Anda di halaman 1dari 47

ANALISIS

KECELAKAAN KERJA
BIDANG PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROV.SULAWESI SELATAN
DISAMPAIKAN PADA PELATIHAN SERTIFIKASI NASIONAL AK3 UMUM
20 Juni 2021
PERKENALKAN
NAMA : RIZAL AMIN,S.Sos.,M.Si
TEMPAT LAHIR : Palopo
PANGKAT/JABATAN : Fungsional Pengawas KK/Penyidik KK
Domisili : Makassar
NO HP : 085396545373
PENDIDIKAN :
1. UMUM : - S1 ANTROPOLOGI SOSIAL FISIP UNHAS TAHUN 1999
- S2 URBAN OF MANAGEMENT UNHAS TAHUN 2005
- S1 FKM (on Proses)

2. DIKLAT : - PRAJABATAN, Tahun 2015, PALOPO


- PEKERJA SOSIAL Tahun 2010, MAKASSAR
- PSM Tahun 2011, JAKARTA
- PENGAWAS KK TAHUN 2012, BOGOR
- PPNS KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014, BOGOR
- INTELIJEN, DEPOK 2018
- KONSELOR NAPZA, 2019, JAKARTA
- KONSELOR HIV, Sorowako 2019

3. TOT : - SCORE MODUL 1 & MODUL 5, BANDUNG,2014


- SCORE MODUL 2 S.D MODUL 4, BOGOR,2015 RA
- GENDER DAN NON DISKRIMINASI DI TEMPAT KERJA, BANDUNG M
- GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MUDA, MKS, 2015
- PENYUSUNAN MODUL SINGKAT SCORE 1-5, BOGOR, 2015
- SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Created : ichalalamien@yahoo.co.id
- HIV/AIDS BOGOR 2019
RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
 Pengertian dan Tujuan Analisis KK dan PAK
 Dasar Hukum
 Defenisi Kecelakaan Kerja dan PAK
 Teori Kecelakaan Kerja
 Analisis KK (Study Kasus Kec. Yang terjadi di luar tempat
kerja)
 Investigasi dan Metode Investigasi Kecelakaan Kerja dan
PAK
 Study Kasus Kecelakaan Kerja di tempat Kerja
(Penugasan)

3
PENGERTIAN ANALISA
KECELAKAAN
 Serangkaiankegiatan untuk
mengadakan penyelidikan terhadap
kejadian kecelakaan yang merupakan
bagian penting program pencegahan
kecelakaan

4
Analisis kecelakaan Kerja dan PAK
(UU No. 1 Tahun 1970 dan Permenaker 03/98)
Tujuan analisis kecelakaan kerja dan PAK

7/4/2021
dilakukan untuk mencari penyebab utama terjadinya
kecelakaan dan PAK dan menetapkan solusinya agar
kecelakaan yang sama tidak terulang

5
Dasar hukum
1. UU No. 1 Th. 70 ttg Keselamatan Kerja (Pasal 11).

7/4/2021
(1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap
kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja
yang dipimpinnya, pada pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja
(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan
kecelakaan oleh pegawai pengawas termaksud
dalam ayat (1) diatur dengan peraturan
perundangan
2. Permenaker RI. No Per 03/Men/1998 ttg Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.
3. Kep. Dirjen Binawas No. Kep. 84/BW/1998 tentang
6
Cara pengisisan laporan, analisis dan statistik
kecelakaan.
TEORI KECELAKAAN KERJA
 Teori kebetulan murni mengatakan bahwa
kecelakaan terjadi atas Kehendak Tuhan, secara
alami dan kebetulan saja kejadiannya, sehingga
tak ada pola yang jelas dalam rangkaian
peristiwanya.
 Teori Kecenderungan teori ini mengatakan
pekerja tertentu lebih sering tertimpa
kecelakaan, karena sifat-sifat pribadinya yang
memang cenderung untuk mengalami
kecelakaan.
 Teori tiga faktor Utama (There Main Factor
Theory), mengatakan bahwa penyebab
kecelakaan adalah peralatan, lingkungan kerja,
dan pekerja itu sendiri.
LANJUTAN.......
 Teori Dua Factor (Two Factor Theory),
mengatakan bahwa kecelakaan kerja disebabkan
oleh kondisi berbahaya (unsafe condition) dan
perbuatan berbahaya (unsafe action)
 Teori Faktor manusia (human factor theory),
menekankan bahwa pd akhirnya semua
kecelakaan kerja, langsung dan tdk langsung
disebabkan kesalahan manusia.
BAGAIMANA MENGANALISA
KECELAKAAN KERJA
BEBERAPA PENGERTIAN:

Suatukejadian (event) yg tdk dikehendaki


dan tdk diduga yg dpt menimbulkan
korban manusia dan atau harta benda.

