Anda di halaman 1dari 60

INDUKSI

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA


DAN LINGKUNGAN (K3L) UMUM
DEFENISI DAN TUJUAN

APA KESELAMATAN KERJA


• Adalah usaha dalam melakukan pekerjaan tanpa kecelakaan
• Memberikan suasana atau lingkungan kerja yang aman
• Dicapai hasil yang menguntungkan dan bebas dari segala macam
bahaya

TUJUAN KESELAMATAN KERJA


• Mencegah/ mengadakan usaha pencegahan agar karyawan tidak
mendapat luka/cidera/mati
• Tidak terjadinya kerusakan /kerugian pada alat /material/produksi
• Upaya pengawasan terhadap 4 M yaitu : manusia, material, mesin,
metode kerja yang dapat memberikan lingkungan kerja aman dan
nyaman sehingga tidak terjadi kecelakaan
UPAYA PENGAWASAN
DASAR HUKUM K3L TAMBANG
 Undang-Undang Dasar 1945, tentang Hak setiap warga negara atas pekerjaan dan
Penghasilan yang layak bagi kemanusiaan.
 Undang-Undang No. 14 tahun 1969, tentang Ketentuan-ketentuan pokok mengenai
tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya ( Pasal 9 )
 Undang-Undang No. 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
Pasal 9 ( ayat 1 ) : Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap
tenaga kerja baru tentang :
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang timbul dalam tempat kerja.
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam
tempat kerjanya.
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaanya.
 Kepmentamben No. : 555.K / 26 / M.PE / 1995, Pasal 28 (ayat 1) :
Kepala Teknik Tambang wajib mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk pekerja
baru, Pekerja tambang untuk tugas baru, pelatihan untuk menghadapi bahaya,
dan pelatihan Penyegaran Tahunan atau pendidikan dan pelatihan lainnya yang di
tetapkan oleh kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
DASAR HUKUM K3L TAMBANG
UU NO 1 TAHUN 1970
Pasal 9 :
(1) Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga
kerja baru tentang :
a. Kondisi dan bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja
b. Semua pengaman dan alat pelindung yang diharuskan dalam tempat kerja
c. Alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
d. Cara dan sikap yang aman dalam melaksanakannya
(3) Pengurus wajib menyelenggarakan pembinaan tenaga kerja dibawah
pimpinannya dalam pencegahan kecelakaan, pemberantasan kebakaran, peningkatan
keselamatan kerja dan pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.

Pasal 12 : Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja


a) Memberikan Keterangan yang benar
b) Memakai dan mentaati syarat-syarat K3
c) Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3
d) Menyatakan keberatan bekerja apabila syarat K3 tidak dipenuhi
PRINSIP & UPAYA K3L
Prinsip K3L:
 Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan selamat tanpa harus
ada cidera
 Setiap kecelakaan pasti ada penyebabnya
 Setiap penyebab kecelakaan harus dicegah/ ditiadakan

UPAYA BEKERJA DENGAN AMAN


 Mengetahui pekerjaan yang akan dilakukan
 Mengetahui langkah/tahapan pekerjaan tersebut
 Mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dari
pekerjaan yang akan dilakukan
 Mengetahui cara mengendalikan terhadap bahaya-bahaya
tersebut
PRINSIP & UPAYA K3L
Pentingnya K3L adalah bertujuan untuk:
1. Menyelamatkan Karyawan
 sakit, kesedihan, kehilangan masa depan,
kehilangan gaji/nafkah
2. Menyelamatkan Keluarga
 kesedihan, masa depan yang tak menentu,
kehilangan pendapatan
3. Menyelamatkan Perusahaan
 kehilangan tenaga kerja, pengeluaran biaya akibat
kecelakaan, kehilangan waktu karena terhenti
kegiatan, melatih atau mengganti karyawan yang
celaka, bahkan bisa sampai terhentinya produksi
HAK & KEWAJIBAN PEKERJA TAMBANG
Hak :
 Pemeriksaan Kesehatan berkala (27)
 Pendidikan dan Latihan (28-30)
 Keberatan bekerja apabila tidak aman (32)

“Melindungi karyawan dari segala hal yang dapat merugikan


kesehatan akibat kerja”.

