“KUSTA”
Kusta atau Lepra disebut juga Morbus Hansen, sesuai dengan nama
yang menemukan kuman.
Pengertian lainnya..
2. Multibasilar (MB)
Termasuk kusta tipe LL, BL, BB dan sebagian BT menurut
kriteria Ridley dan Jopling atau B dan L menurut Madrid dan semua tipe
kusta dengan BTA positif.
Untuk pasien yang sedang dalam pengobatan harus diklasifikasikan
sebagai berikut :
jumlah Satu atau beberapa Satu dengan lesi satelit Satu atau beberapa
Klinis
Bakteriologis
Immunologis
Hispatologis
Pencegahan
Pencegahan Primodial
Upaya pencegahan pada orang-orang yang belum memiliki faktor resiko
penyakit kusta melalui penyuluhan. Penyuluhan tentang penyakit kusta
adalah proses peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan
masyarakat oleh petugas kesehatan sehingga masyarakat dapat
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya dari penyakit
kusta.
Pencegahan Primer (Primary Prevention)
Upaya untuk mempertahankan seseorang yang telah memiliki faktor
resiko agar tidak sakit. Tujuan dari pencegahan primer adalah untuk
mengurangi insidensi penyakit dengan cara mengendalikan penyebab-
penyebab penyakit dan faktor-faktor resikonya.
Pencegahan Sekunder (Secondary Prevention)
Upaya pencegahan penyakit dini yaitu mencegah orang yang telah
sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit dan
menghindari komplikasi. Tujuan pencegahan sekunder adalah untuk
mengobati penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius
dari penyakit yaitu melalui diagnosis dini dan pemberian pengobatan
Pencegahan kecacatan
Pencegahan cacat kusta jauh lebih baik dan lebih ekonomis daripada
penanggulangannya. Pencegahan ini harus dilakukan sedini mungkin, baik oleh petugas
kesehatan, maupun oleh penderita itu sendiri dan keluarganya.
Upaya pencegahan cacat terdiri atas pencegahan cacat primer dan sekunder.
Rehabilitasi Nonmedik
Penyakit ini sering kali menyebabkan permasalahan yang sangat kompleks bagi
penderita kusta itu sendiri, keluarga, dan masyarakat. Pada
penyakit kusta ini dikenal 2 jenis cacat yaitu cacat psikososial dan cacat fisik.
Rehabilitas Mental
Penyuluhan kesehatan berupa bimbingan mental harus diupayakan
sedini mungkin pada setiap penderita, keluarganya dan masyarakat
sekitarnya untuk memberikan dorongan dan semangat agar mereka
dapat menerima kenyataan.
Rehabilitasi sosial
Bertujuan memulihkan fungsi social ekonomi penderita. Hal
ini sangat sulit dicapai oleh penderita sendiri tanpa partisipasi aktif dari
masyarakat di sekitarnya. Rehabilitasi sosial bukan bantuan sosial
yang harus diberikan secara terus menerus, melainkan upaya yang
bertujuan untuk menunjang kemandirian penderita.
Rehabilitasi kusta
Rehabilitasi merupakan proses pemulihan untuk memperoleh fungsi penyesuaian diri secara
maksimal atas usaha untuk mempersiapkan penderita cacat secara fisik, mental, sosial dan
kekaryaan untuk suatu kehidupan yang penuh sesuai dengan kemampuan yang ada padanya.
Tujuan rehabilitasi adalah penyandang cacat secara umum dapat dikondisikan sehingga
memperoleh kesetaraan, kesempatan dan integrasi sosial dalam masyarakat yang akhirnya
mempunyai kualitas hidup yang lebih baik (Depkes RI, 2006) Rehabilitasi terhadap penderita kusta
meliputi:
Latihan fisioterapi pada otot yang mengalami kelumpuhan untuk mencegah terjadinya kontraktur
Bedah rekonstruksi untuk koreksi otot yang mengalami kelumpuhan agar tidak mendapat tekanan
yang berlebihan
Bedah plastik untuk mengurangi perluasan infeksi
Terapi okupsi ( kegiatan hidup sehari-hari ) dilakukan bila gerakan normal terbatas pada tangan
Konseling dilakukan untuk mengurangi depresi pada penderita cacat
Pengobatan
Obat yang diberikan pada penderita Tipe PB 1 Lesi 1 langsung di telan di depan
petugas dan apabila obat tersebut tidak ada maka sementara diobati dengan dosis
obat Pauci Baciler 2-5. Untuk tipe Pauci Baciler (PB) lesi 2-5, pada dewasa pengobatan
bulanan, hari pertama diminum di depan petugas 2 kapsul Rifampisin 600 mg dan 1
tablet Dapsone 100 mg, pengobatan harian hari ke 2- 28, 1 tablet Dapsone 100 mg 1
blister untuk 1 bulan dan diminum sebanyak 6 blister
Untuk tipe Multi Baciler (MB) pada dewasa pengobatan bulanan, hari pertama dosis
diminum di depan petugas 2 kapsul Rifampisin 600 mg, 3 tablet Lampren 300 mg dan 1
tablet Dapsone 100 mg, pengobatan harian yang ke 2-28 hari 1 tablet Lamprene 50 mg,
1 tablet dapsone 100 mg. Satu blister untuk 1 bulan dan diminum sebanyak 12
blister.Untuk anak dibawah usia 10 tahun obat diberikan berdasarkan berat badan
dengan dosis sebagai berikut : Rifampisin 10-15 mg/kg BB, Dapsone 1-2 mg/Kg BB
dan Clofazimin 1 mg/Kg BB (Depkes RI, 2005a dalam Hutabarat, 2008).