PP No. 44 Tahun 2015 dan Permenaker No. 26 tahun 2015 :


Kecelakaan yg terjadi dalam hubungan kerja,
termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan
dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya dan
penyakit
10 yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
7/4/2021 Created : Ganjar Budiarto
SEKOLAHAN

11
KASUS- 1

RUMAH
7/4/2021 Created : Ganjar Budiarto
SEKOLAHAN

12
KASUS-

RUMAH
2
7/4/2021 Created : Ganjar Budiarto
SEKOLAHAN

13
KASUS- 3

RUMAH
KASUS

SEKOLAHAN
RUMAH

7/4/2021
KECELAKAAN

Created : Ganjar Budiarto


- Kec. diluar hub. Kerja

- Kec. dalam hub. Kerja

- Kecelakaan kerja

Tempat kerja
14
LANJUTAN
BEBERAPA PENGERTIAN........
 Akibat kecelakaan adalah dampak yang
ditimbulkan dari kecelakaan yang dapat berupa ;
meninggal dunia (mati), luka berat, luka ringan,
kerusakan material, lingkungan
 Luka berat adalah luka atau sakit akibat
kecelakaan yang mengakibatkan tidak mampu
bekerja lebih dari 2 (dua) hari kerja
 Luka ringan ialah luka atau sakit akibat
kecelakaan yang mengakibatkan tidak mampu
bekerja kurang dari 2 (dua) hari kerja
 Cacat tetap adalah kehilangan atau tidak
berfungsinya organ/bagian tubuh atau gangguan
jiwa
LANJUTAN.......
 Faktor Kecelakaan ialah semua unsur yang berperan
dalam terjadinya kecelakaan kerja
 Sumber Kecelakaan ialah benda atau keadaan yang
berhubungan langsung sebagai penyebab kecelakaan
 Tipe kecelakaan adalah kontak dari korban dengan
sumber kecelakaan, atau proses gerakan korban
sehingga mendapat cedera atau sakit
 Kondisi berbahaya ialah keadaan yang tidak aman
dari suatu sumber kecelakaan dimana keadaan
tersebut pada hakekatnya dapat diamankan atau
diperbaiki
 Tindakan berbahaya ialah perbuatan yang
menyimpang dari tata cara atau prosedur aman
KONDISI BERBAHAYA VS TINDAKAN
BERBAHAYA
H.W.Heinrich, dalam awal laporannya pada tahun
1928, melalui penelitiannya terhadap 75.000
kasus kecelakaan kerja, merumuskan ratio
kecelakan 88 : 10 : 2
Artinya : bahwa 88% kecelakaan disebabkan oleh
faktor tindakan berbahaya, 10 % kecelakaan
disebabkan oleh faktor kondisi berbahaya dan 2
% kecelakaan oleh faktor yang tidak dapat
dikendalikan oleh manusia
BAGAIMANA MENGANALISA PAK
PENGERTIAN PAK
(Occupational Diseases)
• Penyakit Akibat Kerja (Occupational Diseases)
menurut Permennaker No. Per. 01/Men/1981 :
Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja.
• ILO, 1996 :
PAK : Penyakit yang diderita sebagai akibat pemajanan
faktor-faktor yang timbul dari kegiatan pekerjaan.

• UU RI No 40 Tahun 2004
Kecelakaan adalah kecelakaan yang terjadi dalam
hubungan kerja termasuk termasuk kecelakaan yg terjadi
dlm perjalanan dari rumah menuju tempat kerja, atau
sebaliknya dan Penyakit yang disebabkan karena
PENGERTIAN PAK

Kepmenakertrans RI No 609 Tahun 2012 Tentang Pedoman


Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja.

Penyakit Akibat Kerja yang selanjutnya disingkat PAK yaitu


penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja
yang dalam Keputusan Presiden nomor 22 Tahun 1993 disebut
penyakit yang timbul karena hubungan kerja.

Perpres RI No.7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat Kerja dan Permenaker
No.26 Tahun 2015 Tentang Tata cara Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Dan Jaminan Hari Tua bagi Peserta
Penerima Upah

Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang diakibatkan oleh


pekerjaan dan/ atau lingkungan kerja.
Terdapat 99 Penyebab Penyakit yang bisa dikategorikan sebagai
Penyakit Akibat Kerja.
KRITERIA PAK
PAK VS PTK
PAK
▪ Kimia:
o Debu, asap dan uap , zat kimia
▪ Fisik:
o Kebisingan dan pencahayaan
o Getaran, ventilasi dan suhu

▪ Biologi: infeksi atau risiko pekerjaan laboratorium


▪ Psikologi : Stress dll
▪ Organisasi kerja dan ergonomi:
o posisi peralatan
o jam kerja 25
ERGONOMI

