Pengertian Ekosistem
Komponen ekosistem dibagi menjadi dua yaitu komponen biotik dan komponen
abiotik.
Komponen Biotik
Biotik adalah komponen yang terdiri dari makhluk hidup yang menyusun
ekosistem yang terdiri dari produsen, konsumen dan dekomposer.
Komponen Abiotik
Secara garis besar komponen penyusun ekosistem terdiri atas dua komponen
yaitu komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Pada suatu
ekosistem terjadi interaksi antara kedua komponen ini. Kedua komponen ini tidak
dapat dipisahkan dan saling terkait dalam suatu ekosistem serta komponen-komponen
ini mampu memengaruhi perubahan yang terjadi di suatu ekosistem.
Suhu lingkungan merupakan faktor yang sangat penting bagi distribusi atau
penyebaran suatu organisme. Hal tersebut karena suhu dapat memengaruhi proses
biologis dan kemampuan suatu organisme dalam mengatur suhu tubuhnya secara
tepat. Setiap makhluk hidup membutuhkan suhu tertentu yang sesuai untuk
melakukan aktivitas hidupnya dengan optimum. Tumbuhan dapat melakukan
fotosintesis dengan hasil optimum pada suhu yang tidak terlalu panas, tetapi juga
tidak terlalu dingin (antara 26-30 °C) meskipun di luar kisaran suhu tersebut
fotosintesis tetap dapat dilakukan, namun hasilnya kurang optimum. Sel dari suatu
makhluk hidup dapat pecah apabila suhu lingkungannya sangat jauh dari suhu
optimum (di bawah 0 °C), hal ini terjadi karena cairan di dalam sel membeku. Begitu
pun apabila suhu lingkungan berada di atas 45 °C, protein yang terdapat di sebagian
besar organisme dapat terdenaturasi atau rusak. Hanya sedikit jumlah organisme yang
dapat melakukan metabolisme pada suhu yang sangat rendah ataupun suhu yang
tinggi, contohnya burung pinguin. Burung ini dapat beradaptasi terhadap suhu
lingkungan yang sangat ekstrim di bawah nol. Suatu ekosistem dapat memiliki suhu
yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti angin dan
cahaya matahari.Beberapa makhluk hidup dapat beradaptasi apabila suhu lingkungan
tidak sesuai, seperti pada pohon jati. Pohon ini saat suhu lingkungannya tinggi akan
beradaptasi dengan mengugurkan daunnya yang bertujuan mengurangi penguapan.
Pada makhluk hidup yang dapat bergerak, jika suhu lingkungan tidak sesuai, ia dapat
berpindah tempat. Contohnya pada burung alapalap nippon (Accipiter gularis) yang
melakukan migrasi pada saat musim dingin dari daerah Jepang menuju daerah
Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali.
Kelembaban udara menyatakan persentase jumlah uap air di udara. Uap air
tersebut berasal dari penguapan air laut, sungai, danau, waduk dan sumber lain,
maupun dari pelepasan uap air dari tubuh makhluk hidup. Makin tinggi kadar uap air
di udara makin tinggi tingkat kelembapan udaranya. Daerah yang berhawa dingin
seperti pegunungan lebih lembap daripada daerah yang berhawa panas seperti pantai.
Tumbuhan yang hidup di dua daerah tersebut juga berbeda. Pada daerah lembap,
lebih banyak terdapat tumbuhan yang memerlukan sedikit sinar matahari seperti
paku-pakuan, lumut, dan anggrek-anggrekan yang biasanya hidup secara epifit pada
batu-batu lembap, batang kayu basah, dan lainnya. Pada daerah panas misalnya
pantai, lebih banyak ditumbuhi tumbuhan seperti bakau dan pohon kelapa. Udara
yang lembap juga sangat membantu pertumbuhan jamur dan bakteri. Bahkan udara
yang kelembabannya tinggi sangat berpeluang mendatangkan hujan, yang berarti
mengembalikan air kembali lagi ke asalnya.
Rantai Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan dengan urutan dan arah
tertentu. Rantai makanan selalu dimulai dari tumbuhan hijau yang berperan sebagai
produsen. Dalam rantai makanan, tumbuhan hijau akan dimakan oleh herbivora
sehingga herbivora disebut konsumen tingkat pertama. Herbivora akan dimakan oleh
karnivora sehingga karnivora disebut konsumen tingkat dua dan seterusnya. Di dalam
ekosistem perairan juga terjadi peristiwa makan dan dimakan. Dalam ekosistem
perairan terdapat makhlup hidup kecil yang disebut fitoplankton yang berperan
sebagai produsen. Fitoplankton akan dimakan oleh zooplankton dan ikan-ikan
herbivora (konsumen tingkat pertama). Sementara itu, zooplankton dan ikan-ikan
herbivora akan dimakan oleh ikan-ikan karnivora (konsumen tingkat dua) dan
seterusnya.
