Anda di halaman 1dari 106

Pekerjaan Dasar Teknik Mesin

KD 3.1 Memahami persyaratan, keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan


(K3L)
Definisi K3L
Pengertian (definisi) K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) umumnya terbagi menjadi 3 (tiga)
versi di antaranya ialah pengertian K3 menurut Filosofi, Keilmuan serta menurut standar
OHSAS 18001:2007.
Berikut adalah pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tersebut :
1. Pengertian (Definisi) K3 Menurut Filosofi (Mangkunegara)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada
umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.
2. Pengertian (Definisi) K3 Menurut Keilmuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran
lingkungan.
3. Pengertian (Definisi) K3 Menurut OHSAS 18001:2007
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak
pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
Ketiga versi pengertian K3 di atas adalah pengertian K3 yang umum (paling sering) digunakan di
antara versi-versi pengertian K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) lainnya.

Undang-Undang K3L
Undang-Undang yang mengatur K3 adalah sebagai berikut :

Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja
dalam melaksanakan keselamatan kerja.

Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan


Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan
kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan
dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada
pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban
memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal
23 Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap pekerja
dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya
hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja meliputi
pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.

Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan
mulai dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampai dengan keselamatan dan kesehatan
kerja.
Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang tersebut, Pemerintah juga mengeluarkan
Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden terkait penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), diantaranya adalah :
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja Pada
Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan
dan Penggunaan Pestisida.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan
Kerja di Bidang Pertambangan.
4. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan
Kerja.

Tujuan K3L
Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki beberapa tujuan dalam
pelaksanaannya berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Di
dalamnya terdapat 3 (tiga) tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu antara lain :
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.

Ruang lingkup K3L


Mengacu pada pengertian K3 di atas, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh
perusahaan dalam pelaksanaan K3, yaitu:
1. Lingkungan Kerja
Ini adalah lokasi dimana para pekerja melakukan aktifitas bekerja. Kondisi lingkungan kerja
harus memadai (suhu, ventilasi, penerangan, situasi) untuk meminimalisir potensi terjadinya
kecelakaan atau penyakit.
2. Alat Kerja dan Bahan
Ini adalah semua alat kerja dan bahan yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk memproduksi
barang/ jasa. Alat-alat kerja dan bahan merupakan penentu dalam proses produksi, tentunya
kelengkapan dan kondisi alat kerja dan bahan harus diperhatikan.
3. Metode Kerja
Ini merupakan standar cara kerja yang harus dilakukan oleh pekerja agar tujuan pekerjaan
tersebut tercapai secara efektif dan efisien, serta keselamatan dan kesehatan kerja terjaga dengan
baik. Misalnya, pengetahuan tentang cara mengoperasikan mesin dan juga alat pelindung diri
yang sesuai standar.

Jenis kecelakaan kerja


Menurut Bird dan Germain “1990” terdapat tiga jenis kecelakaan kerja yaitu:
1. Accident yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian baik bagi manusia
maupun terhadap harta benda.
2. Incident yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan kerugian.
3. Near miss yaitu kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini hampir menimbulkan
kejadian incident ataupun accident.

Berdasarkan tingkatan akibat yang ditimbulkan, kecelakaan kerja dibagi menjadi tiga jenis yaitu
(Suma’mur, 1981):
1. Kecelakaan Kerja Ringan
Yaitu kecalakan kerja yang perlu pengobatan pada hari itu dan bisa melakukan pekerjaannya
kembali atau istirahat<2 hari. Contoh terpeleset, tergores, terkena pecahan beling, terjatuh dan
terkilir.
2. Kecelakaan Kerja Sedang
Yaitu kecelakaan kerja yang memerlukan pengobatan dan perlu istirahat selama >2 hari. Contoh:
terjepit, luka sampai robek, luka bakar.
3. Kecelakaan Kerja Berat
Yaitu kecelakaan kerja yang mengalami amputasi dan kegagalan fungsi tubuh. Contoh: patah
tulang.
Pengendalian kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja dapat dicegah dengan memperhatikan beberapa faktor, antara lain sebagai
berikut (Suma’mur, 2009):

Faktor Lingkungan
Lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan pencegahan kecelakaan kerja yaitu:
1. Memenuhi syarat aman, meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi udara, pencahayaan dan
penerangan ditempat kerja dan pengaturan suhu udara dari ruang kerja.
2. Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat kerja yang dapat menjamin
keselamatan.
3. Memenuhi penyelenggaraan ketata rumah tanggaan meliputi pengaturan penyimpanan barang,
penempatan dan pemasangan mesin, penggunaan tempat dan ruangan.

Faktor Mesin Dan Peralatan Kerja


Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang baik dengan memperhatikan
ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang baik terlihat dari baiknya pagar atau tutup pengaman
pada bagian-bagian mesin atau perkakas yang bergerak antara lain bagian yang berputar.
Bila pagar atau tutup pengaman telah terpasang, harus diketahui dengan pasti efektif tidaknya
pagar atau tutup pengaman tersebut yang dilihat dari bentuk dan ukurannya yang sesuai terhadap
mesin atau alat serta perkakas yang terhadapnya keselamatan pekerja dilindungi.

Faktor Perlengkapan Kerja


Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus terpenuhi bagi pekerja. Alat
pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata, sarung tangan, yang kesemuanya harus cocok
ukurannya sehingga menimbulkan kenyamanan dalam penggunaannya.

Faktor Manusia
Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan kerja, mempertimbangkan
batas kemampuan dan ketrampilan pekerja, meniadakan hal-hal yang mengurangi konsentrasi
kerja, menegakkan disiplin kerja, menghindari perbuatan yang mendatangkan kecelakaan serta
menghilangkan adanya ketidakcocokan fisik dan mental.

Tindakan setelah terjadi kecelakaan kerja


Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan :
a) Pemasangan poster/himbauan tentang K3
b) Penggunaan alat keselamatan kerja yang memadai (helm, sarung tangan, sepatu dll)
c) Pemberian rambu-rambu petunjuk dan larangan.
d) Pemasangan pagar pengaman di antara lantai dan tangga.
e) Briffing setiap pagi kepada Mandor dan Sub yang terlibat.
f) Menjaga kondisi jalan kerja agar tetap layak pakai.
g) Penempatan material/bahan yang sensitif/berbahaya dengan benar
h) Perlu mendapat perhatian terhadap alat yang menimbulkan suara bising, asap dan residu lainnya.
i) Penyediaaan alat pemadam kebakaran
j) Penempatan Satpam.
k) Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat.

Pemeliharaan Kesehatan :
a) Penyediaan air bersih.
b) Pembuatan sarana MCK yang memadai.
c) Penyediaan tempat sampah dan pembuangan keluar lokasi kerja.
d) Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat.
Alat pelindung diri
Sikap dan tindakan demi keselamatan kerja dengan jalan mencegah terjadinya kecelakaan pada
waktu bekerja di bengkel atau di lapangan kerja pada umumnya adalah suatu keharusan. Tidak
ada manusia yang menginginkan dirinya celaka apalagi sampai menyebabkan kematian. Maka
dari itu keselamatan kerja mempunyai fungsi mencegah kecelakaan di lapangan atau bengkel
pada saat melakukan pekerjaan. Berikut adalah jenis keselamatan kerja yang harus kita ketahui.
1. Keselamatan kerja dalam industri (Industrial Safety)
2. Keselamatan kerja di pertambangan (Mining Safety)
3. Keselamatan kerja dalam bangunan (Building & Construction Safety)
4. Keselamatan kerja lalu lintas (Traffic Safety)
5. Keselamatan kerja penerbangan (Flight Safety)
6. Keselamatan kerja kereta api (Railway Safety)
7. Keselamatan kerja di rumah (Home Safety)
8. Keselamatan kerja di kantor (Office Safety

Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah alat-alat atau
perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga keselamatan pekerja saat
melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau resiko kecelakaan kerja. Alat-alat
Pelindung Diri (APD) yang digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya dan resiko
pekerjaannya sehingga efektif melindungi pekerja sebagai penggunanya.

Jenis alat-alat pelindung diri


1. Pelindung Tangan
Berikut adalah beberapa jenis sarung tangan dengan fungsi yang berbeda-beda.
a) Metal mesh, sarung tangan yang tahan terhadap ujung benda yang tajam dan melindungi tangan
dari terpotong benda-benda tajam
b) Leather gloves, melindungi tangan dari permukaan yang kasar
c) Vinyl dan neoprene gloves, melindungi tangan dari bahan kimia beracun
d) Rubber gloves, melindungi tangan saat bekerja dengan listrik
e) Padded cloth gloves, melindungi tangan dari sisi yang tajam, bergelombang dan kotor
f) Heat resistant gloves, melindungi tangan dari panas dan api
g) Latex disposable gloves, melindungi tangan dari bakteri dan kuman

https://edoc.site/keselamatan-kerja-dan-kesehatan-lingkungan-2-pdf-free.html

2. Pelindung kaki
Berikut adalah jenis pelindung kaki dengan fungsi yang berbeda-beda.
a) Steel toe, sepatu yang didesain untuk melindungi jari kaki dari kejatuhan benda
b) Metatarsal, sepatu yang didesain khusus untuk melindungi seluruh kaki dari bagian tuas sampai
jari.
c) Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan penguat dari besi yang akan melindungi dari
tusukan pada kaki
d) Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia dan memberikan daya cengkeram yang
lebih kuat pada permukaan yang licin.
e) PVC boots, sepatu yang melindungi dari lembab dan membantu berjalan di tempat becek
f) Vinyl boots, sepatu yang tahan larutan kimia, asam, alkali, garam, air dan darah
g) Nitrile boots, sepatu yang tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia

https://edoc.site/keselamatan-kerja-dan-kesehatan-lingkungan-2-pdf-free.html

3. Pelindung Kepala
a) Helm Kelas G untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh dan melindungi dari sengatan
listrik sampai 2.200 volts.
b) Kelas E untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, dan dapat melindungi dari sengatan
listrik sampai 20.000 volts.
c) Kelas F untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, TIDAK melindungi dari sengatan listrik, dan
TIDAK melindungi dari bahan-bahan yang merusak (korosif).

https://edoc.site/keselamatan-kerja-dan-kesehatan-lingkungan-2-pdf-free.html

4. Plindung Mata
a) Kaca mata safety merupakan peralatan yang paling banyak digunakan sebagai pelindung mata.
Meskipun kelihatannya sama dengan kacamata biasa, namun kaca mata safety lebih kuat dan
tahan benturan serta tahan panas dari pada kaca mata biasa.
b) Goggle memberikan perlindungan yang lebih baik dibandingkan safety glass sebab lebih menempel pada
wajah.
https://edoc.site/keselamatan-kerja-dan-kesehatan-lingkungan-2-pdf-
free.html

5. Pelindung Wajah
a) Pelindung wajah memberikan perlindungan menyeluruh pada wajah dari bahaya percikan bahan
kimia, obyek yang beterbangan atau cairan besi. Biasanya dipakai bersamaan dengan
penggunaan helm.
b) Helm pengelas memberikan perlindungan baik pada wajah dan juga mata. Terdapat lensa penahan
khusus yang berfungsi untuk menyaring intensitas cahaya dan energi panas yang dihasilkan dari proses
pengelasan.

https://edoc.site/keselamatan-kerja-dan-kesehatan-lingkungan-2-pdf-
free.html

6. Pelindung badan
Apron (Celemek)
Apron atau sering disebut dengan Celemek adalah alat pelindung tubuh dari percikan bahan kimia dan
suhu panas. Apron atau Celemek sering digunakan dalam proses persiapan bahan-bahan kimia dalam
produksi seperti Grease, Oli, Minyak dan Adhesive (perekat).

https://produksielektronik.com/wp-content/uploads/2015/03/apron-celemek.jpg

7. Pelindung Hidung dan Mulut


a) Masker adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan seperti Hidung dan
Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, debu dan bau bahan kimia yang ringan. Masker
biasanya terbuat dari Kain atau Kertas. Masker umumnya dipakai di proses menyolder.
b) Respirator adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan seperti Hidung dan
Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, bau bahan kimia, debu, Uap, Gas serta Partikel Mist dan
Partikel Fume. Respirator sering dipakai oleh Teknisi Mesin Solder, Operator Pengecatan (Painting) dan
Proses bahan Kimia lainnya.
https://edoc.site/keselamatan-kerja-dan-kesehatan-lingkungan-2-pdf-
free.html

8. Pelindung telinga
a) Penyumbat Telinga atau Ear Plug digunakan untuk melindungi alat pendengaran yaitu telinga dari
Intensitas Suara yang tinggi. Dengan menggunakan Ear Plug, Intensitas Suara dapat dikurangi hingga 10
~ 15 dB. Ear Plug biasanya digunakan oleh Pekerja yang bekerja di daerah produksi yang memiliki suara
mesin tinggi seperti SMT (Surface Mount Technology) ataupun Mesin Produksi lainnya.

https://5.imimg.com/data5/JL/EM/MY-5600546/ear-plugs-500x500.jpg

b) Penutup Telinga (Ear Muff)


Penutup Telinga atau Ear Muff adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat pendengaran dari
Intensitas Suara yang tinggi. Ear Muff dapat mengurangi intensitas suara hingga 20 ~ 30dB. Ear Muff
terdiri dari Head Band dan Ear Cup yang terbuat dari bantalan busa sehingga dapat melindungi bagian
luar telinga (daun telinga). Ear Muff sering digunakan oleh Teknisi Mesin dan Generator (Genset).
https://images.homedepot-static.com/productImages/14841be9-369a-4cf9-a76e-08234c65c910/svn/3m-ear-muffs-90561-4dc-
64_1000.jpg

Analisis mengenai dampak lingkungan


(AMDAL) dan peraturan kesehatan
lingkungan
Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi atau telaah secara cermat tentang
dampak penting suatu kagiatan yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan terhadap
kegiatan atau proyek yang akan dilaksanakan, AMDAL sendiri memiliki arti keseluruhan dari
hasil studi yang disusun secara sistematis dan merupakan satu kesatuan dalam bentuk
dokumentasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan. AMDAL ini dibuat ketika
hendak melakukan perencanaan suatu proyek yang diperkirakan dapat memberikan pengaruh
terhadap lingkungan hidup di sekitarnya, yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek
abiotik, biotik dan kultural. Dasar hukum AMDAL di Indonesia adalah Peraturan Pemerintah No.
27 Tahun 2012 tentang "Izin Lingkungan Hidup" yang merupakan pengganti PP 27 Tahun 1999
tentang AMDAL.

Konsep Penyelenggaraan AMDAL, yaitu :


1. Penyajian informasi lingkungan (PIL) dan analisis dampak lingkungan (Amdal) untuk studi bagi
kegiatan yang direncanakan
2. Penyajian evaluasi lingkungan (PEL) dan studi evaluasi lingkungan (SEL) bagi studi untuk
kegiatan yang telah berjalan
3. Rencana kelola lingkungan (RKL), studi yang merencanakan pengelolaan dampak kegiatan
kepada lingkungannya.
4. Rencana pemantauan lingkungan (RPL), studi pemantauan pengelolaan lingkungan.
5. Kerangka Acuan (KA), kerangka acuan yang memberikan dasar arahan pelaksanaan SEL atau
AMDAL dengan merinci hal-hal yang perlu dilaksanakan dan bersifat khusus untuk kegiatan
yang telah berjalan atau sedang direncanakan.

Fungsi AMDAL
Bagi perencanaan pembangunan wilayah, Membantu proses pengambilan keputusan tentang
kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan :
1. Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
2. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
3. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha
dan atau kegiatan.

Kegiatan apa saja yang perlu dilengkapi dengan AMDAL, tertuang dalam peraturan pemerintah
nomor 29 tahun 1986 yaitu setiap rencana berupa:
a) Perubahan bentuk lahan dan bentuk alam, seperti: pembuatan jalan, bendungan, jalan kereta api
dan pembuakaan hutan;
b) Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tidak terbaharui, seperti;
pertambangan dan eksploitasi hutan;
c) Proses dan kegiatan lain yang secara potential dapat menimbulkan pemborosan, perusakan dan
kemerosotan pemanfaatan sumber daya alam dan energi, seperti, pemanfaatan tanah yang tidak
diikuti dengan konservasi dan penggunaan energi yang tidak diikuti dengan teknologi yang dapat
mengefisienkan pemakainya.
d) Proses dan hasilnya yang mengancam kesejahteraan penduduk, pelestarian kawasan konservasi
alam dan cagar budaya, seperti kegiatan yang proses dan hasilnya menimbulkan pencemaran,
penggunaan energi nuklir dan sebagainya;
e) Introduksi jenis tumbuhan dan jenis hewan, jenis tumbuhan baru yang dapat menimbulkan jenis
penyakit baru pada tanaman;
f) Introduksi suatu jenis hewan baru yang dapat mempengaruhi kehidupan hewan yang telah ada;
g) Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati;
h) Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar mempengaruhi lingkungan;
(sumber : BPLH Kota Bekasi, diunduh tgl 21 Januari 2019)
Berikut ini ada penjelasan tambahan mengenai AMDAL yang disajikan melalui sebuah video.

Menerapkan Prosedur Pertolongan Pertama


Pada Kecelakaan (P3K)
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah usaha untuk melakukan pertolongan dan perawatan
sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari dokter atau paramedik.
Pemberian pertolongan harus ditindak secara cepat dan tepat dengan memanfaatkan sarana dan
prasarana yang ada di tempat kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi
cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K
dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan kematian.
(Johnli Alfath, 2012).

Tujuan dari P3K adalah menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian diantaranya :
1. Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam korban.
2. Melaksanakan Resusitasi Jantung dan Paru (RJP) kalau perlu.
3. Mencari dan mengatasi pendarahan.
4. Mencegah cacat yang lebih berat (mencegah kondisi memburuk) :
a. Mengadakan diagnose.
b. Menangani korban dengan prioritas yang logis.
Menunjang penyembuhan :
1. Mengurangi rasa sakit dan rasa takut.
2. Mencegah infeksi.
3. Merencanakan pertolongan medis serta transportasi korban dengan tepat.

Prinsip Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan(P3K)


Beberapa prinsip yang harus ditanamkan pada jiwa petugas P3K apabila menghadapi kejadian
kecelakaan adalah sebagai berikut:
a. Bersikap tenang dan jangan panik. Anda diharapakan menjadi penolong bukan pembunuh atau
menjadi korban selanjutnya (ditolong)
b. Gunakan mata dengan jeli, kuatkan mental karna anda harus tega melakukan tindakan yang
membuat korban menjerit kesakitan untuk keselamatannya.
c. Perhatikan keadaan sekitar kecelakaan, cara terjadinya kecelakaan, cuaca dll.
d. Perhatikan keadaan penderita apakah pingsan, ada perdarahan dan luka, patah tulang, merasa
sangat kesakitan dll
e. Periksa pernafasan korban. Kalau tidak bernafas, periksa dan bersihkan jalan nafas lalu berikan
pernafasan bantuan (A, B = Airway, Breathing management)
f. Periksa nadi atau denyut jantung korban. Kalau jantung berhenti, lakukan pijat jantung luar. Kalau
ada perdarahan berat segera hentikan (C = Circulatory management)
g. Jika penderita shock cari dan atasi penyebabnya.
h. Setelah A, B, dan C stabil, periksa ulang cedera penyebab atau penyerta. Kalau ada patah tulang
lakukan pembidaian (tindakan mengurangi rasa nyeri dan memberikan posisi yang nyaman)
pada tulang yang patah, Jangan terburu-buru memindahkan atau membawa ke klinik atau rumah
sakit sebelum tulang yang patah dibidai.

