Anda di halaman 1dari 86

TEORI
TEORI DASAR
DASAR KECELAKAAN
KECELAKAAN KERJA
KERJA
DAN
DAN ALAT
ALAT PELINDUNG
PELINDUNG DIRI
DIRI (APD)
(APD)

Oleh
Oleh::Apt.
Apt.Amalia
Amalia
Shufiana,
Shufiana,S.Si,
S.Si,MM
MM
Berita Kecelakaan Kerja
DASAR HUKUM

1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


2. Undang Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Permenaker No.Per.03/M/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan
4. Permenaker No.Per.05/M/1993 tentang Juknis Pendaftaran
Kepesertaan,Pembayaran Iuran,Pembayaran Santunan dan
Pelayanan Jamsostek
5. Permenaker No.Per.04/M/1993 tentang Jaminan
Kecelakaan Kerja
6. Permenakertrans No.Per.o8/M/2010 tentang Alat
Pelindung Diri.
PENGERTIAN KECELAKAAN KERJA

1. Permenaker No.Per.03/M/1998 :“Suatu kejadian yang


tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat
menimbulakn Korban Manusia dan atau Harta Benda.
2. UU No.3 Tahun 1992 “Kecelakaan yg terjadi berhubu-
ngan dg hubungan kerja, termasuk penyakit yg timbul
karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yg
terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju
tempat kerja dan pulang kerumah melalui jalan yang
biasa atau wajar dilalui.
KATEGORI KECELAKAAN

1. Kecelakaan Kerja :
a. Kecelakaan yg terjadi pada saat tenaga kerja
melaksanakan pekerjaannya, tidak ada unsur
kesengajaan.
b. Kecelakaan yg berhubungan dg hubungan kerja di
perusahaan disebut kecelakaan akibat kerja,termasuk
dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja.
2. Kebakaran atau Peledakan dan bahaya
pembuangan limbah :
KATEGORI KECELAKAAN

a. Kebakaran ; Adanya api yang timbul di luar kendali


dari tujuan proses produksi yg dapat diakibatkan
oleh adanya titik api akibat pertemuan segitiga
api(O2, Panas dan Bahan Mudah Terbakar).
b. Peledakan ; terjadi karena adanya tekanan atau
suhu panas , kecepatan aliran yg tidak terkendali
dlm proses produksi seperti pemakaian ketel
uap,bejana tekan dan bahan kimia yg digunakan
agar dapat dikendalikan dengan baik.
c. Pembuangan Limbah ; pembuangan limbah yang
tidak sesuai prosedur dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan kerja.
UNSUR KECELAKAAN

Kejadian yg tidak terduga dan tidak dikehendaki


(Incident):
1.Kejadian yg tidak menimbulkan korban atau nyaris
celaka (Nearmiss)
2.Kejadian yang menimbulkan korban atau
kecelakaan (Accident)
3.Kecelakaan terjadi karena : lingkungan sosial, sifat2
individu, perbuatan/kondisi berbahaya, kecelakaan
dan cidera/rusak.
JENIS & SEBAB KECELAKAAN

1. Penyebab Utama :
a. Aktivitas yang tidak aman ( Unsafe Act) ; semua
pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai prosedur.
b. Kondisi yang tidak aman ( Unsafe Condition);dimana
tenaga kerja tidak menyadari bahwa dia bekerja dalam
situasi dan lingkungan yang tidak aman.
2. Penyebab Pendukung :
a. Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 yang kurang ;
perusahaan belum menganggap K3 sbg kebutuhan
b. Kondisi Mental Tenaga Kerja yang kurang baik ;
Mental tenaga kerja masih labil dan melakukan perbuatan
yang tidak baik/tidak aman.
c. Kondisi Fisik Tenaga Kerja : tidak memenuhi syarat
ANALISA SEBAB AKIBAT KECELAKAAN

