Anda di halaman 1dari 35

K3 LINGKUNGAN KERJA

ir. rahman dewanto /0812 0824 0886


K3 LINGKUNGAN KERJA

ir. rahman dewanto /0812 0824 0886


ir. rahman dewanto /0812 0824 0886
IR RAHMAN DEWANTO- 021 71052732
DASAR HUKUM

❖ Undang – undang No.1 tahun


1970 tentang Keselamatan Kerja.

❖ Peraturan Menteri Tenaga Kerja


No.PER.08/MEN/X/2010
Tentang APD
MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI


REPUBLIK INDONESIA

NOMOR PER.08/MEN/VII/2010
TENTANG

ALAT PELINDUNG DIRI


BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 330
I
ALAT PELINDUNG DIRI

Kementrian Ketenagakerjaan

8
Regulasi yang terkait dengan APD (1)
• Undang-undang No.1 tahun 1970.

– Pasal 3 ayat (1) butir f : Dengan peraturan


perundangan ditetapkan syarat - syarat k3 untuk
memberikan APD
– Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus diwajibkan
menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga
kerja baru tentang APD .
– Pasal 12 butir b : Dengan peraturan perundangan
diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk
memakai APD .
– Pasal 12 butir e : pekerja menyatakan keberatan
kerja bila meragukan APD yang diberikan .
– Pasal 13 : pekerja wajib menggunakan apd yang
diwajibkan
– Pasal 14 butir c : Pengurus diwajibkan menyediakan
APD yg diwajibkan secara cuma-cuma
9
Regulasi yang terkait dengan APD (2)
1. Konvensi ILO No. 120 (UU No. 3 Tahun 1969 )
tentang Higiene dalam perniagaan dan kantor-
kantor.
Perlindungan pekerja dari bahan, proses, dan teknik
berbahaya dan penyediaan APD. ( pasal 17)
2. Permenakertrans No.Per.03 / Men / 1982
Pasal 2 butir I : memberikan nasehat mengenai
perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
pemilihan APD yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makanan ditempat kerja

10
• Kepmenaker No. Kep. 187/1999
– LDKB dan Label : APD yang digunakan
• Per. 05/per/1996
– 6.1.7. apd disediakan dan layak pakai
– 6.1.8. APD dipastikan telah dinyatakan layak pakai sesuai standar
dan atau per uu an yg berlaku.
• Per.04/Men/1987
– Pasal 4, (2) b. 3) menunjukan dan menjelaskan ttg APD
• Per.03/Men/1985
– Pasal 4, 8,9, 10,11,12, 14,17,
• Per. 04/Men 1985
– Psl 125,126,127
• Per 01/Men/1980
– Psl 66, psl 80, 83,86, 87, 95, 99.
• Per.01/Men/1978
– Psl 3 ay. 4 huruf e., psl 5, psl 7, , psl 8,9, 11
• Dll.
Kasus kecelakaan Kerja (1)

 OSHA Injuries Statistic in 1999


 1,735,841 hand and fingers
 38, 739 eye injuries
 74, 246 head and face injuries
 49, 956 toe and foot injuries

12
Kasus kecelakaan Kerja (2)
 25 Agustus 2009. Korban terjatuh dari atap yang dalam
keadaan rapuh ketika sedang membongkar atap bangunan
sekolah. korban mengalami luka serius di bagian kepala, di
dada dan punggung sebelah kanan.

 9 September 2009. Pada saat membuka valve dengan


menggunakan alat bantu kunci, alat tersebut melesat ke
permukaan valve yang licin terkena tetesan CPO, kunci pipa
mengenai pelipis mata kiri korban yang mengakibatkan
pelipis mata kiri korban mengalami luka sobek sepanjang 4
cm.