Prioritas pertolongan
Ada beberapa prioritas utama yang harus dilakukan oleh penolong dalam menolong korban
yaitu:
a. Henti napas
b. Henti jantung
c. Pendarahan berat
d. Shock
e. Ketidak sadaran
f. Pendaraahan ringan
g. Patah tulang atau cedera lain

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:


Anda harus memperhatikan dan mengecek apakah ada benda asing pada luka, bila ada:
a) Keluarkan tanpa menyinggung luka
b) Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
c) Evakuasi korban ke pusat kesehatan

KD 3.2 Memahami konsep penggunaan alat ukur pembanding dan atau


alat ukur dasar
Sebagian besar pengukuran geometris benda ukur dalam metrologi industri adalah menyangkut
pengukuran linier atau pengukuran panjang (jarak), diameter poros, tebal gigi, tinggi, lebar, kedalaman,
perhitungan sudut dengan metode sinus atau tangent, kesemuanya itu merupakan contoh dari dimensi
panjang (linier) dari benda ukur yang memang mempunyai variasi bentuk panjang yang bermacam-
macam.

Alat ukur linear langsung dan cara menggunakannya


Telah dikemukakan bahwa pegukuran langsung adalah pengukuran yang hasil pengukurannya dapat
langsung dibaca pada skala ukur dari alat ukur yang digunakan. Dengan demikian alat ukur yang
digunakan juga alat ukur yang mempunyai skala yang bisa langsung dibaca skalanya. Alat ukur linier
langsung yang banyak digunakan dalam praktek sehari-hari dapat digolongkan menjadi tiga golongan
besar yaitu :

1. Mistar ukur dengan berbagai macam bentuk.


2. Mistar ingsut (jangka sorong) dengan berbagai bentuk.
3. Mikrometer dengan berbagai bentuk.

Mistar ukur
Dalam kehidupan sehari-hari dikenal yang namanya mistar atau penggaris. Ada yang terbuat dari kayu,
ada yang dari bahan plastik, dan ada pula yang terbuat dari baja atau kuningan.Yang paling banyak saat
ini adalah mistar yang terbuat dari plastik (untuk menggambar/menggambar teknik) dan mistar yang
terbuat dari baja (untuk pengukuran di bidang permesinan).

 Meteran gulung
Jenis mistar ukur ini kebanyakan terbuat dari pelat baja yang tipis dan bisa digulung. Gulungan ini
dimasukkan dalam kotak sedemikian rupa sehingga cara menggunakannya menjadi lebih praktis. Pada
ujung dari meteran lipat ini biasanya diberi semacam kait guna mengaitkan ujung ukur dengan benda
ukur sehingga pengukuran menjadi lebih mudah. Panjang maksimum dari meteran lipat ini biasanya
mencapai 50 meter. Meteran gulung ini banyak digunakan oleh pekerja-pekerja bangunan/konstruksi
bangunan.
https://hargamerahterkini.id/id/200/products/original/f5c7c7b08773858ca573f4945bd4556b.jpg

 Meteran lipat
Meteran lipat ini sebetulnya merupakan gabungan dari mistar ukur yang dihubungkan oleh sebuah
engsel. Pada Gambar 2.2 dapat dilihat konstruksi sederhana dari meteran lipat ini. Biasanya terbuat dari
alumunium atau baja. Dalam penggunaannya memang meteran lipat ini kurang menguntungkan karena
di samping engsel sering aus juga kemungkinan ketidak lurusan dari garis pengukuran.

https://s2.bukalapak.com/img/2496506342/s-1000-1000/M.jpg

 Mistar ukur berkait


Dengan mistar ukur berkait ini memberi kemudahan kepada kita untuk mengukur lebar alur ataupun
dalamnya. Karena pada alat ini bagian ujungnya diberi semacam kait persegi sehingga dapat
menempatkan pada posisi nol di bagian-bagian benda ukur yang kurang menguntungkan kalau
digunakan mistar ukur biasa. Untuk benda-benda ukur yang bagian-bagian tertentu bentuknya
menyudut atau tirus (chamfer) mistar ukur berkait ini sangat cocok sekali digunakan dibandingkan
dengan mistar-mistar ukur lainnya.
http://2.bp.blogspot.com/-kJihJ88KWdI/VNhly0yQh3I/AAAAAAAAAN0/LdHneE1XXrI/s1600/mistar%2Bukur%2Bberkait.jpg

 Mistar ukur pendek


Jenis mistar ukur ini merupakan satu set mistar yang terdiri dari beberapa mistar ukur kecil yang
bentuknya pendek-pendek. Biasanya pada proses pengukuran dibantu dengan perlengkapan sebuah
pemegang sehingga mempermudah dalam menggunakannya. Gambar dibawah adalah contoh satu set
alat ukur pendek yang mempunyai skala pengukuran dalam inchi. Sangat cocok untuk mengukur
tingkatan tinggi dari alut (slot).

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pengukuran%20Linier.pdf

Cara menggunakan mistar ukur


mistar ukur bukan merupakan alat ukur yang begitu presisi, akan tetapi untuk keperluan pengukuran
dengan ketelitian yang tidak begitu tinggi dan perlu waktu yang relatif cepat untuk mengukurnya maka
mistar ukur dengan berbagai bentuknya dapat digunakan. Tinggal bagaimana cara menggunakannya
sehingga penyimpangan-penyimpangan dalam pengukuran dapat dihindari. Tentunya letak dari mistar
ukur harus betul-betul sejajar dengan arah memanjang atau tegak lurus dengan arah melintang dari
benda yanga akan diukur. Kadang-kadang untuk keperluan tertentu diperlukan jangka bengkok atau
jangka kaki, misalnya untuk pengukuran kasar dari diameter luar atau diameter dalam suatu poros dan
lubang.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pengukuran%20Linier.pdf

Mistar ingsut (Jangka sorong)


Alat ukur ini banyak terdapat di bengkel-bengkel kerja, yang dalam praktek sehari-hari mempunyai
banyak sebutan misalnya jangka sorong, mistar geser, schuifmaat atau vernier. Pada batang ukurnya
terdapat skala utama yang cara pembacaannya sama seperti pada mistar ukur. Pada ujung yang lain
dilengkapi dengan dua rahang ukur yaitu rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak. Dengan adanya
rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak ini maka mistar ingsut bisa digunakan untuk mengukur
dimensi luar, dimensi dalam, kedalaman dan ketinggian dari benda ukur. Di samping skala utama,
dilengkapi pula dengan skala tambahan yang sangat penting perannya di dalam pengukuran yaitu yang
disebut dengan skala nonius. Adanya skala nonius inilah yang membedakan tingkat ketelitian mistar
ingsut.
Dalam pembacaan skalanya ada yang dalam sistem inchi dan ada pula yang dalam sistem metrik.
Biasanya pada masing-masing sisi dari batang ukur dicantumkan dua macam skala yaitu yang satu sisi
dalam bentuk inchi dan sisi lain dalam bentuk metrik. Dengan demikian dari satu alat ukur bisa
digunakan untuk mengukur dengan dua sistem satuan sekaligus yaitu inchi dan metrik. Ketelitian alat
ukur mistar ingsut bisa mencapai 0.001 inchi atau 0.05 milimeter.
Ada pula mistar ingsut yang tidak dilengkapi dengan skala nonius. Sebagai penggantinya maka dibuat
jam ukur yang dipasangkan sedemikian rupa sehingga besarnya pengukuran dapat dilihat pada jam ukur
tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh jam ukur adalah angka penambah dari skala utama (angka di
belakang koma yang menunjukkan tingkat ketelitian). Secara umum konstruksi dari mistar ingsut dapat
digambarkan seperti gambar dibawah berikut ini.
Gambar 6. Bagian umum dari mistar ingsut
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pengukuran%20Linier.pdf

Cara menggunakan mistar ingsut


Dijelaskan di sini beberapa kegunaan dari mistar ingsut. Berdasarkan bagian-bagian utama yang
dipunyai oleh mistar ingsut, secara umum mistar ingsut dapat digunakan antara lain untuk mengukur
ketebalan, mengukur jarak luar, mengukur diameter luar, mengukur kedalaman, mengukur tingkatan,
mengukur celah, mengukur diameter luar, dan sebagainya.

https://idschool.net/wp-content/uploads/2018/01/Contoh-Soal-Cara-Membaca-Jangka-Sorong-e1517352060205.png

Mikrometer
Alat ukur linier langsung yang juga termasuk alat ukur presisi adalah mikrometer. Mikrometer inipun
mempunyai bentuk yang bermacammacam yang disesuaikan dengan bentuk yang bermacam-macam
yang disesuaikan dengan bentuk dari benda ukur. Bagian yang sangat penting dari mikrometer adalah
ulir utama. Dengan adanya ulir utama kita dapat menggerakkan poros ukur menjauhi dan mendekati
permukaan bidang ukur dari benda ukur. Ulir utama ini dibuat sedemikian rupa sehingga satu putaran
ulir utama dapat menggerakkan sepanjang satu kisaran tergantung dari jarak kisar (pitch) ulir. Berarti
di sini gerak rotasi diubah menjadi gerak traslasi. Jarak kisar ulir biasanya dibuat 0.05 mm.
Secara umum, tipe dari mikrometer ada tiga macam yaitu mikrometer luar (outside micrometer),
mikrometer dalam (inside micrometer) dan mikrometer kedalaman (depth micrometer).
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pengukuran%20Linier.pdf

Cara menggunakan mikrometer


Mikrometer adalah alat ukur yang presisi. Oleh karena itu, dalam menggunakannya harus dengan metode
yang betul dan dengan cara yang hati-hati. Dengan demikian, keselamatan alat ukur dan kesalahan
pengukuran dapat dikontrol. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan bila akan melakukan
pengukuran dengan menggunakan mikrometer. Hal-hal tersebut antara lain yaitu :

1. Permukaan bidang ukur dari benda ukur harus betul-betul bersih sehingga tidak ada
kotoran yang dapat merusakkan sensor alat ukur dan kemungkinan terjadinya kesalahan
pengukuran adalah kecil.
2. Sebelum melakukan pengukuran harus dipastikan terlebih dahulu apakah posisi nol dari
skala ukur sudah tepat. Kalau belum harus dilakukan penyetelan lebih dulu dengan
menggunakan kunci penyetel.
3. Bila tersedia alat pemegang mikrometer maka sebaiknya mikrometer diletakkan pada
alat pemegang tersebut sedemikian rupa sehingga posisinya memudahkan untuk melakukan
pengukuran. Bila tidak tersedia alat pemegang mikrometer maka sebaiknya benda kerja dipegang
dengan tangan kiri dan mikrometer dengan tangan kanan.
4. Penekanan poros ukur terhadap muka bidang ukur harus diperhatikan betul-betul, tidak
terlalu keras dan tidak terlalu lunak. Terlalu keras menekan poros ukur akan cepat merusakkan
ulir utama dan adanya kemungkinan untuk terjadinya perubahan bentuk benda ukur sehingga
menimbulkan kesalahan pengukuran. Terlalu lunak menekan poros ukur juga akan menimbulkan
kesalahan pengukuran karena kemungkinan tidak menyentuhnya sensor pada bidang ukur dapat
terjadi.

https://news.ralali.com/wp-content/uploads/2015/08/Cara-menggunakan-Mikrometer-jual-mikrometer.jpg
Alat ukur linear tidak langsung dan cara menggunakannya

Kadang-kadang kita tidak bisa melakukan pengukuran langsung dikarenakan adanya pengukuran yang
memerlukan kecermatan yang tinggi ataupun karena bentuk benda ukur yang tidak memungkinkan
untuk diukur dengan alat ukur langsung. Untuk keadaan seperti ini maka biasanya dilakukan pengukuran
tak langsung, dalam hal ini adalah pengukuran linier. Untuk melakukan pengukuran linier tak langsung
ada dua jenis alat ukur yang biasa digunakan yaitu alat ukur standar dan alat ukur pembanding.

Alat ukur standar


Yang termasuk dalam kategori alat ukur standar untuk pengukuran linier tak langsung adalah: Blok ukur,
batang ukur dan kaliber induk tinggi.

 Blok ukur
Blok ukur dikenal juga dengan berbagai nama misalnya end gauge, slip gauge, jo gauge (johanson
gauge). Sebagai alat ukur standar, maka blok ukur ini dibuat sedemikian rupa sehingga fungsinya sesuai
dengan namanya yaitu alat ukur standar. Alat ukur ini berbentuk segi empat panjang dengan ukuran
ketebalan yang bermacam-macam. Dua dari 6 permukaannya adalah sangat halus, rata dan sejajar.
Kedua permukaan ini sangat halus dan rata maka antara blok ukur yang satu dengan blok ukur yang lain
dapat digabungkan/disusun tanpa perantara alat lain. Karena blok ukur ini diperlukan untuk
pengukuran presisi sebagai alat ukur standar maka alat ukur ini harus dibuat dari bahan yang kuat dan
tahan lama. Biasanya bahan untuk membuat blok ukur adalah baja, karbon tinggi, baja paduan atau
karbida. Kegunaan dari blok ukur ini antara lain untuk: mengecek dimensi ukuran alat-alat ukur,
mengkalibrasi alat ukur langsung seperti mistar ingsut, mikrometer dan mistar ketinggian, menyetel
komparator dan jam ukur, menyetel posisi batang sinus dan senter sinus dalam pengukuran sudut, dan
mengukur serta menginspeksi komponen-komponen yang presisi di dalam ruang inspeksi.

http://2.bp.blogspot.com/-6RKujhfyRnQ/Vmp68AT78SI/AAAAAAAAAmI/USDwW9JSfg8/s1600/Blok%2BUkur.png

 Batang ukur
Batang ukur merupakan alat ukur standar dalam proses pengukuran tak langsung, diantaranya
berfungsi untuk kalibrasi susunan blok ukur dan penyetelan posisi nol dari alat ukur besar.
http://4.bp.blogspot.com/-_yZpxdcc-GA/TqamLjYtafI/AAAAAAAAAVU/0QDlFKzcIuU/s1600/img+3.bmp

 Kaliber induk tinggi


Alat pengukuran yang berfungsi mengukur tinggi benda terhadap suatu bidang acuan atau bisa juga
untuk memberikan tanda goresan secara berulang terhadap benda kerja sebagai acuan dalam proses
permesinan.

Gambar 12. Kaliber induk tinggi


image/jpeg;base64

Alat ukur pembanding


Alat ukur pembanding adalah alat ukur yang mempunyai skala ukur yang sudah dikalibrasi. Alat ini
hanya dipakai sebagai pembacaan besarnya selisih suatu dimensi terhadap ukuran standard.

 Dial tes indikator


Dial tes indikator disebut juga pupitas/jam ukur tes yang berfungsi untuk mengetahui kerataan
permukaan benda kerja dan mengukur daerah toleransi suatu produk. Berikut ini gambar bagian-bagian
dial tes indikator yang banyak ditemui di bengkel-bengkel pemesinan.
https://bmdlaboratory.com/wp-content/uploads/2017/04/Untitled.png

 Kaliber ketinggian
Kaliber ketinggian adalah sebuah alat sebagai pembanding ukuran ketinggian standar dengan tinggi objek
ukur yang terdiri dari :
1. Kaliber induk ketinggian
2. Blok geser, pupitas atau penggores
 Kaliper celah
Kaliper celah adalah alat ukur yang biasa digunakan untuk memeriksa jarak-jarak yang kecil atau
ukuran celah-celah diantara dua permukaan. Alat ini dipakai secara luas dalam bidang pemesinan,
fitting dan otomotif. Contohnya untuk menyetel pisau mesin frais atau memeriksa kelonggaran katup
pada mesin. Kaliper celah dibuat dari baja yang lentur dan berkualitas tinggi. Tiap set terdiri dari 10
buah kaliper atau lebih, dijepit pada penjepit baja dengan pena yang berfungsi sebagai gantungan pada
saat kaliper digunakan. Sebuah kaliper celah yang berisi 10 kaliper masing-masing kalipernya
mempunyai ukuran yang tertera pada tiap kaliper, dimulai dari ukuran 0,05; 0,10; 0,15; 0,20; 0,30;
0,40; 0,50; 0,60; 0,70 dan 0,80 mm.

Gambar 14. Kaliper celah


http://1.bp.blogspot.com/-J5YxE2dbpns/UcrmlYZiFjI/AAAAAAAAAC8/TaG6e6UI_vc/s1600/iy.jpg

 Telescoping gauge
Telescoping gauge berfungsi untuk mengukur diameter dalam suatu benda yang memiliki
diameter yang kecil atau yang tidak dapat diukur dengan alat ukur micrometer dalam. Alat ukur
telescoping gauge memiliki handle atau grip (pemegang) yang dihubungkan pada bagian cross
piece. Selain itu pada telescoping gauge juga terdapat plunger yang digunakan untuk mengukur
diameter dalam suatu benda. Bagian dalam plunger terdapat pegas, sehingga plunger dapat
ditekan. Telescopic plunger dapat dikunci dengan menggunakan sekrup pengunci (locking
screw atau juga bisa disebut lock nut) dengan cara memutarnya sehingga posisi telescopic
plunger tidak akan bergeser atau berubah-ubah. Alat ukur telescoping gauge ini terdapat
berbagai macam ukuran sehingga jika akan menggunakan telescoping gauge sesuaikan ukuran
lubang yang akan diukur dengan ukuran alat.
Pengukuran menggunakan alat ukur telescoping gauge membutuhkan perasaan atau feel agar hasil
pengukurannya dapat tepat. Feel ini dapat diperoleh jika operator atau pengukur sering melakukan
pengukuran menggunakan alat telescoping gauge ini.

Gambar 15. Bagian-bagian Telescoping gauge


https://3.bp.blogspot.com

Cara menggunakan telescoping gauge:


Gambar 16. Penggunan Telescoping gauge
https://3.bp.blogspot.com

1. Kendorkan locking screw agar telescopic plunger bebas


2. Tekan telescopic plunger dan kemudian kencangkan locking screw.
3. Masukkan telescoping gauge ke lubang yang akan diukur.
4. Lepaskan telescopic plunger dengan cara kendorkan locking screw agar
telescopic plunger dapat mengembang sesuai dengan ukuran lubang yang akan diukur.
5. Goyang-goyangkan telescoping gauge agar tepat pada bagian tengah lubang
untuk mendapatkan ukuran diameter lubang yang tepat.
6. Kencangkan locking screw agar posisi telescopic plunger tidak berubah-ubah.
7. Keluarkan telescoping gauge dari lubang dengan hati-hati.
8. Ukur panjang telescopic plunger dengan contact menggunakan jangka sorong
atau micrometer luar (untuk mendapatkan tingkat ketelitian yang lebih baik dari jangka
sorong).
9. Baca hasil pengukuran pada jangka sorong atau micrometer luar.
10. Setelah selesai melakukan pengukuran, kembalikan peralatan-peralatan yang
digunakan.

KD 3.3 Memahami alat ukur mekanik presisi


Alat ukur mekanik presisi merupakan alat ukur yang mempunyai kemampuan mengukur sampai ukuran
terkecil sesuai kebutuhan pemakainya. Dalam bidang ilmu teknik pemesinan, alat ukur merupakan
salah satu hal utama yang harus dipahami. Proses manufaktur saat ini memproduksi komponen-
komponen yang presisi dan sudah diuji dengan alat ukur dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Agar
tuntutan dunia industri terpenuhi maka ilmu pengetahuan tentang alat ukur mekanik presisi wajib
dilakukan oleh orang yang mempunyai keinginan bekerja di bidang pemesinan (industri manufaktur).

Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi benda dengan tingkat
ketelitian yang beragam. Pada kenyataannya jangka sorong lebih teliti daripada mistar ukur. Alat ukur
ini memiliki penyebutan yang cukup banyak diantaranya mistar sorong, mistar geser, sigmat atau
vernier calipers. Pada batang ukurnya jangka sorong memiliki pembacaan skala utama yang sama
dengan mistar ukur. Selain skala utama, jangka sorong juga memiliki skala nonius yang perannya sangat
penting dalam proses pengukuran. Skala nonius inilah yang membedakan tingkat ketelitian jangka
sorong. Kelebihan dalam penggunaan jangka sorong yaitu dapat digunakan untuk mengukur ketebalan,
diameter luar, diameter dalam, kedalaman lubang, tingkat/step, dan panjang suatu benda.