Pemeriksaan Kesehatan Karyawan


a. Pekerja baru (kondisi awal kesehatan)
b. Pekerja lama (memantau kesehatan)
- 1 tahun sekali tambang di permukaan
- 6 bulan sekali tambang bawah tanah
HAK & KEWAJIBAN PEKERJA TAMBANG

Kewajiban :
 Mematuhi peraturan K3 & kerja sesuai SOP
 Melaporkan penyimpangan
pekerjaan/timbul bahaya kepada
Pengawas
 Memakai dan merawat APD
 Memberikan keterangan yang benar kepada
KAPIT
BAHAYA (HAZARD)
Bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi
menyebabkan cedera atau kecelakaan baik terhadap
manusia, peralatan dan lingkungan.
Ada tiga macam bahaya yaitu TERLIHAT, TERSEMBUNYI dan BERKEMBANG

BAHAYA TERLIHAT : suatu bahaya yang mengakibatkan kerusakan nyata


dan dapat terlihat secara langsung diidentifikasi melalui inspeksi.

BAHAYA TERSEMBUNYI : suatu bahaya yang tidak dapat terlihat secara


langsung tanpa perhatian yang seksama. Sebagai contoh, kerusakan suku
cadang pada rem atau gear box.

BAHAYA BERKEMBANG : merupakan suatu bahaya yang bila tidak dilakukan


perbaikan akan menjadi lebih parah. Bahaya ini dapat pula disebabkan oleh
bahaya yang tersembunyi.
TYPE BAHAYA
TYPE BAHAYA
TYPE BAHAYA
BAHAYA API / KEBAKARAN
Api adalah sebagai benda menyala yang mengeluarkan lidah api
/ tidak (bara).

Proses terjadinya api adalah disebabkan adanya kontak dari 3


unsur yaitu :
•Fuel (bahan) : kayu, tekstil, kertas, cairan dll
•Oksigen : adalah oksigen bebas di
udara atau oksigen murni (pabrik)
•Heat (panas) : panas, tenaga panas kimia,tenaga
panas listrik, nuklir, dll
KLASIFIKASI API
1. Golongan Api A (Ash / Meninggalkan Abu)
Golongan api yang berasal dari material mudah terbakar seperti: kayu, kertas,
kain, plastik dll
Pemadam : air bertekanan, foam/busa, kimia kering, halon
2. Golongan Api B (Boil / Cairan mendidih)
Golongan api yang berasal dari cairan yang mudah terbakar seperti: oli, solar,
bensin, avtur, cat, thiner, gemuk dan lainnya
Pemadam : foam/busa, CO2, kimia kering, halon
3. Golongan Api C (Current / listrik)
Golongan api yang berasal dari peralatan listrik seperti: generator, mesin lisrik,
kabel listrik, transformator dll
Pemadam : kimia kering, karbon dioksida (CO2)
4. Golongan Api D (Logam)
Golongan api yang berasal dari metal yang dapat terbakar seperti: magnesium,
titanium, zirconium, sodium, potasium.
Pemadam : bubuk kering yang mengandung garam dapur, grafit (agar tidak
merusak metal)
Golongan api D jarang ditemukan di tambang.
EVAKUASI
LANGKAH BILA TERJADI KEBAKARAN:

1. JANGAN PANIK, USAHAKAN TENANG


- CARI SUMBER API
- BESARNYA KEBAKARAN
- ALAT PEMADAM YG TEPAT
2. BUNYIKAN ALARM KEBAKARAN
3. MATIKAN ALIRAN LISTRIK, GAS, BAHAN BAKAR
4. PERGUNAKAN APAR YANG TEPAT & AMAN
5. LAPOR KE BAGIAN EMERGENCY RESPON
PROSEDUR MELAPORKAN
KEBAKARAN
1. Sebutkan nama pelapor
2. Alamat / bagian kerja apa
3. Apa yang terbakar
4. Lokasi kebakaran
5. Dsb

Yang penting laporan tersebut harus Jelas


sehingga tidak menyulitkan regu Penolong
dalam melakukan Pertolongan
APA ITU KECELAKAAN
Kecelakaan adalah :
Kejadian yang tidak direncanakan, dan diinginkan yang mengakibatkan
cideranya seseorang, kerusakan alat, produktivitas terhenti.