1. Potensi Bahaya ;
Suatu situasi atau sifat alamiah dari sesuatu aktivitas yg
berpotensi menibulkan kerusakan/kerugian harta
benda,kematian dan luka permanen ( ringan s/d berat)
2. Resiko Bahaya:
Potensi bahaya yg mengakibatkan kerugian menjadi lebih besar
3. Kebutuhan Analisa sebab akibat kecelakaan
Aktivitas mulai perencanaan, proses operasional,maintenance,
penambahan peralatan baru, adanyakeluhan dari pemakai.
4. Pembuatan cheklis analisa resiko
Cheklis dibuat untuk mengidentifikasi bahaya ditempat kerja
5. Pengukuran Risiko Bahaya
Pengukuran lingkungan kerja, pemeriksaan peralatan proses
produksi dan investigasi kecelakaan.
BIAYA KECELAKAAN

A. Biaya Langsung
- biaya kompensasi
- biaya perawatan/pengobatan
- biaya reparasi peralatan
- biaya penyelidikan
B. Biaya Tidak Langsung
- Kehilangan waktu dari teman teman sekerja krn pekerjaan terhenti
- Kehilangan waktu karena karyawan lain menolong korban
- Kehilangan waktu untuk persoalkan apa yang baru terjadi
- Biaya pelatihan ulang dan hilang waktu kerja
INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA

1. Mencari – Menemukan – Menetapkan semua


FAKTA YANG TERKAIT.
2. Menginterprestasi / Menafsir BAGAIMANA DAN
KENAPA Kecelakaan terjadi ?
3. Menemukan TINDAK KOREKSI yang tepat
4. Menentukan kepatuhan Peraturan Bidang K3
5. Menentukan biaya suatu kecelakaan dan
memproses klaim kompensasi bagi pekerja.
PROSEDUR INVESTIGASI
KECELAKAAN KERJA

Prosedur Investigasi harus menjawab pertanyaan


5W + 1 H :
1. Mengapa menyelidiki Kecelakaan Kerja :
a. Menemukan semua sebab kecelakaan
b. Mencegah kecelakaan serupa dg melaksana-
kan tindakan korektif
c. Menghimpun fakta dokumen untuk kompen-
sasi/gugatan.
d. Memperkuat KOMITMEN pada K3
2. Apa yang diselidiki ?

a. Mengindentifikasi Faktor Penyebab :


- mencari fakta atas unsur :Mesin,Manusia,Lingkungan
dan Manajemen.
- mengumpulkan data kecelakaan individu
- Analisis kecelakaan serupa lainnya
b. Mengindentifikasi kemungkinan tindakan
koreksi untuk mencegah terulangnya kecelakaan.
- mendapatkan tindakan koreksi sebanyak mungkin
- meminta saran dari pekerja
- mengevaluasi tindakan koreksi sebelum rekomendasi
3. Dimana dilakukan penyelidikan ?

1. DITEMPAT LOKASI TERJADINYA


KECELAKAAN KERJA

2. BILA PERLU LAKUKAN INTERVIU/


WAWANCARA DIMANA SAJA DAN
BERSIKAPLAH SENSITIF !!
4. Kapan dilakukan penyelidikan ?

1. APABILA TERJADI KECELAKAAN ?


2. SESEGERA MUNGKIN ;
- JIKA PERLU KARYAWAN HARUS TETAP
TINGGAL SETELAH GILIRAN BERKERJA/
PERGANTIAN SIFT.

- PERHATIKAN SESUAI PERATURAN


PEMERINTAH.
5. Siapa yang melakukan penyelidikan ?

1. Tim Penyelidik harus BERAGAM, TERLATIH


DAN BERPENGALAMAN
2. Tim Penyelidik terdiri dari :
a. Pengawas Lini Pertama
b. Petugas K3 / Departemen Safety
c. Panitia Pembina K3 (P2K3)/ Komite lainnya
d. Pimpinan/Pengurus Perusahaan
e. Dokter Perusahaan
f. Serikat Pekerja/Buruh
6. Bagaimana melakukan penyelidikan ?

1. Menyediakan Tanggap Keadaan Darurat


2. Mengamankan tempat kejadian kecelakaan kerja
3. Mengindentifikasi saksi-saksi potensial
4. Menggunakan perangkat penyelidikan ( kamera, recorder, video
camera,
formulir, kunci pengaman (lockout) dan label peringatan (tagout).
5. Mendapatkan barang bukti/foto/data tercatat
6. Melakukan wawancara
7. Menguji/memeriksa data dari banyak sumber
8. Melaksanakan tindakan koreksi
9. Menyiapkan laporan penyelidikan
10.Tindak Lanjut : Mengelompokan Data, Menganalisa Data, dan
mengkomunikasikan hasil penyelidikan.
Hirarki Pengendalian Potensi
Bahaya Kecelakaan Kereja
A. Pengendalian Teknis ( Engineering Control)
1. Eliminasi
2. Substitusi
3. Isolasi
4. Perubahan Proses
5. Ventilasi

B. Pengendalian Administratif
1. Pengurangan waktu kerja
2. Rotasi, Mutasi
3. Pemeriksaan Kesehatan
4. Pelatihan

C. Alat Pelindung Diri


Pencegahan Kecelakaan Kerja

1. Mentaati peraturan perundangan bidang Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3).
2. Penetapan standarisasi sesuai syarat Keselamatan Kerja pada
jenis industri/APD
3. Pengawasan pelaksanaan peraturan perundangan biidang K3
4. Penelitian bersifat teknis; sifat dan ciri bahan
berbahaya,kebakaran ,peledakan dan pengujian APD serta disain
peralatan
5. Riset medis tentang pengaruh fisiologi dan patologi lingkungan
serta fisik yg mengakibatkan kecelakaan kerja
6. Penelitian psikologi, penyelidikan tentang polakejiawaan yg
menyebabkan kecelakaan kerja
7. Pendidikan dan Pelatihan K3 untuk ,meningkatkan keterampilan
dan pengetahuan dalam bekerja yang aman.
Laporan Kecelakaan Kereja

1. Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan


yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya
pada pejabat yang ditunjuk oleh
Menakertrans( Pasal 11 UU No.1/1970).
2. Pengurus atau Pengusaha wajib melaporkan tiap
kecelakaan yang terjadi di tempat kerja ,yang
terdiri dari ( Permenaker No.03/M/1998) :
a. Kecelakaan Kerja
b. Kebakaran atau peledakan/pembuangan limbah
c. Kejadian berbahaya lainnya ( kejadian potensial
yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja atau
penyakit akibat kerja
Lanjutan Laporan Kecelakaan Kerja

3. Laporan secara tertulis kecelakaan kerja kepada Kepala


Dinas Tenaga Kerja setempat dalam waktu tidak lebih dari
2 x 24 jam sejak terjadinya kecelakaan kerja.
4. Pengusaha atau pengurus wajib melakukan pengkajian
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
5. Pengusaha atau pengurus yang telah mengikut sertakan
pekerjanya pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja ,
melaporkan kecelakaan sesuai Permenaker No.05/M/1993.
6.Pengusaha atau pengurus yang belum/tidak mengikut
sertakan pekerjanya dalam program Jamsostek,
melaporkan kecelakaan sesuai Permenaker No.04/M/1993.
Statistik Kecelakaan Kerja

Pengukuran Kinerja Keselamatan Kerja :


1. Tingkat Kekerapan Kecelakaan Kerja ( Frekwensi Rate ) :
FR = Jumlah Kecelakaan x 1.000.000
Jumlah Jam Kerja Pekerja

2. Tingkat Keparahan ( Severity Rate ) :


SR = Jumlah Hari Kerja Hilang x 1.000.000
Jumlah Jam Kerja Pekerja
Ket. : - Jml Jam Kerja TK=Jml TK x Jam kerja x Hari Kerja
- Jumlah TK= TK Tetap + TK Kontrak + TK Sub Kontrak
- Jam Kerja = 7 Jam/Hari atau 40 Jam Seminggu
- Hari Kerja = Bulan/Triwulan/Tahun(Bulan=25 hari kerja)
- Jml Kecelakaan =Jumlah kejadian kecelakaan waktu tertentu
- Jml Hari Kerja Hilang =Hari dimana pekrja tdk dapat bekerja
setelah terjadi kecelakaan.
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