Jenis-jenis jangka sorong


Terdapat tiga jenis jangka sorong yang akan dibahas kali ini diantarannya adalah jangka sorong analog
(vernier caliper), jangka sorong jam ukur (dial caliper), dan jangka sorong digital (digital calipers).
Pada jangka sorong analog dilengkapi skala nonius yang berfungsi untuk mengukur tingkat ketelitian
suatu benda. Maksimal ketelitian yang dapat diukur adalah 1/50 atau 0,02 mm untuk skala metrik dan
0,001 inch untuk skala imperial. Berikut gambaran konstruksi jangka sorong secara umum.

https://www.amazon.com/Mitutoyo-Vernier-Caliper-Metric/dp/B007K34YO8

Ada jangka sorong yang tidak dilengkapi skala nonius sehingga diganti dengan jam ukur dan alat ukur
digital. Tingkat ketelitian pada jangka sorong ini yaitu 0,05 sampai 0,01 mm dan 1/128 inchi sampai
0,001 inchi.

https://images.homedepot-static.com/productImages/b664f044-1370-4e22-b64d-
da14396217a5/svn/stalwart-calipers-hw5500006-64_1000.jpg

Terakhir ada jangka sorong yang tidak dilengkapi skala nonius dan diganti dengan tampilan digital.
Pada jangka sorong ini pengukuran ditampilkan melalui LCD (Liquid Crystal Display). Tingkat ketelitian
pada jangka sorong ini lebih teliti yaitu 0,01 mm dan 0,001 inch. Konstruksi dari jangka sorong digital
dapat dilihat pada gambar 3.

https://m.media-amazon.com/images/S/aplus-media/mg/9ed4f26f-4512-4bda-988d-a3a5adc1e8ff.jpg

Konstruksi dan bagian-bagian utama jangka sorong

1. Rahang luar (Outside jaws) digunakan untuk mengukur diameter luar,


panjang dan lebar suatu benda. Terdiri atas rahang tetap dan rahang geser.
2. Rahang dalam (Inside jaws) digunakan untuk mengukur diameter
dalam atau panjang sisi dalam dari suatu benda. Terdiri atas rahang tetap
dan rahang geser.
3. Pengukur kedalaman (Depth probe) Depth probe digunakan untuk mengukur
kedalaman lubang atau langkah dari suatu benda.
4. Skala utama (dalam mm) skala utama berfungsi untuk menunjukan skala ukuran dalam
mm setiap strip atau garisnya pada satuan SI.
5. Skala vernier/nonius (dalam mm) skala nonius berfungsi untuk menunjukan ukuran
tingkat ketelitian suatu benda. Dalam vernier metrik dibagi ke dalam 10 sampai 50 bagian skala
vernier.
6. Skala utama (dalam mm) skala utama berfungsi untuk menunjukan
skala ukuran dalam inch setiap bagiannya pada system imperial.
7. Skala vernier/nonius (dalam mm) dalam vernier skala inch dibagi ke dalam 1/128 inch
sampai 0,001 bagian skala vernier.
8. Thumb screw digunakan untuk memberikan pegangan untuk menggeser rahang dengan
mudah.
9. Pengunci (Lock Screw) digunakan untuk menahan bagian rahang geser yang bergerak
ketika pengukuran.
Fungsi jangka sorong
Jangka sorong mempunyai 4 fungsi yang tertera pada gambar 5 diatas. Lebih lanjut fungsi pengukuran
pada jangka sorong terdapat pada gambar di bawah ini.

Prinsip kerja dan tingkat ketelitian jangka sorong

Ada dua jenis ukuran yang digunakan untuk mengukur dan membaca skala pada jangka sorong yaitu
satuan mm dan satuan inchi. Kedua jenis ukuran tersebut memiliki tingkat ketelitian yang berbeda –
beda. Berikut adalah contoh prinsip kerja dan tingkat ketelitian jangka sorong baik dalam skala mm
maupun inch yang tertera pada gambar dibawah.

 Jangka sorong ketelitian 0,02 mm


Untuk menghitung tingkat ketelitian dapat menggunakan rumus berikut ini:

Setelah kita pahami tingkat ketelitian jangka sorong selanjutnya adalah cara membaca pengukuran.
Prinsip kerja dalam membaca ukuran pada jangka sorong dapat dilihat pada gambar dibawah.

 Jangka sorong ketelitian 0,05 mm


Jangka sorong dengan tingkat ketelitian 0,05 memiliki jumlah strip pada skala nonius sebanyak 20 strip.
Pada dasarnya semua tingkat ketelitian jangka sorong adalah sama, yang membedakan adalah hasil kali
garis skala nonius dengan tingkat jangka sorong itu sendiri. Dibawah ini terdapat gambar dari prinsip
kerja pembacaan ukuran pada jangka sorong ketelitian 0,05 mm.
Penjelasan

1. Pertama lihat posisi skala utama (bagian atas) sebelum titik nol skala nonius
menunjukkan pada strip ke – 4. Maka ukuran skala utama adalah 4 mm.
2. Lihat dengan teliti skala nonius (bagian bawah). Pada gambar terlihat nilai
ukuran 0,75 mm.
3. Hitung jumlah strip yang segaris dari skala nonius dikalikan dengan tingkat
ketelitian jangka sorong. Pada gambar terlihat garis yang segaris dengan skala utama
adalah garis skala nonius ke – 15 kemudian dikalikan dengan ketelitian 0,05 setiap
stripnya. Maka didapat nilai 0,75 hasil dari 15 x 0,05.
4. Jumlahkan pengukuran skala utama dan skala nonius. Ukuran presisi didapat
4,75 mm.
 Jangka sorong ketelitian 1/128 inch
Jangka sorong inch mempunyai beberapa tingkatan ketelitian. Diantaranya adalah jangka sorong
dengan tingkat ketelitian 1/128 inch. Pada jangka sorong ini skala utamanya setiap 1 inci dibagi
menjadi 16 bagian, berarti satu bagian skala utama (x) nilainya sama dengan 1/16 inci. Sedangkan Pada
skala noniusnya dibagi dalam 8 bagian. Jangka sorong dengan tingkat ketelitian 1/128 inch mempunyai
selisih antara x dan n sebesar 1/128 inch. Besarnya x = 1/16 inch, n dapat dicari dengan rumus: n =
panjang skala utama (SU) pada posisi rapat dibagi dengan jumlah strip pada skala nonius atau skala
vernier (SV). Panjang skala utama dihitung mulai dari garis nol sampai garis pada skala nonius yang
segaris yaitu 7/16 inch.
 Jangka sorong 0,001 inch
Selanjutnya ada jangka sorong dengan tingkat ketelitian 0,001 inci, pada skala utamanya
setiap 1 inch dibagi menjadi 40 bagian, berarti satu bagian skala utama (x) nilainya = 1/40
inch atau 0,025 inch. Pada skala noniusnya dibagi dalam 25 bagian. Jangka sorong dengan
tingkat ketelitian 0,001 inci mempunyai selisih antara x dan n sebesar 0,001 inch.
Besarnya x = 1/40 inch, sedangkan n dapat dicari dengan rumus: n = panjang skala utama
(SU) pada posisi nol dibagi dengan jumlah strip pada skala nonius. Panjang skala utama
dihitung mulai garis nol sampai garis terakhir pada skala nonius, diperoleh angka 0,6 inci.
Dengan demikian n dapat dicari dengan cara sebagai berikut:
Untuk mempermudah penjelasan tentang cara membaca jangka sorong ini, saya tampilkan sebuah
video agar kalian lebih memahami dan bisa menerapkan dalam praktik di bengkel maupun di lapangan.

Mikrometer
Kali ini kita akan membahas mikrometer, alat ukur yang mempunyai ketelitian lebih tinggi daripada
mistar ingsut. Umumnya mempunyai tingkat ketelitian sebesar 0,01 mm. Terdapat juga jenis khusus
yang mempunyai tingkat ketelitian sebesar 0,005 mm, 0,002 mm, 0,001 mm dan bahkan 0,0005 mm.
Khsusus pada tinkat ketelitian 0,0005 dibantu dengan skala nonius. Mikrometer memang dirancang
untuk pemakaian praktis, yang sering dimanfaatkan oleh operator mesin perkakas dalam rangka
pembuatan beragam komponen yang dibuat berdasarkan acuan toleransi geometrik dengan tingkat
kualitas sedang sampai menengah. Jadi, ketelitian sebesar 0,001 mm dianggap sesuai karena semakin
teliti alat ukur memerlukan kesamaan yang tinggi saat pengukuran dilangsungkan. Berikut akan
dijelaskan beberapa jenis-jenis jangka mikrometer.

Jenis-jenis mikrometer

 Mikrometer luar (Outside micrometer) adalah alat ukur presisi yang digunakan untuk mengukur
dimensi luar benda kerja. Dipasaran biasanya beredar dengan ukuran 0-25 mm, 25-50 mm, 50-75 mm,
75-100 mm, dan seterusnya dengan kelipatan 25 mm.

https://i1.wp.com/disiniaja.net/wp-content/uploads/2016/12/gambar-mikrometer-sekrup.jpg?resize=800%2C486

 Mikrometer dalam (Inside micrometer) adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
dimensi dalam yang mempunyai ketelitian tinggi.

https://sc01.alicdn.com/kf/HT133dpFJhaXXagOFbXI/200745104/HT133dpFJhaXXagOFbXI.jpg

 Mikrometer kedalaman (Depth micrometer) adalah alat ukur presisi yang digunakan untuk
mengukur kedalaman dan ketinggian suatu objek.
https://ae01.alicdn.com/kf/HTB1LgPWiyCYBuNkSnaVq6AMsVXah/XIBEI-0-100mm-0-01mm-Kedalaman-Mikrometer-
Mikrometer-Caplier-Gague-Dengan-4-batang-Alat-Ukur.jpg_640x640.jpg

Konstrruksi dan bagian-bagian utama mikrometer

1. Bingkai (Frame) Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan
panas serta dibuat agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan
dan pengerutan yang mengganggu pengukuran.
2. Landasan (Anvil) Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakan
diantara anvil dan spindle.
3. Poros gerak (Spindle) Spindle atau poros gerak adalah merupakan sebuah silinder yang
bisa digerakan secara maju dan mundur menjauh dan menuju anvil.
4. Pengunci (Lock Nut) Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak
ketika mengukur benda.
5. Sleeve merupakan batang logam tempat dimana skala utama berada.
6. Thimble merupakan batang logam yang dapat diputar dan ukurannya lebih besar dari
sleeve serta merupakan tempat dimana skala nonius atau skala putar berada.
7. Ratchet berfungsi untuk memutar Spindle atau poros gerak saat ujung dari Spindle
telah dekat dengan benda yang akan di ukur dan kemudian untuk mengencang-kan Spindle atau
poros gerak sampai terdengar suara bunyi.
Fungsi mikrometer
Mikrometer berfungsi untuk mengukur diameter, ketebalan, dan panjang dari benda-benda yang kecil
seperti kawat, lempeng baja, alumunium dan sebagainya.
 Mikrometer ketelitian 0,01 mm
1. Jarak tiap strip diatas garis horizontal pada outer sleeve adalah 1 mm.
2. Jarak tiap strip dibawah garis adalah 0,5 mm.
3. Pada skala nonius/skala putar terdapat 50 strip maka tiap strip nilainya 0,5/50 =
0,01mm sehingga. Setiap thumble diputar satu kali, spindle akan bergerak 0,01 mm.
4. Hasil pengukuran pada mikrometer adalah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.

 Mikrometer ketelitian 0,001 mm


Mikrometer ketelitian 0,001 memiliki 10 bagian garis mendatar, sehingga jarak garisnya 0,01/10 =
0,001 mm
Penjelasan

1. Jarak tiap strip pada skala utama adalah 0,5 mm.


2. Pada skala nonius/skala putar terdapat 50 strip maka tiap strip nilainya 0,5/50 = 0,01
mm.
3. Mikrometer ketelitian 0,001 memiliki 10 bagian garis mendatar, sehingga jarak garisnya
0,01/10 = 0,001 mm.
4. Hasil pengukuran pada mikrometer adalah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.
Untuk mempermudah penjelasan tentang cara membaca mikrometer ini, saya tampilkan sebuah video
agar kalian lebih memahami dan bisa menerapkan dalam praktik di bengkel maupun lapangan.

KD 3.4 Mengevaluasi hasil penggunaan perkakas tangan


Macam-macam Alat Penanda dan Fungsinya
Kali ini kita akan membahas lebih dalam apa saja macam-macam alat penanda
beserta fungsinya. Pada dasarnya alat penanda berfungsi untuk memberi tanda
batas pemotongan atau menggambari tempat pembentukan, seperti : pembuatan
alur, radius dan bentuk sambungan. Alat penanda tidak bisa terpisah dari alat ukur,
maka dari itu alat penanda harus ditunjang oleh alat ukur. Karakteristik dan bahan
alat penanda dapat berbeda, namun fungsinya tetap sama.

1. Penggores
https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

Fungsi dari penggores sendiri untuk membuat garis, khususnya penandaan garis pada permukaan logam
benda kerja. Tipe macam penggores yang sering digunakan di bengkel:

1. Penggores sederhana
2. Penggores dengan salah satu ujungnya bengkok
3. Penggores yang dapat diubah-ubah ujungnya
4. Penggores dengan ketinggian yang dapat diatur sesuai skala yang penggunaannya
dilakukan diatas meja pengukur kerataan.

2. Cap (Stamp)
Cap digunakan untuk menandai logam dan non logam tetapi hanya beberapa yang digunakan untuk
menandai non logam. Pada cap ini terdapat nomor, huruf, angka dan tanda-tanda lainnya.

 Bagian-bagian Cap

https://3.bp.blogspot.com/-O9JX1DbB410/Vv3gFs0cBTI/AAAAAAAAA74/Dngk-YIMHYou6FNWGBHBxZP-l1jb5TjSA/s1600/Cap%2B
%2528Stampt%2529.png

Sesuai dengan keterangan yang ada pada gambar diatas. Bagian cap terdiri dari : Tanda timbul, Ukuran
cap, Kepala, Batang dan terakhir cap.

 Tipe Cap
Cap huruf dan nomor dapat diperoleh dalam set yang berbeda-beda ukuran yang terdiri dari: 0,5; 0,75;
1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 4,0; 5,0 mm; dst.
https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

https://ae01.alicdn.com/kf/HTB1X1KvOVXXXXbPaXXXq6xXFXXX3/Baru-Surat-Cap-2-3-4-6mm-Surat-Pukulan-Stamp-Alphabet-Set-Stamp-
kerajinan-Logam-Die.jpg

3. Penitik
Fungsi penitik adalah untuk membuat titik pusat lengkung atau titik-titik garis

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

4. Jangka
 Jangka Tusuk
Jangka tusuk digunakan untuk melukis busur dan lingkaran dengan teliti.
https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Jangka Hati
Jangka hati digunakan untuk membuat garis pada permukaan logam sejajar dengan sisi benda.

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

Macam-macam Alat Pemotong dan Fungsinya


1. Pahat
Pahat (chisel) digunakan untuk memotong, membuat alur, meratakan bidang, membentuk sudut dsb.
Biasanya sering kalian jumpai pada mesin bubut. Dibawah ini terdapat tiga jenis pahat yang fungsinya
berbeda-beda.

1. Pahat pelat, digunakan untuk meratakan bidang dan memotong pelat logam.
2. Pahat alur / roreh digunakan untuk membuat alur dan sponeng.
3. Pahat setengah bulat; digunakan untuk membuat alur setengah bulat salutan minyak
dalam bantalan.
https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

2. Kikir
Kikir terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa dan disesuaikan dengan ukuran panjang, bentuk,
jenis dan gigi pemotongnya. Pada dasarnya kikir mempunyai fungsi untuk melakukan penyayatan
dengan cara meratakan dan menghaluskan suatu bidang, membuat rata dan menyiku antar bidang,
membuat rata dan sejajar, dan membuat bidang-bidang berbentuk.

Kikir diklasifikasikan menurut ukuran panjang, badan, pahatan dan bentuknya

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

1. Fungsi kikir plat adalah membuat bidang sejajar tegak lurus


2. Fungsi setengah bulat adalah menghaluskan atau meratakan suatu bidang cekung
3. Fungsi kikir segi empat adalah membuat bidang rata agar siku, antara bidang satu dan
yang lainnya
4. Fungsi kikir bulat adalah menghaluskan serta menambah diameter suatu lubang bulat
5. Fungsi kikir segi tiga adalah meratakan serta menghaluskan bidang yang berbentuk
sudut 60 derajat, atau lebih besar
6. Fungsi kikir pisau adalah menghaluskan suatu sudut 60 derajat, atau lebih kecil
Jenis Kehalusan Pahatan Gigi Kikir:
1. Pahatan kasar sekali (Rough)
2. Pahatan kasar (Bastard cut)
3. Pahatan setengah kasar (Second Cut)
4. Pahatan halus (Smooth Cut)
5. Pahatan halus sekali (Dead Smooth)

Berikut terdapat video filosofi mengikir agar kalian lebih terbuka pemikirannya dalam mengartikan
sebuah proses pengikiran.

3. Gergaji Tangan
Gergaji digunakan untuk memotong atau pembelah benda kerja, Bagian-bagian dari gergaji adalah:

 Bingkai/Sengkang
Terbuat dari pipa baja yang kuat dan kaku, Sengkang yang dapat diatur digunakan untuk bermacam-
macam panjang dari daun gergaji.

https://ae01.alicdn.com/kf/HTB13xVOXs_vK1Rjy0Foq6xIxVXaf/6-Inch-Adjustable-Round-Gergaji-Besi-dengan-Aluminium-Paduan-Bingkai-dan-
Pegangan-Yang-Nyaman-untuk-Memotong.jpg_640x640.jpg

 Daun Gergaji
Daun gergaji terdiri dari dua macam letak gigi pemotongnya yaitu
1. Gigi pemotong satu sisi (single cut)

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

2. Gigi Pemotong dua sisi (double cut).


https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

Sedangkan bentuk gigi gergaji ada yang silang dan ada yang lurus. Seperti gambar dibawah ini

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

Berikut tabel ukuran mata gergaji yang banyak ditemukan di sekeliling kita.

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

4. Mata Bor
Mata bor atau bor spiral terdiri dari sudut tatal dan sudut bebas yang biasa kita temuai pada alat-alat
potong.
https://news.ralali.com/wp-content/uploads/2016/01/Twist-Bits.jpg

Bagian-bagian mata bor terdiri dari :

1. Bibir Potong (Cutting Edge or Lip)


2. Alur (Flute)
3. Badan (Body)
4. Sudut bebas badan (Body Clearance)
5. Mata pemotong sisi (Margin)
6. Tangkai (Shank)
Besar Sudut Mata Bor tergantung pada bahan yang akan dibor:
 Sudut puncak bor 118 derajat digunakan untuk bahan baja lunak,
 Sudut puncak bor 136 derajat digunakan untuk bahan baja keras,
 Sudut puncak bor 105 derajat digunakan untuk bahan yang lunak,

5. Reamer Tangan (Peluas)


Reamer (peluas) adalah alat potong untuk menghaluskan permukaan lubang dan memperbesar lubang
yang telah kita buat sebelumnya.

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Alur Spiral
Digunakan untuk meluaskan dan menghaluskan lubang sampai mencapai ukuran yang diharapkan.
Reamer dengan jenis beralur spiral hasil pemotongannya lebih halus dan ringan.
https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Alur Lurus
Reamer dengan jenis beralur lurus sama dengan reamer dengan jenis beralur spiral dan digunakan
untuk memperluas bidang.

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

6. Pemotong Ulir Luar (Sney)


Untuk memotong ulir pada bagian luar atau pada batang baut dengan tangan, biasanya sering
menggunakan sejenis alat yang dinamakan pengulir luar. Alat bantu untuk memutar senei adalah rumah
senei atau tangkai senei.

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

7. Tap Tangan
Tap adalah alat yang digunakan untuk membuat ulir dalam dengan tangan, tap tangan terdiri dari 3
buah dalam 1 set.