Apakah
Anda
pikir par
a
pekerja
beresiko
sakit ata
u
APA YANG BISA DIPERBAIKI DI SINI?
SETELAH - APA LAGI YANG
BISA DITINGKATKAN?
PENYELIDIKAN (INVESTIGASI)
KECELAKAAN
PENGERTIAN INVESTIGASI
(KBBI)
Penyelidikan dengan mencatat atau
merekam fakta melakukan peninjauan,
percobaan, dan sebagainya, dengan
tujuan memperoleh jawaban atas
pertanyaan (tentang peristiwa, sifat
atau khasiat suatu zat, dan
sebagainya);
TUJUAN INVESTIGASI KECELAKAAN
KERJA

 Mengidentifikasi dan mendeskripsikan kejadian


sebenarnya (apa, di mana, dan kapan)
 Mengidentifikasi penyebab langsung dan akar/
faktor penyebab kecelakaan (mengapa)
 Membantu manajemen untuk mengidentifikasi
tindakan perbaikan yang efektif dan praktis
 Memperbaiki sistem manajemen K3
 Mencegah kecelakaan kerja yang sama terulang
kembali dan menciptakan lingkungan kerja yang
aman bagi pekerja.
INVESTIGASI
Seorang penyelidik harus memiliki kompetensi sebagai
berikut:
 Memahami investigasi kecelakaan dengan model sebab
akibat
 Memahami teknik investigasi
 Mengetahui persyaratan hukum atau organisasi terkait
kecelakaan kerja
 Memiliki pengetahuan dasar tentang K3
 Mampu melakukan wawancara dan teknik pengumpulan
data dan fakta secara efektif
 Mengetahui persyaratan untuk dokumen, pengumpulan
data, dokumentasi terkait investigasi
 Mampu menganalisa data yang dikumpulkan untuk
menentukan hasil temuan dan tindakan perbaikan yang
harus dilakukan.
INVESTIGASI

Anggota tim investigasi kecelakaan mencakup:

 Pekerja yang memiliki pengetahuan atau memahami


tentang proses kerja
 Supervisor di area tempat terjadinya kecelakaan
 Safety officer
 Pimpinan departemen K3 perusahaan
 Pekerja yang kompeten dalam melakukan investigasi
kecelakaan
 Para ahli di luar perusahaan (sesuai kebutuhan
investigasi)
 Perwakilan dari pemerintah daerah atau polisi setempat.
INVESTIGASI KECELAKAAN
KERJA?

Investigasi kecelakaan bisa dikatakan


efektif bila dapat mendeskripsikan
kejadian sebenarnya, menentukan akar
penyebab kecelakaan, menentukan risiko
dan mampu mengembangkan tindakan
pengendalian.
KEBERHASILAN/KEEFEKTIFAN
INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA
TENTUNYA DI PERLUKAN SEBUAH
PENDEKATAN ATAU METODE?

Investigasi yang efektif memerlukan pendekatan metode


dan sistematis terhadap pengumpulan, pemeriksaan, dan
analisis informasi. Hasil temuan investigasi ini yang
akan dijadikan dasar untuk menentukan program
pencegahan dan tindakan perbaikan agar kecelakaan
yang sama tidak terulang kembali.
Systematic Cause Analysis Technique
(SCAT)
Systematic Cause Analysis Technique (SCAT) adalah
sebuah alat atau metode yang dikembangkan
International Loss Control Institute (ILCI), yang
digunakan untuk menyelidiki dan mengevaluasi
kecelakaan kerja.
Pada metode investigasi SCAT, setiap faktor penyebab
kecelakaan dibuat semacam daftar sebagai panduan
untuk memudahkan penyelidik dalam menemukan akar
penyebab kecelakaan yang terjadi.
Systematic Cause Analysis Technique

(SCAT)
Description of incident
 -->
 -->
 Categories of contact that could have led to the incident
 -->
 -->
 Immediate cause
 -->
 -->
 Basic cause
 -->
 -->
 Activities for a successful loss control program
Keuntungan Systematic Cause Analysis
Technique (SCAT)
*Metode yang tepat dan sederhana
untuk memeriksa efektivitas
investigasi kecelakaan;
*Sebuah sistem untuk menganalisis
dan mengevaluasi penyebab kecelakaan
* Sebuah sistem untuk
mengembangkan efektivitas
pengendalian kecelakaan
* Sebagai pengingat akan penyebab dan
pengendalian terhadap kecelakaan.
Bagaimana Tahapan Systematic
Cause Analysis Technique (SCAT)
1.Deskripsi atau gambaran suatu kejadian. Misalnya,
keracunan gas, defisiensi oksigen, terjepit mesin
bergerak, atau jatuh dari ketinggian.
2. Faktor pemicu timbulnya kecelakaan atau berbagai hal
yang menyebabkan kecelakaan. Misalnya, pekerja
(korban) kontak dengan gas beracun atau kontak dengan
peralatan bertenaga.
3. Penyebab langsung, terdiri dari perilaku tidak aman
(unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe condition).
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB TAK
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

PERBUATAN TAK AMAN KONDISI TAK AMAN


OPERASI TANPA OTORISASI PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK
GAGAL MEMPERINGATKAN
APD KURANG, TIDAK LAYAK
GAGAL MENGAMANKAN
KECEPATAN TIDAK LAYAK SEBAB LANGSUNG PERALATAN RUSAK
MEMBUAT ALAT PENGAMAN RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
TIDAK BERFUNGSI SISTEM PERINGATAN KURANG
PAKAI ALAT RUSAK BAHAYA KEBAKARAN
PAKAI APD TIDAK LAYAK
KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
PEMUATAN TIDAK LAYAK
PENEMPATAN TIDAK LAYAK KEBISINGAN
MENGANGKAT TIDAK LAYAK TERPAPAR RADIASI
POSISI TIDAK AMAN TEMPERATUR EXTRIM
SERVIS ALAT BEROPERASI PENERANGAN TIDAK LAYAK
BERCANDA, MAIN-MAIN
VENTILASI TIDAK LAYAK
MABOK ALKOHOL, OBAT
GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR LINGKUNGAN TIDAK AMAN
4. Penyebab dasar, terdiri dari faktor individu, faktor pekerjaan, dan faktor
manajemen.

LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB TAK


INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

FAKTOR PRIBADI FAKTOR KERJA


KEMAMPUAN FISIK ATAU SEBAB DASAR PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN
PHISIOLOGI TIDAK LAYAK ENGINEERING
KEMAMPUAN MENTAL TIDAK PENGADAAN (PURCHASING)
LAYAK KURANG PERALATAN
STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI MAINTENANCE
STRESS MENTAL STANDAR KERJA
KURANG PENGETAHUAN SALAH PAKAI/SALAH
KURANG KEAHLIAN MENGGUNAKAN
MOTIVASI TIDAK LAYAK
Dan LEMAHNYA MANAJEMEN
PROGRAM TIDAK SESUAI
STANDARD TIDAK SESUAI
KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR
5. Tindakan perbaikan/
pencegahan yang dapat dilakukan
untuk mengendalikan kecelakaan.
Misalnya, menyediakan APD yang
memadai, prosedur kerja
diperjelas, atau menyediakan
peralatan kerja yang memadai.
CONTOH KASUS

 Sekitar pukul 10.10 wita di salah satu proyek pembangunan


bendungan pada perusahaan X pada hari senin tanggal 15
November 2018 , selaku pelaksana lapangan di area spilway
meminta konfirmasi kepada Sdr. Jamil selaku site operation
manager dan pak Yusri selaku kepala logistik dan peralatan
untuk melakukan pemadatan di area spillway (Finishing layer
ke-10/top layer timbunan backfill spillway sisi kiri di mana 9
layer sebelumnya telah dilakukan pemadatan menggunakan
alat dan operator yang sama sekitar seminggu lalu)
menggunakan alat vibro, dan yang menjadi operator atas nama
pak Isman (Korban) yang berusia sekitar 35 tahun.
LANJUTAN

 Vibro tersebut sampai di puncak spillway


sekitar 10. 58 Wita, sebelum memulai
pekerjaan korban diinfo kembali
kesediaannya mengingat kondisi area kerja
yang akan dilakukan pemadatan memiliki
kemiringan sekitar 2 5 derajat dan jarak
miring 180 meter (di hitung dari jarak
puncak luncuran spillway sampai dasar
luncuran). Sekitar pukul 11.00 korban
bersedia melakukan pekerjaan tersebut dan
mulai menyalakan vibro .
LANJUTAN

 Pukul 11.10 wita korban telah mengerjakan pemadatan sekitar


10 meter dari puncak luncuran spillway dan pelaksana melihat
vibro tersebut melorot terseret dan petugas mengingatkan
operator untuk berhenti karena vibro terseret sekitar 5 meter
dari titik akhir pemadatan tetapi operator mengambil tindakan
mematikan mesin vibro untuk memastikan alat tersebut tidak
terseret, dalam keadaan mati ternyata vibro masih terseret
sampai sejauh 25 meter ke arah dinding chute dan
menabraknya (ketinggian area timbunan dengan dasar lantai
chute sekitar 4-5 meter) sehingga korban tepental dan terkena
badan vibro di area chute dan vibro terseret ke kolam sejauh
140 meter dari lokasi korban. Kondisi korban dengan setengah
kepala hancur.
- Temukan Faktor Penyebab Utamanya?
Buat Rekomendasinya?
ichalalamien@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai