Abstract : The aim of this research was to identify crack on the rotating shaft trough
vibration signal measurement. The patern of the signal in the time domain and the
signal spectrum were observed to identify the crack. It was given in the midle of the
shaft by sawing in the lateral direction. Several crack depth were considered in the
experiment, ie: 0.125 D, 0.25 D, 0.375 D, and 0.5 D. The vibration signal was
measured on the shaft speed 1414 rpm and 2160 rpm. The signal that obtained from
the cracked shaft was compared to the signal from the haft with no crack. The result
showed that in the cracked shafts, there were amplitut modulation in the time domain
signal patern. This phenomena indicated that there was nonlinearity in signal that
caused by crack. Meanwhile, spectrum analysis showed f equency coupling as the
effect of the crack on the shafts. The coupling occurred at the frequency 29 Hz, 78 Hz,
and 97 Hz for the shaft speed 1414 rpm, and at frequen Hz, 92 Hz, and 107 Hz
for the shaft speed 2160 rpm.
29
GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007
sedangkan panjang poros L, mode getaran eigen sistem atau mode getaran sistem yakni
umum : longitudinal U, torsional θ, dan lo ngitudinal, puntir, dan lentur.
bending arah Y serta Z. Kedalaman retak
Getaran dapat terjadi jika salah satu derajat
dinotasikan dengan α, sedangkan lokasinya kebebasan batas sistem bergerak secara
dinyatakan dengan L1. harmonik. Jika tidak ada retakan maka
Persamaan getaran untuk keempat mode getar diperlukan eksitasi untuk menghasilkan respon
di atas diberikan sebagai berikut: getaran, namun jika terdapat retakan, eksitasi
(Papadopoulos et. al., 1992) pada salah satu derajat kebebasan sistem akan
memberikan respon pada semua derajat
kebebasan sistem (Papadopoulos,, 1992).
∂ 2U i 1 ∂ 2U i
= (1) Pada penelitian ini akan diuji respon
∂x 2 cu2 ∂t 2
∂ Θi 1 ∂ Θi
2 2 getaran poros tanpa retakan dan poros
= 2 (2) dengan retakan. Pengukuran getaran yang
∂x 2 cq ∂t 2
dilakukan adalah pada mode getaran
∂ 4Yi ∂ 2Y E ∂ 4Yi r 2I ∂ 4Yi
EI + Ar 2i − r I 1 + 2 2+ =0 (3) bending. Data yang diperoleh merupakan
∂x 4
∂t kG ∂x ∂t kG ∂t 4 respon getaran pada domain waktu, yang
∂ 4Z i ∂2 Z i E ∂4 Z i r 2I ∂4Z i biasanya berupa fungsi sinus dan cosinus.
EI + Ar − r I 1 + 2 2+ =0 ( 4)
∂x 4
∂t 2
kG ∂x ∂t kG ∂t 4 Dari data seperti ini
dapat dilakukan analisis spectrum dengan cara
dengan : transformasi Fourier (Kreyszig, 1999). Melalui
i = 1 , untuk 0 ≤ x ≤ L1 , transformasi ini dapat dilihat respon getaran
pada domain frekuensi.
dan i = 2, untuk L1 ≤ x ≤ L ,
METODOLOGI
E
c u2 = , Alat yang digunakan dalam penelitian ini
r terdiri dari:
1. Alat uji poros bantalan yang
G
cq2 = , digerakkan oleh sebuah motor listrik
r melalui mekanisme sabuk.
6(1 + n ) 2. Dua buah akselerometer untuk
k= . mengukur re spon getaran arah vertikal
(7 + 6n ) dan horisontal.
E = modulus elastisitas Young 3. Osiloskop digital untuk merekam data
G = Modulus Geser respon getaran.
? = Berat jenis material 4. Stroboskop untuk mengukur putaran
? = Perbandingan Poisson poros.
5. Komputer PC untuk mengolah data.
Solusi dari persamaan (1) sampai (4) dilakukan
melalui metode pemisahan dan menerapkan Pengukuran sinyal getaran dilakukan terhadap
kondisi awal model poros pada ujung poros poros yang tidak memiliki retakan dan poros
yang difepit, ujung bebas dan pada lokasi dengan retakan melintang. Respon getaran
retakan, sehingga dapat diperoleh persamaan poros tanpa retakan nantinya akan digunakan
karakteristik poros dengan retakan. sebagai sebagai pembanding terhadap respon getaran
berikut: poros dengan retakan.
30
Didik Djoko Susilo, dkk., Identifikasi Retak Pada Poros Flexible elalui Pengukuran Sinyal ...
Gambar 3. Spektrum sinyal poros tanpa retakan Hasilnya ditampilkan pada grafik berikut
pada 1414 rpm. untuk poros tanpa retakan dan retakan 0,375
31
GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007
32
Didik Djoko Susilo, dkk., Identifikasi Retak Pada Poros Flexible elalui Pengukuran Sinyal ...
DAFTAR PUSTAKA
Contreras L., R., Modi, C., Pennathur,
A.,2002, “Integrating Simulation modeling
and Equipment Condition Diagnostig for
Preidctive Maintenance ”, Proceedings of
The 2002 Winter Simulation Conference,
hal. 1289 – 1296.
Gounaris, G. D., Papadopoulos C. A., 1996,
“Crack Diagnosis in Beams By Modal
Damping Measurements” , 3rd Biennial
Joint Conference on Engineering System,
Design, and Analysis (ESDA’96), July 1-4,
Monpellier.
Kreyszig, E., 1999, Advanced Engineering
Mathematics, John Wiley and Sons Inc.
New York.
Lin J., Qu, L., 2000, “Future Extraction based
on Morlet Wavelet and Its Application for
Mechanical Fault Diagnosis”, Journal of
Sound and Vibration, Vol 234 (1), hal.
135-148.
Murty, A.S.R., Naikan , V.N.A., 1996,
“Condition Monitoring Strategy- a Risk
Based Interval Selection”, International
Journal of Production Research, Vol. 34
(1), hal. 285-296.
Papadopoulos C. A., Dimarogonas, A. D.,
1992, “Coupled Vibration of Cracked
Shafts”, Journal of Vibration and
Acoustics , Vol. 114, Oktober 1992, hal.
461-467.
Smith, S., W., 1999, “ Digital Signal
Processing”, Calofornia Technical
Publishing, San Diego.
33