SAFETY
MODUL BMC
GLOSARIUM
Hazard (Potensi Bahaya): Sifat-sifat yang ada dan melekat pada suatu bahan atau
proses yang dapat mengakibatkan cidera atau kerusakan terhadap manuasia,
peralatan dan lingkungan.
Danger (Tingkat Bahaya): Mengungkapkan adanya hazard secara relativ, kondisi
berbahaya mungkin saja ada, tetapi tidak begitu berbahaya karena telah dilakukan
beberapa pencegahan.
Risk (Resiko): Kemungkinan terjadinya suatu cidera atau kerusakan dari suatu bahaya
terhadap manusia, peralatan dan lingkungan yang terpapar di dalam bahaya
tersebut.
Damage (Kerusakan): Ukuran keparahan suatu kerugian baik yang berbentuk cidera,
kerugian fisik, fungsional atau uang yang dapat timbul bila terjadi kegagalan dalam
pengendalian bahaya yang ada.
Safety (Keselamatan): Suatu kondisi dimana unsure-unsur utama suatu system, yakni
manusia, peralatan dan lingkungan berada dalam keadaan aman. Sering didefinisikan
“Bebas dari bahaya” akan tetapi bahaya tidak akan
Inceident (Kejadian): Suatu kejadian dimana manusia, peralatan dan lingkungan telah
hamper mengalami kecelakaan atau bahkan telah mengalami kecelakaan.
Near Miss (Hampir Celaka): Adalah suatu peristiwa yang tidak direncanakan, tidak
diharapkan dan bersifat membahayakan yang mengakibatkan suatu kecelakaan
hamper terjadi. Hanya factor tertentu yang sering disebut keberuntungan (lucky)
yang menyebabkan peristiwa kecelakaan tersebut tidak terjadi.
Accident (Kecelakaan): Peristiwa yang tidak direncanakan, tidak diharapkan dan tidak
terkendali yang mengakibatkan cidera manusia, kerusakan harta benda dan
lingkungan.
Ear muff : salah satu jenis dari alat pelindung telingan yang terdiri atas mangkuk (cup)
yang pada bagian dalamnya diberikan bahan peredam suara. Demikian juga
pinggiran yang melekat pada kulit sekitar telinga. Kedua mangkuknya diikat dengan
pegas yang dapat menekan mangkuk tersebut pada sisi kepala di sekitar telinga.
Ear plug : merupakan sebuah sumbat yang dipasang (disumbatkan) pada kedua lubang
telinga, sehingga suara dari luar terhalang oleh sumbat tersebut.
Kacamata keselamatan: merupakan alat pelindung mata dan muka yang paling banyak
diminati dibandingkan dengan alat pelindung mata dan muka lainnya.
Goggles : merupakan alat pelindung mata yang digunakan untuk melindungi mata dari
bahaya-bahaya gas, uap, larutan bahan kimia korosif, dan debu.
Alat pemadam api ringan (APAR) : alat pemadam api yang mudah dilayani oleh satu
orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran dan mempunyai berat
tidak lebih dari 16 kgf (32 lbsf).
BAB I
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Tujuan Bab 1:
Setelah menyelesaikan pelatihan pada bab 1, peserta mampu menjelaskan tentang:
• dasar-dasar keselamatan dan kesehatan kerja, dan
• kejadian dan kecelakaan kerja
Referensi :
Safety, EHS
Safety
Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pelatihan pada pelajaran 1, peserta mampu:
menjelaskan pengertian keselamatan kerja,
menjelaskan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja,
menjelaskan manfaat keselamatan dan kesehatan kerja,
menjelaskan prisip keselamatan kerja,
menjelaskan hubungan keselamatan kerja dengan produksi, dan
menjelaskan undang-undang keselamatan dan kesehatan kerja.
1
Safety
Pengawasan terhadap 4M
Mesin
Kondisi kerja yang aman
Material
Tidak ada kerugian
Tindakan kerja yang barang
Metode aman
Pengawasan yang berkesinambungan terhadap empat komponen, yaitu: manusia, mesin atau alat,
material, dan metode (4M) akan menciptakan suatu keadaan yang aman (lingkungan, kondisi, dan
tindakan kerja). Dengan terciptanya keadaan yang aman tersebut, maka tidak akan timbul suatu
kecelakaan manusia maupun kerugian barang.
2
Safety
Keselamatan kerja merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu bagian produksi, artinya
tidak akan pernah tercipta suatu produksi jika terjadi kecelakaan kerja.