Jenis – Jenis Kecelakaan


• Terjatuh/tergelincir
• Terpukul
• Terbentur
• Terjepit
• Terkena aliran listrik
• Kemasukan benda
• dll
KECELAKAAN TAMBANG
Dalam KEPMEN No: 555.K/26/M.Pe/1995 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada pertambangan
umum, kecelakaan dikategorikan sebagai kecelakaan
tambang apabila memenuhi 5 kriteria dibawah ini:

1. Benar-benar terjadi
2. Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang
diberi izin
3. Akibat kegiatan usaha pertambangan
4. Terjadi pada jam kerja
5. Terjadi didalam wilayah kegiatan usaha pertambangan
atau area proyek
PENGGOLONGAN CIDERA
1. Luka Ringan
Bila kurang 3 minggu pekerja sudah dapat bekerja
kembali ke tempat semula

2. Luka Berat
- Lebih dari 3 minggu pekerja pekerja memulai
pekerjaan ditempat semula
- cacat tetap sehingga tidak bekerja seperti semula
- patah/retak/dislokasi (Kepmen 555. K)

3. Mati
Apabila meninggal dunia dalam waktu 24 jam sejak
kecelakaan itu terjadi.
PENYEBAB KECELAKAAN
Teori HW Heinrich

A. Tindakan tidak aman (88%)


- Tidak memakai APD
- Tidak mengikuti prosedur kerja
- Tidak mengikuti peraturan keselamatan kerja
- Bekerja sambil bergurau
B. Kondisi tidak aman (10%)
- Lantai kerja licin/berceceran oli-oli
- Tempat kerja berserakan barang-barang bekas
- Pencahayaan yang kurang
- Kondisi tempat kerja berdebu
C. Takdir/Nasib/Lain-lain (2%)
BIAYA KECELAKAAN
A. Biaya Langsung
- biaya kompensasi
- biaya perawatan/pengobatan
- biaya reparasi peralatan
- biaya penyelidikan
B. Biaya Tidak Langsung
- Kehilangan waktu dari teman teman sekerja
pekerjaan terhenti
- Kehilangan waktu karena karyawan lain
menolong korban
-Kehilangan waktu untuk persoalkan apa yang
baru terjadi
-Biaya pelatihan ulang dan hilang waktu kerja
PENYEBAB UMUM KECELAKAAN
 MENGAMBIL JALAN PINTAS (Jalan pintas menurunkan keselamatan Anda dalam
bekerja dan meningkatkan kemungkinan Anda cidera)
 PERCAYA DIRI YANG BERLEBIH (misalnya ‘ini tidak pernah terjadi ke saya”
perilaku seperti ini dapat menyebabkan prosedur, perkakas atau metode kerja yang tidak benar
dalam pekerjaan Anda, Hal ini dapat menyebabkan Anda cidera)
 MEMULAI PEKERJAAN DENGAN INTRUKSI YANG TIDAK
TUNTAS (Untuk melakukan pekerjaan dengan aman dan benar pertama kali Anda perlu informasi yang
tuntas)
 KERAPIHAN YANG BURUK (Kerapihan yang buru membuat berbagai tipe bahaya, dan
kerapihan yang baik meliputi kebanggaan dan keselamatan)
 TIDAK MEMPERDULIKAN PROSEDUR KESELAMATAN (Dengan
sengaja tidak memperdulikan prosedur keselamatan yang ada sehingga dapat membahayakan Anda dan rekan
kerja Anda)
 GANGGUAN MENTAL DARI PEKERJAAN (memiliki hari yang buru di rumah dan
cemas dengan permasalahan dirumah ketika di tempat kerja Mental yang jatuh dapat membuat fokus anda buyar untuk
mengikuti prosedur kerja aman)

 GAGAL MERENCANAKAN PEKERJAAN (Bekerja dengan tergesa-gesa saat memulai


pekerjaan, atau tidak berfikir tentang proses kerja dapat menempatkan anda melakukan cara yang berbahaya. Lebih baik
rencanakan pekerjaan anda kemudian bekerjalah sesuai recana tersebut)
PEMBINAAN K3 L
Pembinaan K3, dapat dilakukan antara lain dengan :
A. Penyuluhan
Pelaksanaan penyuluhan dapat berupa :
- ceramah-ceramah K3L
- pemasangan poster-poster K3L
- pemutaran film/slide K3L
B. Safety Talk (Toolbox Meeting)
Dilakukan setiap awal gilir kerja/shift
C. Safety Training
- Pelatihan penggunaan peralatan keselamatan kerja
- Pelatihan pemadam kebakaran
- Pelatihan pengendalian keadaan darurat
- Pelatihan P3K
- Pelatihan Prinasa
- Pelatihan JSEA
- Pelatihan Penilaian Resiko
- Pelatihan Working at High (WAH)
- Pelatihan Isolasi (Lock Out Tag Out)
D. Safety Inspection
- rutin
- berkala
- Inspeksi K3L bersama, dll
E. Safety Investigasi
Investigasi terhadap kejadian berbahaya/hampir kecelakaan
F. Safety Meeting
Suatu pertemuan yang membahas hal-hal yang
berkaitan degan permasalahan K3L
ENVIROMENTAL (LINGKUNGAN)
Lingkungan hidup adalah tanggung jawab kita semua
tanpa terkecuali. Oleh karena itulah, setiap orang
bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan
lingkungan di tempatnya masing-masing.

Pada dasarnya, pengelolaan lingkungan yang tidak benar


atau tindakan-tindakan yang tidak bijak pada lingkungan
disebabkan oleh:
• Ketidaktahuan
• Kurangnya perhatian/kepedulian
• Kelalaian
PENANGANAN LIMBAH
BAHAN BERBAHAYA BERACUN (B3)
Berdasarkan PP No. 19/1994, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah
setiap limbah yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun,
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau junlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat merusak dan atau
mencemarkan lingkungan hidup dan atau membahayakan kesehatan
manusia.

Contoh limbah B3 yang dapat ditemukan di Tambang dan sudah


teridentifikasi adalah:
• Gemuk
• Oli
• Aki bekas
• Bahan yang terkontaminasi Oli, grease dan bahan B3 lainnya
(majun, hose, filter oli)
PENANGANAN LIMBAH
BAHAN BERBAHAYA BERACUN (B3)
Berikut ini adalah beberapa peraturan umum yang berlaku di
Tambang PT ADIDAYA ALAM BORNEO:
• Dilarang membuang/menimbun limbah B3 ke dalam tanah,
sungai, danau, dsb
• Upayakan semaksimal mungkin agar tidak terjadi ceceran
limbah B3
• Tumpahan/ceceran limbah B3 harus dibersihkan sesegera
mungkin maksimal 24 jam setelah terjadi tumpahan dan
laporkan ke Bagian Lingkungan PT ADIDAYA ALAM BORNEO
secara lisan dan/atau tertulis sesegera mungkin untuk
dilakukan tindakan pengamanannya
• Simpanlah dengan baik dan teratur limbah B3 di tempat
penimbunan limbah B3 sementara
PENANGANAN LIMBAH
BAHAN BERBAHAYA BERACUN (B3)
Langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi ceceran
limbah B3 adalah:
• Gunakan perlengkapan keselamatan yang dianjurkan atau
tertulis pada MSDS
• Kontrol ceceran yang terjadi dengan cara mengontrol
sumber ceceran
• Bendung ceceran dengan membuat bendungan dari tanah
atau bahan lainnya, agar ceceran tidak mengkontaminasi
lingkungan di sekitarnya
• Hubungi atasan langsung anda dan personil lingkungan
• Bersihkan daerah yang terkontaminasi secepatnya dan
buang ke tempat yang telah disediakan
• Lengkapi formulir ceceran limbah B3 dalam waktu 1x24 jam
INDUKSI
MASUK PIT / TAMBANG
TUJUAN
• Memberikan petunjuk yang jelas dan konsisten
bagi semua personnel yang akan memasuki area
PIT

• Memberikan kendali yang cukup bagi semua


personnel dan pergerakan kendaraan

• Membantu mencegah kecelakaan yang


melibatkan kendaraan ringan dan peralatan
tambang lainnya.
PERSONIL YANG TIDAK DI IZINKAN
MASUK TAMBANG

• Belum mengikuti induksi masuk pit.


• Peserta training yang tidak disetujui untuk mengikuti
pelatihan oleh Superintendent Departemen training
• Dinyatakan telah dikeluarkan dari lokasi kerja.
AREA TERBATAS
• ROM stockpile, Loading point, Dumping point & Area
Exploration
• CPP Area
• Area Pengeboran & Peledakan
• Gudang Bahan Peledak
• Area pengisian bahan bakar
• Area yang dibatasi dengan tanggul
• Rambu-rambu akses terbatas
• Area yang diisolasi dengan safety line safety cone
POTENSI BAHAYA DI AREA TAMBANG
/ PIT
• Kelelahan
• Peledakan
• Jalan berdebu, licin sempit, dll
• Dinding/tebing longsor
• Dll
KELELAHAN BEKERJA
BAHAYA BEKERJA DI TAMBANG /
PIT
PIT ACCESS (MASUK TAMBANG)
• Seluruh personnel yang akan masuk ke area PIT disyaratkan untuk waspada
terhadap
– Kendaraan/unit yang sedang beroperasi disekitar
– Titik buta (Blind Spot) kendaraan/unit
– Potensi bahaya di dalam area PIT ( seperti Dinding yang
tinggi,Dinding yang rendah, peledakan, debu dll)
• Alat Pelindung Diri HARUS dikenakan setiap saat selama di dalam PIT
– Pakaian yang berwarna terang dengan pita reflektive
– Helm Pengaman
– Boot/sepatu Pengaman
– Peralatan lainnya seperti yang diinstruksikan

Lakukan komunikasi Radio atau kontak mata dengan operator dan peralatan
sebelum mendekati alat yang sedang beroperasi
PERATURAN MASUK TAMBANG
PERATURAN LALU LINTAS
Tujuan
Menciptakan kondisi berlalu lintas di daerah tambang
yang tertib, lancar dan aman sehingga mengurangi
kecelakaan atau hal-hal yang mengakibatkan terjadinya
suatu kerugian.

RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku di seluruh area kerja PT ADIDAYA
ALAM BORNEO, dan wajib dipatuhi seluruh karyawan ,
Sub kontraktor, supplier dan tamu
PENGOPERASIAN KENDARAAN/ALAT
BERAT
Pengecekan Unit sebelum Operasi
Semua driver / operator diwajibkan melaksanakan pengecekan
kendaraan / unit sebelum digunakan (P2H)

Setiap orang yang mengoperasikan kendaraan / alat berat harus


mempunyai Simper atau Authority yang dikeluarkan owner.
Syarat:
1. Disetujui oleh Departemen Head
2. Dinyatakan sehat berdasarkan hasil Medical check Up
3. Lulus ujian tertulis & praktek
4. Sudah mengikuti safety induksi
5. Mengumpulkan data pendukung (Copy KTP, copy Simpol,
foto 2x3 2 lb) diserahkan ke HSE Departement
PERSYARATAN KENDARAAN MASUK
PIT/TAMBANG
Kendaraan Ringan, sesuai dengan peraturan, akan memasuki area PIT harus:
• Memasang 4-wheel drive (truk ringan bebas dari persyaratan ini).
• Truk ringan dengan minimal 6 roda, 2 roda di depan dan 4 roda di belakang,
jika dilengkapi dengan penggerak roda empat, maka penggerak empat roda tersebut harus
dipasang pada jalan licin.
• Semua kendaraan yang tingginya kurang dari 4 meter harus dilengkapi dengan tiang bendera
beserta bendera dan reflektor di atas, yang memiliki pita reflektor dan 4 meter di atas tanah.
• Dilengkapi dengan radio komunikasi atau pengemudi harus memiliki radio tangan dengan
akses chennel PIT.
• Dilengkapi dengan lampu rotari yang harus dinyalakan setiap saat.
• Memiliki pita reflektor pada sisi bodi kendaraan.
• Dilengkapi dengan alarm mundur, dan lampu mundur.
• Dilengkapi dengan sabuk pengaman yan harus digunakan oleh pengemudi dan penumpang
setiap saat.
TANDA KLAKSON

Sebelum menyalakan atau menggerakkan alat berat,


Anda harus menggunakan tanda klakson yang benar. Hal
ini untuk memastikan agar orang disekitar anda
mengetahui maksud ada.

Tanda klakson tersebut adalah:

Satu kali bunyi -Hidupkan Mesin


Dua kali bunyi -Bergerak Maju
Tiga kali bunyi -Bergerak Mundur

(Tunggu 5 detik setelah membunyikan klakson)


PEMAHAMAN RAMBU-RAMBU
LALU LINTAS DI TAMBANG
RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI
TAMBANG (Lanjutan)
RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI
TAMBANG (Lanjutan)
RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI
TAMBANG (Lanjutan)
RAMBU PERSYARATAN MASUK
TAMBANG

SIMPER
PT TP
STANDARD PARAMETER LALU LINTAS
TAMBANG PT AAB
STANDARD PARAMETER LALU LINTAS
TAMBANG PT AAB (Lanjutan)
8. Kendaraan tidak boleh ditinggal tanpa pengawasan ketika dalam keadaan mesin dihidupkan.
9. Batas kecepatan maksimum di masing-masing area adalah ( kecuali yang ada rambu khusus ).
a. Jalan angkut batu bara : 50 km/jam
b. Jalan di tambang : 40 km/jam
c. Pemukiman / Kantor : 10 km/jam
10. Dilarang menumpang pada kendaraan dengan bak terbuka
11. A2B dan HD dilarang membawa penumpang kecuali karena training obsevasi dari mekanik,
instruktur, Safety, dan atau inspektur/auditor.
12. Dilarang mendahului jika pandangan terhalang (karena debu, kabut, atau pengaruh dari jalan).
11. Prioritas jalur diberikan berdasarkan urutan sebagai berikut :
a. Kendaraan darurat/emergency seperti : ambulance, Kendaraan pemadam, dan kendaraan
pengangkut bahan peledak.
b. Kendaraan yang mengangkut kendaraan lain seperti : lowboy dan kendaraan pengawalnya.
c. Unit-unit pemeliharaan jalan seperti : motor grader, compactor, water truk
d. Unit-unit pengangkut tanah / batubara
e. Kendaraan pendukung dan sarana kecil lainnya.
13. Dilarang parkir di jalan tambang kecuali karena kendaraan rusak, dan kendaran harus parkir pada
daerah / tempat yang telah ditentukan.
14. Jarak parkir adalah 4 meter atau 1 X lebar unit yang terbesar diantara keduanya.
JARAK AMAN MENGOPERASIKAN ALAT
BERAT / LV

 Jarak aman berada di belakang suatu haul


truck di dalam PIT adalah minimum 50 m.

 Jarak mendekat yang aman dengan peralatan


loading, dozing atau grading adalah minimum
50 m dengan melakukan hubungan kontak
radio sebelumnya, (kecuali untuk truk yang
sedang berputar)

• Aturan 50 m berlaku untuk semua kendaraan


kecuali saat sedang menunggu akan belok atau
melewati persimpangan.
PARKIR
KENDARAAN RINGAN
 Pastikan lokasi rata dan aman.
 Mesin dimatikan dan rem tangan difungsikan
maksimum.
 Jangan memarkir kendaraan di dekat dinding yang
mudah longsor (jarak 1.5m x ketinggian
Dinding/Tebing).
 Kendaraan Ringan harus parkir 50 m dari kendaraan
berat (H/E) yang sedang beroperasi.
 Jangan memarkir kendaran Ringan secara tiba-tiba
di depan atau belakang kendaraan berat.
MEMASUKI AREA KERJA ALAT

• Ketika ingin naik ke alat berat, harus melakukan kontak


dengan operator H/E dengan menggunakan radio dan
operator tersebut akan meberikan positif respon bahwa ia
telah menerima dan mengetahui serta memberikan izin
untuk naik.

• Jangan memarkir kendaran dalam jarak kurang dari 50


meter dengan alat berat yang sedang beroperasi hingga
operator alat berat tersebut sudah keluar dari kabin dan
kontak visual dapat dilakukan setiap saat.

• Selama perbaikan, unit harus dibatasi dengan safety cone


(kerucut pengaman), pita demarkasi dan lampu peringatan
(untuk keadaan gelap) pada jarak yang aman dan izin
harus di dapat dari supervisor maintenance sebelum masuk
dan keluar area tersebut.
MEMASUKI AREA KERJA ALAT
• Truk Pangangkut (Dump Truck) yang sedang antri di area yang
aktive harus menjaga jarak minimum 10 meter dari truk
pengangkut yang sedang dimuati.
• Alat berat yang digunakan untuk membersihkan, perbaikan jalan
atau penindas debu / compact harus menjaga jarak minimum 10
meter dari alat berat lainnya di dalam area kerja.
• Alat berat yang digunakan untuk membersihkan, perbaikan jalan
atau penindas debu / compact tidak boleh melanggar batas radius
swing excavator ( sesuai jenis Excavator ) yang bekerja kecuali
ijin telah diterima dan diketahui sebelum memasuki area tersebut.
• Kendaraan ringan harus diparkir di dalam “ZONA AMAN” yang di
demarkasi dengan tanggul.
• Personil dilarang beristirahat atau duduk dibawah kendaraan atau
alat berat yang sedang parkir.
IZIN
UNTUK MENGOPERASIKAN ALAT WAJIB MEMILIKI SIMPER sesuai

• Tidak seorangpun karyawan yang dapat ditugaskan untuk mengoperasikan


kendaraan mining atau peralatan atau kendaraan kontruksi bila diketahui
operator tersebut tidak memiliki SIMPER yang tepat untuk mengoperasikan
peralatan tersebut.

• Karyawan yang mengetahui dirinya tidak memiliki SIMPER yang tepat untuk
mengoperasikan peralatan jenis tertentu, dilarang mengoperasikan
peralatan atau kedaraan tersebut.
IZIN UNTUK MENGOPERASIKAN ALAT
(SIMPER)

JENIS JENIS KATEGORI SIMPER

SIMPER jenis P adalah SIMPER Probation / Percobaan (untuk kendaraan


ringan dan operator peralatan bergerak)
SIMPER jenis R adalah KIMPER Restricted / Terbatas (hanya untuk tujuan
pemeliharaan dan pengujian)
SIMPER jenis F adalah (untuk kendaraan ringan, peralatan bergerak,
peralatan tidak bergerak dan pekerjaan yang beresiko tinggi / ijin
melakukan tugas )
STANDARD KENDARAAN MASUK
TAMBANG
Pengemudi/operator bertanggung jawab terhadap kondisi aman
kendaraan/alat mereka.
• Stiker Uji Kelayakan (Stiker Commisioning) masih berlaku
• Inspeksi Pre-start check / P2H di awal shift
• Lampu depan dan rotari NYALA
• Tiang bendera 4.0 meter & sabuk pengaman terpasang
• Gunakan 4x4 di dalam PIT
• Jumlah penumpang dan pengemudi tidak boleh lebih dari
jumlah sabuk penganaman.
BEKERJA DI DEKAT TEBING
BEKERJA DI DEKAT AIR

Bekerja didekat air – maksudnya bekerja di atas air atau cairan lainnya yang memiliki
kedalaman lebih dari 1 meter. ( Dan juga berlaku di area dimana hilangnya kendali
bisa terjadi yang menyebabkan personil terjatuh ke dalam sungai atau sumber air
lainnya).
Pekerjaan yang dilakukan didekat air dengan potensi dapat tenggelam dan tidak
dilengkapi dengan prosedur kerja aman harus membuat JSEA guna mengidentifikasi
dan mengendalikan bahaya sebelum kegiatan tersebut dilakukan.
Tiap resiko yang teridentifikasi karena memiliki potensi yang menyebabkan
kecelakaan fatal harus dikendalikan sebelum pekerjaan di dekat air diperbolehkan
atau diizinkan.
Alat Pelindung Diri yang sesuai (APD) harus dikenakan setiap saat ketika bekerja di
dekat air termasuk alat pelampung.
PERATURAN K3 PERTAMBANGAN
PERATURAN K3 PERTAMBANGAN
(Lanjutan)
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai