Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang.

Di dalam kegiatan sehari-hari dalam melakukan aktivitas, kita seringtidak


menduga akan mendapat resiko kecelakaan pada diri kita sendiri.Banyak sekali
masyarakat yang belum menyadari akan hal ini. Baikdi lingkungan kerja, di jalan
raya , maupun di tempat tempat umum danlingkungan rumah.
Di era golbalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan KeselamatanKerja
(K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan.Untuk itukita
perlumengembangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatandalam rangka
menekanserendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakityang timbul akibat
hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas danefesiensi.
Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di
sectorkesehatan tidak terkecuali di maupun perkantoran, akanresiko bahaya di
tempat kerjanya. Resiko ini bervariasimulai dari yang paling ringan sampai yang
paling berat tergantung jenispekerjaannya.
Dari hasil penelitian di sarana kesehatan Rumah Sakit, sekitar 1.505tenaga
kerja wanita di Rumah Sakit Paris mengalami gangguanmuskuloskeletal (16%) di
mana 47% dari gangguan tersebut berupa nyeri didaerah tulang punggung dan
pinggang. Dan dilaporkan juga pada 5.057perawat wanita di 18 Rumah Sakit
didapatkan 566 perawat wanita adanyahubungan kausal antara pemajanan gas
anestesi dengan gejalaneoropsikologi antara lain berupa mual, kelelahan,
kesemutan, keram padalengan dan tangan.
Di perkantoran, sebuah studi mengenai bangunan kantor modern
diSingapura dilaporkan bahwa 312 responden ditemukan 33% mengalamigejala
Sick Building Syndrome (SBS). Keluhan mereka umumnya cepatlelah 45%,
hidung mampat 40%, sakit kepala 46%, kulit kemerahan 16%,tenggorokan kering
43%, iritasi mata 37%, lemah 31%.Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan,pasal 23 mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya
kesehatan kerjawajib diselenggarakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat
kerjayang mempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agardapat
bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan
masyarakatsekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal,
sejalandengan program perlindungan tenaga kerja.APD tidak mencegah insiden
bahaya, hanya mengurangi akibat darikecelakaan itu sendiri.Karena itu, alat
pelindung harus digunakan dalamkegiatan yang beresiko terjadi kecelakaan
berdasarkan factor yangmempengaruhinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu APD?
2. Siapa yang harus memberikan APD?
3. Apa kekurangan dan kelebihan APD?
4. Bagaimana cara merawat APD yang baik dan benar?
5. Apakah ada jaminan apabila terjadi kecelakaan kerja?

1
C. Tujuan
Agar kita tahu bagaimana cara bekerja yang baik dan benar,
Supaya kita bisa lebih berhati-hati dalam bekerja, dan
Mengetahui bagaimana merawat APD supaya tetap steril, tahanlama.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Alat Pelindung Diri.


Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan yang wajibdigunakan
saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjagakeselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya.Kewajiban itusudah disepakati oleh pemerintah
melalui Departemen Tenaga KerjaRepublik Indonesia.Semua jenis APD harus
digunakan sebagaimana mestinya, gunakanpedoman yang benar-benar sesuai
dengan standar keselamatan kerja (K3L'Kesehatan, Keselamatan Kerja dan
Lingkungan').

2
Hukum yang mendasari adalah :
1. Undang-undang No.1 tahun 1970.
a. Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan ditetapkan
syaratsyaratuntuk memberikan APD
b. Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan
danmenjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD.
c. Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban
danatau hak tenaga kerja untuk memakai APD.
d. Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma-
cuma

Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981
Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan
alatpelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja untuk menggunakannya
untukpencegahan penyakit akibat kerja.

Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982
Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan4
dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan
gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja.

Permenakertrans No.Per.03/Men/1986
Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang mengelola Pestisida
harusmemakai alat-alat pelindung diri yg berupa pakaian kerja, sepatu lars
tinggi,sarung tangan, kacamata pelindung atau pelindung muka dan
pelindungpernafasan.

Intisari Permenaker No.08 thn 2010 ttg APD


PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010
TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
a. Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat
yangmempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang
fungsinyamengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya
di tempatkerja.
b. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tenaga teknis
berkeahliankhusus dari luar Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi yang ditunjukoleh Menteri.
Pasal 2
a. Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat
kerja.
b. APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan
StandarNasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku.
c. APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan
olehpengusaha secara cuma-cuma.