1. Tap no.1 (Tap Konis), tap urutan pertama pada penggunaannya, dengan bentuk tirus di
ujungnya untuk mempermudah pemotongan. Bentuk ulir yang dihasilkan dari tap pertama 25%
dari bentuk ulir yang sesungguhnya.
2. Tap no.2 (Tap Antara), dipakai setelah no.1. Bentuk tirus pada ujungnya lebih pendek
dari pada no.1
3. Tap no.3 (Tap Rata), adalah tap yang terakhir dan yang membentuk profil ulir yang
penuh. Bagian tirus pada ujungnya sangat pendek sehingga dapat mencapai dasar untuk lubang
yang tak tembus.

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

Sedangkan sebagai alat pemegang dan pemutar pada waktu pelaksanaan mengulir, digunakan tangkai
tap (batang pemutar)

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

8. Gunting Tangan
Gunting yang biasa kita gunakan memiliki fungsi untuk memotong benda yang berbahan tipis. Tetapi
yang dibahas kali ini adalah gunting yang digunakan untuk memotong pelat-pelat tipis. Ada berbagai
macam bentuk gunting tangan yang dapat digunakan untuk memotong pelat-pelat tipis, yaitu:

 Gunting tangan lurus


Gunting tangan lurus digunakan untuk menggunting lurus. Gunting ini mempunyai rahang lurus yang
panjangnya antara 2 sampai 4½'', sedang panjang seluruhnya adalah antara 7 sampai 15¾''.

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Gunting Tangan Kombinasi


Gunting tangan kombinasi mempunyai ukuran yang sama dengan gunting tangan lurus. perbedaannya
adalah pada penampang potongnya; gunting tangan kombinasi memungkinkan untuk
memotong lengkung, sehingga dapat digunakan untuk memotong bentuk-bentuk yang tidak beraturan.

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Gunting tangan paruh burung


Gunting ini dapat digunakan untuk memotong lengkung luar ataupun lengkung dalam berdiameter kecil
dan biasanya digunakan untuk memotong pipa (membuat lubang pada pipa).

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Gunting tangan dirgantara


Gunting tangan dirgantara terdiri atas tiga bentuk, yakni : lurus, kiri dan kanan dengan panjang ± 10''
dan rahang 2''. Sisi potongnya bergerigi dan dikeraskan, dengan tujuan dapat memotong pelat yang
relatif tebal (± 0,8 mm). Membedakan antara gunting kanan dan kiri dapat dengan melihat sisi potong
dan warna tangkainya. Sisi potong atas gunting kanan terletak sebelah kanan, sedangkan sisi potong
atas gunting kiri terletak sebelah kiri. Penggunaan gunting kanan adalah untuk memotong arah kiri,
sedangkan gunting kiri digunakan untuk memotong arah kanan.

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ_wLC8uGdtEVCt_42v5Fc3BUx_6QnPUJNQ_AiWjk5uKbaXUbzvjg

 Gunting tangan bulldog


Gunting tangan bulldog digunakan untuk pemotongan pelat relatif tebal (max 1,5 mm) baik lurus
maupun bentuk-bentuk tak teratur atau lengkung. Gunting ini seperti gunting tangan kombinasi tapi sisi
potongnya lebih pendek, sedangkan pada tangkainya lebih panjang. Panjang seluruhnya adalah
4''sampai 17'' dengan sisi potong (rahang) sepanjang 2½''.

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Gunting tangan lingkaran


Gunting tangan lingkaran digunakan untuk memotong bentuk lingkaran karena sisi potongnya lengkung.
Ukuran dari gunting tangan lingkaran ini sama dengan gunting tangan lurus yaitu panjang seluruh 7 ~
15¾'' dan rahang 2 ~ 4 ½''.
https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Gunting tangan trojan


Gunting ini digunakan untuk memotong lurus dan lengkung. Sisi potong cukup kecil sehingga
memungkinkan untuk pemotongan tajam tanpa membengkokkan pelat. Ukuran dari gunting ini ada dua
macam, yaitu panjang 12'' dengan sisi potongnya 2 ½'', dan panjang 15'' dengan sisi potongnya 3''.

Alat Bantu Lainnya


1. Palu Konde
Bentuk palu konde yang biasa dipergunakan di bengkel mesin:

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

2. Palu Lunak
Palu lunak atau mallet digunakan untuk meratakan, membentuk pelat tanpa adanya bekas pemukulan
pada permukaan pelat. Bahan pembuat kepala palu lunak terbuat dari plastik, kayu, karet, kulit,
tembaga, timah dll. dengan kepala palu yang dapat diganti jika terjadi kerusakan atau keausan.

1. Palu kayu, digunakan untuk membentuk pelat dari bahan stainless steel atau galvanis.
2. Palu plastik dan karet, digunakan untuk menghasilkan bentuk dengan sedikit bekas
pemukulan pada permukaan pelat alumunium atau tembaga.
3. Palu kulit, digunakan pada pembentukan pelat-pelat lunak yang relatif tebal
http://id.awoodkitchen.net/uploads

3. Palu Pembentuk
Palu pembentuk dirancang untuk keperluan tertentu atau khusus. Terdiri dari beberapa macam bentuk
yang dapat disesuaikan dengan penggunaannya.

Macam-macam palu pembentuk beserta fungsinya adalah :

1. Palu pengeling, digunakan untuk membentuk kepala paku keling.


2. Palu pelipat, digunakan untuk merapatkan ujung pelat dan pada pekerjaan pengawatan
tepi.
3. Palu pelengkung, digunakan untuk membuat cekungan pada pelat
4. Palu peregang, digunakan untuk meregang atau memperpanjang pelat.
5. Palu penipis, digunakan untuk menipiskan ketebalan pelat.
6. Palu perata, digunakan untuk pekerjaan penyelesaian.

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

4. Meja Datar
Meja datar memiliki permukaan yang rata dan keras dan sangat baik untuk penandaan yang teliti.
Fungsi dari meja datar adalah sebagai landasan untuk menggambar benda.
https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

5. Penjepit (Ragum)
Fungsi Ragum yaitu untuk menjepit benda kerja pada waktu pekerjaan mekanik, seperti mengikir,
memahat dll. Ragum umumnya terbuat dari besi tuang, kenyal atau tempa yang dipasang pada bangku
kerja dengan kuat. Berikut contoh jenis ragum yang sering digunakan:

 Jenis penjepit depan tidak dapat digerakkan

Dalam pekerjaan mesin dan pertukangan, ragum yang sering digunakan adalah ragum sejajar. Rahang
yang bergerak digerakkan oleh poros berulir dan bergerak ke belakang. Mulut (= pelapis rahang) dapat
diganti dan dikeraskan. Apabila ragum digunakan setiap hari, permukaan yang saling bergesek dan
bagian yang berulir harus dibersihkan dan dilumasi seminggu sekali.

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Jenis penjepit belakang tidak dapat digerakkan


Jenis ini dirancang untuk menjepit benda kerja yang panjang atau besar pada posisi tegak. Apabila
rahang digerakan ke depan/ digunakan benda kerja akan menjulur ke bawah bebas dimuka bangku
kerja.
https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

6. Tang dan Kunci


 Tang (Plier)
Pada dasarnya tang berfungsi untuk memgang benda kerja. Disini terdapat berbagai macam bentuk
tang yang digunakan untuk berbagai tujuan, diantaranya adalah untuk memotong, membengkokkan,
memegang dan sebagainya.
1. Diagonal Cutting Piler, digunakan untuk memotong kawat baja. Tang jenis ini
mempunyai dua sisi dan rahang yang keras.
2. End Cutting Piler, digunakan untuk memotong kawat dengan rahang membuka paralel
90 derajat.
3. Flat Nose Piller, digunakan untuk memegang benda yang kecil dengan rahang segi
empat tirus pada bagian ujung.
4. Long Nose Plier, digunakan untuk memegang benda yang kecil dengan bentuk rahang
bulat tirus.
5. Round Nose Plier, digunakan untuk membengkokkan kawat dan pelat yang tipis.
6. Combination Plier, digunakan untuk berbagai pekerjaan ringan menggunakan tangan.
7. Polygrip Plier, digunakan untuk memegang bahan, dilengkapi dengan rahang yang dapat
diatur.
https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Kunci (wrench)
Kunci Pas
Kunci pas digunakan untuk memutar baut kepala segi enam dengan ukuran tertentu sesuai dengan
ukuran kepala baut.

https://cdns.klimg.com/otosia.com/p/headline/476x238/0000448458.jpg

Kunci ring (box wrench)

Kunci ini digunakan untuk membuka baut kepala segi enam yang mempunyai 12 sudut kunci pada
tempat-tempat yang sempit.

https://cdn.shopify.com/s/files/1/2184/2227/products/images-_3_ba365c09-0435-4cc5-890c-2d81e76ece3f_x700.progressive.jpg?
v=1500276802

Kunci allen (hexagon screwdrivers)

Digunakan untuk memutar baut dengan kepala socket yang berbentuk sesi enam.
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c3/Allen_keys.jpg

Kunci socket

Pada satu set kunci socket mempunyai berbagai macam ukuran, untuk memutar socket digunakan
batang pemutar khusus yang dimasukkan pada kunci socket. Pada bagian socket kunci ini mempunyai
sudut segi duabelas beraturan.

https://storage.jualo.com/original/10489977/kunci-socket-set-25-p-kebutuhan-rumah-tangga-konstruksi-dan-taman-10489977.jpg

Pipe wrench/kunci (tang) pipa

Kunci ini digunakan untuk memegang benda yang berbentuk bulat, baik pejal maupun berbentuk pipa.
Pada bagian tangkainya terdapat baut pengatur kedudukan rahang.
https://s1.bukalapak.com/img/123723785/w-1000/KUNCI_PIPA_GG_BIRU_10__DONWORI.jpg

7. Obeng
Obeng digunakan untuk memutar baut yang mempunyai kepala beralur, baik yang beralur lurus maupun
yang beralur silang. Pada bagian pangkal obeng dilengkapi dengan pemegang yang biasanya terbuat
dari kayu ataupun plastik.

https://pixabay.com/p-145111/?no_redirect

Menggunakan Alat-alat Penanda


 Cara menggunakan penggores
https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Cara menggunakan Cap (Stamp)

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Cara menggunakan penitik


https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Cara menggunakan Jangka


https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

Menggunakan Alat-alat potong


 Cara menggunakan kikir
1. Yang pertama adalah memilih ragum penjepit yang sesuai dengan tinggi badan agar
posisi pengikiran sesuai
2. Atur posisi badan pada saat menggunakan kikir
3. Jepit benda kerja yang akan dikikir pada mulut ragum dengan kuat dan tidak terlalu
tinggi keluar mulut ragum agar bahan tidak bergetar pada saat dikikir yang bisa mengakibatkan
bunyi berdesing dan kerusakan pada gigi kikir.

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

Perhatikan cara memegang gagang kikir


https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Menggunakan gergaji tangan


Yang harus diperhatikan pada pemasangan daun gergaji sebelum adalah sudut potong daun gergaji
harus menghadap ke depan seperti pada gambar di bawah ini.

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

Catatan: Daun gergaji terpasang pada sengkang gergaji harus kuat

Langkah menggergaji:

1. Beri garis yang akan digergaji


2. Beri tekanan ringan pada awal penggergajian
3. Mulailah dari sisi depan dengan posisi gergaji menukik dengan kemiringan sedang
4. Tekanan diberikan saat gergaji didorong kedepan
5. Tekanan dikurangi pada saat gergaji ditarik mundur
https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

Untuk mempermudah pemotongan dapat dipilih daun gergaji dengan jumlah gigi yang sesuai, berikut
tabel bahan dan perbandingan jumlah gigi daun gergaji.

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Menggunakan Mata Bor


Untuk memulai pengeboran dengan mesin bor yaitu dengan cara memasang mata bor pada mesin bor.
Mata bor dengan kepala silindris dipasang menggunakan chuck bor. Untuk mata bor dengan kepala tirus
dipasang langsung pada sumbu utama di mesin bor. Selanjutnya adalah mengatur putaran sumbu
utama/mata bor sesuai dengan rumus:

Keterangan :
n = Jumlah putaran sumbu utama mesin bor per menit (RPM = Revolution Per Minute)
Cs = Kecepatan potong bahan/benda kerja yang akan dibor dalam m/menit (cutting speed)
D = Diameter mata bor dalam mm

 Menggunakan Rimer Tangan


1. Bor lubang yang akan dirimer dengan diameter mata bor 0,2 mm lebih kecil dari
diameter rimer.
2. Tempatkan rimer satu sumbu dengan lubang yang akan dirimer.
3. Rimer kemudian diputar searah jarum jam (ke kanan) dengan tekanan yang merata dan
diputar terus hingga ke kedalaman dan jangan diputar balik.
4. Untuk perimer bahan baja beri sedikit minyak pelumas sedangkan bahan besi tuang dan
tembaga dapat dirimer kering.
 Cara menggunakan tap tangan

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

1. Bor lubang dengan diameter yang sesuai dengan tap yang akan dipakai
2. Masukan tap ke-1 kedalam lubang tersebut lalu diputar tangkai tapnya searah jarum
jam (kekanan untuk ulir kanan) dengan tekanan ringan
3. Setiap kali putaran dibalikkan arahnya supaya tatal/beram putus
4. Jaga selalu agar kedudukan tap tetap satu sumbu dengan lubang bor
5. Lumasi dengan minyak pelumas
6. Setelah tap ke-1, ganti dengan tap ke-2 kemudian terakhir tap ke-3

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Cara menggunakan snei


1. Siapkan poros sama dengan diameter nominal ulir yang akan dibuat
2. Pinggul (chamfer) ujung poros yang akan disnei
3. Tempelkan sisi tirus snei pada ujung poros yang telah dipinggul tersebut, putar tangkai
tersebut searah atau berlawanan arah jarum jam sesuai dengan macam ulir kiri atau kanan
4. Lumasi dengan pelumas.

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Menggunakan gunting tangan


Cara kerjanya yaitu dengan menggerakkan rahang potong gunting dengan tangan. Pada saat digunakan
rahang gunting tidak dirapatkan semuanya karena akan mengakibatkan bekas sobekan pada pelat atau
benda yang telah dipotong.

Keselamatan Menggunakan Perkakas Tangan


1. Keselamatan kerja dalam menggunakan alat-alat penanda.

Menjaga keselamatan kerja dalam menggunakan alat-alat penanda seperti penggores dan penitik
umumnya menghindari kemungkinan tertusuk ujung alat-alat tersebut yang tajam.

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html
2. Keselamatan kerja dengan menggunakan alat-alat potong

 Keselamatan kerja pada penggunaan kikir


1. Gunakan kikir yang tangkainya mengunakan gagang kayu atau plastik supaya tidak
melukai tangan
2. Jika gagang kikir retak segera diganti untuk menghindari resiko pecah pada saat dipakai
dan tangkai kikir bisa melukai tangan pemakai.

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Gergaji tangan

1. Beri tekanan ringan pada awal terbentuknya alur supaya gergaji tidak meleset dan
melukai tangan
2. Ketegangan daun gergaji pada sengkangnya cukup kuat supaya daun gergaji tidak
mudah patah saat dipakai dan melukai pemakai

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html
 Mata Bor

1. Yang harus diperhatikan saat pengeboran adalah saat poros mesin/spindel bor
berputar. Hindarkan bagian yang terurai, seperti rambut panjang, pakaian kerja, kalung, dsb.
Karena mengakibatkan tergulung putaran spindel bor tersebut.
2. Gunakan kaca mata saat mengebor supaya mata terhindar dari percikan tatal benda
kerja.
3. Puli/sabuk penghubung spindel bor dengan motor listrik harus tertutup, supaya rambut
dan bagian lain yang terurai tidak ikut terlilit.

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

Syarat-syarat kaca mata pengaman :


1. Harus mempunyai sifat yang tidak melelahkan mata
2. Harus tahan lama dan tidak mudah berubah sifat
3. Harus memberikan rasa aman kepada pemakai

https://edoc.site/menggunakan-perkakas-tangan-4-pdf-free.html

 Rimer tangan, tap dan snei


Rimer tangan, tap dan snei mempunyai bagian sisi potong yang tajam, maka perlu berhati-hati saat
memegangnya agar tidak melukai tangan.
 Pahat tangan
1. Pahat tangan yang digunakan terus menerus akan membentuk bagian kepala pahat yang
melebar. Bagian kepala yang melebar ini bisa dihilangkan dengan cara digerinda, sehingga
bentuk kepala pahat tetap terpelihara atau bebas dari geram-geram.
2. Memegang pahat membutuhkan latihan dan pengalaman
3. Waktu memahat janganlah sampai melukai tangan anda atau sampai terpukul ibu jari
anda secara tiba-tiba
 Palu
Palu bisa sebagai alat bantu dalam proses memahat. Tangkai palu harus dipegang pada bagian
ujungnya, sehingga mendapat keseimbangan tenaga dan beban pukulan yang sesuai. Pasak atau baji
tangkai palu harus cukup kuat, sehingga palu tidak mungkin copot atau loncat pada waktu dipukulkan.

Mengidentifikasi dan Menandai Perkakas Tangan yang Rusak


1. Kerusakan pada alat-alat penanda
 Kerusakan pada penggores
Bagian utama yang sering rusak adalah ujungnya yang menjadi tumpul. Ciri-cirinya, bila untuk
menggores terasa lebih ringan dan tidak ada bekas goresan pada benda kerja. Untuk menajamkannya
kembali, penggores dapat diasah dengan batu gerinda.
 Kerusakan pada penitik, jangka tusuk, dan jangka hati.
Alat-alat ini sering juga terjadi tumpul terutama pada bagian ujung penitik dan jangka seperti halnya
penggores. Pada jangka hati, tumpul terjadi pada bagian jarumnya, tumpulnya bagian ujung jangka
dapat diasah dengan batu gerinda.
2. Kerusakan pada alat-alat potong

 Kerusakan pada kikir, Ciri kerusakannya:


1. Gigi pemarut kikir licin bila diraba dengan tangan.
2. Gigi pemarut kikir terlihat banyak yang rontok.
3. Bagian sisi kikir rusak.
4. Pada bagian sela gigi kikir terlihat banyak geram/tatal.
5. Apabila digunakan untuk mengikir terasa licin atau tidak memarut bahan yang dikikir.
Penyebab kerusakan:
1. Umur penggunaan kikir sudah terlalu lama.
2. Tidak selalu dibersihkan setelah digunakan.
3. Kesalahan pemakaian kikir.
4. Kikir sering digunakan untuk memukul.
5. Penyimpanan kikir diletakkan secara bertumpuk.
 Kerusakan pada gergaji tangan, Ciri gergaji tangan rusak:
1. Daun gergaji sudah tumpul atau permukaan gigi gergaji tidak tajam.
2. Gigi daun gergaji banyak yang potong.
3. Permukaan gergaji terlihat banyak goresan akibat pemotongan.
4. Ketegangan daun gergajinya tidak bisa disetel.
Penyebab kerusakan:
1. Umur penggunaan daun gergaji sudah terlalu lama.
2. Kesalahan pemakaian gergaji pada saat melakukan pemotongan.
3. Gergaji digunakan untuk memotong bahan yang keras.
4. Lubang kait pada daun gergaji sudah membesar.
5. Kait pengikat kendor pada bagian mur penarik.
 Kerusakan pada mata bor, Ciri kerusakan pada mata bor:
1. Tumpul pada sisi potongnya
2. Bagian sisi potong matabor terpotong.
3. Bengkok.
4. Tangkainya tidak dapat dijepit dengan baik oleh penjepit mata bor (chuck).
Penyebab kerusakan:
1. Umur penggunaan mata bor sudah terlalu lama.
2. Kesalahan pemilihan kecepatan putar mesin bor saat melakukan pengeboran.
3. Mata bor digunakan untuk melubangi bahan yang keras.
4. Pada saat melakukan pengeboran tidak menggunakan cairan pendingin (coolant).
5. Kesalahan pengasahan mata bor.
 Kerusakan pada rimer tangan, Ciri kerusakannya:
1. Aus sisi potongnya sehingga ukuran lubang yang dibuat mengecil, keluar dari toleransi
yang diinginkan.
2. Sisi potongnya ada yang terpotong/pecah sehingga kehalusanlubang yang diinginkan
tidak tercapai.
Penyebab kerusakan:
1. Umur penggunaan rimer sudah terlalu lama.
2. Kesalahan penggunaan rimer.
3. Pada saat digunakan rimer tidak menggunakan cairan pendingin (coolant).
 Kerusakan pada tap dan sney, Ciri kerusakannya:
1. Sisi potong tap dan snei tumpul
2. Sisi potong tap dan snei patah
Penyebab kerusakan:
1. Umur penggunaan tap dan snei sudah terlalu lama.
2. Kesalahan penggunaan tap dan snei.
3. Kesalahan persiapan lubang yang akan ditap terlalu kecil atau batang bahan yang akan
disnei terlalu besar.
4. Pada saat tap dan snei digunakan tidak menggunakan cairan pendingin (pelumas)

KD 3.5 Menganalisis strategi penggunaan perkakas bertenaga/ operasi


digenggam
Alat perkakas bertenaga
apa sih sebenarnya alat perkakas bertenaga itu. Yang dimaksud alat perkakas bertenaga adalah
peralatan yang sumber tenaganya tidak dari manusia, tetapi dari tenaga listrik atau tenaga pneumatis
(gas). Jadi tenaga listrik dan udara digunakan sebagai power (tenaga).

Jenis-jensi perkakas bertenaga diantaranya :

1. Jig saw
2. Ketam tangan
3. Bor tangan
4. Mesin frais atas
5. Gerinda tangan

1. Penggunaan Mesin Gergaji Pita Kecil (Jig saw)


Mesin gergaji pita kecil sering disebut "Jig Saw". Alat ini biasanya digunakan untuk memotong bentuk-
bentuk lengkung, memperbesar lubang, memotong lurus, bersudut dan bentuk lingkaran. Tidak hanya
digunakan untuk memotong kayu saja, tetapi alat ini juga dapat digunakan untuk memotong mika,
akrilik, plastik dan lembaran metal yang lunak dengan bilah gergaji yang disesuaikan.

http://psbtik.smkn1cms.net/lafalo/teknik_pengecoran/menggunakan_perkakas_bertenaga_dengan_operasi_digenggam.pdf
Keterangan gambar :

1. Kabel power
2. Pengunci saklar utama
3. Saklar utama
4. Rumah motor
5. Pelat dasar mesin
6. Penjepit bilah gergaji
7. Bilah gergaji

Perlengkapan mesin gergaji pita kecil dan penggunaannya

http://psbtik.smkn1cms.net/lafalo/teknik_pengecoran/menggunakan_perkakas_bertenaga_dengan_operasi_digenggam.pdf

 Pelat dasar mesin bersudut


Digunakan untuk pemotongan bersudut pada bidang kerja. Sudut dapat diatur antara 0 derajat sampai
45 derajat.
 Pengantar paralel
Digunakan untuk pemotongan lurus.
 Jari-jari pengantar
Digunakan untuk pemotongan bentuk lingkaran. Jarak radius lingkaran adalah pusat putar sampai sisi
iris mata gergaji.
 Penjepit bilah gergaji
Digunakan untuk menjepit bilah gergaji pada proses kerja mesin.
 Obeng dan kunci L
Digunakan untuk menyetel perlengkapan mesin.

Data-data teknik mesin gergaji pita kecil


Gergaji pita kecil dibedakan menjadi 3 macam :

1. Berkecepatan tetap yang bekerja sekitar 3000 gerakan per menit,


2. Mempunyai 2 macam kecepatan yaitu 2700 dan 3200 gerakan per menit
3. Berkecepatan variable dengan kecepatan antara 0 sampai 3500 gerakan per menit.

Kapasitas penggunaan maksimum ketebalan pada mesin gergaji pita kecil adalah kayu lunak 1 5/8 inci,
kayu keras 1 inci, aluminium dan besi lunak 1/ 4 inci.
http://psbtik.smkn1cms.net/lafalo/teknik_pengecoran/menggunakan_perkakas_bertenaga_dengan_operasi_digenggam.pdf

Bentuk gigi bilah gergaji ini dibedakan menjadi 2 macam yang pertama bergigi runcing dan digiwar
selang seling yang digunakan untuk memotong benda lunak seperti kayu, plastik atau aluminium.
Bentuk kedua bergigi gelombang yang digunakan untuk memotong karet atau kulit.

Jenis-jenis pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan mesin gergaji pita kecil

http://psbtik.smkn1cms.net/lafalo/teknik_pengecoran/menggunakan_perkakas_bertenaga_dengan_operasi_digenggam.pdf

 Membelah dan memotong lurus


Pengantar pararel dilekatkan pada pelat dasar mesin, kemudian ukur jarak antara sisi pengantar
sampai sisi iris gergaji dan jangan lupa untuk mengencangkan baut penjepit. Setelah itu hidupkan
mesin dan jalankan antaran pengantar pararel.
 Menggergaji lubang
Benda kerja ditandai dengan cara dibor pada bagian yang akan dibuang. Sesuaikan diameter lubang
dengan lebar bilah gergaji, lalu masukkan bilah gergaji pada posisi awal, kemudian hidupkan mesin dan
perbesar lubang sesuai dengan batas-batasnya. Setelah terpotong semua keluarkan bilah gergaji.
 Menggergaji miring
Kendorkan baut pada pelat dasar dengan menggunakan obeng. Aturlah kemiringan pelat dasar sesuai
dengan sudut kemiringan yang diinginkan kemudian kencangkan baut pelat dasar agar tidak berubah
lagi. Benda kerja dijepit dengan kelem dan mulai menggergaji.
 Menggergaji lingkaran
Sematkan pengantar jari-jari kedalam alur penjepit, kemudian ukurlah jarak radius yang diinginkan dan
kencangkan sekrup penjepitnya. Tancapkan pen pusat putar dengan pusat lingkaran benda kerja dan
mullai menggergaji sesuai arah pengantar. Pada saat menggergaji tekan pen pusat putar dan tahan
pada posisinya. Perhatikan perbandingan antara lebar bilah gergaji dan radius lingkaran. Untuk
mengurangi panas bilah gergaji dapat dilakukan dengan membuat potongan awal untuk membebaskan
bilah gergaji dari jepitan benda kerja.
 Menggergaji bebas
Segala bentuk lengkungan dapat dikerjakan asalkan radius lengkungan disesuaikan dengan ukuran lebar
bilah gergaji. Pengguanaan mesin dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengerjaan dari bawah
dengan menjepit mesin pada bangku kerja dan dasar gergaji menghadap keatas.

2. Penggunaan Mesin Ketam Tangan


Mesin ketam pada dasarnya digunakan untuk mengetam kayu dua sisi yang berdekatan sehingga
menjadi lurus, rata dan siku.

http://psbtik.smkn1cms.net/lafalo/teknik_pengecoran/menggunakan_perkakas_bertenaga_dengan_operasi_digenggam.pdf

Keterangan gambar :

1. Kabel power
2. Pegangan pendorong
3. Saklar utama
4. Pegangan muka untuk mengatur tebal tatal
5. Baut penjepit pengantar paralel
6. Lubang batang pengantar paralel
7. Penutup puli motor penggerak
8. Pelat dasar ketam depan
9. Pelat dasar depan
10. Poros pisau

Perlengkapan mesin ketam tangan dan penggunaannya


http://psbtik.smkn1cms.net/lafalo/teknik_pengecoran/menggunakan_perkakas_bertenaga_dengan_operasi_digenggam.pdf

1. Kuda-kuda, digunakan untuk bekerja dengan kedudukan permanen.


2. Pengantar paralel, digunakan untuk membuat sponning atau penyiku.
3. Pelat penyudut, digunakan untuk mengetam miring bersudut.
4. Kunci pembuka pisau, digunakan untuk membuka pisau katam.
5. Pengaman penutup poros pisau, digunakan untuk mengamankan pisau jika lepas tidak
terlempar keluar.
Data-data teknik mesin ketam tangan
Mesin ketam tangan dibedakan menurut kapasitas daya ketamnya, mulai dari lebar 40 mm sampai 80
mm. Daya sayatan ketebalan tatal sangat mempengaruhi kekuatan mesin. Mesin ketam yang balok
mempunyai pisau dengan lebar sekkitar 150-260 mm.

Jenis-jenis pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan mesin ketam tangan

 Pemasangan pisau pada poros


Balik mesin ketam dan lepaskan baut-baut penjepit pisau dengan kunci pembuka. Tarik dan keluarkan
baut-baut penjepit pisau dari poros mesin dan bersihkan. Ganti pisau apabila sudah tidak tajam.
Setelah itu letakkan kumparan merata pada pelat dasar belakang. Putarlah poros pisau dan tekan
sampai pisau muncul kemudian kencangkan penjepitnya. Munculnya pisau maksimum 1 mm. Ketebalan
serutan tatal dapat diatur mulai dari 0 atau tidak menyerut sampai maksimum 1 mm dengan tombol
pegangan depan.
http://psbtik.smkn1cms.net/lafalo/teknik_pengecoran/menggunakan_perkakas_bertenaga_dengan_operasi_digenggam.pdf

 Mengetam lurus
Pemotongan harus mengambil arah serat kayu. Pada benda kerja yang lebar sebaiknya serutan tatal
tipis agar pisau dan kerja motor tidak bertambah bebannya. Jepitlah benda kerja pada meja kerja,
hidupkan mesin dan mulai mengetam.Pegang tombol pegangan depan sebagai kemudi dengan tangan
kiri dan pegangan belakang sebagai pendorong dengan tangan kanan. Pada waktu arus dimatikan,
tunggu sampai poros berhenti sebelum diletakkan diatas meja.

http://psbtik.smkn1cms.net/lafalo/teknik_pengecoran/menggunakan_perkakas_bertenaga_dengan_operasi_digenggam.pdf
 Mengetam sponning
Pengantar paralel disematkan pada lubang muka mesin dan dijepit dengan baut penjepit. Lebar
sponning maksimal adalah lebar poros mesin dan kedalaman sponning yang dibuat sesuai ukuran bebas
sisi samping. Atur kedudukan pisau dan ketebalan tatal. Lebar sponning diatur dengan menggunakan
pengantar paralel. Nyalakan mesin dan jalankan diatas benda kerja dengan pengantar paralel selalu
bergeser pada sisi samping benda kerja.

http://psbtik.smkn1cms.net/lafalo/teknik_pengecoran/menggunakan_perkakas_bertenaga_dengan_operasi_digenggam.pdf

 Mengetam miring
Pada pengetaman miring diperlukan pengantar miring sehingga pada pelat paralel dipasang pelat
bersudut.

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRaFEuIUKYJRmYPwX_EvMo8AOjWl4lwFupd1Qzgc05eAfmi4reZHg

3. Penggunaan Mesin Bor Tangan


Mesin bor pada dasarnya adalah jenis mesin yang gerakannya memutar alat pemotong dengan arah
pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut. Mesin bor tangan digunakan untuk membuat
lubang pada kayu, besi, plastik, beton atau bahan lain.

http://psbtik.smkn1cms.net/lafalo/teknik_pengecoran/menggunakan_perkakas_bertenaga_dengan_operasi_digengg
am.pdf

Keterangan gambar :

1. Penjepit mata bor (chuck)


2. Kunci penjepit
3. Pelat pengait
4. Lubang sirkulasi
5. Saklar utama
6. Kunci saklar
7. Pegangan
8. Kabel listrik

Perlengkapan mesin bor tangan dan penggunaanya


http://psbtik.smkn1cms.net/lafalo/teknik_pengecoran/menggunakan_perkakas_bertenaga_dengan_operasi_digengg
am.pdf

1. Mata bor, digunakan untuk membuat lubang pada kayu, besi, plastik, mika dan
lainnya.
2. Alat pemutar sekrup, digunakan untuk mengencangkan atau melepas sekrup.
3. Alat tambahan pemegang mata sekrup, digunakan untuk merubah ukuran atau jenis
mata bor dengan mengganti ujungnya tanpa melepas keseluruhan.
4. Piringan amplas, digunakan untuk mengamplas benda kerja.

Data-data teknik mesin bor tangan

Ukuran mesin bor dan diameter mata bor ditentukan oleh ukuran kapasitas penjepitnya. Ukuran mata
bor yang digunakan untuk rumah tangga adalah ¼ inci samapi 3/8 inci sedangakn ukuran mata bor
untuk industri berukuran antara ½ sampai ¾ inci. Mesin bor kombinasi yang serbaguna biasanya
menggunakan daya sebesar 1/3 PK.

Beberapa jenis mata bor


http://psbtik.smkn1cms.net/lafalo/teknik_pengecoran/menggunakan_perkakas_bertenaga_dengan_operasi_digengg
am.pdf

 Mata bor spiral tanpa senter


Digunakan untuk membuat lubang tidak tembus pada kayu lunak atau keras.
 Mata bor spiral dengan senter
Digunakan untuk membuat lubang tembus dan tidak tembus.
 Mata bor spiral bertingkat
Digunakan untuk membuat lubang pembenaman kepala sekrup secara langsung.
 Mata bor versink
Digunakan untuk memperbesar lubang tanam kepala sekrup.
(A) Bor versink konstruksi tunggal dan (a) hasil pemborannya.
(B) Bor versink konstruksi kombinasi yang dapat disambung dengan mata bor spiral dan (b) hasil
pemborannya. (c) sekrup yang ditanam dalam lubang bor

Kapasitas mesin bor


http://psbtik.smkn1cms.net/lafalo/teknik_pengecoran/menggunakan_perkakas_bertenaga_dengan_operasi_digengg
am.pdf

Jenis-jenis pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan mesin bor

http://psbtik.smkn1cms.net/lafalo/teknik_pengecoran/menggunakan_perkakas_bertenaga_dengan_operasi_digengg
am.pdf

 Pemboran lubang tembus


Ketepatan pemboran dapat diperoleh dengan menandai pusat lubang dengan drip. kedudukan mesin
bor harus tegak lurus. Gunakan siku sebagai pedoman dan jepit benda kerja agar tidak bergeser.
Gunakan alas pada benda kerja agar bagian bawah yang dibor tidak terkoyak.
 Pemboran lubang tidak tembus
Membuat lubang tidak tembus dengan ukuran kedalaman tertentu dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu :
1. menggunakan kelos pembatas, maksudnya memperhatikan kemunculan mata bor sesuai
dengan kedalaman lubang yang diinginkan.
2. Menggunakan tuas pembatas, maksudnya dengan mengukur ujung mata bor dan ujung
tuas pembatas berselisih kedalaman lubang yang diinginkan.
 Menggerinda dengan mesin bor tangan
Mesin digunakan sebagai pemutar batu gerinda untuk menghaluskan atau membersihkan lapisan karat.
 Mengamplas dengan mesin bor tangan
1. Pengamplasan horizontal. Pengendalian tekanan pengamplasan diatur oleh gerakan
tangan pada arah horizontal, yaitu dengan menjepit mesin pada meja kerja dan benda kerja
digerakkan dengan bebas pada meja penopang.
2. Pengamplasan vertikal. Pengendalian pengamplasan secara vertikal kurang
menguntungkan karena tekanan tangan mudah berubah dan gerakan alat tidak mungkin
sejajar.
 Mengupam dengan mesin bor tangan
Mesin bor juga dapat digunakan sebagai alat untuk menggosok benda kerja setelah difinishing.

4. Penggunaan mesin frais atas dengan tangan


Pada dasarnya mesin frais adalah mesin perkakas yang proses kerjanya memotong dengan cara
menyayat atau memakan benda kerja menggunakan alat potong bermata banyak yang berputar.

Bagian-bagian utama mesin gergaji pita kecil dapat dilihat pada Gambar

http://psbtik.smkn1cms.net/lafalo/teknik_pengecoran/menggunakan_perkakas_bertenaga_dengan_operasi_digengg
am.pdf

Keterangan :

1. Kabel power
2. Pegangan mesin
3. Pengunci saklar
4. Saklar utama
5. Kunci dan baut pengatur kedalaman pisau
6. Pisau dan poros kerja
7. Rumah-rumah motor
8. Pegangan dan pengunci poros luncur
9. Poros luncur
10. Kunci untuk alat tambahan
11. Alas mesin

Perlengkapan mesin frais atas tangan dan penggunaannya

http://psbtik.smkn1cms.net/lafalo/teknik_pengecoran/menggunakan_perkakas_bertenaga_dengan_operasi_digengg
am.pdf

 Cincin pengganda (coppying ring)


Digunakan untuk pembuatan benda kerja dengan sablon-sablon khusus.
 Pengantar paralel
Digunakan untuk membuat alur sponning atau profil pada sisi samping benda kerja yang lurus.
 Pengatur kehalusan
Digunakan pada pengantar paralel sebagai tambahan agar dapat diatur lebih teliti.
 Pengantar isi tebal
Digunakan untuk pekerjaan berulang, pembuatan profil atau perataan sisi yang melengkung tanpa
menggunakan pisau frais atas tangan berbantalan.
 Alas dasar penyudut
Digunakan untuk memfrais atau chamfer bersudut. Sudut dapat diatur sampai 45 derajat.
 Pembatas miring
Digunakan untuk memfrais pada papan lebar sehingga pengantar paralel dapat digunakan.
 Jangka (circle cutting device)
Digunakan untuk memotong atau mengalur bentuk lingkaran dan bentuk lengkung.

Jenis-jenis pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan mesin frais atas

 Pemasangan pisau
Tekan bagian pelat dasar sehingga mendekat kerumah motor. Keraskan pegangan kunci sehingga pelat
dasar tidak bergerak. Poros kerja pisau muncul dari lubang pelat dasar, kemudian buka baut dengan
kunci. Setelah itu pisau dimasukkan kedalam lubang poros kerja dan kencangkan.
 Melepas pisau
Setelah pelat dasar tertekan dan dikencangkan, buka baut penjepit pisau dengan kombinasi kunci
poros, selanjutnya lepaskan pisaunya. Kencangkan baut agar tidak terlepas dan buka kembali pegangan
penguncinya.
 Mengatur kedalaman pisau
Pengaturan kedalaman pisau dengan mengatur baut pembatas sesuai dengan kedalaman skala. Bila
tidak terdapat skala atau pisau terlalu pendek maka langkah pengaturan dilakukan dengan menekan
pelat dasar menuju rumah motor, sehingga pisau muncul. Ukurlah kemunculan pisau yang dikehendaki
dengan mengendorkan pegangan pengunci secara perlahan. Setelah pisau muncul sesuai dengan yang
diperlukan maka keraskan pegangan kunci. Baut pengatur batas kedalaman iris pisau diatur dulu
sebelum pegangan kunci dilepaskan.
 Pembuatan alur dan sponning lurus
Pada pembuatan alur dan sponning lengkung diperlukan mal dan cincin pengganda sebagai pengantar.
Setelah pembuatan mal selesai letakkan benda kerja diatas meja kerja kemudian susunlah mal
diatasnya dan jepit dengan penjepit. Pasang pisau dan cincin pengganda pada mesin, atur kedalaman
pisau sesuai dengan kedalaman yang akan dibuat. Hidupkan mesin dan singgungkan sisi luar cincin
pengantar pada sisi mal. Tekan mesin sehingga pisau memakan kayu 3 sampai 4 mm. Keraskan
pegangan pengunci dan geserlah mesin sepanjang alur yang diinginkan. Lakukan sampai kedalaman alur
yang diinginkan tercapai.
 Pembuatan alur hias dengan jangka
Jangka diselipkan pada lubang untuk pengantar paralel dimuka dan diatur jaraknya. Jarak radius adalah
jarak antara jarum jangka dengan sumbu pusat pisau. Tusukkan jarum jangka pada sumbu pusat
putaran. Kemudian hidupkan mesin dan pisau ditekan sampai menggores benda kerja. Irisan alur yang
dibuat antara 4 sampai 5 mm. Untuk pengerjaan alur yang dalam dapat diulang beberapa kali.
 Alur ekor burung untuk sambungan kusen lengkung
Permukaan kepala kayu diperluas dengan penambahan papan yang dijepit pada sisi kanan dan kiri.
Pasang pisau untuk alur ekor burung pada mesin dan atur pengantar paralel sesuai dengan jarak yang
diinginkan. Jalankan mesin dengan antaran sejajar pada papan tambahan mengiris benda kerja.

