kerja tidak akan muncul dengan sendirinya, tetapi
dibentuk melalui proses terkendali yang melibatkan sumber daya manusia beserta seluruh
perangkat pendukungnya. Dapat dikatakan bahwa budaya kerja juga merupakan kumpulan dari
asumsi-asumsi dasar yang dipelajari sebagai hasil dari memecahkan masalah yang ada di
perusahaan dalam proses penyesuaian. Itulah mengapa budaya kerja berhubungan dengan
mentalitas para karyawan dan hal tersebut nantinya akan mempengaruhi suasana kerja mereka.

Jenis-Jenis Budaya Kerja

1. Klan (Clan Culture), Budaya kerja klan merupakan budaya kerja yang menciptakan lingkungan
kerja yang cenderung ramah dan bersahabat. Situasi ini akan membuat seluruh karyawan
perusahaan dianggap seperti satu keluarga besar yang sedang melakukan kolaborasi dan aktif
terlibat dalam berbagai kegiatan.Jenis budaya kerja ini lebih menekankan pembentukan team
work yang solid serta komunikasi yang baik.

2. Pasar (Market Culture), Budaya kerja pasar merupakan budaya kerja yang menggunakan
persaingan sebagai landasan dalam menjalankan sebuah perusahaan. Dari adanya persaingan
ini, para karyawan akan lebih termotivasi untuk bersikap kompetitif dan fokus dalam mencapai
tingkat produktivitas kerja. Seorang pemimpin dalam budaya kerja ini harus bisa menciptakan
situasi persaingan dengan sehat dan kondusif untuk seluruh karyawan yang ada di perusahaan.

3. Hierarki (Hierarchy Culture), Budaya kerja hierarki lebih menekankan konsep lingkungan kerja
yang lebih formal dan terstruktur. Kendali dari perusahaan sepenuhnya dipegang oleh orang-
orang yang memiliki jabatan tinggi di perusahaan, karena mereka dinilai memiliki pengalaman
serta kemampuan dan layak untuk dijadikan panutan. Perusahaan akan berjalan dengan baik
dan sebagaimana mestinya apabila seluruh jajaran perusahaan mematuhi aturan-aturan hierarki
yang bersifat tegas dan tepat guna. Budaya kerja ini dianggap sebagai budaya kerja yang paling
tepat untuk meningkatkan produktivitas sebuah perusahaan.

4. Adhokrasi (Adhocracy Culture), Lingkungan yang menganut budaya kerja adhokrasi akan lebih
bersifat dinamis dan kreatif. Para pemimpin dipandang sebagai sosok inovator yang berani
mengambil resiko dan memacu motivasi karyawan dalam mewujudkan ide-ide segar. Budaya
kerja ini menekankan konsep kebebasan bagi karyawan untuk menciptakan sesuatu yang baru
sehingga nantinya akan mampu membuat perusahaan bertahan di tengah ketatnya persaingan.

PRINSIP PENERAPAN 5R

Prinsip Penerapan 5R adalah untuk mendapatkan lingkungan tempat kerja yang Aman,
Nyaman dan Sehat. Berikut ini adalah cara-cara mengelola lingkungan kerja yang dikenal dengan
prinsip 5R yang terdiri:
1. RINGKAS (Pemilihan)
Prinsipnya adalah memilih dan memisahkan barang yang diperlukan dan tidak diperlukan
kemudian menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Hasil yang
akan didapatkan dari penerapan prinsip ringkas ini adalah: mobilitas tinggi, aliran kerja lancar,
keamanan dan kenyaman sehingga efisiensi dan produktivitas tinggi.
2. RAPI (Penataan)
Prinsipnya adalah setiap barang yang ada di tempat kerja mempunyai tempat yang pasti dan
jelas, sehingga harus diletakkan pada tempatnya. Pada dasarnya kegiatan pencarian adalah
suatu pemborosan. Metode yang dapat dilakukan agar dapat merapikan adalah: barang
dikelompokkan dan dibuatkan tanda pengenalnya, disiapkan tempatnya dengan tanda
pembatas, dan dibuatkan denah atau peta barang.
3. RESIK (Pembersihan)
Prinsipnya adalah membersihkan segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang berarti
memeriksa dan menjaga. Jangan sampai berfikir bahwa kebersihan hanyalah tanggung jawab
Cleaning Service. Hasil yang akan didapatkan adalah: tidak ada gangguan proses dan
mengurangi kesalahan kerja.
4. RAWAT (Pemantapan)
Prinsipnya adalah semua orang bisa mendapatkan informasi yang diperlukan yang berkaitan
dengan penempatan dan penyimpanan barang-barang dengan tepat waktu. Pada dasarnya
kesalahan/ penyimpangan di tempat kerja disebabkan oleh lupa dan tidak tahu. Hasil yang
didapatkan kerancuan kerja berkurang, keselamatan dan kesehatan kerja serta peningkatan
efisiensi.
5. RAJIN (Disiplin)
Prinsipnya adalah kita hanya melakukan apa yang searusnya dilakukan dan tidak melakukan
apa yang seharusnya tidak dilakukan. Hasil yang didapatkan adalah kita akan dapat bekerja
dengan professional.

Anda mungkin juga menyukai