3
Pasal 3
a. APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi:
- pelindung kepala;
- pelindung mata dan muka;
- pelindung telinga;
- pelindung pernapasan beserta perlengkapannya;
- pelindung tangan; dan/atau
- pelindung kaki.
b. Selain APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk APD:
- pakaian pelindung;
- alat pelindung jatuh perorangan; dan/atau
- pelampung.
c. Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan atau Ahli Keselamatan
danKesehatan Kerja dapat mewajibkan penggunaan APD di tempat
kerja selainsebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 5
Pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan secara tertulis
danmemasang ramburambu mengenai kewajiban penggunaan APD di
tempatkerja.
Pasal 6
1. Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajibmemakai
atau menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko.
2. Pekerja/buruh berhak menyatakan keberatan untuk melakukanpekerjaan
apabila APD yang disediakan tidak memenuhi ketentuan danpersyaratan.
Pasal 7
1. Pengusaha atau Pengurus wajib melaksanakan manajemen APD ditempat
kerja.
2. Manajemen APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
i) identifikasi kebutuhan dan syarat APD;
ii) pemilihanAPDyangsesuaidenganjenisbahayadankebutuhan/kenyamana
npekerja/buruh;
iii) pelatihan;
iv) penggunaan, perawatan, dan penyimpanan;
v) penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;
vi) pembinaan;
vii) inspeksi; dan
viii) evaluasi dan pelaporan.
Pasal 8
1) APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harusdibuang
danatau dimusnahkan.
2) APD yang habis masa pakainya/kadaluarsa serta mengandung
bahanberbahaya,harus dimusnahkan sesuai dengan peraturan
perundangundangan.
3) Pemusnahan APD yang mengandung bahan berbahaya harus
dilengkapidengan berita acara pemusnahan.

B. Kelebihan dan Kekurangan APD


Kekurangan :

4
1) Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APDyang
kurang tepat dan perawatannya yang tidak baik.
2) Fungsi dari ADP ini hanya untuk mengurangi akibat dari kondisi
yangberpotensi menimbulkan bahaya bukan untuk menyelamatkan nyawa.
3) Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan karena hanya
melindungibukan mencegah.
4) Cara pemakaian APD yang salah karena kurangnya pengetahuan
tentangpenggunaan APD yang baik dan benar,APD tak memenuhi
persyaratan standar karena perawatannya tidak baikdan kualitasnya buruk.
5) APD yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.
6) APD yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister,
filter(digunakan untuk menahan frekuensi tertentu pada tahanan yang
berubahubahdan lain-lain) dan penyerap (cartridge).
7) APD dapat menularkan penyakit bila dipakai berganti-ganti.
Kelebihan :
1) Mengurangi resiko akibat kecelakan kerja yang terjadi baik
sengajamaupun tidak sengaja
2) Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya pada kecelakaan
3) Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik danadministrasi
tidak berfungsi dengan baik.
4) Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja
agarterlindungi dari bahaya kerja.

C. MACAM-MACAM ALAT PELINDUNG DIRI


1. Safety Helmet

Safety Helmet merupakan alat pelindung kepala yang melindungikepala


dari benda-benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.

2. Tali Keselamatan (safety belt)

Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alattransportasi


ataupun peralatan lain yang serupa (mobil,pesawat, alat berat,dan lain-lain).
Sehingga saat kita terjatuh, ada tali pengaman yangmenyangga tubuh kita.

5
3. Sepatu Karet (sepatu boot)

Berfugsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki daribenda
tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
4. Sepatu pelindung (safety shoes)

Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan soldari
karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yangmenimpa
kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairankimia, dsb.

5. Sarung Tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempatatau


situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan.Bahan dan bentuksarung tangan
di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

6. Tali Pengaman (Safety Harness)

Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian.


Diwajibkanmenggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter. Berguna
untukmelindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan

6
padapekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler.Harus
dapat menahan beban sebesar 80 Kg.
Jenis :
Penggantung unifilar
Penggantung berbentuk U
Gabungan penggantung unifilar dan bentuk U
Penunjang dada (chest harness)
Penunjang dada dan punggung (chest waist harness)
Penunjang seluruh tubuh (full body harness)
7. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)

Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempatyang


bising.Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu
saja,sedangkanfrekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak
terganggu.Kelemahan: tidak tepat ukurannya dengan lobang telinga
pemakaikadang-kadanglobang telinga kanan tak sama dengan yang kiri.
Bahan sumbat telinga :Karet, plastik keras, plastik yang lunak, lilin, kapas yang
disenangi adalah jenis karet dan plastic lunak,karena bisa menyusaikan bentuk
dengan lobang telinga.
Daya atenuasi (daya lindung) : 25-30 dB
Ada kebocoran dapat mengurangi atenuasi + 15 dB dari lilin :
- bisa lilin murni
- dilapisi kertas
- kapas
Kelemahan:
- Kurang nyaman
- Lekas kotor.
- Dari kapas: daya atenuasi paling kecil antara 2 12 dB.
Tutup Telinga Ada beberapa jenis:
Atenuasinya: pada frekuensi 28004000 Hz sampai 42 dB (3545 dB), untuk
frekuensi biasa 25-30 dB.
Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dansumbat
telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi; tapi tak lebih dari50 dB,karena
hantaran suara melalui tulang masih ada.
8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

7
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnyamengelas) agar
tidak terkena benda-benda.
Syarat optis tertentu
Lensa tidak boleh mempunyai efek distorsi/ efek prisma lebih dari1/16
prisma dioptri; artinya perbedaan refraksi,harus lebih kecil dari
1/16dioptri.Prinsipnya kacamata yang hanya tahan terhadap panjang
gelombangtertentu.
9. Masker (Respirator)

Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja ditempat


dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

10. Pelindung wajah (Face Shield)

Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saatbekerja


(misal pekerjaan menggerinda).
11. Jas Hujan (Rain Coat)

Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerjapada


waktu hujan atau sedang mencuci alat).

Kelayakan APD
Membeli dan memakai APD harus sesuai dengan kelayakn SNI atau
terjamin mutu dan kualitasnya.

8
APD akan berkembang dengan menstandarisasikan kemungkinan yang
ada dalam berbagai bidang.
APD harus sesuai dengan fungsi dan kegunaan tugas kita.
APD dapat menularkan penyakit bila dipakai bergantian,

D. Ketersediaan APD
Dalam UU No. 1 tahun 1970 pasal 14 butir c menyatakan bahwapengurus
(pengusaha) diwajibkan untuk menyediakan secara cuma-cumasemua alat
perlindungan diri yang diwajibkan pada pekerja yang beradadibawah
pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yangmemasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yangdiperlukan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatankerja.
APD harus tersedia sesuai dengan risiko bahaya yang ada di tempat
kerja.Contohnya di pengelasan risiko bahaya yang ada seperti infrared danradiasi,
maka APD yang harus digunakan adalah face shield dan gogglesuntuk
perlindungan mata dan wajah (Wentz, 1998).

Goggles face shield

Kenyamanan APD
APD adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungiseseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi pekerja dari
bahayadi tempat kerja.Karena itu adalah penting APD bisa digunakan oleh pekerja
secara nyamandan tidak menimbulkan bahaya baru (Imamkhasani, 1991).Banyak
alasan pekerja enggan menggunakan APD salah satunya adalahkarena faktor
kenyamanan. Contohnya safety shoes yang terlalu kebesaranatau kekecilan, tidak
akan melindungi pekerja secara efektif namun tidakmenutup kemungkinan untuk
muncul kejadian baru karena memakai safetyshoes yang tidak sesuai
ukuran.Untuk memberikan perlindungan yang baik maka pakaian harus pas
dansesuai. APD biasanya didisain berdasarkan rata-rata ukuran orang
AmerikaUtara atau Eropa, dan akan menjadi masalah jika digunakan oleh
pekerjayang ukurannya berada diatas atau dibawah ukuran tersebut
(Rosskam,1996).

E. Cara Merawat APD yang Baik dan Benar


1. Meletakkan APD pada tempatnya setelah selesai digunakan,Letakkanlah
APD pada tempatnya setelah digunakan agar tetap terjagakelayakannya
dan supaya tetap awet, tahan lama untuk digunakan.
2. Melakukan pembersihan secara berkala,Bersihkan dan rawatlah APD agar
tetap terjaga kesterilannya karenapemakaian APD secara bergantian dapat
menyalurkan penyakit atauvirus-virus dari pekerja lain.
3. Memeriksa APD sebelum dipakai untuk mengetahui adanya kerusakanatau
tidak layak pakai,periksalah kelayakan APD sebelum digunakan agar kita