5. Penggunaan Gerinda
Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk mengasah/memotong ataupun
menggerus benda kerja dengan tujuan atau kebutuhan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah
batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman,
pengasahan, atau pemotongan. Pada kali ini akan dibahas khusus mengenai mesin gerinda tangan yang
banyak digunakan di bengkel-bengkel pemesinan.
Fungsi utama mesin gerinda secara umum adalah :

1. Mmotong benda kerja yang ketebalannya tidak relatif tebal.


2. Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja.
3. Sebagai proses jadi akhir (finishing) pada benda kerja.
4. Mengasah alat potong agar tajam
5. Menghilangkan sisi tajam pada benda kerja.
6. Membentuk suatu profil pada benda kerja (baik itu elips, siku, dll)
Mesin gerinda tangan
Fungsi dari mesin gerinda tangan ini adalah mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, merapikan
hasil pemotongan benda kerja, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan
permukaan benda kerja untuk dilas, dll. Mesin gerinda didesain untuk dapat menghasilkan kecepatan
sekitar 11000-15000 rpm. Dengan kecepatan tersebut, batu gerinda yang merupakan komposisi
alumunium oksida dengan kekasaran serta kekerasan yang sesuai, dapat menggerus permukaan logam
sehingga, menghasilkan bentuk yang diinginkan. Dengan kecepatan tersebut, dapat juga digunakan
untuk memotong benda logam dengan menggunakan batu gerinda yang dikhususkan untuk memotong.

Jenis-jenis batu gerinda :


 Mata gerinda asah
Batu gerinda atau biasa disebut dengan Grinding Wheel ini berfungsi untuk mengikis permukaan logam
baik pada besi, baja, maupun stainless steel.

Gambar 17. Batu asah

https://histeel.co.id/wp/wp-content/uploads/2017/02/BATU-ASAH.jpg

 Batu gerinda fleksibel


Batu gerinda ini biasanya digunakan untuk mengikis permukaan logam khusus pada area-area yang
terbatas/sempit. Batu gerinda fleksibel juga dapat digunakan untuk memotong logam, namun
kelemahannya yang dihasilkan dari fungsi ini yaitu area yang terpotong akan lebih banyak atau lebar
daripada dengan menggunakan batu gerinda potong.

Gambar 18. Batu gerinda fleksibel


https://3.bp.blogspot.com/-zKh2_i7TVpQ/VujIhg-YpSI/AAAAAAAAA4M/d2nM7B07Sw8qGYVnMcYY_uHBhxgKMD-
hQ/s1600/Flexible%2Bdisc%2B1.jpg

 Batu gerinda potong (Cutting Wheel)


Sesuai dengan namanya, batu gerinda ini berfungsi untuk melakukan pemotongan pada media logam,
baik untuk besi mildsteel, baja, hingga stainless steel. Tentunya dengan menyesuaikan spesifikasi pada
produk tersebut.
Gambar 19. Batu gerinda potong
https://ecs7.tokopedia.net/img/cache/700/product-1/2018/2/5/19100713/19100713_e999034c-388f-4c01-804b-
60adabc23d18_1000_1000.jpg

 Sikat gerinda (Steel Wire Brush)


Fungsi dari sikat gerinda adalah untuk membersihkan bagian-bagian permukaan logam dari adanya
kotoran seperti karat, kerak, serta akibat proses oksidasi pada permukaan logam. Sikat gerinda ini juga
berfungsi untuk mengelupas lapisan permukaan kulit luar kayu, dengan tujuan untuk menghilangkan
lapisan tersebut.

Gambar 20. Sikat gerinda


https://s1.bukalapak.com/img/6415536221/w-
1000/Sikat_Besi_Gerinda_M10___Krisbow_Sikat_Besi_Gerinda_75_cm.jpg

 Ampelas gerinda
Ampelas gerinda ini memiliki dua jenis yaitu ampelas gerinda susun (Flap Disc) dan ampelas gerinda
datar (Fibre Disc). Fungsi dari ampelas ini yaitu untuk mengikis permukaan, baik pada permukaan
logam maupun pada permukaan kayu yang bertujuan untuk menghasilkan finishing permukaan yang
rata dan halus.
Gambar 21. Ampelas gerinda
media/catalog/product/cache/6/small_image/177x177/dd6f282ce23e000f89d7362515649182/s/0/s000089857-1.jpg

 Pisau potong keramik (Diamond Wheel)


Pisau potong keramik ini memiliki dua jenis, yaitu jenis basah dan jenis kering. Sesuai dengan
namanya, pisau ini berfungsi untuk memotong keramik.

Gambar 22. Pisau potong keramik


https://s0.bukalapak.com/img/5279301202/w-1000/PISAU_KERAMIK_BOSCH_7_INCI.jpg

 Gerinda tembok (Diamon Turbo Wheel)


Fungsi dari gerinda ini adalah sebagai pengikis pada bidang permukaan semen, tembok, dan
marble/granit yang bertujuan untuk menghasilkan permukaan yang rata dan meratakan serta mengikis
sisi dari granit untuk menciptakan lekukan sesuai pola yang diinginkan.
Gambar 23. Batu gerinda tembok
https://histeel.co.id/wp/wp-content/uploads/2017/02/BATU-TEMBOK.jpg

 Pisau kayu (Circular Saw)


Sesuai dengan namanya, pisau potong ini berfungsi untuk memotong kayu. Pada varian produknya,
circular saw diciptakan dengan berbagai jumlah mata gerigi yang biasa disebut teeth.

Gambar 24. Mata pisau kayu


http://panellistrikkenari.com/wp-content/uploads/2016/12/tora-mata-pisau-potong-kayu-4-x-40t-5264-3034181-1-
product.jpg

 Batu gerinda asah spons (Grinding Wheel Sponge)


Fungsi dari batu gerinda ini yaitu untuk menghaluskan dan mengkilapkan permukaan pada batu
marmer/granit.
Gambar 25. Batu gerinda asah spons

KD 3.6 Menerapkan prosedur pengoperasian mesin umum


Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk menghasilkan
produk tertemtu, atau bahasa sederhananya adalah alat untuk membantu mempermudah pekerjaan
manusia.
Jenis-jenis mesin umum yaitu :

1. Mesin bor
2. Mesin bubut
3. Mesin frais
4. Mesin sekrap

1. Mesin bor
Definisi dan fungsi mesin bor
Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata
bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi
menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong berputar
yang disebut bor dan memiliki fungsi untuk Membuat lubang, Membuat lobang bertingkatm,
Membesarkan lobang, Chamfer.

Jenis-jenis mesin bor

 Mesin bor meja


Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja. Mesin ini digunakan untuk membuat
lobang benda kerja dengan diameter kecil (terbatas sampai dengan diameter 16 mm). Prinsip kerja
mesin bor meja adalah putaran motor listrik diteruskan ke poros mesin sehingga poros berputar.
Selanjutnya poros berputar yang sekaligus sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan naik turun
dengan bantuan roda gigi lurus dan gigi rack yang dapat mengatur tekanan pemakanan saat
pengeboran.
 Mesin bor lantai
Mesin bor lantai adalah mesin bor yang dipasang pada lantai. Mesin bor lantai disebut juga mesin bor
kolom. Jenis lain mesin bor lantai ini adalah mesin bor yang mejanya disangga dengan batang
pendukung. Mesin bor jenis ini biasanya dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang besar dan
berat.
 Mesin bor radial
Mesin bor radial khusus dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang besar dan berat. Mesin ini
langsung dipasang pada lantai, sedangkan meja mesin telah terpasang secara permanen pada landasan
atau alas mesin.
 Mesin bor koordinat
Mesin bor koordinat pada dasarnya sama prinsipnya dengan mesin bor sebelumnya. Perbedaannya
terdapat pada sistem pengaturan posisi pengeboran. Mesin bor koordinat digunakan untuk
membuat/membesarkan lobang dengan jarak titik pusat dan diameter lobang antara masing-masingnya
memiliki ukuran dan ketelitian yang tinggi. Untuk mendapatkan ukuran ketelitian yang tinggi tersebut
digunakan meja kombinasi yang dapat diatur dalam arah memanjang dan arah melintang dengan
bantuan sistem optik. Ketelitian dan ketepatan ukuran dengan sisitem optik dapat diatur sampai
mencapai toleransi 0,001 mm.
Bagian-bagian mesin bor

 Cekam bor
Cekam bor digunakan untuk memegang mata bor bertangkai silindris. Biasanya cekam ini mempunyai 2
atau 3 rahang penjepit. Ukuran cekam bor ditunjukkan oleh diameter terbesar dari mata bor yang
dapat dijepit.
 Sarung pengurung/sarung tirus
Mata bor yang bertangkai tirus dapat dipegang oleh sarung pengurung yang berlobang tirus. Oleh
karena tangkai dan sarung berbentuk tirus, maka pada saat mata bor ditekan, ia akan saling mengunci.
Lobang dan tangkai tirus dibuat menurut tirus morse, yaitu ketrirusan menurut standar internasional.
 Base/dudukan
Base adalah penopang dari seluruh komponen mesin bor. Letak base berada paling bawah. Pemasangan
base harus kuat karna akan berpengaruh terhadap keakuratan pengeboran.
 Column atau tiang
Column atau tiang digunakan sebagai penyangga ketika proses pengeboran. Bagian ini berbentuk
silinder yang memiliki alur atau rel yang berguna untuk jalur vertikal dari meja.
 Meja
Meja dipakai untuk meletakkan benda yang akan di bor. Meja kerja bisa disesuaikan secara vertikal
suapaya bisa mengakomodasi ketinggian pekerjaan yang berbeda dan dapat berputar ke kiri serta ke
kanan dengan sumbu poros pada ujung yang menempel di tiang. Pada bagian ini dilengkapi dengan
pengunci atau table clamp yang berguna untuk menjaga meja supaya sesuai dengan posisi yang
diinginkan.
 Drill atau mata bor
Mata bor digunakan unuk membuat lubang. Mata bor yang kerap digunakan ialah mata bor spiral sebab
daya hantar mata bor spiral sangat baik, serta bidang potongnya bisa diasah tanpa harus mengubah
diameter bor.
 Spindle
Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang memegang atau mencekam bor.
 Spindle head
Bagian ini merupakan rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh motor dengan sambungan
berupa belt dan diatur oleh drill feed handle.
 Drill feed handle
Drill feed handle berfungsi untuk menurunkan atau menekankan spindle dan mata bor ke benda kerja.
 Kelistrikan
Penggerak paling utama mesin bor ialah motor listrik. Untuk kelengkapannya dimulai dari kabel power,
kabel penghubung, lampu indikator, serta saklar.

Pemegang dan penjepit benda kerja


Gambar 1. Pemegang benda kerja dan perlengkapannya
http://psbtik.smkn1cms.net/permesinan/teknik_pemesinan/bekerja_dengan_mesin_umum.pdf

Beberapa alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja pada mesin bor adalah:
 Ragum (vise)
Ragum digunakan pada meja mesin bor untuk memegang dan mendukung benda kerja yang akan dibor.
 Paralel
Paralel adalah sepasang batang lurus yang dikerjakan dengan pemesinan presisi. Paralel digunakan
untuk menaikkan benda kerja agar operator dapat membuat lubang bor tembus pada benda kerja tanpa
menimbulkan kerusakan/cacat pada ragum atau meja mesin bor.
 Pelat siku (angle plate)
Pelat siku banyak digunakan untuk memegang benda kerja. Alat ini dilengkapi dengan lubang-lubang
alur paralel untuk menempatkan baut T.
 Baut-T (T-bolts)
Meja mesin bor pada umumnya telah dilengkapi dengan alur T (T-slots) sehingga Baut T akan dapat
dimasukkan untuk mengencangkan benda kerja atau alat pemegang benda kerja pada meja (contohnya
ragum). Baut T harus mempunyai kepala baut yang kuat agar dapat dipasang pas dengan alur T pada
meja.
 Blok Bertingkat (Step Block)
Untuk dapat memegang dengan benar bentuk tertentu dari benda kerja, biasanya digunakan blok
bertingkat yang digabung dengan pelat pita (strap).
 Ulir sekrup Jack (Jackscrew)
Ulir sekrup Jack adalah alat pendukung benda yang dapat disetel dan berfungsi layaknya dongkrak.
Digunakan apabila memerlukan banyak penyetelan yang berbeda-beda pada mesin bor.
 Blok V (V-Block)
Blok V digunakan untuk memegang benda kerja berbentuk bundar. Diameter benda kerja menentukan
ukuran dari Blok V yang digunakan. Beberapa Blok V dilengkapi dengan Klem berbentuk U untuk
memegang benda kerja dengan aman.
 Jig
Jig dari mesin bor (drill jig) digunakan apabila beberapa komponen akan dibor dengan proses yang
sama. Dengan bantuan jig, masing-masing lubang bor pada tiap komponen akan terletak pada lokasi
yang sama. Jig biasanya digunakan pada komponen yang diproduksi massal sehingga setiap komponen
dapat saling digantikan dengan komponen yang lain dan juga dapat mempermudah setiap proses
pengerjaan.

Gambar 2. Penggunaan jig untuk memegang benda kerja


http://psbtik.smkn1cms.net/permesinan/teknik_pemesinan/bekerja_dengan_mesin_umum.pdf

Pencekaman benda kerja biasanya menggunakan penggabungan dari alat-alat di atas. Seperti contoh
pada gambar berikut, untuk memegang benda kerja poros yang bundar diperlukan Blok V, Blok
bertingkat, Baut T dan Strap. Dengan begitu benda kerja akan dapat dibor dengan aman dan presisi.
Contoh lain adalah penggunaan plat siku, Klem C dan strap seperti pada gambar berikut:

Gambar 3. Cara pencekaman benda kerja


http://psbtik.smkn1cms.net/permesinan/teknik_pemesinan/bekerja_dengan_mesin_umum.pdf

Pengoperasian mesin bor

Mesin bor (drilling machine) umum digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja. Agar
mendapatkan hasil benda kerja yang baik dan sesuai dengan standar, maka perlu dilaksanakan urutan
proses pengerjaan benda dalam mesin bor tersebut. Proses ini meliputi tata letak (layout), pemilihan
mata bor (drill), penyesuaian pemegangnya, pencekaman benda kerja dan perlengkapannya. Tata letak
perlu dilakukan secara cermat dan hati-hati dalam menentukan lokasi lubang yang akan dibor, Alat
yang digunakan untuk menentukan lokasi adalah: Penggores (scriber), penitik (punch) dan, penggaris
siku dan alat bantu lainnya.

Macam-macam mata bor dan pemegangnya

Mata bor yang digunakan disesuaikan dengan bentuk yang diinginkan. Secara umum terdapat twist drill,
bor senter, reamer untuk melebarkan lubang sampai ukuran yang teliti, konterbor (counterbore),
kontersing (countersink), spot face, boring dan tap.

Gambar 4. Mata bor yang digunakan pada mesin bor


http://psbtik.smkn1cms.net/permesinan/teknik_pemesinan/bekerja_dengan_mesin_umum.pdf

Pemegang mata bor menyesuaikan dengan bentuk dari tangkai mata bor. Mata bor dengan tangkai lurus
biasanya berdiameter kecil (kurang dari ½”), digunakan pada mesin bor yang posisinya dapat
disesuaikan. Mata bor bertangkai tirus dijepit dengan menggunakan alat pemegang yang mempunyai
lubang tirus dan dimasukkan langsung ke dalam poros mesin bor. Alat pemegang ini akan terletak
segaris dengan sumbu poros pada mesin bor. Apabila lubang pada poros spindle terlalu besar untuk
tangkai tirus, maka solusinya menggunakan suatu sarung. Namun apabila lubang spindle ini terlalu
sempit, maka solusinya menggunakan soket untuk menempatkan mata bor, kemudian soket ini dijepit
pada poros spindle.

Gambar 5. (a) pemegang mata bor lurus, (b) sarung, (c) soket
http://psbtik.smkn1cms.net/permesinan/teknik_pemesinan/bekerja_dengan_mesin_umum.pdf
Benda kerja yang dikerjakan perlu dijepit dan didukung oleh alat pemegang yang benar, dengan cara
yang tepat pula. Jika benda kerja yang tidak dicekam dengan baik pada alat penjepit dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja dan memberikan hasil akhir produk yang buruk dan tidak memenuhi
standar.

Gambar 6. Pemegang benda kerja pada mesin bor


http://psbtik.smkn1cms.net/permesinan/teknik_pemesinan/bekerja_dengan_mesin_umum.pdf

Mata pemotong

Mata potong terdiri dari dua bagian, yaitu bibir pemotong dan sisi pemotong. Bibir pemotong mata bor
terdapat dua buah yang terletak antara dua sisi pemotong yang saling berhadapan. Kedua sisi
pemotongan ini diasah hingga membentuk sudut yang bervariasi sesuai dengan bahan yang di bor.

Kecepatan potong pengeboran

Kecepatan potong ditentukan dalam satuan panjang yang dihitung berdasarkan putaran mesin per
menit. Atau secara defenitif dapat dikatakan bahwa kecepatan potong adalah panjangnya bram yang
terpotong per satuan waktu. Setiap jenis logam mempunyai harga kecepatan potong tertentu dan
berbeda-beda. Dalam pengeboran putaran mesin perlu disesuaikan dengan kecepatan potong logam.
Bila kecepatan potongnya tidak tepat, mata bor cepat panas dan akibatnya mata bor cepat tumpul
atau bisa patah.
Untuk mendapatkan putara mesin bor per menit ditentukan berdasarkan keliling mata bor dalam satuan
panjang . Kemudian kecepatan potong dalam meter per menit dirubah menjadi milimeter per menit
dengan perkalian 1000. akhirnya akan diperoleh kecepatan potong pengeboran dalam harga milimeter
per menit. Dalam satu putaran penuh, bibir mata bor (Pe) akan menjalani jarak sepanjang garis
lingkaran (U).

Dimana:

U = Keliling bibir mata potong bor


D = Diameter mata bor
P = 3.1

Jarak keliling pemotongan mata bor tergantung pada diameter mata bor. Waktu pemotongan juga
menentukan kecepatan pemotongan. Oleh karena itu jarak yang ditempuh oleh bibir pemotong mata
bor harus sesuai dengan kecepatan putar mata bor. Berdasarkan hal tersebut maka jarak keliling bibir
pemotongan mata bor (U) selama n putaran per menit dapat dihitung dengan rumus:

U=pxdxn

Dimana:

U = keliling bibir potong mata bor


D = Diameter mata bor
N = putaran mata bor per menit

Biasanya kecepatan potong dilambangkan dengan huruf V dalam satuan meter per menit. Jarak keliling
yang ditempuh mata bor adalah sama dengan jarak atau panjangnya bram yang terpotong dalam satuan
panjang per satuan waktu. Berdasarkan hal tersebut maka jarak keliling yang ditempuh mata potong
bor (U) sama dengan panjangnya bram terpotong dalam satuan meter per menit. Berarti kecepatan
potong sama dengan jarak keliling pemotongan mata bor. Maka:

V = U
V= p x d x n (m/menit)
Pemakanan pengeboran

Pemakanan adalah jarak perpindahan mata potong bor ke dalam lobang/benda kerja dalam satu kali
putaran mata bor. Besarnya pemakanan dalam pengeboran dipilih berdasarkan jarak pergeseran mata
bor dalam satu putaran, sesuai dengan yang diinginkan. Pemakanan juga tergantung pada bahan yang
akan dibor, kualitas lubang yang dibuat, kekuatan mesin yang ditentukan berdasarkan diameter mata
bor.

2. Mesin bubut
Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan pisau bubut bergerak
memanjang dan melintang. Dari kerja ini dihasilkan sayatan dan benda kerja yang umumnya simetris.
Pekerjaan-pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh mesin bubut antara lain:

1. Membubut luar
2. Membubut dalam
3. Membubut tirus
4. Membubut permukaan
5. Memotong
6. Membuat ulir

Pada gambar dibawah ini dapat dilihat bentuk-bentuk benda kerja yang dibuat oleh mesin bubut
tersebut. Meskipun ada juga kemampuan-kemampuan lain yang dapat dikerjakan oleh mesin tersebut.

Gambar 7. Hasil dari pembubutan


http://doddi_y.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/27225/MESIN+BUBUT.pdf
Bagian-bagian mesin bubut

Bagian-bagian mesin bubut yang umum diketahui antara lain :

Gambar 8. Pembubutan mesin tugas berat


http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/04/bab4-pp2.pdf

Jenis ini mempunyai kepala tetap berisi roda gigi dan mendapatkan daya dari motor yang
disambungkan dengan sabuk V. Pengendali pada kepala tetap bisa mengatur kecepatan sampai 27
variasi kecepatan. Ekor tetap bisa distel sepanjang bangku untuk menampung panjang stok yang
berbeda-beda. Pergerakannya diatur dengan penyetel roda dan dilengkapi dengan ulir pengencang
pada dasarnya untuk menyetel kelurusan dan untuk pembubutan tirus. Sekrup pengarah adalah poros
panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap
sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa dibalik.
Dipasang ke kereta luncur dan bisa dipasang atau dilepas dari kereta luncur selama operasi. Ulir
pengarah hanya untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai. Batang hantaran terletak
dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick
change box) untuk menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang. Kereta
luncur terdiri dari perletakan majemuk, sadel pahat dan apron. Konstruksinya kaku karena harus
menyangga dan memandu pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua hantaran tangan untuk memandu
pahat dalam arah menyilang. Roda tangan yang atas mengendalikan gerakan perletakan majemuk dan
roda tangan dibawah untuk menggerakkan kereta luncur sepanjang landasan. Apron yang terletak pada
kereta luncur berisi kendali, roda gigi dan mekanisme lain untuk menghantar kereta luncur baik dengan
tangan atau dengan daya.

Ukuran mesin bubut

Ukuran Mesin bubut dinyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat diputar, sehingga sebuah
mesin bubut 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm.
Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik
menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan
sebagaian pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku. Ada beberapa variasi dalam jenis mesin
bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung pada jenis produksi atau jenis benda kerja.

 Pembubut Kecepatan (speed lathe)


adalah mesin bubut yang mempunyai konstruksi sederhana dan terdiri dari bangku, kepala tetap, ekor
tetap dan peluncur yang dapat distel untuk mendukung pahat. Digunakan untuk pemahatan tangan dan
kerja ringan maka bubut dioperasikan pada kecepatan tinggi. Mesin jenis ini biasanya dipakai untuk
membubut kayu, atau untuk membuat pusat pada silinder logam sebelum dikerjakan lebih lanjut oleh
mesin bubut mesin.
 Pembubut bangku
adalah mesin bubut kecil yang terpasang pada bangku kerja. Disainnya mempunyai kesamaan dengan
mesin bubut kecepatan atau mesin hanya berbeda dalam ukuran dan pemasangannya. Dibuat untuk
benda kecil dan mempunyai kapasitas ayunan maksimum sebesar 250 mm pada pelat muka.
 Pembubut Ruang Perkakas
adalah mesin bubut untuk pembuatan perkakas kecil, alat ukur, die dan komponen presisi lainnya.
Mesin ini dilengkapi dengan segala perlengkapan yang diperlukan untuk membuat pekerjaan perkakas
yang teliti.
Operasi mesin bubut
Operasi pada mesin bubut ada beraneka ragam :

1. pembubutan
2. pengeboran
3. pengerjaan tepi
4. penguliran
5. pembubutan tirus
6. Penggurdian
7. Meluaskan lubang
Pembubutan silindris
Benda disangga diantara kedua pusatnya. Hal ini ditunjukkan pada gambar A.

Gambar 9. (A) pahat mata tunggal, (B) memotong tepi


http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/04/bab4-pp2.pdf

Pengerjaan tepi (facing)

Pengerjaan tepi adalah apabila permukaan harus dipotong pada pembubut. Benda kerja biasanya
dipegang pada plat muka atau dalam pencekam seperti gambar B. Tetapi bisa juga pengerjaan
tepi dilakukan dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan tegak lurus terhadap
sumbu putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku pembubut untuk mencegah gerakan
aksial.

Pembubutan tirus

Pembubutan tirus adalah pembuatan benda kerja yang berbentuk konis. Bentuk konis yaitu besarnya
diameter ujung yang satu dengan diameter ujung lainnya dari suatu poros memiliki ukuran yang
berbeda secara berurutan dan beraturan. Pembubutan ini menghasilkan pembubutan poros tirus
dengan sudut kemiringan tertentu. Ada tiga cara membubut tirus yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Pergerseran kepala lepas (tail stock) dalam arah melintang dengan jarak tertentu
2. Memutar posisi eretan atas (perletakan majemuk) sebesar derajat tertentu
3. Menggunakan perlengkapan khusus untuk pembuatan bentuk tirus atau disebut tapper
attachment.
 Cara membubut tirus : menggeser posisi kepala lepas ke arah melintang
Proses pembubutan dilakukan sebagaimana pembubutan lurus/rata, akan tetapi benda kerja dijepit
menggunakan 2 center. Benda kerja dijepit antara senter kepala lepas (tail stock) dan senter kepala tetap
(head stock}. Apabila kepala lepas digeser tegak lurus terhadap sumbu utama mesin bubut (spindle),
maka akan terjadi sebuah kerucut/konis pada pembubutan sepanjang benda kerja.
 Cara membubut tirus: memutar posisi eretan atas
Cara membubut tirus yang kedua adalah dengan memutar posisi eretan atas. Proses pembubutan
dipersiapkan dengan memutar dudukan eretan atas mengelilingi sumbu tegak lurus sebesar sudut
tertentu yang diinginkan terhadap sumbu benda kerja. Benda kerja dicekam pada kepala tetap seperti
pada pembubutan lurus/rata, kemudian penyayatan terhadap benda kerja dilakukan dengan
menggerakan eretan atas.
 Cara membubut tirus: memasang tapper attachment
Cara membubut tirus yang ketiga adalah menggunakan alat bantu tapper attachment. Pembubutan tirus
cara ini dilakukan dengan memasang tapper attachment atau kadang disebut juga mistar konus. Tapper
attachment dipasang pada sisi belakang bangku mesin bubut berupa sebuah rel penuntun yang
dihubungkan dengan eretan lintang yang dapat diatur sudut kemiringannya sesuai dengan tirus yang
diinginkan.
Benda kerja dicekam secara normal pada senter kepala tetap seperti pada pembubutan lurus. Setting
pahat dilakukan dengan cara mendekatkan pahat bubut ke benda kerja dengan memutar eretan atas.
Selanjutnya mur pada poros ulir eretan lintang tersebut dikencangkan pada badan luncur mistar
penuntun tapper attachment dengan sekrup. Apabila pembubutan dilakukan secara otomatis, maka
badan luncur akan bergerak sepanjang mistar penuntun tersebut dan memaksa eretan lintang bergerak
sesuai dengan sudut tirus yang diinginkan.

Memotong ulir

Biasanya pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila hanya sedikit ulir yang harus dibuat
atau dibuat bentuk khusus. Bentuk ulir didapatkan dengan menggerinda pahat menjadi bentuk yang
sesuai dengan menggunakan gage atau plat pola. Gambar dibawah memperlihatkan sebuah pahat untuk
memotong ulir -V 60 derjat dan gage yang digunakan untuk memeriksa sudut pahat. Gage ini disebut
gage senter sebab juga bisa digunakan sebagai gage penyenter mesin bubut. Pemotong berbentuk
khusus bisa juga digunakan untuk memotong ulir.
Gambar 10. (A) hantaran lurus, (B) hantaran pada sudut, (C) menggunakan ukuran pusat untuk mengunci
pahat pengulir, (D) metode penguncian mesin bubut untuk memotong ulir V, (E) piringan pengulir
http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/04/bab4-pp2.pdf

Dalam mengunci pahat untuk ulir-V, terdapat dua metode hantaran pahat. Pahat dapat dihantarkan lurus
kedalam benda kerja, ulir terbentuk karena serangkaian potongan ringan seperti pada gambar A. Metode
pemotongan ini baik digunakan untuk pemotongan besi cor atau kuningan. Metode kedua adalah
dengan menghantar pahat pada suatu sudut seperti gambar B dan D. Metode ini digunakan untuk
membuat ulir pada bahan baja. Pahat diputar sebesar 29 derajat dan pahat dihantar ke benda kerja
sehingga seluruh pemotongan dilakukan pada sisi kiri dari pahat.

Parameter proses pemesinan mesin bubut

 Cutting speed
Cutting Speed ialah kecepatan potong (mm/min).
ν = π.d.n / 1000

Ketarangan :

d : diameter benda kerja

n : putaran poros utama (benda kerja)

 Feeding speed
νf= f. n
Keterangan :

f : gerak makan (mm)

n : putaran poros utama (benda kerja)


 Material removal rate
Material Removal Rate ialah Laju penghasil geram ( cm3/min)
Z=f.a.νf

Keterangan :

f : gerak makan (mm)

a : kedalaman potong (mm)

ν f : kecepatan makan (mm/min)

 Cutting time (min)


Cutting time ialah waktu pemotongan
tc = lt / ν f

Keterangan :

lt : panjang permesinan

ν f : kecepatan makan (mm/min)

 Depth of cut

Keterangan :

D = diameter awal pembubutan (mm)

d = diameter akhir pembubutan (mm)

Menggunakan Pahat Rata Pada Mesin Bubut

Pahat bubut digunakan sebagai alat potong pada mesin bubut untuk menyayat benda kerja menjadi
bentuk yang diinginkan. Pahat bubut harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan jenis bahan benda
kerja yang akan dibubut. Material dari pahat bubut harus mempunyai sifat keras, ulet, tahan panas,
dan ekonomis. Beberapa material pahat bubut yang paling sering digunakan adalah baja perkakas, baja
Paduan (Alloy tool steel) termasuk didalamnya HSS, Cemented carbide, Diamond Tips dan ceramics.
Pahat bubut harus digerinda untuk mengasah sisi potong dengan tujuan supaya sisi potong mempunyai
bentuk dan lokasi yang benar terhadap tangkainya dan juga dapat menghasilkan beberapa permukaan
yang meliputi permukaan atas, sisi dan muka. Selain itu bentuk dari sisi potong harus menusuk benda
kerja secara efisien dalam penyayatan logam. Pahat bubut yang digerinda akan menghasilkan beberapa
permukaan. Permukaan ini meliputi permukaan atas, sisi, dan muka. Permukaan ujung yang merupakan
sisi potong didapatkan dari pertemuan ketiga permukaan tersebut dan radius G. Permukaan-permukaan
ini perlu diketahui untuk mengasah pahat dengan sudut yang sesuai dengan pekerjaan yang diinginkan.
Gambar 11. Permukaan dan sudut pahat
http://psbtik.smkn1cms.net/permesinan/teknik_pemesinan/bekerja_dengan_mesin_umum.pdf

Fungsi sudut pahat

Terdapat 6 sudut utama dalam menggunakan pahat bubut. Sudut-sudut tersebut adalah:

 Sudut Rake Sisi (Side Rake Angle)


Sudut ini menunjukkan permukaan bagian atas yang digerinda miring dan membentuk sudut terhadap
permukaan potong sisi. Sudut ini ditunjukkan oleh sudut A pada gambar diatas. Sudut rake menentukan
sudut ketika tatal meninggalkan benda kerja dalam arah menjauhi permukaan potong sisi.
 Sudut Rake Belakang (Back Rake Angle)
Sudut ini menunjukkan permukaan atas yang digerinda miring dan membentuk sudut terhadap
permukaan ujung. Sudut ini diperlihatkan pada gambar diatas sebagai sudut B. Besar sudut ini
mempengaruhi tatal meninggalkan benda kerja dalam arah menjauhi permukaan ujung. Fungsi utama
dari Sudut Rake adalah mengarahkan aliran tatal dan mengatur gaya potong. Gaya potong harus
didistribusikan secara merata pada masing-masing permukaan sisi dan permukaan depan.

Gambar 12. (A) sudut rake sisi, (B) sudut rake belakang
http://psbtik.smkn1cms.net/permesinan/teknik_pemesinan/bekerja_dengan_mesin_umum.pdf

 Sudut Bebas Sisi (Side Clearance Angle)


Sudut ini menunjukkan permukaan samping yang digerinda miring dengan membentuk sudut terhadap
permukaan sisi potong. Sudut ini diperlihatkan pada gambar diatas sebagai sudut C. Bebas sisi ini
mengkonsentrasikan gaya tusuk yang timbul pada suatu daerah kecil di dekat permukaan sisi potong.
 Sudut Bebas Muka (Front Clearance Angle)
Sudut ini menunjukkan permukaan depan dari pahat yang digerinda miring dengan membentuk sudut
terhadap permukaan ujung. Bebas muka mengkonsentrasikan gaya tusuk yang timbul di daerah ujung
(nose) pada permukaan depan. Sudut ini ditunjukkan oleh sudut F pada gambar diatas.
 Sudut Sisi Potong Samping (Side Cutting Edge Angle)
Sudut ini menunjukkan permukaan samping yang digerinda miring dengan membentuk sudut terhadap
permukaan sisi dari pahat. Sudut ini diperlihatkan pada gambar diatas sebagai sudut D. Sudut Sisi
Potong Samping membentuk sisi potong (cutting edge) dalam hubungannya dengan tangkai (shank)
pahat.
 Sudut Sisi Potong Depan (End Cutting Edge Angle)
Sudut ini menunjukkan permukaan depan yang digerinda miring dari ujung membentuk sudut terhadap
sisi tangkai bagian bawah. Sudut ini membentuk sudut sisi potong dengan benda kerja. Sudut Sisi
Potong ini mempunyai fungsi untuk menusuk benda kerja dengan beban mula yang dijauhkan dari ujung
pahat, yang merupakan bagian paling lemah pada pahat. Sudut ini secara bertahap melepaskan beban
pada pahat ketika dilakukan proses pemakanan.

Gambar 13. Sudut sisi potong, (A) sisi potong samping, (B) sisi potong depan
http://psbtik.smkn1cms.net/permesinan/teknik_pemesinan/bekerja_dengan_mesin_umum.pdf

Pemegang Pahat Bubut

Pahat bubut yang biasa digunakan berbentuk kotak dan dicekam pada pemegang pahat standar (gambar
4.a). Pemegang pahat (toolholder) dibuat dalam berbagai tipe dan bentuk dengan tujuan untuk
memenuhi operasi pemesinan yang berbeda-beda. Secara umum, toolholder pada dibagi menjadi 3
jenis yaitu pemegang pahat kiri, pemegang pahat kanan, dan pemegang pahat rata. Pemegang pahat
ini mempunyai lubang berbentuk persegi empat untuk menempatkan pahat yang kemudian dijepit
dengan baut penjepit (set screw). Lubang pemegang pahat biasanya membentuk sudut 15 sampai 20°
terhadap alasnya. Sudut ini juga mempunyai pengaruh terhadap besaran sudut total dari Sudut Rake
Belakang.
Gambar 14. Pemegang pahat bubut
http://psbtik.smkn1cms.net/permesinan/teknik_pemesinan/bekerja_dengan_mesin_umum.pdf

1. Pemegang pahat kiri (Gambar 4.a) digunakan untuk pemesinan mendekati chuck dan
untuk menyayat benda kerja dari kanan ke kiri. Pahat jenis ini ditandai oleh huruf L (left)
untuk menunjukkan arah pemakanan.
2. Pemegang pahat kanan (Gambar 4.b) digunakan untuk pemesinan mendekati kepala
lepas, untuk membubut dari kiri ke kanan, dan untuk pembubutan facing. Pahat jenis ini
ditandai oleh huruf R (right).
3. Pemegang pahat rata (Gambar 4.c) merupakan pemegang pahat multiguna. Alat ini
dapat digunakan untuk membubut dari kiri maupun dari kanan dan digunakan juga untuk
operasi pemesinan yang umum. Pemegang pahat jenis ini ditandai oleh huruf S (straight).
4. Pemegang pahat carbide (Gambar 4.d) khusus digunakan untuk pahat carbide.
Pemegang pahat ini mempunyai lubang persegi empat yang sejajar dengan alasnya. Didesain
seperti itu karena pahat bubut carbide harus dijepit tanpa adanya Sudut Rake Belakang.
Pemegang pahat jenis ini ditandai oleh huruf C.
5. Pemegang pahat insert (Gambar 4.e) merupakan pemegang pahat khusus untuk mata
potong insert.

3. Mesin frais
Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda kerja dengan alat potong dengan mata potong
jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang mengitari pahat ini bisa
menghasilkan proses pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat bisa berbentuk datar, menyudut,
atau melengkung. Permukaan benda kerja bisa juga berbentuk kombinasi dari beberapa bentuk.

Bagian-bagian mesin frais

 Head
Head merupakan tempat mekanisme motor penggerak terpasang pada mesin frais ini.
 Spindel
Spindel merupakan bagian yang menggerakkan arbor yaitu sebagai tempat mata pahat/cutter
 Arbor
Arbor digunakan untuk mencekam pahar frais yang terpasang pada sumbu utama. Arbor juga disebut
poros frais yang berfungsi sebagai tempat dudukan pisau frais dan ditempatkan pada sumbu mesin.
 Arbor support
Merupakan bagian dimana mata potong dan arbor terpasang.
 Column
Column adalah bagian yang digunakan untuk menyokong dan menuntun knee saat bergerak vertikal.
 Knee
Knee merupakan bagian yang terpasang pada column, tempat mekanisme (transmisi penggerak)
pengaturan pemakanan (feed) dan menopang saddle.
 Saddle
Saddle terpasang pada knee yang bergerak keluar masuk ke arah operator. Saddle digunakan untuk
menopang meja.
 Feed dial
Feed dial merupakan sebuah poros yang digunakan untuk mengatur gerakan meja saat pemakanan.
 Crossfeed handwheel
Crossfeed handwheel sama seperti feed dial hanya saja digunakan untuk menggerakkan meja (bed)
secara horizontal.
 Base
Base merupakan landasan mesin yang terletak menyatu dengan lantai. Base juga berfungsi sebagai
reservoir (penampung fluida pendingin).
 Kepala pembagi
Kepala pembagi digunakan untuk membuat roda gigi dan segi banyak beraturan.
 Kepala lepas
Kepala lepas digunakan untuk menahan benda kerja yang panjang. Kepala lepas juga sebagai salah satu
senter pada mesin frais.
 Meja putar
Untuk mesin frais tegak, meja putar digunakan sebagai kepala pembaginya. Pada alat ini dibuat alur T
untuk mencekam benda kerja dengan baut jepit.
 Ragum
Ragum digunakan untuk mencekam benda kerja. Ragum digunakan pada berbagai ukuran. Terdapat
beberapa macam ragum, antara lain:
1. Ragum datar (ragum lurus) rangkanya dibuat dari besi tuang dengan rahang ragum dengan baja
perkakas yang disepuh. Ragum datar digunakan untuk pekerjaan ringan.

2. Ragum pelat (ragum dengan bibir pemegang, ragum pelat dibuat lebih kuat dari ragum biasa. Ragum
ini sangat cocok untuk mesin besar dan pekerjaan yang berat.

3. Ragum universal sudut (ragum dapat diputar), ragum ini dapat diatur ke arah horizontal dan vertikal
sebesar sudut tertentu.

4. Ragum busur, pada alas ragum terdapat skala indeks tersebut.

Klasifikasi proses frais

Proses frais dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis. Klasifikasi ini berdasarkan jenis pahat , arah
penyayatan, dan posisi relatif pahat terhadap benda kerja.

Gambar 15. (a) frais periperal, (b) frais muka, (c) frais jari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-dwi-rahdiyanta-mpd/teori-pemesinan-dasar-proses-fraiss-
milling.pdf

 Frais periperal (Peripheral Milling)


Proses frais ini disebut juga slab milling, permukaan yang difrais dihasilkan oleh gigi pahat yang
terletak pada permukaan luar badan alat potongnya. Sumbu dari putaran pahat biasanya pada bidang
yang sejajar dengan permukaan benda kerja yang disayat.
 Frais muka (Face Milling)
Pada frais muka, pahat dipasang pada spindel yang memiliki sumbu putar tegak lurus terhadap
permukaan benda kerja. Permukaan hasil proses frais dihasilkan dari hasil penyayatan oleh ujung dan
selubung pahat.
 Frais jari (End Milling)
Pahat pada proses frais ujung biasanya berputar pada sumbu yang tegak lurus permukaan benda kerja..
Pahat dapat digerakkan menyudut untuk menghasilkan permukaan menyudut. Gigi potong pada pahat
terletak pada selubung pahat dan ujung badan pahat.
Metode proses frais
Metode proses frais ditentukan berdasarkan arah relatif gerak makan meja mesin frais terhadap
putaran pahat. Metode proses frais ada dua yaitu frais naik dan frais turun.

Gambar 16. (a) frais naik, (b) frais turun


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-dwi-rahdiyanta-mpd/teori-pemesinan-dasar-proses-fraiss-
milling.pdf

 Frais naik (Up Milling)


Frais naik biasanya disebut frais konvensional (conventional milling). Gerak dari putaran pahat
berlawanan arah terhadap gerak makan meja mesin frais. Sebagai contoh, pada proses frais naik
apabila pahat berputar searah jarum jam, benda kerja disayat ke arah kanan. Penampang melintang
bentuk beram (chips) untuk proses frais naik adalah seperti koma diawali dengan ketebalan minimal
kemudian menebal. Proses frais ini sesuai untuk mesin frais konvensional/ manual, karena pada mesin
konvensional backlash ulir transportirnya relatif besar dan tidak dilengkapi backlash compensation.
 Frais turun (Down Milling)
Proses frais turun dinamakan juga climb milling. Arah dari putaran pahat sama dengan arah gerak
makan meja mesin frais. Sebagai contoh jika pahat berputar berlawanan arah jarum jam, benda kerja
disayat kekanan. Penampang melintang bentuk beram (chips) untuk proses frais naik adalah seperti
koma diawali dengan ketebalan maksimal kemudian menipis. Proses frais ini sesuai untuk mesin frais
CNC, karena pada mesin CNC gerakan meja dipandu oleh ulir dari bola baja, dan dilengkapi backlash
compensation. Untuk mesin frais konvensional tidak direkomendasikan melaksanakan proses frais
turun, karena meja mesin frais akan tertekan dan ditarik oleh pahat.
Jenis mesin frais
Mesin frais yang digunakan dalam proses pemesinan ada tiga jenis, yaitu:

1. Column and knee milling machines


2. Bed type milling machines
3. Special purposes
Mesin jenis column and knee dibuat dalam bentuk mesin frais vertikal dan horizontal. Kemampuan
melakukan berbagai jenis pemesinan adalah keuntungan utama pada mesin jenis ini. Pada dasarnya
pada mesin jenis ini meja (bed), sadel, dan lutut (knee) dapat digerakkan. Beberapa asesoris seperti
cekam, meja putar, kepala pembagi menambah kemampuan dari mesin frais jenis ini. Walaupun
demikian mesin ini memiliki kekurangan dalam hal kekakuan dan kekuatan penyayatannya.

Mesin frais tipe bed (bed type) memiliki ukuran yang besar dan berat. Pergerakan meja pada mesin ini
terbatas pada sudut tertentu tanpa ketentuan untuk penyetelan silang maupun vertikal. Mesin frais ini
diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu :

1. Simplex (kepala spindle tunggal)


2. Duplex (dua kepala spindle)
3. Triplex (tiga kepala spindle)
Sedangkan pada mesin frais special purposes biasanya digunakan untuk keperluan mengerjakan satu
jenis penyayatan dengan produktivitas/duplikasi yang sangat tinggi. Dengan menggunakan mesin frais
khusus ini maka produktivitas mesin sangat tinggi, sehingga ongkos produksi menjadi rendah, karena
mesin jenis ini tidak memerlukan penyettingan yang rumit.

Parameter pada mesin frais


Seperti pada mesin bubut, maka parameter yang dimaksud adalah putaran spindel (n), gerak makan (f),
dan kedalaman potong (a). Putaran spindel bisa langsung diatur dengan cara mengubah posisi handel
pengatur putaran mesin. Gerak makan bisa diatur dengan cara mengatur handel gerak makan sesuai
dengan tabel f yang ada di mesin. Gerak makan ini pada proses frais ada dua macam yaitu gerak makan
per gigi (mm/gigi), dan gerak makan per putaran (mm/putaran). Kedalaman potong diatur dengan cara
menaikkan benda kerja, atau dengan cara menurunkan pahat.
Putaran spindel (n) ditentukan berdasarkan kecepatan potong. Kecepatan potong ditentukan oleh
kombinasi material pahat dan material benda kerja. Kecepatan potong adalah jarak yang ditempuh
oleh satu titik (dalam satuan meter) pada selubung pahat dalam waktu satu menit. Rumus kecepatan
potong identik dengan rumus kecepatan potong pada mesin bubut. Pada proses frais besarnya diameter
yang digunakan adalah diameter pahat. Rumus kecepatan potong :

Dimana :

V = kecepatan potong (m/menit)

d = diameter pahat (mm)

n = putaran benda kerja (putaran/menit)

Setelah kecepatan potong diketahui, maka gerak makan harus ditentukan. Gerak makan (f) adalah
jarak lurus yang ditempuh pahat dengan laju konstan relatif terhadap benda kerja dalam satuan waktu,
biasanya satuan gerak makan yang digunakan adalah mm/menit,

Kedalaman portong (a) ditentukan berdasarkan selisih tebal benda kerja awal terhadap tebal benda
kerja akhir. Untuk kedalaman potong yang relatih besar diperlukan perhitungan daya potong yang
diperlukan untuk proses penyayatan.

Memasang Dan Menggunakan Pisau Mesin Frais

Mesin frais digunakan untuk menghasilkan permukaan benda kerja secara akurat dengan gerakan utama
berputar. Pemilihan dan penggunaan pisau frais harus dipraktekkan dalam upaya memperoleh hasil
yang optimum. Selain pemilihan kecepatan spindel yang tepat, operator mesin harus mengetahui
bagaimana kerja mesin frais pada saat menggunakan pisau frais dengan kelonggaran yang berbeda-
beda.

Jenis-jenis pisau frais


Gambar 17. Jenis pisau frais
http://psbtik.smkn1cms.net/permesinan/teknik_pemesinan/bekerja_dengan_mesin_umum.pdf

Pisau frais dibuat dalam bermacam-macam jenis dan ukuran. Jenis-jenis pisau frais tersebut adalah:
 Pisau Mantel
Pisau mantel digunakan untuk mengefrais permukaan datar, alur lebar yang dangkal dan frais
bertangga. Terdapat pisau mantel bersisi potong lurus yang digunakan untuk pemakanan tipis dan pisau
mantel bersisi potong spiral yang digunakan untuk pemakanan tebal pada benda kerja yang besar.
Apabila bidang permukaan yang difrais lebar, solusinya adalah dengan cara digabungkan pasangan pisau
mantel spiral yang mempunyai diameter sama dengan arah spiral yang berlawanan.
 Pisau Sudut
Pisau sudut tunggal digunakan untuk mengefrais sudut pada sisi benda kerja, mengefrais sambungan
ekor burung, mengefrais serong sudut benda kerja, dan mengefrais alur sudut yang lurus pada
permukaan radial. Sedangkan pisau sudut ganda digunakan untuk mengefrais alur V dan mengefrais alur
spiral.
 Pisau Pembentuk
Pisau pembentuk digunakan untuk membentuk profil secara teliti dan hanya untuk tujuan khusus.
Terdapat bermacam-macam jenis pisau pembentuk yang disesuaikan dengan fungsinya. Diantarannya
yaitu :
a. Pisau roda gigi yang digunakan untuk membuat profil gigi dari roda gigi dengan menggunakan sistem
modul dan diametral pitch.
b. Pisau roda cacing yang digunakan untuk finishing roda gigi cacing.
c. Pisau gigi rantai yang digunakan untuk membuat roda-roda rantai.
d. Pisau alur yang digunakan untuk membuat pasak luar pada poros.
e. Pisau lengkung yang digunakan untuk membentuk bidang cembung.
f. Pisau cekung yang digunakan untuk membentuk alur cekung.
g. Pisau pembulat sudut yang digunakan untuk membentuk fillet pada sudut benda kerja.
h. Pisau Pembentuk Peluas digunakan untuk membuat alur peluas.

 Pisau Sisi dan Muka


Pisau sisi dan muka memiliki bentuk cakram dengan sisi potong pada tiap sisinya. Pisau ini digunakan
untuk mengefrais bidang vertikal, mengefrais bertangga, mengefrais alur A, mengefrais V-90,
mengefrais pasang sejajar, mengefrais bidang bawah dengan mesin vertikal.
 Pisau Gergaji
Digunakan untuk memotong putar, membuang kelebihan logam sebelum proses frais membuat alur yang
sempit dan membuat alur sudut.
 Pisau Alur
Digunakan untuk mengefrais alur, mengefrais alur pasak dan mengefrais bidang rata sempit. Bentuknya
menyerupai pisau sisi dan muka hanya saja sisi potong hanya terdapat pada lingkarannya saja.
 Pisau Muka
Digunakan untuk menghasilkan permukaan yang rata pada mesin vertikal, meratakan tepi benda kerja
pada mesin horizontal dan mengefrais alur dangkal dan mengefrais bertangga.
 Pisau Jari
Digunakan untuk mengefrais alur, mengefrais pasak, mengefrais bidang rata pada permukaan miring
atau lengkung, mengefrais dudukan baut dan memperbaiki kesalahan letak lubang.
 Pisau Alur T
Pisau alur T dibuat dengan tangkai lurus atau tirus. Sisi potong terdapat pada tiap sisi. Alur T
dikerjakan dengan terlebih dahulu membuat alur dengan frais jari, lalu bagian bawah diperlebar
menggunakan pisau alur T
 Pisau Ekor burung
Pisau ini digunakan untuk mengefrais sisi ekor burung. Ujung pemotong mempunyai pisau bersudut
tunggal dengan diameter yang lebih kecil.
 Pisau alur pasak benam
Pemotongan alur menurut lingkaran dari pisau. Digunakan untuk membuat alur pasak cekung yang sama
dengan ukuran pasak. Pemilihan diameter, lebar dan dalam dapat diperoleh pada diagram pisau.

Mengasah Pisau Frais

Selama proses mengefrais, mata potong dari pisau frais akan semakin aus dan bisa mengakibatkan mata
potong tumpul, ketidak akuratan benda kerja dan permukaan yang dihasilkan tidak bersih. Sehingga
pisau frais perlu diasah pada pengasah pisau frais.

Gambar 18. (a) batu gerinda cup wheel, (b) tooth stay
http://psbtik.smkn1cms.net/permesinan/teknik_pemesinan/bekerja_dengan_mesin_umum.pdf

Selama proses penggerindaan, pisau ditekan pada tooth stay dengan menggunakan satu tangan. Tangan
yang satunya menggerakkan meja dan cutter menuju batu gerinda cup wheel. Sehingga akhirnya semua
gigi terasah secara bergantian.

Memasang Pisau Frais

Pisau frais harus dapat berputar tanpa adanya hentakan, sehingga mata potongnya tidak cepat
mengalami aus. Selain itu pisau potong yang tidak berputar dengan benar akan mengakibatkan
perbedaan kedalaman pemakanan.
Gambar 19. Pemasangan pisau frais
http://psbtik.smkn1cms.net/permesinan/teknik_pemesinan/bekerja_dengan_mesin_umum.pdf

4. Mesin Sekrap
Mesin sekrap (shap machine machine) disebut disebut pula mesin ketam atau serut. Mesin ini digunakan
digunakan untuk mengerjakan mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung, beralur dalam
kedudukan mendatar, tegak ataupun miring. Mesin sekrap adalah suatu mesin perkakas dengan gerakan
utama lurus bolak-balik secara vertikal maupun horisontal.

Prinsip pengerjaan pengerjaan pada mesin sekrap adalah benda yang disayat atau dipotong dalam
keadaan diam (dijepit pada ragum) kemudian pahat bergerak lurus bolak balik atau maju mundur
melakukan penyayatan (gerak translasi translasi).

Berdasarkan gerakan pahat dan benda kerja, proses sekrap dapat dilakukan secara horizontal dan
vertikal.

 Proses sekrap horizontal


a. Langkah maju
b. Langkah mundur

c. Gerak pemakanan mendatar

d. Kedalaman pemakanan

Gambar 20. Proses sekrap horizontal


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310886/pendidikan/(PPt)+Materi+4.+Proses+Sekrap+(Shaping).pdf
 Proses sekrap vertikal
a. Langkah maju
b. Langkah mundur

c. Gerak permukaan vertikal

d. Lebar pemakanan

Gambar 21. Proses sekrap vertikal


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310886/pendidikan/(PPt)+Materi+4.+Proses+Sekrap+(Shaping).pdf

Jenis gerakan mesin sekrap

 Gerakan utama
Merupakan gerakan pahat maju dan mundur. Gerak maju disebut langkah kerja, gerak mundur disebut
langkah tidak kerja.
 Gerakan feeding (langkah pemakanan)
Gerakan ini menghasilkan tatal yang terpotong.
 Pengaturan dalamnya pemotongan
Pengaturan ini menghasilkan kedalaman pemotongan yang erat kaitannya dengan perencanaan waktu
pemesinan.
Jenis-jensi penyayatan pada mesin sekrap

1. Penyayatan permukaan (facing)


2. Penyayatan alur (slotting)
3. Penyayatan tangga (steps)
Gambar 22. Jenis penyayatan pada mesin sekrap
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310886/pendidikan/(PPt)+Materi+4.+Proses+Sekrap+(Shaping).pdf

Komponen mesin sekrap

Gambar 23. Komponen mesin sekrap


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310886/pendidikan/(PPt)+Materi+4.+Proses+Sekrap+(Shaping).pdf

 Badan mesin
Merupakan keseluruhan mesin tempat mekanik penggerak dan tuas pengatur.
 Meja mesin
Merupakan tempat kedudukan benda kerja atau penjepit benda kerja. Meja mesin didukung dan
digerakkan oleh eretan lintang dan eretan tegak.
 Lengan
Fungsinya untuk menggerakkan pahat maju mundur. Lengan diikat dengan engkol menggunakan
pengikat lengan. Kedudukan lengan diatas badan dan dijepit pelindung lengan agar gerakannya lurus.
 Eretan pahat
Fungsinya untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat. Dengan memutar roda pemutar maka pahat
akan turun atau naik. Ketebalan pemakanan dapat dibaca pada dial. Eretan dapat dimiringkan untuk
penyekrapan bidang bersudut atau miring. Kemiringan eretan dapat dibaca pada pengukur sudut
eretan.
 Pengatur kecepatan
Fungsinya untuk mengatur atau memilih jumlah langkah lengan mesin per menit. Untuk pemakanan
tipis dapat dipercepat. Pengaturan harus pada saat mesin berhenti.
 Tuas panjang langkah
Berfungsi mengatur panjang pendeknya langkah pahat atau lengan sesuai panjang benda yang disekrap.
Pengaturan dengan memutar tap ke arah kanan atau kiri.
 Tuas posisi pahat
Tuas ini terletak pada lengan mesin dan berfungsi untuk mengatur kedudukan pahat terhadap benda
kerja. Pengaturan dapat dilakukan setelah mengendorkan pengikat lengan.
 Tuas pengantar gerakan otomatis meja melintang
Untuk menyekrap secara otomatis diperlukan pengaturan-pengaturan panjang engkol yang mengubah
gerakan putar mesin pada roda gigi menjadi gerakan lurus meja. Dengan demikian meja melakukan
gerak ingsutan (feeding).
Jenis-jenis mesin sekrap
Mesin sekrap yang sering digunakan adalah mesin sekrap horizontal. Selain itu ada mesin sekrap
vertikal yang biasanya dinamakan mesin slotting/slotter. Proses sekrap ada dua macam yaitu proses
sekrap (shaper) dan planer. Proses sekrap dilakukan untuk benda kerja yang relatif kecil, sedangkan
proses planer untuk benda kerja yang besar.

 Mesin sekrap horizontal


Pada mesin ini pahat melakukan gerakan bolak-balik, sedangkan benda kerja melakukan gerakan
ingsutan. Cocok untuk benda pendek dan tidak terlalu berat.

Gambar 24. Mesin sekrap horizontal


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310886/pendidikan/(PPt)+Materi+4.+Proses+Sekrap+(Shaping).pdf

 Mesin sekrap vertikal (slotter)


Mesin sekrap jenis ini digunakan untuk pemotongan dalam, menyerut dan bersudut serta untuk
pengerjaan permukaan-permukaan yang sukar dijangkau. Gerakan pahat dari mesin ini naik turun
secara vertikal, sedangkan benda kerja bisa bergeser ke arah memanjang dan melintang. Mesin ini juga
dilengkapi dengan meja putar, sehingga dengan mesin ini bisa dilakukan pengerjaan pembagian bidang
yang sama besar.

Gambar 25. Mesin sekrap vertikal


http://2.bp.blogspot.com/-e5VPkhmxWZg/U3VV3a6iaEI/AAAAAAAAAOE/IPpxBLaeYVQ/s1600/vertikal+sekrap.jpg

 Mesin sekrap eretan (planner)


Mesin planner digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang panjang dan besar (berat). Benda kerja
dipasang pada eretan yang melakukan gerak bolak-balik, sedangkan pahat membuat gerakan ingsutan
dan gerak penyetelan. Lebar benda ditentukan oleh jarak antar tiang-tiang mesin.

Gambar 26. Mesin sekrap eretan


http://1.bp.blogspot.com/-EdhsDQczSEg/VK1zVYFD3mI/AAAAAAAABdo/949ebhz2QsI/s1600/mesin%2Bsekrap
%2Beretan.jpg

Prinsip dasar pemotongan


Pahat bergerak maju mundur, benda kerja bergerak ke arah melintang. Pemotongan hanya terjadi pada
gerak langkah maju, pada saat langkah mundur benda kerja bergeser.
Gambar 27. Prinsip dasar pemotongan
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310886/pendidikan/(PPt)+Materi+4.+Proses+Sekrap+(Shaping).pdf

Bentuk pahat sekrap

a. Pahat sekrap kasar lurus

b. Pahat sekrap kasar lengkung

c. Pahat sekrap datar

d. Pahat sekrap runcing

e. Pahat sekrap sisi

f. Pahat sekrap sisi kasar

g. Pahat sekrap sisi datar

h. Pahat sekrap profil

Gambar 28. Bentuk-bentuk pahat sekrap


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310886/pendidikan/(PPt)+Materi+4.+Proses+Sekrap+(Shaping).pdf

Geometri pahat sekrap

α = sudut bebas
β = sudut mata potong (baji)
γ = sudut buang
δ = sudut potong (α + β)
Gambar 29. Geometri pahat sekrap
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310886/pendidikan/(PPt)+Materi+4.+Proses+Sekrap+(Shaping).pdf

Elemen dasar proses sekrap

Gambar 30. Elemen dasar proses sekrap


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310886/pendidikan/(PPt)+Materi+4.+Proses+Sekrap+(Shaping).pdf

Pada proses sekrap gerak makan (f) adalah gerakan pahat per langkah penyayatan, kecepatan potong
adalah kecepatan potong rata-rata untuk gerak maju dan gerak kembali dengan perbandingan
kecepatan (Rs) = Vm/Vr. Harga Rs < 1.

a. Kecepatan potong rata-rata :


lt = lv + lw + ln

np = jumlah langkah per menit

b. Kecepatan makan :

f = gerak makan

c. Waktu pemotongan

d. Kecepatan penghasilan tatal

Anda mungkin juga menyukai