 7 November 2009. Ketika korban sedang menggulung


benang tali pancing, ada benang yang putus dan ujung
benang mengenai mata sebelah kanan. mata korban terluka..
MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI


REPUBLIK INDONESIA

NOMOR PER.08/MEN/VII/2010
TENTANG

ALAT PELINDUNG DIRI


BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 330
I
Terminologi dan ruang
lingkup (1)
 Alat Pelindung Diri
 suatu alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang yang
fungsinya mengisolasi sebagian atau
seluruh tubuh dari potensi bahaya di
tempat kerja.

15
Pasal 2
(1) Pengusaha wajib menyediakan APD bagi
pekerja/buruh di tempat kerja.
 bagi tenaga kerja & setiap orang lain yang
memasuki tempat kerja.
 jumlah yang cukup dan sesuai dengan jenis potensi
bahaya

(3) APD wajib diberikan oleh pengusaha secara


cuma-cuma.
 pada pekerja yang baru ditempatkan;
 APD yang ada telah kadaluarsa;
 APD telah rusak dan tidak dapat berfungsi
dengan baik karena dipakai bekerja;
Perencanaan dan pembuatan
pasal 2 (2)
APD harus sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku.

• Pembuat dan distributor alat pelindung diri wajib


bertanggung jawab atas kualitas, keamanan dan
keselamatan alat pelindung diri yang dibuat dan
diedarkan.
• stándar lain yang berlaku : ANSI, JIS, AS/NZS dll.

EUROPE
AMERICAN 17
STANDARD
STANDARD
Cakupan Pasal 3

 Alat pelindung kepala;


 Alat pelindung mata dan muka;
 Alat pelindung pernapasan;
 Alat pelindung telinga;
 Alat pelindung tangan;
 Alat pelindung kaki;
Termasuk APD adalah:
 Pakaian pelindung;
 Alat pelindung jatuh perorangan;
 Pelampung.
18
Alat Pelindung Diri

S
19
Kapan dan dimana APD wajib di gunakan Psl 4

?
a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan
mesin, pesawat, alat perkakas,
peralatan atau instalasi yang
berbahaya yang dapat menimbulkan
kecelakaan, kebakaran atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan,
diperdagangkan, diangkut atau disimpan
bahan atau barang yang dapat meledak,
mudah terbakar, korosif, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi atau
bersuhu rendah;
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan,
perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau
bangunan lainnya termasuk bangunan
perairan, saluran atau terowongan di
bawah tanah dan sebagainya atau di mana
dilakukan pekerjaan persiapan;
McYusuf_manajemenAPD@2011 20
Kapan dan dimana APD wajib di gunakan Psl 4

?
d. dilakukan usaha pertanian, perkebunan,
pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan
kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan,
perikanan dan lapangan kesehatan;
e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan
batu-batuan, gas, minyak, panas bumi, atau
mineral lainnya, baik di permukaan, di dalam
bumi maupun di dasar perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau
manusia, baik di daratan, melalui terowongan, di
permukaan air, dalam air maupun di udara;
g. dikerjakan bongkar muat barang muatan di
kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun, bandar
udara dan gudang;

21
Kapan dan dimana APD wajib di gunakan ? Psl 4

h. dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan


pekerjaan lain di dalam air;
i. dilakukan pekerjaan pada ketinggian di atas
permukaan tanah atau perairan;
j. dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau
suhu yang tinggi atau rendah;
k. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya
tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda,
terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;
l. dilakukan pekerjaan dalam ruang terbatas tangki,
sumur atau lubang;
m. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu,
kotoran, api, asap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara atau getaran;

22
Kapan dan dimana APD wajib digunakan ? Psl 4

n. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah


atau limbah;
o. dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan
telekomunikasi radio, radar, televisi, atau
telepon;
p. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan,
penyelidikan atau riset yang menggunakan alat
teknis;
q. dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan,
dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak
atau air; dan
r. diselenggarakan rekreasi yang memakai peralatan,
instalasi listrik atau mekanik.

23
Pasal 4 ayat (2)
 Pegawai pengawas Ketenagakerjaan atau Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat
menetapkan tempat-tempat kerja lain yang
wajib menggunakan alat pelindung diri.
Pasal 5
 Pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan
secara tertulis dan memasang rambu-rambu
mengenai kewajiban penggunaan APD di
tempat kerja.
 Jelas dan mudah terbaca
24
Pasal 6
(1) Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki
tempat kerja wajib memakai atau
menggunakan APD sesuai dengan potensi
bahaya dan risiko.
 Hrs tersedia dokumen penilaian risiko
(2) Pekerja/buruh berhak menyatakan keberatan
untuk melakukan pekerjaan apabila APD yang
disediakan tidak memenuhi ketentuan dan
persyaratan.
 Perusahaan menentukan spesifikasi APD dan di
konsultasikan di P2K3.
 Catatan Riksa uji (log book) APD.
Manajemen APD
( pasal 7)
(1) Pengusaha atau Pengurus wajib melaksanakan
manajemen APD di tempat kerja.
(2) Manajemen APD meliputi:
a. identifikasi kebutuhan dan syarat APD;
b. pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan
kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh;
c. pelatihan;
d. penggunaan, perawatan, dan penyimpanan;
e. penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;
f. pembinaan;
g. inspeksi; dan
h. evaluasi dan pelaporan.
Pemusnahan APD
( pasal 8)

(1) APD yang rusak, retak atau tidak dapat


berfungsi dengan baik harus dibuang dan/atau
dimusnahkan.

(2) APD yang habis masa pakainya/kadaluarsa serta


mengandung bahan berbahaya, harus
dimusnahkan sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan.

(3) Pemusnahan APD yang mengandung bahan


berbahaya harus dilengkapi dengan berita acara
pemusnahan.
Sanksi
Pasal 9

Pengusaha atau pengurus yang tidak


memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 4, dan Pasal
5 dapat dikenakan sanksi sesuai Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1970.
 Penyediaan & standard
 Lokasi / kegiatan wajib
 Rambu dan pengumuman
Pengawasan dan
pemberlakuan
Pasal 10
 Pengawasan terhadap ditaatinya Peraturan
Menteri ini dilakukan oleh Pengawas
Ketenagakerjaan.
Pasal 11
 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
 Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan
Menteri ini diundangkan dengan penempatan
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Action of PPE Program
No Action at your Facility Yes / No
.
1. Has your company made every effort to reduce or eliminate hazards
through engineering and administrative control before using PPE ?

2. Is PPE mandated where it is needed ?


3. Are accident and illness record collected and analyzed for working
improve worker safety and health ?
4. Are safety people informed of changes to operations and materials so
that they can participate in making modifications that are safer ?
5. Do employees use PPE they are issued ?
6. Does your facility have a PPE program ?
7. Are employees educated in using PPE ?
8. Is PPE written into the contract agreement ?
9. Do employees participated in selecting PPE ?
10. Is PPE inspected and checked regularly ?
11. Are variety of sizes and styles available when possible ?
30
Kesimpulan

 Penggunaan APD adalah hirarki


pengendalian bahaya yang terakhir.
Oleh karenanya identifikasi dan
penilaian risiko harus dilakukan
sebelum memutuskan penggunaan
APD di tempat kerja.
 Untuk optimalisasi dan efektifitas
Pelaksanaan K3, maka manajemen
APD harus dikelola dengan baik. 31
Referensi

 Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang


Keselamatan Kerja dan Peraturan- peraturan
perundang-undangan K3.
 Permenakertrans No. Per. 08/Men/2010
 OSHA, Assessing the Need for Personal Protective
Equipment A Guide for Small Business Employers,
U.S. Department of Labor Occupational Safety and
Health Administration, 1997
 International Labour Office: Encyclopedia of
Occupational Health and Safety
 Berbagai ILO code of practice & guideleines
32
TERIMA KASIH

33

Anda mungkin juga menyukai