Anda di halaman 1dari 6

SOAL LATIHAN NAMA: FRANSISKA DIKA

MATA KULIAH: DASAR-DASAR K3 NPM/KELAS:

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI DENGAN JELAS DAN SINGKAT

1. SEBUTKAN PROGRAM KESELAMATAN KERJA YANG BERFOKUS PADA


FAKTOR MANUSIA
Jawaban :
1) Pelatihan Keselamatan Kerja
2) Sistem Pelaporan Insiden
3) Observasi Keselamatan oleh Karyawan
4) Promosi Budaya Keselamatan
5) Analisis Tugas dan Evaluasi Ergonomi
6) Pengawasan Kesehatan dan Pemeriksaan Rutin.

2. SEBUTKAN 5 FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA DARI ASPEK


PEKERJAAN
Jawaban :
1) Kondisi fisik kerja yang tidak aman
2) Tidak adanya prosedur kerja yang jelas
3) Penggunaan peralatan kerja yang tidak tepat
4) Beban kerja yang berlebihan
5) Kurangnya supervisi dan pengawasan
3. SEBUTKAN 5 FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA DARI ASPEK
MANUSIA
Jawaban :
1) Ketidakhadiran kesadaran
2) Kesalahan manusia
3) Kurangnya komunikasi dan koordinasi
4) Kurangnya pelatihan dan pengawasan
5) Sikap dan perilaku yang tidak aman.
4. JELASKAN SECARA SINGKAT TEORI DOMINO PENCEGAHAN
KECELAKAAN KERJA
Jawaban :
Teori Domino Pencegahan Kecelakaan Kerja adalah suatu konsep yang
digunakan untuk menganalisis dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Teori
ini didasarkan pada asumsi bahwa kecelakaan kerja bukanlah suatu kejadian yang
terisolasi, melainkan hasil dari serangkaian faktor yang saling berhubungan.
5. BERIKAN MASING-MASING 2 BUAH CONTOH BAHAYA DAN RISIKO DI
TEMPAT KERJA
Jawaban :
Berikut ini adalah dua contoh bahaya dan risiko di tempat kerja:
1) Bahaya: Kecelakaan dalam penggunaan alat berat
Risiko: Kecelakaan kerja akibat penggunaan alat berat yang tidak sesuai
prosedur atau pelatihan yang kurang memadai. Misalnya, operator alat berat
yang tidak terampil atau kurang pengalaman dapat menyebabkan kecelakaan
kerja serius, termasuk cidera berat atau bahkan kematian.
Tindakan pencegahan: Perusahaan harus memastikan bahwa operator alat berat
menjalani pelatihan yang memadai dan memiliki sertifikasi yang diperlukan.
Proses pengoperasian alat berat harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan. Penggunaan peralatan pengaman, seperti helm keselamatan, rompi
tanda pengenal, dan pelindung pendengaran, juga harus diberlakukan.
2) Bahaya: Paparan bahan kimia berbahaya
Risiko: Kesehatan pekerja terancam akibat paparan bahan kimia berbahaya di
tempat kerja. Bahan kimia seperti zat beracun, iritan, atau bahan yang mudah
terbakar dapat menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi kulit, kerusakan
organ, atau bahkan penyakit jangka panjang seperti kanker.

Tindakan pencegahan: Perusahaan harus melakukan penilaian risiko dan


menyediakan prosedur kerja yang aman untuk mengurangi paparan bahan
kimia. Ini termasuk menyediakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai,
seperti masker pernapasan, sarung tangan, dan kacamata pelindung. Pelatihan
yang tepat harus diberikan kepada pekerja untuk mengenali bahan kimia
berbahaya, menghindari kontak langsung, dan mengatasi keadaan darurat jika
terjadi kebocoran atau tumpahan bahan kimia.

6. GAMBARKAN SIKLUS SMK3 DI PERTAMBANGAN


Jawaban :
Berikut adalah gambaran umum tentang siklus SMK3 di pertambangan:
1) Identifikasi Risiko: Langkah pertama dalam siklus SMK3 adalah
mengidentifikasi potensi risiko yang ada di lingkungan kerja pertambangan.
Hal ini melibatkan penilaian potensi bahaya dan ancaman yang mungkin
terjadi, seperti kecelakaan kerja, ledakan, keracunan, paparan bahan kimia
berbahaya, dll.
2) Evaluasi Risiko: Setelah identifikasi risiko dilakukan, langkah selanjutnya
adalah mengevaluasi tingkat risiko yang terkait dengan setiap potensi bahaya.
Penilaian risiko membantu dalam menentukan prioritas dan langkah-langkah
yang diperlukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko.
3) Pengendalian Risiko: Setelah risiko dievaluasi, langkah berikutnya adalah
mengimplementasikan langkah-langkah pengendalian untuk mengurangi risiko
yang teridentifikasi. Ini dapat mencakup penggunaan peralatan perlindungan
pribadi (PPE), pengembangan prosedur kerja yang aman, pelatihan
keselamatan, penerapan tanda peringatan, dan penggunaan teknologi
keamanan yang lebih baik.
4) Monitoring dan Pengawasan: Tahap ini melibatkan pemantauan dan
pengawasan berkelanjutan terhadap penerapan langkah-langkah keselamatan
yang telah ditetapkan. Hal ini melibatkan penilaian secara rutin untuk
memastikan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur keselamatan yang
telah ditetapkan.
5) Peninjauan Kinerja: Pada tahap ini, kinerja SMK3 dievaluasi secara periodik
untuk menentukan efektivitas langkah-langkah keselamatan yang telah
diimplementasikan. Hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi
area yang perlu ditingkatkan dan membuat perubahan yang sesuai dalam
sistem manajemen keselamatan.
6) Perbaikan Berkelanjutan: Siklus SMK3 adalah proses berkelanjutan yang
membutuhkan perbaikan dan peningkatan terus-menerus. Dengan
menganalisis hasil peninjauan kinerja, langkah-langkah perbaikan dapat
diambil untuk memperbaiki sistem keselamatan dan kesehatan kerja di
pertambangan. Ini melibatkan pelatihan tambahan, penyesuaian prosedur,
pengadaan peralatan baru, dan implementasi tindakan perbaikan lainnya.
7. BUATKAN LANGKAH DALAM PELAPORAN KEJADIAN KECELAKAAN
KERJA DI TEMPAT KERJA
Jawaban :
Berikut adalah langkah-langkah dalam pelaporan kejadian kecelakaan kerja di tempat:
1) Pastikan Keselamatan: Utamakan keselamatan dan keamanan setelah
kecelakaan terjadi. Pastikan area telah diamankan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan tambahan. Jika ada korban, berikan pertolongan pertama dan
hubungi tim medis jika diperlukan.
2) Identifikasi Saksi dan Informasi: Cari tahu siapa yang menyaksikan
kecelakaan tersebut. Dapatkan nama, nomor kontak, dan alamat saksi-saksi
yang ada. Kumpulkan informasi tentang lokasi, tanggal, waktu, dan kondisi
saat kecelakaan terjadi. Catat juga nama korban, jika ada, serta cedera yang
dialami.
3) Laporkan kepada Atasan: Segera laporkan kejadian kecelakaan kepada atasan
atau manajer terkait. Berikan informasi yang jelas dan rinci mengenai kejadian
tersebut. Jika atasan tidak tersedia, cari orang yang bertanggung jawab atas
keselamatan dan laporan kecelakaan di tempat kerja.
4) Dokumentasikan Kecelakaan: Buat laporan tertulis mengenai kejadian
kecelakaan. Jelaskan secara detail bagaimana kecelakaan terjadi, faktor-faktor
yang berkontribusi, dan cedera yang dialami korban. Sertakan juga foto-foto,
jika memungkinkan, sebagai bukti visual. Jika ada laporan atau formulir
khusus yang harus diisi, pastikan mengisi dengan lengkap dan akurat.
5) Investigasi Kecelakaan: Bantu dalam proses investigasi kecelakaan yang
dilakukan oleh tim keamanan atau personel terkait. Berikan informasi yang
diperlukan dan sampaikan semua detail yang diketahui tentang kejadian
tersebut.
6) Melaporkan ke Otoritas yang Berwenang: Jika diatur oleh hukum atau
kebijakan perusahaan, laporkan kecelakaan kerja kepada otoritas yang
berwenang, seperti departemen tenaga kerja, asuransi kecelakaan kerja, atau
badan pengawas keselamatan kerja. Ikuti prosedur yang ditetapkan oleh
hukum atau kebijakan terkait.
7) Evaluasi dan Pencegahan Masa Depan: Tinjau kejadian kecelakaan secara
menyeluruh dan identifikasi faktor penyebabnya. Ambil langkah-langkah yang
tepat untuk mencegah kecelakaan serupa terjadi di masa depan. Tinjau
kembali kebijakan keselamatan, prosedur kerja, pelatihan karyawan, dan
tindakan pencegahan lainnya yang diperlukan.

8. SEBUTKAN LANGKAH DALAM MENDIAGNOSA PENYAKIT AKIBAT KERJA


Jawaban :
Diagnosis penyakit akibat kerja memerlukan beberapa langkah untuk
mengidentifikasi penyebab dan mengonfirmasi kondisi yang dialami seseorang.
Berikut adalah langkah-langkah dalam mendiagnosis penyakit akibat kerja:

1) Riwayat medis: Dokter akan mengambil riwayat medis lengkap dari pasien,
termasuk riwayat pekerjaan dan paparan lingkungan kerja. Informasi ini
meliputi jenis pekerjaan yang dilakukan, bahan kimia atau zat berbahaya yang
digunakan, serta lama paparan terhadap faktor risiko tertentu.
2) Pemeriksaan fisik: Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh
untuk mencari tanda-tanda dan gejala penyakit yang mungkin terkait dengan
paparan kerja. Hal ini meliputi pemeriksaan paru-paru, kulit, sistem saraf, dan
organ lainnya sesuai dengan jenis penyakit yang dicurigai.
3) Riwayat pekerjaan dan lingkungan: Dokter akan meninjau informasi yang
dikumpulkan dari pasien tentang jenis pekerjaan yang dilakukan, proses kerja,
peralatan yang digunakan, bahan kimia atau zat berbahaya yang ada di tempat
kerja, serta paparan lingkungan lainnya. Semua ini membantu
mengidentifikasi faktor risiko kerja yang mungkin berkontribusi pada penyakit
yang dialami.
4) Tes laboratorium: Tes laboratorium dapat digunakan untuk mendukung
diagnosis. Contohnya, tes darah dapat mengukur tingkat paparan zat berbahaya
atau melihat perubahan pada fungsi organ tertentu. Tes urine atau tes sputum
juga dapat diperlukan tergantung pada jenis penyakit yang diduga.
5) Tes khusus: Dalam beberapa kasus, tes khusus seperti tes fungsi paru atau tes
kulit dapat diperlukan untuk memeriksa adanya gangguan fungsi paru-paru
atau reaksi alergi terhadap bahan kimia tertentu.
6) Konsultasi dengan spesialis: Dokter dapat merujuk pasien ke spesialis yang
berkaitan dengan jenis penyakit yang dicurigai, seperti ahli paru-paru, ahli
dermatologi, atau ahli toksikologi, untuk evaluasi lebih lanjut dan konfirmasi
diagnosis.
7) Evaluasi ulang paparan kerja: Jika diagnosis penyakit akibat kerja
dikonfirmasi, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi ulang paparan kerja
dan menentukan tindakan pencegahan yang sesuai untuk mengurangi risiko
lebih lanjut bagi pasien dan rekan kerja.
9. SEBUTKAN 5 PROGRAM KESEHATAN KERJA YANG DAPAT
DILAKSANAKAN PADA LINGKUP INDUSTRI RUMAH TANGGA (HOME
INDUSTRY)
Jawaban :
Berikut adalah lima program kesehatan kerja yang dapat dilaksanakan pada lingkup
industri rumah tangga (home industry):

1) Penyuluhan dan Pelatihan Kesehatan Kerja: Menyediakan penyuluhan dan


pelatihan kepada pekerja rumah tangga tentang prinsip-prinsip dasar kesehatan
dan keselamatan kerja. Ini termasuk pengetahuan tentang penggunaan alat
pelindung diri (APD), teknik ergonomi, penanganan bahan kimia, dan langkah-
langkah pencegahan cedera.
2) Evaluasi Risiko Kerja: Melakukan evaluasi risiko untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang dapat membahayakan kesehatan pekerja di industri rumah
tangga. Misalnya, mengidentifikasi risiko yang terkait dengan paparan debu,
asap, atau bahan kimia berbahaya. Evaluasi risiko ini dapat membantu dalam
merencanakan langkah-langkah pencegahan yang sesuai.
3) Pemeriksaan Kesehatan Berkala: Menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan
berkala bagi pekerja rumah tangga guna mendeteksi dini masalah kesehatan
yang terkait dengan pekerjaan. Pemeriksaan ini meliputi tes kesehatan umum,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan terkait dengan risiko khusus yang ada di
industri rumah tangga.
4) Pengaturan Waktu Kerja yang Sehat: Mengatur jadwal kerja yang sehat untuk
pekerja rumah tangga, termasuk waktu istirahat yang cukup, istirahat reguler,
dan batasan jam kerja. Hal ini dapat membantu mencegah kelelahan dan stres
yang berlebihan yang dapat berdampak negatif pada kesehatan pekerja.
5) Pengelolaan Limbah dan Kebersihan Lingkungan: Mengedukasi pekerja rumah
tangga tentang pentingnya pengelolaan limbah yang benar dan menjaga
kebersihan lingkungan. Ini meliputi penanganan limbah secara aman,
membersihkan area kerja secara teratur, dan memastikan kebersihan sanitasi
yang baik untuk mencegah penyebaran penyakit.
10. SEBUTKAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT KERJA
Jawaban :
Berikut adalah beberapa strategi promosi kesehatan yang dapat diterapkan di tempat
kerja:
1) Program Kesehatan dan Kesejahteraan Karyawan: Membangun program yang
menyediakan informasi dan sumber daya terkait kesehatan dan kesejahteraan
bagi karyawan, termasuk kegiatan seperti seminar kesehatan, pemeriksaan
kesehatan berkala, dan program kesehatan mental.
2) Lingkungan Kerja yang Sehat: Menciptakan lingkungan kerja yang
mendukung gaya hidup sehat, misalnya dengan menyediakan fasilitas
kebugaran, area makan yang sehat, dan akses ke air minum yang cukup.
3) Promosi Aktivitas Fisik: Mendorong karyawan untuk berpartisipasi dalam
aktivitas fisik, seperti mengadakan kompetisi olahraga antarkaryawan,
menawarkan keanggotaan gym dengan harga diskon, atau mengadakan sesi
olahraga kelompok di tempat kerja.
4) Kampanye Anti-Rokok: Mengadopsi kebijakan bebas rokok di tempat kerja
dan menyediakan program dukungan untuk berhenti merokok, seperti program
konseling atau kelompok dukungan.
5) Promosi Gizi Seimbang: Menyediakan pilihan makanan sehat di kantin atau
menawarkan program pendidikan gizi kepada karyawan. Mendorong
kebiasaan makan sehat melalui kampanye atau tantangan gizi.
6) Manajemen Stres: Mengadakan program manajemen stres dan kesehatan
mental, seperti pelatihan relaksasi, sesi yoga, atau program konseling.
7) Pendidikan Kesehatan: Mengadakan seminar, workshop, atau diskusi
kelompok tentang topik kesehatan seperti pencegahan penyakit, manajemen
berat badan, tidur yang cukup, dan pola hidup sehat secara umum.
8) Promosi Kesehatan Mental: Meningkatkan kesadaran tentang kesehatan
mental dan menyediakan sumber daya untuk membantu mengatasi stres dan
masalah kesehatan mental di tempat kerja, seperti akses ke layanan konseling
atau sumber daya online.
9) Program Bebas Alkohol dan Narkoba: Menerapkan kebijakan narkoba dan
alkohol di tempat kerja, serta menyediakan program pendidikan dan dukungan
untuk membantu karyawan yang memiliki masalah terkait alkohol atau
narkoba.
10) Promosi Vaksinasi: Mengadakan kampanye vaksinasi di tempat kerja untuk
meningkatkan kesadaran dan partisipasi vaksinasi, termasuk penyediaan
informasi yang akurat dan menghapus hambatan akses.

Anda mungkin juga menyukai