9
tahu apakahalat itu masih layak kita gunakan untuk bekerja atau tidak.
Memastikan APD yang digunakan aman untuk keselamatan jika
tidaksesuai maka perlu diganti dengan yang baru.
4. Pastikan peralatan APD yang akan kita gunakan aman untukkeselamatan
kita dan para pekerja lain agar tidak terkaji sesuatu yangtidak diinginkan.
Kalau memang saat kita memeriksa, APD tersebuttidak layak untuk
digunakan, maka segera gantilah dengan yang barudan yang berkualitas
baik.
5. Dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut
carapenyimpanan, kebersihan serta kondisinya.Jagalah APD dengan cara-
cara yang sudah ditentukan. Mulai darikebersihan, kondisi serta kelayakan
pakai.
6. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja
yangkualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik
sertatidak dibenarkan untuk dipergunakan saat kita melaksanakan
pemeriksaan kelayakan APD, periksalahdengan seksama. Apabila ada
APD yang tidak sesuai dengan standart,maka kembalikan dan jangan
dipakai.
Secara spesifik sebagai berikut:
1. Helm Safety/ Helm Kerja (Hard hat)

Helm kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yangmenyangkut


cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya olehmanajemen lini.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja
yangkualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta
tidakdibenarkan untuk dipergunakan (retak-retak, bolong atau tanpa
systemsuspensinya)
Topi Pengaman
Untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman dari teganganlistrik
yang terbatas.
Tahan terhadap tegangan listrik tinggi.
- Tanpa perlindungan terhadap tenaga listrik,biasanya terbuat dari logam
- Yang digunakan untuk pemadam kebakaran.

Pengujian Mekanik
Dengan menjatuhkan benda seberat 3 kg dari ketinggian 1m, topi
tidakboleh pecah atau benda tak boleh menyentuh kepala.
Jarak antara lapisan luar dan lapisan dalam dibagian puncak ; 4-5 cm.
Tidak menyerap air dengan direndam dalam air selama 24 jam. Airyang
diserap kurang 5% beratnya
Tahan terhadap api

10
Pengujian Daya Tahan Terhadap Api
Topi dibakar selama 10 detik dengan pembakar Bunsen atau
propan,dengan nyala api bergaris tengah 1 cm. Api harus padam setelah
5detik.

Pengujian listrik:
Tahan terhadap listrik tegangan tinggi diuji dengan mengalirkan
arusbolak-balik 20.000 volt dengan frekuensi 60 Hz, selama
3menit,kebocoran arus harus lebih kecil dari 9 mA.
Tahan terhadap listrik tegangan rendah, diuji dengan mengalirkan
arusbolak-balik 2200 volt dengan frekuensi 60 Hz selama 1
menitkebocoran arus harus kurang dari 9mA

Manfaat Topi/Tudung:
Untuk melindungi kepala dari zat-zat kimia berbahaya dari Iklimyang
berubah-ubah, dari bahaya api dan lain sebagainya.Setiap manajemen lini harus
memiliki catatan jumlah karyawan yangmemiliki helm kerja dan telah mengikuti
training.
2. Kacamata Safety (Safety Glasses)

Kacamata safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin


yangmenyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya olehmanajemen
lini.Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamata safetyyang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik sertatidak
dibenarkan untuk dipergunakan.Penyimpanan masker harus terjamin sehingga
terhindar dari debu,kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin),
kelembaban ataukemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.Setiap
manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yangmemiliki kacamata
safety dan telah mengikuti training.
3. Sepatu Safety (Safety Shoes)

Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpaatau


berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkenacairan

11
panasatau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkenabahan kimia
berbahaya dan jasad renik, tergelincir.Jenis pelindung kaki berupa sepatu
keselamatan pada pekerjaanpeleburan, pengecoran logam, industri, kontruksi
bangunan, pekerjaan yangberpotensi bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat
kerja yang basah ataulicin, bahan kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya binatang
dan lain-lain.
Sepatu safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin
yangmenyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya olehmanajemen
ini.Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sepatu safety yangkualitasnya
tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidakdibenarkan untuk
dipergunakan.Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan
yangmemiliki sepatu safety dan telah mengikuti training.
4. Masker/ Perlindungan Pernafasan (Mask/ Respiratory Protection)

Pelindung pernafasan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutinyang


menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.Apabila dalam
pemeriksaan tersebut ditemukan alat pelindungpernafasan yang kualitasnya tidak
sesuai persyaratan maka alat tersebutditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan. Kondisi dan kebersihanalat pelindung pernafasan menjadi
tanggung jawab karyawan yangbersangkutan, Kontrol terhadap kebersihan alat
tersebut akanselaludilakukan oleh managemen lini. Memberikan perlindungan
terhadapsumber-sumber bahaya seperti:
- kekurangan oksigen
- pencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap dan uap logam)
- pencemaran oleh gas atau uap

5. Sarung tangan

Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin


yangmenyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya
olehmanajemen lini.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tanganyang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik sertatidak
dibenarkan untuk dipergunakan.

12
Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehingga terhindar daridebu,
kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembabanatau
kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.

Ada beberapa metoda yang dapat dilakukan dalam mengendalikanbahaya


di tempat kerja untuk menurunkan tingkat kecelakaan akibatkerja,yaitu:
a) Engineering control,yaitu dengan menambahkan berbagai peralatandan mesin
yang dapat mengurangi bahaya dari sumbernya. Contohnyaadalah penggunaan
exhaust dan system ventilasi untuk meminimalisirbahaya debu atau gas. Akan
tetapi pengendalian dengan systemengineering control membutuhkan dana
yang besar.
b) Administrative control,yaitu dengan membuat berbagai prosedur
kerjatermasuk kebijakan manajemen dalam implementasi K3.
Tujuannyaadalah agar pekerja bekerja sesuai dengan instruksi yang
sudahditetapkan sehinggan kecelakaan atau kesalahan kerja dapat
dihindari.Termasuk didalam adminstarsi control yaitu dengan menyediakan
alatpelindung diri (APD) atau personnel pertective equipment (PPE)
bagisetiap pekerja yang terpajan dengan bahaya di tempat kerja.
c) Inherently Safer Alternative Method,dimana metoda inimemiliki empat
strategi pengendalian bahaya,yaitu:
i. Minimize; yaitu dengan cara meminimalkan tingkat bahaya
darisumbernya dengan cara mengurangi jumlah pemakaian atau
volumepenyimpanan dan proses.
ii. Substitue; yaitu dengan cara mengganti bahan yang berbahaya
denganyang kurang berbahaya. Contohnya hdala menggunakan
metodawaterbase sebagai pengganti solven base. Water base lebih
aman dan ramahlingkungan dibandingkan solven base.
iii. Moderate; Mengurangi bahaya dengan cara menurunkan
konsentrasibahan kimia yang digunakan. Contohnya adalah
menggunakan bahankimia dengan konsentrasi yang lebih rendah
sehingga tingkat bahayapajanannya menjadi lebih rendah.
iv. Simplify; Mengurangi bahaya dengan cara membuat prosesnya
menjadilebih sederhana sehingga lebih mudah di control.
Semua metoda pengendalian tersebut dapat dilakukan
secarabersamaan,karena tidak ada satu metodapun yang betul-betul bisa
menurunkan bahaya dan resiko sampai pada posisi nol,artinya para pekerjamasih
besar kemungkinanya terpajan terhadap bahaya ditempat kerja.Untuk itu sebagai
pertahanan dan perlindungan terakhir bagi pekerja adalahdengan menggunakan
APD.
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 1 tahun 1970 bahwa pengurusatau
pimpinan tempat kerja berkewajiban menyediakan alat pelindung diri(APD/PPE)
untuk para pekerja dan para pekerja berkewajiban memakaiAPD/PPE dengan
tepat dan benar. Tujuan dari penerapan Undang-Undangini adalah untuk
melindungikesehatan pekerja tersebut dari risiko bahaya ditempat kerja.Jenis
APD/PPE yang diperlukan dalam berbagai aktifitaskerja di industri sangat
tergantung pada aktifitas yang dilakukan dan jenisbahaya yang terpapar.
Kesadaran para pekerja akan penggunaan alat pelindung diri(APD) dalam
bekerja ternyata masih sangat rendah. Berdasarkan temuandari survei yang

13
penulis lakukan sejak tahun 2004 sampai saat ini banyaksekali ditemukan
kesalahan dan kekurangan dalam menggunakan APD diberbagai perusahaan baik
lokal maupun yang berskala international (lihatgrafik).Ada dua faktor utama yang
melatar belakangi masalah ini yaiturendahnya tanggung jawab management
terhadap keselamatan dankesehatan pekerja dan rendahnya tingkat kesadaran para
pekerja dalammenggunakan APD.
Manajemen sebagai wakil dari pemegang saham atau pemilikperusahaan
sepenuhnya bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatanpekerja di tempat
kerja dengan menyediakan tempat kerja yang aman danalat pelindung diri yang
memadai.Namun pada kenyataannya manajemenperusahaan masih
menempatkankeselamatan dan kesehatan pekerjadiurutan bawah dari skala
prioritas dari suatu program perusahaan terutamakalau sudah berhubungan dengan
anggaran keuangan. Sebagai dampak darihal tersebut para pekerja hanya
diberikan APD seadanya tanpamempertimbangkan tingkat bahaya di tempat kerja
yang dihadapi setiaphari,tidak mendapatkan pelatihan yang mencukupi mengenai
keselamatandan kesehatan kerja di tempat kerja dan bahkan ada perusahaan yang
secarasengaja membodohi para pekerja dengan mengatakan pekerjaan
yangmereka lakukan tidak berdampak terhadap kesehatan pekerja atau
tidakberbahaya.
Adabeberapa alasan klasik yang selalu dikemukakan oleh
pihakmanajemen tehadap para pekerja dalam penyediaan APD yaitu:
a) Anggarannya terlalu besarkeuangan perusahaan tidak
mampumendanainya.
b) APD yang tersedia sudah mencukupi karena banyak perusahaan lainjuga
menggunakan APD yang sama,Meskipun sebenarnya APDtersebut tidak
memenuhi standar yang dipersyaratkan.
c) Tingkat paparan masih dibawah nilai ambang batas (NAB).
d) Tidak di rekomendasikan oleh induk perusahaan.
e) Kondisi seperti ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan tidak
adamasalah.
Dengan alasan-alasan tersebut akhirnya para pekerja dipaksamenerima
APD seadanya atau bahkan tanpa APD dalam bekerja (lihatgrafik).

Dalam berbagai survey yang dilakukan juga di temukan banyakperusahaan


yang sudah menyediakan APD yang sangat baik buat parapekerja,bahkan ada
beberapa perusahaan yang menyediakan APD secaraberlebihan atau over spec
bagi para pekerja.Namun masalah yang dihadapioleh pihak manajemen adalah

14
rendahnya tingkat kesadaran para pekerjadalam menggunakan APD secara benar
selama bekerja.Banyak pekerjayang main kucing-kucingan dengan supervisor
atau manager dalammenggunakan APD.

Dalam beberapa diskusi dengan para pekerja danberdasarkan observasi


penulis ditemukan beberapa alasan akan rendahnyakesadaran para pekerja akan
penggunaan APD,yaitu:
i. Ketidak nyamanan dalam penggunaan APD selama bekerja. Inimerupakan
alasan yang paling banyak dikemukakan oleh para pekerja.Ketidak
nyamanan disini diantaranya adalah panas,berat,berkeringatatau
lembab,sakit,pusing,sesak dan sebagainya.
ii. Merasa bahwa pekerjaan tersebut tidak berbahaya atau berdampak
padakesehatannya.Terutama bagi para pekerja yang sudah bertahun-
tahunmelakukan pekerjaan tersebut.
iii. Kesalah pahaman terhadap fungsi APD akibat kurangnya pengetahuanakan
fungsi dan kegunaan APD.
iv. APD menggangu kelacaran dan kecepatan pekerjaan.
v. Susah menggunakan dan merawat APD.

Hal lain yang juga ditemukan dalam survey ini adalah penggunaanAPD
yang tidak tepat atau sesuai dengan paparan bahaya yang dihadapi.Hal ini
disebabkan kurangnya pengetahuan atau informasi tentang APD danjenis atau
kondisi bahaya yang dihadapi.Banyak perusahaan yang menjualAPD tidak
memberikan informasi atau training yang memadai
tentangpenggunaan,fungsi,jenis,aplikasi,perawatan APD dan dampak
kesehatanpengunaan APD.
Apabila APD digunakan secara benar dan sesuai dengan spesifikasiyang di
tetapkan,maka tingkat kecelakaan dan sakit akibat kerja akan dapatdikurangi.
Penurunan tingkat kecelakaan dan sakit akibat kerja akanmeningkatkan
produktivitas kerja sehingga perusahaan akan menjadi lebihsehat. Untuk mencapai
hal ini maka kondisi-kondisi berikut harusterpenuhi:
a. Adanya komitmen dari manajemen untuk melindungi pekerja,salahsatunya
dengan menyediakan APD yang sesuai dengan standar.
b. Adanya kebijakan/prosedur/WI yang mengatur penggunaan APD
bagipekerja.

15
c. Adanya training secara regular tentang tata cara
pengenalanresiko,pengendalian resiko dan penggunaan APD.
d. Adanya program komunikasi untuk meningkatkan awareness
pekerjadalam menggunakan APD seperti regular meeting,poster,stikerdan
singnage.
e. Pekerja mengetahui dengan baik bahaya-bahaya yang ada di tempatkerja.
f. Pekerja mengetahui dengan baik dampak kesehatan dari pajananbahaya-
bahaya tersebut.
g. Pekerja mengetahui dengan baik cara-cara pengendalian bahayatersebut.
h. Pekerja mendapatkan APD yang sesuai dengan pajanan bahaya
yangdihadapi.
i. Pekerja secara konsisten dan benar menggunakan APD pada
saatmelakukan pekerjaan.
j. Pekerja memakai APD secara tepat dan benar selama bekerja.

F. Perlunya Pemahaman akan Jaminan Sosial sebagai Hak


Kesejahteraan Kerja
Berbagai pertanyaan mengenai jaminan sosial sering diajukan olehpekerja
di Indonesia, karena kurangnya sosialisasi dari badan-badanpenyelenggara
jaminan sosial di Indonesia. Bahkan banyak dari pekerjayang tidak terekspos
mengenai sistem jaminan sosial yang diselenggarakandi Indonesia.Untuk bisa
mengetahui lebih jauh mengenai hak kesejahteraansosial anda sebagai pekerja,
ada baiknya anda mempelajari lebih dahuludasar mengenai jaminan sosial.

* Apakah jaminan sosial itu?


Menurut Undang-undang no. 40 tahun 2004 tentang Sistem JaminanSosial
Nasional, jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungansosial untuk
menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhandasar hidup dan
pekerjaan yang layak. Jaminan sosial dalam hal iniberhubungan dengan
kompensasi dan program kesejahteraan yangdiselenggarakan pemerintah untuk
rakyatnya.

* Bagaimana penyelenggaraan jaminan sosial di Indonesia?


Di Indonesia, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
telahmenentukan 4 macam jaminan sosial yang terdiri dari
JAMSOSTEK(Jaminan Sosial Tenaga Kerja), TASPEN (Dana Tabungan dan
AsuransiPegawai Negeri), ASABRI (Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata
RepublikIndonesia), dan ASKES (Asuransi Kesehatan Indonesia).

* Apa itu JAMSOSTEK?


JAMSOSTEK adalah salah satu badan penyelenggara jaminan socialyang
mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded socialsecurity,
jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas padamasyarakat
pekerja di sektor formal. Pekerja sektor formal disinimaksudnya adalah para
karyawan perusahaan-perusahaan swasta dan tidaktermasuk pekerja sektor
informal seperti pekerja rumah tangga, buruhindustri kecil, dll. Dengan kata lain,
Jamsostek merupakan asuransi socialbagi pekerja (yang mempunyai hubungan
industrial) beserta keluarganya.

16
Apa saja sih yang ditanggung oleh JAMSOSTEK? Skema
Jamsostekmeliputi program-program yang terkait dengan risiko, seperti
jaminankecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan pemeliharaan kesehatan,
danjaminan hari tua.
Cakupan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) meliputi: biayapengangkutan,
biaya pemeriksaan, pengobatan, perawatan, biayarehabilitasi, serta
santunan uang bagi pekerja yang tidak mampu bekerja,dan cacat.
Apabila pekerja meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja,
merekaatau keluarganya berhak atas Jaminan Kematian (JK) berupa
biayapemakaman dan santunan berupa uang.
Apabila pekerja telah mencapai usia 55 tahun atau mengalami
cacattotal/seumur hidup, mereka berhak untuk memperolah Jaminan Hari
Tua(JHT) yang dibayar sekaligus atau secara berkala.
Sedangkan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi tenaga
kerjatermasuk keluarganya, meliputi: biaya rawat jalan, rawat inap,
pemeriksaankehamilan dan pertolongan persalinan, diagnostik, serta
pelayanan gawatdarurat.

Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja adalah peristiwa kecelakaan yang terjadi dalambekerja,
termasuk penyakit yang timbul dalam bekerja dan kecelakaanyang terjadi dalam
perjalanan berangkat dari rumah menuju tempatkerja dan pulang ke rumah
melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.

Kematian
Kematian adalah peristiwa meninggal dunia yang bukan disebabkanoleh
kecelakaan kerja, seperti sakit, korban kriminilitas dan lain-lain.

Hari Tua
Hari Tua adalah kondisi dimana seorang karyawan telah mencapai usia55
tahun atau mengalami cacat total tetap setelah ditetapkan oleh dokteratau
memenuhi persyaratan tertentu.

Pemeliharaan Kesehatan
Hak karyawan dalam bentuk pelayanan yang diberikan jikakaryawan
tersebut mengalami gangguan kesehatan.Hak pelayanankesehatan ini berlaku
bukan hanya untuk karyawan, tapi juga untuktanggungannya, yaitu seorang istri
dan maksimal 3 anak kandung.

KEPUTUSAN MENAKERTRANS RI NOMOR : KEP-67/MEN/IV/2004


TENTANG PELAKSANAAN PROGRAMJAMINAN SOSIAL TENAGA
KERJA BAGI TENAGA KERJAASING
Pasal 2
Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja asing di Indonesia
wajibmengikutsertakan tenaga kerja asing yang bersangkutan dalam
ProgramJaminan Sosial Tenaga Kerja.

17
Sanksi Bagi Pengusaha Yang Melanggar
hukuman kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-
tingginyaRp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
Setelah diberikan peringatan tetapi tidak melaksanakan
kewajibannyadikenakan sanksi administratif berupa pencabutan ijin usaha.

Tujuan dan Manfaat JKDK


Tujuan
Perlindungan atas pekerja termasuk bagi keluarga dan Perusahaan.
Memberi ketenangan dan percaya diri sehingga tercipta disiplin kerja.
Meningkatkan kesejahteraan pekerja sehingga tercipta produktivitasdan
meningkatkan keuntungan Perusahaan.

Manfaat
Jaminan bagi pekerja dan Perusahaan.
Mendorong motivasi untuk lebih tekun bekerja.
Menciptakan Sense of Belonging dan kerjasama antara pekerja
danPerusahaan.
Dengan pengalihan resiko kepada Asuransi, Perusahaan tidak
dibebanibiaya-biaya unpredictable.
Kesejahteraan pekerja akan menambah motivasi, disiplin dan rasamemiliki
sehingga meningkatkan produktivitas.
Ikut secara riil dalam memberikan kontribusi kepada
PembangunanDaerah.

* Apa itu ASKES?


ASKES adalah penyelenggara jaminan pemeliharaan atau
asuransikesehatan bagi Pegawai Negri Sipil, Penerima Pensiun PNS
danTNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya danBadan
Usaha lainnya. Berbeda dengan pelayanan JAMSOSTEK yangmencakup semua
elemen, pelayanan yang disediakan oleh ASKES hanyamencakup mengenai
kesehatan seperti :konsultasi medis dan penyuluhankesehatan, pemeriksaan dan
pengobatan oleh dokter umum dan atauparamedis, pemeriksaan dan pengobatan
gigi, dan lainnya.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat Pelindung Diri adalah seperangkat alat yang digunakan olehtenaga
kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadapkemungkinan adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja.
1. APD( alat perlindungan diri) merupakan alat yang digunakan
untukmengurangi resiko akibat kecelakaan, bukan menghilangkan
kecelakaan itusendiri.
2. APD dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.
3. APD harus sesuai dengan jenis kegiatan dan tempat pekerjaan.
4. APD harus selalu dirawat agar dapat digunakan sesuai dengan ketentuan.

B. SARAN
1. Setiap pekerja sebaiknya menggunakan APD.
2. Penyuluhan tentang APD kepada semua masyarakat agar dapatmengurangi
angka kecelakaan.
3. Penggunaan APD sebaiknya sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja.
4. Pemantauan terhadap APD harus rutin dilakukan, agar dalampenggunaan
lebih optimal.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://hiperkes.wordpress.com/2008/04/04/alat-pelindung-diri/
http://www.depnakertrans.go.id/news.html,707,naker
http://lindariski.blogspot.com/2010/04/makalah-apd.html
http://m.gajimu.com/main/pekerjaan-yang-
layak/pekerjaanyanglayak/jaminansosial
http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2110400-pengertian-
filter/http://wishnuap.blogspot.com/2011/07/intisari-permenaker-no08-thn-
2010-ttg.html
http://hiperkes.wordpress.com/2008/04/04/alat-pelindung-diri/
Desni, Elly.2013. Produksi Bioetanol dari Ampas Sagu Berbahan Pati lignoselulosa
melalui Hidrolisa Enzimatik Ragi Tapai. Universitas Bung Hatta.

20

Anda mungkin juga menyukai