1. Undang-undang No.1 tahun 1970.


a. Pasal 3 ayat (1) butir f : Dengan peraturan perundangan ditetapkan
syarat - syarat untuk memberikan APD
b. Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD.
c. Pasal 12 butir b : Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban
dan atau hak tenaga kerja untuk memakai APD .
d. Pasal 14 butir c : Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara
cuma-cuma
2. Permenakertrans No.Per-01 / MEN / 1981 (Wajib Lapor PAK).
Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan
alat pelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja untuk
menggunakannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja.
3. Permenakertrans No.Per.03 / Men / 1982(Pelayanan
Kes.TK).
Pasal 2 butir 1 menyebutkan memberikan nasehat mengenai
perencanaan dan pembuatan / perancangan tempat kerja,
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makanan ditempat kerja

4. Permenakertrans Nomor Per.08 / Men / VII / 2010 tentang Alat


Pelindung Diri Pasal 1 butir 1
Menyatakan Bahwa Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat
APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau
seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.
Kewajiban Pengusaha & Pekerja sesuai
Permen No. 08/M/2010.

• Pengusaha/Pengurus wajib mengumumkan dan


memasang rambu2 kewajiban penggunaan APD di
tempat kerja.
• Pekerja/orang lain yg memasuki tempat kerja wajib
memakai APD sesuai potensi bahaya / risiko.
• Pekerja berhak menyatakan keberatan unt melakukan
pekerjaan apabila APD tdk memenuhi
ketetuan/persyaratan.
• Pengusaha/pengurus wajib melaksanakan manajemen
APD di tempat kerja.
Manajemen APD :
• Identifikasi kebutuhan/ potensi
bahaya & syarat APD
• Pemilihan yang tepat/sesuai
jenis bahaya &
kebutuhan/kenyamanan tk.
• Pelatihan,
• Penggunaan,Pemeliharaan,pe
nyimpanan
• Penatalaksanaan
pembuangan/pemusnahan
• Pembinaan Manajemen &
pekerja
• Inspeksi dan Evlap.
Identifikasi kebutuhan/ evaluasi potensi
bahaya di tempat kerja & syarat APD

Pemakaian APD harus disesuaikan kebutuhan


dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja dan
potensi bahaya yang ada juga harus disesuaikan
dengan syarat2 APD dan hasil evaluasi dalam
pemantauan lingkungan kerja seperti kita ketahui
APD adalah cara pengendalian yang terakhir setelah
pengendalian secara teknis dan administrasi.
Identifikasi Bahaya Ditempat Kerja
Lokasi Alur proses Identifikasi bahaya Bagian Tubuh yang terkena Jenis APD

Pembuatan Meubel Persiapan bahan baku kejatuhan benda kaki, kepala sepatu ( toe cap) dan helmet
dari kayu terjepit jari tangan sarung tangan kulit
terbentur kaki sepatu (toe cap)
Debu saluran napas masker debu

Pengawetan kayu Bahan kimia cair tangan, tubuh sarung tangan karet, baju kerja
Bahan kimia uap saluran napas, mata respirator catridge, full face
terbentur kaki sepatu (toe cap)
kejatuhan benda keras kaki sepatu (toe cap)
tergelincir kaki sepatu (anti slip)

Pemotongan terpotong jari tangan sarung tangan kulit


terjepit jari tangan sarung tangan kulit
tergores jari tangan sarung tangan kulit
terbentur kaki sepatu (toe cap)
kejatuhan benda keras kaki sepatu (toe cap)
Debu saluran napas masker debu
Percikan kayu muka, mata face shield
Sengatan listrik kaki, tangan sepatu (anti static)
Lokasi Alur proses Identifikasi bahaya Bagian Tubuh yang terkena Jenis APD

Pembuatan Meubel Pengelasan percikan api mata kacamata


fume saluran napas respirator catridge
Sinar UV mata kacamata
Kontak dengan benda panas Tangan, kaki sarung tangan, sepatu (anti static)