3
Safety
Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pelatihan pada pelajaran 2, peserta mampu:
mendefinisikan kejadian dan kecelakaan,
menjelaskan penyebab kecelakaan,
menjelaskan klasifikasi kecelakaan,
menjelaskan kerugian akibat kecelakaan,
menjelaskan pengontrolan kecelakaan, dan
menjelaskan istilah-istilah yang berhubungan dengan safety.
4
Safety
Anda tentu tidak ingin mengalami kejadian seperti yang ada pada gambar di atas bukan. Gambar-
gambar di atas merupakan gambaran bagi kita bahwa situasi kerja yang tidak aman dapat
mengakibatkan kejadian yang fatal, yaitu kecelakaan. Kecelakaan yang terjadi di area kerja
kebanyakan akibat dari kesalahan manusia.
Kejadian (incident) dapat diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diinginkan yang mungkin
atau dapat mengakibatkan kerugian atau menurunnya efisiensi kegiatan suatu usaha dan tidak
menimbulkan cedera pada manusia.
Kecelakaan (accident) dapat didefinisikan sebagai suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak
diduga, tidak diinginkan terjadi secara tiba-tiba dan bersifat merugikan bagi manusia, alat-alat dan
material.
Tidak direncanakan
KECELAKAAN Tidak diinginkan
Tidak diduga
Produktivitas terhenti
Cedera pada manusia
AKIBAT Kerusakan alat
Produksi terganggu
Penderitaan keluarga
Penyebab Kecelakaan
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kelalaian
manusia, yaitu:
Karena tidak tahu
Manuasia yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana mengoperasikan mesin dengan
benar dan tidak tahu bahaya-bahayanya, sehingga terjadi kecelakaan.
Karena tidak mampu
Manuasia yang bersangkutan sebenarnya telah mengetahui cara yang aman akan tetapi
karena belum atau kurang terampil, maka ia akhirnya melakukan keslahan.
Karena tidak mau
Walaupun manusia yang bersangkutan telah mengetahui dengan jelas cara kerja atau
peraturan dan yang bersangkutan dapat melaksanakan tetapi karena tidak punya kemauan
akhirnya melakukan kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan.
5
Safety
Dan berikut adalah hal-hal yang menjadi pendukung untuk terjadinya suatu kecelakaan
Pengawasan tentang pelaksanaan keselamtan kerja
• Instruksi tentang keselamatan kerja tidak cukup.
• Peraturan keselamatan kerja tidak diterapkan.
• Keselamatan kerja tidak dianggap bagian dari pekerjaan.
• Kontak-kontak tentang keselamatan kerja kurang.
• Bagian-bagian yang berbahaya tidak dikoreksi.
• Alat proteksi tidak disediakan.
Mental para karyawan
• Perhatian tentang keselamatan kerja kurang.
• Koordinasi kurang
• Tidak ada keinginan menghayati keselamtan kerja
• Raksi lamban
• Kurang perhatian
• Emosional
• Grogi dan pemarah
Fisik atau kondisi tubuh
• Terlalu lelah
• Tuli
• Pandangan kurang jelas
• Fisik tidak tepat untuk pekerjaannya
• Cacat jasmani
• Sakit jantung
6
Safety
Berdasarkan hasil penelitian Frank E. Bird dan tim pada tahun 1968 terhadap 1.753.498 kejadian
kecelakaan yang dilaporkan di Amerika Serikat, di dapat suatu fakta bahwa:
Dari setiap kecelakaan cidera berat terdapat 10 kecelakaan cidera ringan yang terlaporkan.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari 30 kecelakaan yang merusakkan harta
benda terdapat satu kecelakaan yang menyebabkan cidera berat.
Dari setiap satu kecelakaan cidera berat ditemukan hampir 600 kejadian yang bersifat hampir
mencelakakan (near mist).
Fakta tersebut dapat digambarkan sebagai “Segitiga Kejadian (Incident Triangle)”
Cidera/kecelakaan berat
1
10 Cidera/kecelakaan ringan
Klasifikasi Kecelakaan
Berikut ini adalah kalsifikasi kecelakaan yang terjadi di tempat kerja.
Cidera manusia (People injury)
• Cedera ringan (Minor injury)
Cidera kerja atas diri seorang karyawan, dimana yang bersangkutan masih dapat
ditangani oleh seorang petugas P3K yang bersertfikasi maupun perawat kesehatan.
Karyawan yang mengalami cidera ringan setelah dilakukan perawatan, hari itu juga
dapat bekerja kembali.
7
Safety
Selain klasifikasi di atas, terdapat juga klasifikasi kecelakaan tambang, dimana yang disebut
kecelakaan tambang adalah kecelakaan kerja di area pertambangan dalam waktu antara mualai
masuk sampai dengan akhir bekerja. Kecelakaan tambang di Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Luka ringan
Korban dalam waktu kurang dari 3 minggu telah dapat bekerja kembali biasa atau kembali
kepada pekerjaan semula.
Luka berat, dan
Korban dalam waktu lebih dari 3 minggu baru dapat bekerja kembali seperti biasa.
Mati
Korban meninggal dalam waktu 24 jam sesudah terjadinya kecelakaan.
8
Safety
9
Safety
10
Safety
Selalu menggunakan alat pelindung diri ketika melakukan pekerjaan yang bisa menimbulkan
resiko kecelakaan kerja.
Berdasarkan hasil penelitian Frank E. Bird pada tahun 1969 terhadap 1.753.498 kejadian kecelakaan
yang dilaporkan di Amerika Serikat, di dapat suatu fakta yang digambarkan sebagai “segitiga
kejadian” (incedent triangle), sebagai berikut:
11
Safety
Ringkasan
Kecelakaan
Kecelakaan (accident) dapat didefinisikan sebagai suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak
diduga, tidak diinginkan terjadi secara tiba-tiba dan bersifat merugikan bagi manusia, alat-alat dan
material.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kelalaian
manusia, yaitu:
Karena tidak tahu
Karena tidak mampu
Karena tidak mau
Adapun kerugian akibat kecelakaan kerja dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kerugian finansial (Financial loss)
Kerugian sosial (social loss)
Untuk mengontrol tingkat resiko kecelakaan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:
Eliminasi (Hilangkan)
Subtitusi (Penggantian)
Separasi (Isolasi)
Enginering control (Konstruksi)
Adoption of safe practices
Personal protective Equipment (Alat pelindung diri).
12
BAB II
ALAT PELINDUNG DIRI
Tujuan Bab 2:
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada Bab 2, siswa mampu:
• Menjelaskan tentang ketentuan penggunaan alat pelindung diri,
• Menyebutkan dan menjelaskan klasifikasi serta fungsi dari macam-macam alat
pelindung diri.
Referensi :
Video:
Komatsu Safety
Manual:
Unit Instruction Manual, Working Safety (SEULG0028-0)
Training Aid
Safety
Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu:
menjelaskan tentang pertimbangan pemilihan alat pelindung diri yang tepat untuk digunakan
dalam bekerja, dan
memahami undang-undang pemakaian alat pelindung diri.
Beberapa pertanyaan penting yang perlu dipertimbangkan sebelum menetapkan untuk memakai alat
pelindung diri dalam bekerja adalah sebagai berikut:
Apakah di tempat kerja ditemukan bahaya yang mengharuskan tenaga kerja memakai alat
pelindung diri?
Sejauh mana perlindungan dibutuhkan guna melindungi tenaga kerja dari bahaya-bahaya
yang ada, dan alat pelindung diri apa yang paling tepat untuk jenis bahaya tersebut?
14
Safety
Bagaimana dapat menjamin bahwa alat-alat pelindung diri tidak hanya asal dipakai saja
tetapi juga dapat dipakai secara tepat? Dalam hal ini masalah kenyaman dan kepercayaan
tenaga kerja terhadap alat pelindung diri ikut menentukan.
15
Safety
Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu:
menyebutkan klasifikasi alat pelindung diri
menjelaskan fungsi dari masing-masing alat pelindung diri.
16
Safety
Topi keselamatan
Topi keselamatan menurut fungsinya dibagi menjadi tiga
macam, yaitu:
• Topi keras untuk melindungi kepala terhadap
pukulan penetrasi dan sengatan listrik.
• Topi pelindung kepala terhadap benturan yang
bersifat kurang keras.
• Topi lunak yang fungsinya hanya untuk menutup
kepala atau rambut terhadap debu, kotoran,
panas, dan lai-lain.
Selanjutnya topi keselamatan dibagi lagi menjadi 4 (empat) kelas yang disesuaikan dengan
aplikasinya masing-masing, yaitu:
• Kelas A : tahan listrik terbatas untuk penggunaan umum
• Kelas B : tahan listrik tegangan tinggi
• Kelas C : tidak untuk perlindungan terhadap sengatan listrik
• Kelas D : topi pemadam kebakaran.
Pelindung rambut
Pelindung telinga
Teradapat beberapa tipe alat pelindung telinga, yaitu:
ear muff, dan ear plug.
Ear muff terdiri atas mangkuk (cup) yang pada bagian
dalamnya diberikan bahan peredam suara. Demikian
juga pinggiran yang melekat pada kulit sekitar telinga.
Ear Muff Kedua mangkuknya diikat dengan pegas yang dapat
menekan mangkuk tersebut pada sisi kepala di sekitar
telinga. Dengan demikian suara dapat diredam oleh
mangkuk penutup ini. Keuntungan dari ear muff
adalah tingkat proteksinya lebih besar dibandingkan
Ear Plug dengan ear plug, dapat dipakai oleh orang yang
berbeda, mudah dimonitor oleh pengawas, dapat
17
Safety
dipakai pada telinga yang terinfeksi ringan, dan tidak mudah hilang. Kerugian alat ini adalah
tidak nyaman digunakan pada tempat yang panas, kurang nyaman, tidak mudah disimpan,
harga relatif mahal, kerusakan pegas dapat menguramgi daya proteksinya.
Ear plug merupakan sebuah sumbat yang dipasang (disumbatkan) pada kedua lubang
telinga, sehingga suara dari luar terhalang oleh sumbat tersebut, keuntungan alat ini
mudah dibawa, nyaman, murah, dan tidak membatasi gerak kepala. Namun alat ini
mempunyai kerugian, seperti tingkat proteksinya lebih kecil dibandingkan ear muff, hanya
dapat dipakai untuk saluran telinga yang sehat, dapat menimbulkan infeksi jika tangan yang
digunakan pada waktu memasang alat ini kotor.
Goggles
Goggles merupakan alat pelindung mata yang
digunakan untuk melindungi mata dari bahaya-
bahaya gas, uap, larutan bahan kimia korosif,
dan debu. Goggles umumnya kurang diminati
karena tidak nyaman dipakai dan terlalu rapat,
sehingga tidak terjadi sirkulasi udara yang
berakibat lensa mudah mengembun, untuk
mengatasi hal ini biasanya goggles dilengkapi
18
Safety
dengan bahan hidrofil atau diberi lubang ventilasi. Lensa goggles sama halnya dengan
kacamata keselamatan, terbuat dari bahan plastik yang tahan terhadap benturan.
Pelindung Pernapasan
Selain penggunaanya pada keadaan darurat, alat pelindung ini juga dipakai secara rutin atau berkala
dengan tujuan inspeksi, pemeliharaan atau perbaikan alat-alat dan mesin yang terdapt di tempat-
tempat kerja yang udaranya telah terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia berbahaya.
Macam-macam alat pelindung pernapasan diantaranya:
• Air purifying respirator
Alat pelindung ini digunakan untuk melindungi seorang
tenaga kerja dari bahaya pernapasan oleh debu, kabut,
uap logam, dan asap. Menurut cara kerjanya dan bentuk
kontaminan, respirator ini dapat digolongkan menjadi tiga
macam, yaitu:
Chemical respirator, untuk kontaminan gas.
Mechanical filter respirator, untuk partikel zat padat.
Catridge, untuk campuran gas dan partikel padat.
19
Safety
• Pelindung kaki
Sepatu keselamatan (safety shoes) dipakai untuk
melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda-benda
berat, terpertic cairan kimia yang berbahaya, terkena
cairan panas, dan menginjak benda tajam. Sepatu
keselamtan dapat dibedakan menurut jenis
pekerjaan yang dilakukan, yaitu:
Sepatu yang dipakai pada pekerjaan
pengecoran baja.
Sepatu keselamatan yang digunakan di tempat kerja yang mengandung bahaya
peledakan.
Sepatu karet anti elektrostatik yang digunakan untuk melindungi pekerja dari bahaya
hubunan pendek. Sepatu ini harus tahan terhadap tegangan listrik 10.000 Volt
selama 3 menit.
Sepatu bagi pekerja bangunan dengan resiko bahaya tertimpa benda keras.
20
Safety
Baju Pelindung
Kondisi kerja dalam industri modern, seperti paparan terhadap kebakaran
dengan suhu tinggi atau cuaca dingin yang berlebihan, logam cair, bahan
korosif, dan lain-lain memerlukan pakaian kerja khusus baik dari segi
bahan atau potongannya.
Baju pelindung dapat berbentuk apron yang menutupi sebagian anggotan
tubuh (dari dada sampai lutut atau overall yang menutupi seluruh
anggota badan.
Rompi Reflektor
Untuk semua pekerjaan dimana kemampuan daya lihat
tinggi pada malam hari disyaratkan, harus digunakan rompi
standard yang dilengkapi dengan reflektif serta dilengkapi
dengan bahan kasa katun yang melekat dengan baik
sehingga rompi tidak lepas melambai.
21
Safety
Ringkasan
22
BAB III
KEBAKARAN
Tujuan Bab 3:
Setelah menyelesaikan pelatihan pada Bab 3, siswa mampu:
• Menjelaskan penyebab terjadinya kebakaran, dan
• Menjelaskan dan melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
Referensi :
Video:
Komatsu Safety
Manual:
Unit Instruction Manual, Working Safety (SEULG0028-0)
Training Aid
Safety
Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu:
menjelaskan tentang definisi kebakaran,
menyebutkan kelas-kelas kebakaran menurut Permenakertrans No.4 tahun 1980,
menjelaskan tentang penyebab kebakaran,
menjelaskan tentang segitiga api, dan
menjelaskan tentang proses terjadinya penyebaran api.
Kelas Kebakaran
Berdasarkan Permenakertrans No. 4 tahun 1980, kebakaran dibagi mejadi empat kelas, yaitu:
Kelas A: kebakaran yang ditimbulkan oleh benda padat seperti kayu, kertas, kain, plastik
dan lain-lain.
Kelas B: kebakaran yang ditimbulkan oleh benda cair termasuk gas, seperti solar, oli, gas,
dan lain-lain.
Kelas C: kebakaran yang ditimbulkan oleh adanya sumber listrik.
Kelas D: kebakaran yang disebabkan oleh logam, seperti magnesium, titanium, sodium, dan
lain-lain.
24
Safety
Segitiga Api
Timbulnya kebakaran disebabkan oleh adanya tiga unsur, yaitu: oksigen, bahan bakar, dan panas.
Jika salah satu unsur tersebut tidak terpenuhi, maka tidak akan timbul api. Jadi dengan memisahkan
salah satu unsur dari segitiga api tersebut, maka kita sudah dapat melakukan pemadaman apai atau
pencegahan terjadinya kebakaran.
Ilustrasi dari segitiga api dapat digambarkan sebagai berikut:
Segitiga api
Panas yang dapat menimbulkan kebakaran dapat berasal dari berbagai macam sumber, antara lain:
Tenaga mekanis, yang berupa gesekan atau benturan.
Sumber api terbuka, yang disebabkan karena kecerobohan/kelalaian (merokok, lilin, las, dan
lain-lain) dan kesengajaan/ sabotase (kenakalan remaja, menghilangkan jejak, balas dendam,
sabotase).
Listrik (termasuk listrik statis.
Reaksi eksothermal.
Bahan bakar dalam segitiga api tersebut dapat berupa benda padat, cair, gas yang mempunyai titik
penyelaan yang berbeda-beda. Suatu bahan bakar akan terbakar jika konsentrasinya berada pada
daerah bisa terbakar. Daerah bisa terbakar adalah batas konsentrai campuran antara uap bahan
bakar dengan udara yang dapat terbakar jika diberi sumber panas.
Selain dengan menggunakan ilustrasi segitiga api, proses terjadinya suatu api/ kebakaran dapat
digambarkan melalui bagan berikut ini.
25
Safety
Penyebaran Api
Penyebaran api ke tempat lain dapat melalui empat cara, yaitu:
Kontak atau hubungan langsung
Api dapat menyebar dengan cara kontak langsung, yaitu kontak antara api dengan bahan
yang dapat terbakar atau uap/gas dari bahan mudah terbakar.
Konduksi atau perambatan
Panas dari api atau sumber panas dapat disalurkan pada bahan mudah terbakar melalui
bahan yang mudah merambatkan panas, seperti logam
Konveksi
Panas dapat pindah ke tempat lain dengan cara dibawa oleh media yang bersirkulasi, seperti
gas atau cairan. Udara dapat mensirkulasikan panas dan memindahkannya kepada objek
yang jauh letaknya melalui cara konveksi.
Radiasi atau pemancaran
Pemindahan panas dengan cara memancar dari objek satu ke objek yang lain melalui rongga
antara kedua objek tersebut disebut sebagai radiasi. Contonya seperti panas matahari
memancar ke bumi, atau panas dari api memancar ke sekelilingnya.
26
Safety
Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu:
Menjelaskan cara pencegahan kebakaran.
menjelaskan cara menghadapi bahaya kebakaran.
Pencegahan Kebakaran
Kebakaran yang dialami dunia industri menimbulkan kerugian materi yang cukup tinggi tiap
tahunnya. Bencana ini secara serius akan menunda produksi dan menyebabkan hilangnya pekerjaan
bagi karyawan.
