NIM : 23020117120005
>> Kecelakaan kerja : Seorang karyawan pabrik makanan tewas tertimpa kue setengah ton akibat
crane jatuh
>> Karyawan bernama M. Arif Kamaludin berusia 22 tahun yang merupakan warga kampung
Ngencle RT 01/01, kelurahan Cilangkap, kecamatan Tapos, kota Depok tewas akibat tertimpa
kue setengah ton.
>> Karena lift jenis crane yang dinaiki karyawan pabrik makanan tersebut jatuh ke bawah dan
karyawan tersebut tertimpa oleh vallet berisi kue seberat setengah ton sehingga mengakibatkan
karyawan tersebut langsung tewas di tempat kejadian.
>> Kejadian tersebut terjadi bermula dari karyawan makanan bernama Arif tersebut, saat ia
sedang bekerja pukul 04.00 WIB. Korban sedang naik ke atas dengan menggunakan lift
jenis crane. Tiba - tiba tali sling putus. Seketika itu juga korban langsung jatuh ke bawah dan
tertimpa oleh vallet berisi kue seberat setengah ton. Arif tak dapat menghindari timpaan benda
berat tersebut hingga akhirnya ia tewas.
Kejadian yang dialami karyawan bernama Arif tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa faktor,
di antaranya :
1. Kurangnya perhatian terhadap keamanan mesin dan alat dalam pabrik oleh pegawai
penanggung jawab.
2. Kurangnya rasa waspada karyawan terhadap kemungkinan-kemungkinan kecelakaan
yang dapat terjadi kapan saja karna kurang lengkapnya rambu K3 yang tertera.
3. Kurangnya rasa patuh dan taat terhadap aturan SOP yang berlaku dalam pabrik.
4. Kurangnya rasa fokus terhadap objek yang sedang dilakukan oleh karyawan karena efek
kelelahan.
5. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan kurang lengkap.
Tindakan yang dapat dilakukan saat terjadi kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan berbagai
cara, di antaranya:
Solusi yang dapat dilakukan sebagai bentuk pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang
sama di lain waktu yakni dengan :
1. Mengevaluasi kejadian kecelakaan kerja yang telah terjadi sebelumnya, berapa banyak,
kepada tipe orang yang bagaimana yang menjadi korban, dalam kegiatan seperti apa dan
apa saja yang menjadi penyebabnya untuk meningkatkan rasa kewaspadaan karyawan
dengan metode riset statistik.
2. Menentukan pembaharuan peraturan yang harus dipatuhi mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan kondisi kerja umum, perancangan, konstruksi, pemeliharaan,
pengawasan, pengujian dan pengoperasian peralatan industri kewajiban para pengusaha
dan pekerja, pelatihan, pengawasan kesehatan, pertolongan pertama, dan pemeriksaan
kesehatan.
3. Menetapkan standar resmi, setengah resmi, ataupun tidak resmi.
Misalnya:
Mengenai konstruksi yang aman dari jenis peralatan industri tertentu seperti
penggunaan alat keselamatan kerja, kebiasaan yang aman dan sehat, ataupun tentang alat
pengaman perorangan
4. Meningkatkan keselamatan kerja dengan pengawasan untuk usaha penegakan peraturan
yang harus dipatuhi. Hal ini dilakukan supaya peraturan yang ada benar-benar dipatuhi
atau tidak dilanggar, sehingga apa yang menjadi sasaran maupun tujuan dari peraturan
keselamatan kerja dapat tercapai. Bagi yang melanggar peraturan tersebut sebaiknya
diberikan sanksi atau punishment.
5. Sering dilakukan secara terjadwal mengenai masalah riset teknis dengan melakukan
penyelidikan peralatan dan ciri-ciri dari bahan berbahaya, penelitian tentang perlindungan
mesin, pengujian masker pernafasan, dan sebagainya
6. Riset medis dengan penyelidikan dampak fisiologis dan patologis dari faktor lingkungan
dan teknologi, serta kondisi fisik yang amat merangsang terjadinya kecelakaan
7. Riset psikologis dengan penyelidikan pola psikologis yang dapat menyebabkan
kecelakaan dimana psikologis seseorang sangat membawa pengaruh besar dengan
kecelakaan karena apa yang dirasakan/sedang dialami cenderung terus menerus berada
dalam pikiran yang dapat mempengaruhi konsentrasi saat bekerja sehingga adanya
bahaya kadang terabaikan
8. Pemberian pendidikan dengan pengajaran subyek keselamatan sebagai mata ajaran dalam
akademi teknik, sekolah dagang ataupun kursus magang agar mampu menghindari
potensi bahaya yang dapat menyebabkan celaka
9. Melakukan Pelatihan terhadap pegawai baru dalam hal keselamatan kerja khsusunya
10. Penerapan berbagai metode publikasi dan imbauan untuk mengembangkan ”kesadaran
akan keselamatan” dapat dijadikan sebagai contoh dari persuasi
11. Penyediaan dana untuk meningkatkan upaya pencegahan kecelakaan dan untuk
membantu meringankan beban korban kecelakaan
12. Tindakan Pengamanan oleh Masing-masing Individu yang dilakukan dengan
meningkatkan kesadaran tiap individu terhadap kesehatan dan keselamatan kerja dimana
peningkatan kesadaran dimulai dari diri sendiri kemudian dapat menularkannya kepada
orang lain.