Penghalusan Debu kayu saluran napas masker debu


tergores tangan sarung tangan kulit tipis
terjepit jari tangan sarung tangan kulit tipis
kejatuhan benda kaki sepatu (toe cap)
tersandung kaki sepatu (toe cap)
Klilipan mata kacamata

Pengecatan/plitur gas sauran napas respirator catridge


tersandung kaki sepatu (toe cap)
kontak dengan kimia cair tangan, badan, mata sarung tangan karet, baju kerja, kacamata
terpeleset kaki sepatu anti slip
Pemilihan Yang Tepat Dan Sesuai

Pemilihan APD harus disesuaikan dengan


kebutuhan dan ukuran tenaga kerja serta
disesuaikan dengan SNI atau standar yang
berlaku untuk memberikan perlindungan dan
kenyamanan bagi tenaga kerja, akan lebih baik
bila mempertimbangkan dari segi type dan
fashion agar tenaga kerja lebih suka untuk
menggunakan APD.
Alat Pelindung Diri

EN 397:1995
CE mark PSB mark
(European (Singapore Standard)
Standard
BS
BRITIS STANDARD

Sirim –
Batch tested
(Malaysia Standard)
OSHA
3151-12R.2003
Ocupational Safety and
ISO
International standard
Health Adminstration Organisaion
Pemeliharaan Alat pelindung diri

Alat pelindung diri yang diberikan pada


tenaga kerja memiliki masa
pemakaian sesuai spesifikasinya,
untuk itu perlu adanya tata cara
pemeliharaan yang benar agar APD
dapat digunakan sesuai batas masa
penggunaan.
Pendidikan Dan Latihan
Sebelum memerintahkan tenaga kerja untuk
memakai APD tenaga kerja harus diberi penjelasan
tentang :
a.Potensi bahaya yang dihadapi di tempat kerja dan
resiko bahayanya
b. Cara pengendalian bahayanya seperti cara
pemakaian APD secara benar agar lebih efektif
c. Kesadaran / kedisiplinan dalam memakai APD di
tempat kerja
d.Cara pemeliharaan dan penyimpanan APD.
Kesadaran Manajemen Dan Tenaga Kerja

Pemakaian APD harus diikuti dengan


kedisiplinan dan kesadaran dalam
pelaksanaannya di lapangan, untuk itu perlu
adanya kesadaran dari manajemen dari segi
pembinaan dan pengawasan serta tenaga
kerja dari segi penggunaan APD di tempat
kerja.
JENIS-JENIS APD DAN KARAKTERISTIKNYA

Sesuai dengan Permenakertrans No. 08/Men/VII/2010


Pasal 3
(1) APD meliputi:
a. pelindung kepala;
b. pelindung mata dan muka;
c. pelindung telinga;
d. pelindung pernapasan beserta perlengkapannya;
e. pelindung tangan; dan/atau
f. pelindung kaki.
(2) Selain APD tersebut di atas Alat yang termasuk APD
meliputi :
a. pakaian pelindung;
b. alat pelindung jatuh perorangan; dan/atau
c. pelampung.
Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Kepala

Fungsi Alat pelindung kepala adalah alat


pelindung yang berfungsi untuk
melindungi kepala dari benturan, terantuk,
kejatuhan atau terpukul benda tajam atau
benda keras yang melayang atau
meluncur di udara, terpapar oleh radiasi
panas, api, percikan bahan-bahan kimia,
jasad renik (mikro organisme) dan suhu
yang ekstrim.
• Helm

1. ABS (AcrylButylStyrene)
Bahan yang Keras dan Padat
Keunggulan : Tahan terhadap Benturan
Kelemahan : Kurang tahan terhadap panas
(80-90 Derajat Celcius)

2. Polyethelene ( P E )
Keunggulan : Tahan panas (110 Derajat C)
Kelemahan : Kurang tahan terhadap benturan

3. Polypropelene ( P P )
Minimum Standard
• Tutup Kepala
Tutup kepala ini melindungi dari bahaya
kebakaran, korosi, panas dan dingin (kondisi
iklim yang buruk). Biasanya digunakan untuk
pemadam kebakaran.

• Hats / Cap
Melindungi kepala dari kotoran, debu dan benda-
benda terbang

• Tutup kepala
Tutup kepala ini untuk menjaga kebersihan kepala
dan rambut atau mencegah rambut terlilit pada
mesin-mesin selain itu juga menjaga agar bahan
yang ditangani tetap bersih.
Alat Pelindung Mata

Fungsi Alat pelindung mata dan muka adalah alat


pelindung yang berfungsi untuk melindungi mata
dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya,
Paparan partikel-partikel yang melayang di udara
dan di badan air, percikan benda-benda kecil,
panas, atau uap panas, radiasi gelombang
elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak
mengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan
benda keras atau benda tajam.
Kacamata safety

Kacamata ini dapat melindungi mata dari


debu dan serpihan material, kacamata ini
memiliki shield di kiri dan kanan.
Kacamata keselamatan dapat terbuat dari
kaca yang tahan panas, gelas dengan
laminasi aluminium, selulosa asetat, akrilik,
poly karbonat dan allyl diglicol carbonat.
Goggles

Goggles ini dapat melindungi mata dari uap, debu,


percikan zat cair dan serpihan material, goggles ini
dapat melindungi dengan kuat karena menempel
erat sehingga tidak ada rongga yang terbuka.
Goggles ini terbuat dari poly karbonat Biasanya
digunakan untuk pekerjaan spesifik (Lab, Grinding,
Welding)
Face Shield

Face shield ini dapat


melindungi wajah dan mata
dari debu, percikan api dan
bahan berbahaya, face
shield ini terbuat dari poly
karbonat
Full face mask

Alat ini dapat melindungi


wajah dan mata dan
sekaligus pernapasan dari
debu, percikan api dan
paparan bahan berbahaya
seperti uap dan gas
Alat Pelindung Pendengaran

Fungsi Alat pelindung telinga adalah


alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi alat pendengaran
terhadap kebisingan atau tekanan.
1. Ear Plug (Sumbat Telinga)

• Ear Plug dibuat dengan menggunakan 2 jenis material

A. Bahan dari Karet :


Kurang dapat meredam kebisingan, hanya mampu
meredam kebisingan dari 15 – 25 db
Tetapi bersifat Re - useable (dapat digunakan berulang
kali)

B. Bahan dari Soft Foam :


Lebih dapat meredam kebisingan 24 – 32 db
Lebih nyaman saat digunakan
Tetapi bersifat sekali / beberapa kali digunakan
Macam –macam Ear Plug
(Sumbat telinga)
2. Ear Muffler
(Penutup Telinga)

• Mampu melindungi telinga dari kebisingan dan


frekuensi yang tinggi dan juga melindungi daun
telinga dari flying object
30 – 40 db
• Dapat dipakai berulang kali / Durable
Macam –macam Ear Muffler
(Penutup telinga)

Dapat mengurangi intensitas suara 30 s/d 40 dB


Alat Pelindung Pernapasan

Fungsi Alat pelindung pernapasan beserta


perlengkapannya adalah alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi organ
pernapasan dengan cara menyalurkan udara
bersih dan sehat dan/atau menyaring
cemaran bahan kimia, mikro-
organisme,partikel yang berupa debu, kabut
(aerosol), uap, asap, gas/ fume, dan
sebagainya.
Masker Debu

Masker ini memiliki pori-


pori yang dapat
menyaring debu-debu
respirable. Sehingga
udara yang masuk ke
pernapasan adalah
udara bersih.
Masker gas/respirator single

Masker ini memiliki satu


catridge/kanister yang dapat
menyaring /menetralisir gas atau
uap tertentu dari bahan kimia.
Sehingga udara yang masuk ke
pernapasan adalah udara murni.
Masker gas/respirator kombinasi

Masker ini memiliki dua catridge yang


dapat menyaring/menetralisir beberapa
gas atau uap kimia yang timbul ditempat
kerja.
Breathing Apparatus adalah alat bantu
pernapasan yang sumber udaranya
dikompres ke dalam tabung – dibutuhkan
pada saat atmosphere pada ambang yang
berbahaya . Masker ini bergantung pada
udara bersih yang disuply dari tabung
oksigen,

SAR
Alat Pelindung Tangan

Fungsi Pelindung tangan (sarung


tangan) adalah alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi tangan
dan jari-jari tangan dari pajanan api,
suhu panas, suhu dingin, radiasi
elektromagnetik, radiasi mengion,
arus listrik, bahan kimia, benturan,
pukulan dan tergores, terinfeksi zat
patogen (virus, bakteri) dan jasad
renik.
Sarung tangan kain

Sarung tangan ini untuk


pekerjaan biasa,
Jenis-jenisnya ada gloves yang
melindungi seluruh tangan,
Mitten yang memisahkan ibu
jari sedangnya jari yang lain
menjadi satu, Hand pad yang
hanya melindungi telapak
tangan dan sleeve yang
melindungi pergelangan
tangan sampai lengan.
SARUNG TANGAN
UNTUK KIMIA

Sarung tangan ini


terbuat dari plastik
untuk bahan kimia
ringan, nitrile, neoprene
dan PVC untuk bahan
kimia yang berbahaya.
SARUNG TANGAN
KULIT
• Sarung Tangan Kombinasi
Tebuat dari bahan kulit yang dipadu
dengan kain kanvas / jeans

Aplikasinya untuk pekerjaan


ringan
(Handling, Packing, etc)
SARUNG TANGAN
UNTUK PENGELASAN
• Sarung Tangan Kulit
Biasanya terbuat dari kulit
lembu
Sarung tangan dapat
melindungi tangan dari
percikan api dan material,
sarung tangan ini sangat
cocok untuk pekerjaan
pengelasan.
SARUNG TANGAN
UNTUK PANAS
• Sarung Tangan Panas
Terbuat dari bahan Asbestos
( +/- 400 derajat Celcius ),
Aluminized ( +/- 700 derajat
Celcius )
• Aplikasinya untuk bekerja
dengan object yang bersuhu
tinggi (benda panas)
SARUNG TANGAN
UNTUK DINGIN
• Sarung Tangan Dingin
Biasanya terbuat dari wool dan
bahan tebal lainnya, fungsinya
untuk menahan dingin, selain
itu sarung tangan ini dapat
untuk meredam getaran dan
tahan air
Aplikasinya digunakan pada
industri perikanan ,cold storage
dan pengeboran lainnya
SARUNG TANGAN
UNTUK ELECTRICAL
• Sarung Tangan Electrical
Terbuat dari karet murni (pure latex)

Berfungsi untuk meredam


voltage / tension arus listrik
yg tinggi
( s/d 40 Kv = 40.000 Volt )
Alat Pelindung Kaki

Fungsi Alat pelindung kaki untuk melindungi


kaki dari tertimpa atau berbenturan dengan
benda-benda berat, tertusuk benda tajam,
terkena cairan panas atau dingin, uap
panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena
bahan kimia berbahaya dan jasad renik,
tergelincir.
Alat Pelindung Kaki
• Pada industri ringan/ tempat
kerja biasa
Cukup dengan sepatu yang
baik
• Sepatu pelindung ( safety
shoes)
Dapat terbuat dari kulit, karet,
sintetik atau plastik
• Untuk mencegah tergelincir
Dipakai sol anti slip
• Untuk mencegah tusukan
Dipakai sol dari logam
• Terhadap bahaya listrik
Sepatu seluruhnya harus di
jahit atau direkat tak boleh
memakai paku.
Sepatu dengan toe cap

Sepatu safety ini tahan


benturan dan melindungi
kaki dari bahaya tertimpa,
toe cap (besi) terdapat pada
ujung sepatu.
Sepatu dengan anti Slip

Terbuat dari PVC


Sepatu ini melindungi
kaki dari bahaya
tergelincir, anti slip
terdapat pada out sol.
Sepatu dengan anti tusukan

Sepatu ini melindungi kaki


dari bahaya tusukan paku,
pada outsol sepatu
terdapat lapisan logam.
Sepatu dengan anti static

Sepatu ini dapat melindungi


kaki dari bahaya sengatan
listrik, sepatu ini dilindungi
dari bahan isolator dan tidak
ada logam yang terbuka .
Pakaian Pelindung

Fungsi Pakaian pelindung berfungsi untuk


melindungi badan sebagian atau seluruh bagian
badan dari bahaya temperatur panas atau dingin
yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda
panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan
logam panas, uap panas, benturan (impact)
dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores,
radiasi, binatang, mikro-organisme patogen dari
manusia, binatang,tumbuhan dan lingkungan
seperti virus, bakteri dan jamur.
Ware Pack

Ware pack adalah pakaian untuk


pekerjaan yang sifatnya complek
seperti operator mesin, bengkel,
meubel dan lain-lain. Terbuat dari
katun yang mudah menyerap
keringat.
Pakaian operasi

Untuk melaksanakan
operasi perlu pakaian
khusus yang dapat
melindungi dokter
maupun pasien dari
kontak penyakit dan
bersifat steril.
Pakaian pemadam

Pakaian pemadam adalah pakaian


yang tahan terhadap kondisi dan
konveksi panas dari udara sekitar
dan tahan air. Pakaian ini terbuat
dari bahan yang bisa merefleksikan
panas biasanya terbuat dari
aluminium dan berkilat.
Pakaian Radiasi

Pakaian ini dapat melindungi dari


radiasi mengion. Pakaian ini
dilapisi timbal (timah hitam)
Pakaian kimia
Pakaian ini dapat melindungi
dari kontak dengan bahan
kimia. Pakaian ini terbuat dari
bahan plastic atau karet sesuai
dengan jenis bahan kimia yang
ditangani.
Jas Hujan

Pakaian ini dapat


melindungi dari air,
pakaian ini terbuat dari
plastik sehingga tahan
air.
Vest/rompi
Pakaian ini berupa
rompi, yang digunakan
untuk penanda sebagai
tindakan pengamanan.
Warna pakaian ini
biasanya menyala agar
orang yang memakainya
dapat terlihat.
Alat pelindung jatuh perorangan

Fungsi Alat pelindung jatuh perorangan


berfungsi membatasi gerak pekerja agar
tidak masuk ke tempat yang mempunyai
potensi jatuh atau menjaga pekerja
berada pada posisi kerja yang diinginkan
dalam keadaan miring maupun
tergantung dan menahan serta
membatasi pekerja jatuh sehingga tidak
membentur lantai dasar.
Safety belt

Harness ini dapat melindungi pekerja pada saat terjatuh.


Alat ini terdiri dari beberapa bagian seperti fall arrester,
snapshook, carabiner dan lanyard. Alat ini tidak aman untuk
ketinggian di atas 5 meter. Karena pada saat jatuh terjadi
hentakan yang cukup keras sehingga masih beresiko pada
tulang belakang. Alat ini sebaiknya digunakan pada
ketinggian kurang dari 5 meter.
FULL BODY HARNESS
Harness ini dapat menjaga posisi tubuh
pekerja tetap tegak dengan kepala berada
diatas pada saat terjatuh. Alat ini terdiri dari
beberapa bagian seperti fall arrester,
snapshook, carabiner dan lanyard. Alat ini
sangat aman untuk ketinggian di atas 5
meter.
Pakaian pelampung

Fungsi Pelampung berfungsi melindungi


pengguna yang bekerja di atas air atau di
permukaan air agar terhindar dari bahaya
tenggelam dan atau mengatur keterapungan
(buoyancy) pengguna agar dapat berada pada
posisi tenggelam (negative buoyant ) atau
melayang (neutral buoyant) di dalam air.

Life vest / life jacket


TERIMA
TERIMA KASIH
KASIH

Anda mungkin juga menyukai