Pencegahan terhadap kebakaran berpegang pada dasar-dasar segitiga api, sehinnga cara
pencegahannya dapat dilakukan sebagai berikut:
Mengontrol bahan bakar
Tata ruang, memelihara kebersihan dan ketertiban ruangan kerja merupakan dasar
pencegahan dan penaggulangan kebakaran yang paling utama. Semua barang dan alat-alat
tertentu diletakkan pada tempat yang jauh dari sumber percikan api dan bahan mudah
terbakar dipisahkan dari bahan lain.
Tempat bahan dan peralatan yang memenuhi persyaratan, tempat bahan dan
peralatan yang memenuhi persyaratan adalah terbuat dari logam dan tertutup rapat.
Subsitusi bahan, yaitu dengan mengganti bahan yang mudah terbakar dengan bahan yang
tidak mudah terbakar. Seperti untuk mencuci tangan dari grease tidak lagi menggunakan
bensin tetapi dengan minyak kelapa kemudian dibersihkan dengan sabun.
Mengontrol panas
Pengontrolan panas adalah usaha yang penting dalam pencegahan kebakaran, yaitu dengan
pengontrolan:
Api terbuka, mematuhi larangan membawa api terbuka di tempat-tempat seperti painting
room, mixing room, tempat penyimpanan cat dan tempat-tempat berbahaya lainnya.
Percikan api, mengontrol percikan api dapat dilakukan dengan megushakan instalasi listrik
yang memenuhi syarat, mematuhi larangan merokok, mematuhi prosedur hot work permit,
dan lain sebagainya.
Mengontrol oksigen
Karena oksigen selalu ada di udara, mencegah kebakaran melalui pengontrolan oksigen lebih
terbatas sifatnya. Proses oksidasi dari beberapa bahan yang dapat terbakar dapat
menimbulkan panas, apabila temperatur yang ditimbulkannya mencapai titik bakar dari bahan
tersebut, maka akan terjadi kebakaran. Untuk mencegah hal tersebut, maka bahan-bahan
kimia berbahaya dan mudah terbakar disimpan dalam tempat khusus.
27
Safety
Selain usaha di atas, masih ada usaha-usaha lainnya untuk mencegah terjadinya kebakaran,
diantaranya:
Pemasangan alarm
Dewasa ini sudah banyak tersedia berbagai macam sistem alarm kebakaran yang bekerjanya
sangat efektif. Sebagai contoh:
Alarm tipe manual, alarm ini bekerja jika salah satu orang yang mengetahui adanya
bahaya kebakaran penekan atau membunyikan alarm tersebut.
Alarm
Automatic sprinkler
Sprinkel otomatis mempunyai kepala-kepala sprinkler yang dipasang terpencar pada langit-
langit di atas bagian-bagian yang dilindungi. Jika ada kebakaran, kepala sprinkler tersebut
akan terbuka dan akan menyemburkan air yang cukup untuk memadamkan api dan
membunyikan alarm.
Menghadapi Kebakaran
Bilamana terjadi kebakaran dalam sebuah bangunan lakukanlah hal-hal berikut:
Tempatkan seseorang untuk memberitahukan para penghuni agar mengosongkan ruangan.
Pada waktu yang sama usahakan untuk mematikan api dengan alat-alat pemadam kebakaran
yang ada. Hindari mengambil resiko yang tidak perlu.
Apabila Anda tidak berhasil memadamkan atau tidak bisa menentukan jangkauan kebakaran
akibat adanya asap, Anda dapat menghubungi nomor telpon darurat.
Jika tempatnya berasap, dekatkanlah diri Anda pada lantai. Jangan sekali-kali membuka pintu
tanpa merabanya terlebih dahulu.
Segera setelah Anda keluar dari bangunan, pergilah ke tempat yang aman dan tetaplah
berada di sana.
28
Safety
Tujuan Pelajaran 3
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 3, siswa mampu:
menjelaskan tentang klasifikasi bahan pemadam kebakaran,
menjelaskan tentang klasifikasi alat pemadam kebakaran,
29
Safety
30
Safety
Turunkan APAR dari Lepaskan nozzle dari Cabut pin pengaman Pegang nozzle ke atas
gantungan penjepitnya dan coba di tempat
Bawa APAR ke sumber api Semprotkan ke pangkal api dengan arah menyapu
dan searah dengan arah angin
31
BAB IV
BEKERJA DENGAN AMAN
Bab 4:
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada Bab 4, siswa mampu:
• menjelasakan petunjuk umum bekerja dengan aman, dan
• dasar-dasar melakukan pekerjaan dengan aman
Referensi :
Video:
Komatsu Safety
Manual:
Unit Instruction Manual, Working Safety (SEULG0028-0)
Training Aid
Safety
Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu:
menjelaskan tentang penggunaan pakaian kerja yang benar.
menjelaskan tentang tata ruang kerja yang aman, dan
menjelaskan tentang peraturan keselamatan kerja.
Pakaian Kerja
Pada bab 2 telah dijelaskan tentang macam-macam alat pelindung diri beserta fungsinya masing-
masing. Alat pelindung diri tersebut haruslah dipakai sewaktu melakukan pekerjaan sehari-hari,
disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada pada pekerjaan tersebut. Berikut beberapa ketentuan
dalam penggunaan pakaian kerja:
• Pakailah topi atau helm keselamatan (safety helmet), pakaian kerja yang ditentukan oleh
perusahaan, sepatu keselamatan (safety shoes), dan alat pelindung diri lainnya sesuai
dengan potensi bahaya yang ada.
• Pakai kerja harus rapid an ukurannya harus sesuai dengan tubuh. Jangan menggunakan
pakaian kerja yang terlalu besar (kedodoran karena selain tidak nyaman dipakai juga akan
beresiko tersangkut pada komponen yang bergerak.
• Jangan menaruh benda tajam di dalam kantong baju karena hal ini akan beresiko
menyebabkan kecelakaan kerja dan mengganggu pekerjaan.
• Jangan menggantungkan pakaian kerja di sembarang tempat.
• Helm keselamatan (safety helmet) harus diguanakan dengan tepat, ikatkan tali pengait (chip
strap) pada dagu anda, hal ini akan mencegah terlepasnya helm ketika sedang dipakai.
• Gunakan kacamata keselamatan, masker, sarung tangan, sumbat telinga (ear plug), rompi
reflector, dan perlengkapan keselamatan lainnya dengan tepat sesuai fungsinya masing-
masing.
Helm keselamatan
Chip strap
Seragam kerja
Kartu identitas
Safety shoes
33
Safety
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan selama bekerja yang berhubungan dengan tata ruang
kerja.
Jangan meletakkan barang apapun di jalan.
Peralatan darurat, seperti alat pemadam kebakaran ringan, hidran, alarm kebakaran haruslah
dapat terlihat dengan baik dan mudah dijangkau.
Jalur evakuasi pada saat terjadi keadaan darurat harus sejelas munkin.
Bersihkan tumpahan oli yang ada dilantai sesegera mungkin.
Peralatan kerja harus tersusun dengan rapi pada saat melakukan pekerjaan.
Sesegera mungkin membereskan peralatan kerja dan komponen setelah selesai bekerja.
34
Safety
• Jangan sekali-kali menggunakan mesin atau peralatan kerja yang belum anda ketahui
cara penggunannya.
• Periksa perlengkapan keselamatan yang disediakan pada tiap-tiap alat atau mesin.
• Baca petunjuk penggunaan alat sebelum mengoperasikan alat.
35
Safety
Selesai bekerja
• Setelah selesai bekerja, bersihkan area kerja, peralatan kerja dan periksa semua
mesin yang telah anda gunakan.
• Jangan lupa untuk mematikan semua switch.
36
Safety
Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu:
menjelaskan dasar-dasar membongkar dan memasang komponen dengan aman,
menjelaskan dasar-dasar penggunaan hand tools dengan aman,
menjelasakan dasar-dasar penggunaan power tools (pneumatic & electric dengan aman, dan
menjelaskan metode pengangkatan barang dengan aman.
37
Safety
38
Safety
Wrenches
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika bekerja dengan menggunakan wrenches, yaitu:
• Periksa wrenches sebelum digunakan, pastikan
kondisi rahangnya tidak rusak, tidak benkok,
tidak aus, dan tidak retak.
• Gunakan wrench sesuai dengan ukurannya.
• Jangan menyambung dua buah wrench
sekaligus untuk menambah torsi ketika
membuka bolt dan nut.
• Jangan menggunakan wrench untuk memukul
Jangan menyambung wrench atau mengungkit sesuatu.
• Arah putar pada saat pengencangan atau
pelepasan harus tepat.
• Ketika akan membuka atau mengencangkan
bolt dan nut dengan torsi pengencangan yang
besar, pastikan daerah disekitar anda aman
dari material-material yang dapat
membahayakan. Pastikan pula posisi kaki anda
yang kokoh.
Arah putaran wrench
Pahat (Chisel)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan pahat, yaitu:
• Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika
bekerja dengan menggunakan pahat, yaitu:
• Pastikan pahat yang digunakan dalam kondisi
baik, tidak bengkok, tidak ada retak di bagian
ujung dan pangkal pahat, dan memiliki susdt
potong yang baik.
Kondisi pahat yang tidak layak pakai
• Gunakan selalu kacamata pelindung (goggles)
untuk melindungi mata dari serpihan logam.
• Pastikan kondidi di sekitar area kerja aman,
jangan sampai serpihan besi mengenai orang-
orang disekitar anda bekerja.
• Pegang pahat dengan kuat dan benar.
39
Safety
Pastikan area kerja anda aman Contoh cara memegang pahat yang benar
Screwdrivers
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika bekerja menggunakan screwdriver, diantarany:
• Sebelum digunakan, pastikan pegangan
(handle) tidak terdapat retak, tidak ada play
antara handle dan screwdriver, tidak bengkok,
dan ujung screwdriver dalam kondisi baik.
• Ukuran screwdriver harus sesuai dengan screw
yang akan dilepas atau dikencangkan.
• Jangan gunakan screwdriver untuk
Gunakan ukuran screwdriver yang sesuai
mengungkit.
• Jangan pernah memukul pegangan (handle)
pada screwdriver dengan menggunakan palu
(kecuali untuk shock screwdriver). Dan jangan
pernah menggunakan screwdriver seperti
pahat.
• Jangan menggunakan screwdriver untuk
Jangan gunakan screwdriver seperti pahat melakukan pengetesan arus listrik. Hal ini akan
mengakibatkan menurunnya kekuatan
mekanikal bahan pada screwdriver.
40
Safety
Punches
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan punch, yaitu:
• Sebelum digunakan pastikan kondisinya baik,
tidak ada retak, tidak bengkok dan tidak ada
serpihan logam.
• Pukul punch dengan arah tegak lurus. Hal ini
untuk menghindari melesetnya punch ketika
dipukul.
• Pukul pelan punch untuk pertama kali, hal ini
bertujuan untuk mendudukkan punch pada
41
Safety
42
Safety
Impact wrench
• Sebelum digunakan, pastikan kondisi impact
wrench dalam keadaan baik.
• Ukuran impact wrench harus sesuai dengan
torsi pengencangan bolt dan nut.
• Cobalah terlebih dahulu sebelum digunakan.
Pastikan tidak terdapat bunyi yang abnormal
dan kondisi hose dalam keadaan baik.
• Pastikan pada saat melepas dan memasang
bolt dan nut, putaran impact wrench harus
Gunakan ukuran impact wrench yang sesuai
dengan torsi pengencangan bolt dan nut
sesuai.
• Pastikan posisi impact wrench tegak lurus.
• Gunakan selalu kacamata pelindung (goggles).
• Jika akan menggunakan impact wrench dalam
jangka waktu lama, gunakan sumbat telinga
(ear plug).
• Jika menggunakan impact wrench yang cukup
besar, maka posisi tubuh harus stabil dan
pegangan harus kuat.
43
Safety
Air gun
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan air gun:
• Jangan pernah mengarahkan nozzle ke tubuh
orang lain.
• Gunakan kacamata pelindung (protective
goggles).
44
Safety
Electric drill
• Pastikan switch bekerja dengan baik.
• Pastikan tidak ada kebocoran listrik pada body.
• Pastikan mata bor tidak tumpul.
• Pastikan semua komponen terikat dengan
sempurna.
• Gunakan kacamata pengaman.
• Janagan gunakan sarung tangan.
• Jangan pernah meniup lubang hasil
pengeboran dengan tujuan untuk
membersihkannya, hal ini sangat berbahaya
karena serbuk besi dapat masuk ke mata
Jangan menggunakan sarung tangan ketika anda.
melakukan pengeboran
• Buat lubang dengan penitik khusus untuk
mengebor suatu lubang.
• Jaga posisi tubuh anda agar selalu stabil.
45
Safety
Press Work
Bekerja dengan alat penekan sangat dibutuhkan kehati-hatian dan kecermatan, karena resikonya
sangat tinggi. Hal berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan ketika bekerja menggunakan alat
penekan:
Untuk pekerjaan press-fitting dan
pembengkokan, gunakan liner khusus yang
sesuai.
Material-material yang dikeraskan (tempered
material) sangat beresiko pecah ketika
dilakukan penekanan.
Jika bekerja dengan orang lain, gunakan kode
yang mudah dimengerti.
Posisi penekan dan material yang ditekan
harus benar-benar lurus untuk menjaga agar
Koordinasi dengan rekan kerja sangat jangan sampai material yang ditekan
dibutuhkan
melenting.
Amati selalu pressure gauge, jika gaya
penekanan yang bekerja melebihi standar
segera hentikan penekanan.
46
Safety
47
Safety
48
Safety
49
Safety
Ringkasan
50