Jaring - jaring makanan adalah sekumpulan rantai makanan yang saling
berhubungan. Dalam kehidupan sesungguhnya, satu jenis produsen dalam suatu
ekosistem tidak hanya dimakan oleh satu jenis konsumen. Begitu juga sebaliknya,
satu jenis konsumen tidak bergantung pada satu jenis produsen saja.
Secara umum, dalam suatu ekosistem terdapat lebih banyak produsen
daripada konsumen. Bila dijabarkan lebih rinci lagi, maka produsen lebih banyak
daripada konsumen tingkat I, konsumen tingkat I lebih banyak daripada konsumen
tingkat II, konsumen tingkat II lebih banyak daripada konsumen tingkat III dan
seterusnya. Keadaan ini dapat digambarkan dalam bentuk piramida yang disebut
piramida makanan. Bentuk piramida makanan dapat dikatakan bersifat tetap. Apabila
produsen berkurang maka konsumen tingkat I juga akan berkurang. Apabila
konsumen tingkat I berkurang maka konsumen tingkat II juga akan berkurang dan
seterusnya.
Macam - Macam Simbiosis
Simbiosis adalah hubungan yang terjadi antara dua makhluk hidup atau
lebih dimana dari hubungan tersebut menghasilkan hubungan timbal balik diantara
keduanya baik itu menguntungkan ataupun merugikan. Simbiosis berasal dari bahasa
Yunani sym yang berarti dengan dan biosis yang berarti kehidupan. Secara teoritis
kata simbiosis biasa dipakai sebagai istilah untuk menjelaskan suatu interaksi antar
organisme yang hidup berdampingan. Bisa saja saling merugikan, menguntungkan
atau netral. (Singon dkk., 2017). Simbiosis dibedakan menjadi simbiosis mutualisme,
parasitisme, komensalisme.
Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah interaksi yang terjadi diantara makhluk hidup
dimana keduanya menguntungkan satu sama lain. Contohnya Hubungan anatara fungi
mikoriza dengan perakaran tanaman. Hubungan simbiosis antara inang dengan fungi
mikoriza meliputi penyediaan fotosintat (karbohidrat) oleh tanaman inang.
Sebaliknya, tanaman inang mendapatkan tambahan nutrien yang diambil fungi dari
tanah. (Simamora dkk. 2015). Kemudian ada kupu - kupu membutuhkan madu pada
bunga dan kupu-kupu membantu terjadinya proses penyerbukan. (Singon dkk., 2017).
Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah interaksi simbiosis dimana satu organisme
parasit mendapatkan makanannya dari organisme lain dan inangnya yang dirugikan
dalam prosesnya. (Campbell dkk. 2015). Contohnya Cacing pita dengan manusia.
Cacing pita sebagai parasit dan manusia sebagai inang. Cacing pita dewasa hidup
dalam usus manusia kemudian hidup dengan mengambil nutrisi dari manusia. Benalu
dengan tanaman inang atau induk. Benalu hidup menempel pada tanamanan lain dan
akarnya masuk ke pembuluh angkut untuk menyerap air dan unsur hara dari tanaman
inang tersebut sehingga merugikan tanaman inangnya.
Simbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme adalah simbiosis yang terjadi antara dua makhluk
hidup dimana salah satunya diuntungkan dan yang yang lain tidak diuntungkan tidak
dirugikan. Contohnya Ikan remora dan ikan hiu. Ikan remora akan mendapatkan sisa
makanan yang dikonsumsi oleh hiu dan hal tersebut sama sekali tidak merugikan ikan
hiu. Tanaman anggrek dan pohon tempat ia hidup. Anggrek bisa menempel dan
menumpang hidup di pohon mangga misalnya, namun anggrek mampu membuat
makanannya sendiri sehingga ia sama sekali tidak merugikan pohon.
Kesimpulan
Hartono. 2007. Jelajah Bumi dan Alam Semesta. CV CITRA PRAYA, Surabaya.
Ibrahim, Wahib. 2012. Pengaruh faktor abiotik kimia tanah terhadap supressifitas
tanah. Jakarta: J. Pendidikan Penabur. Vol 01,No 03:4-7.
Singon, J. S., Suryono, R. Prijadi. 2017. One stop entertainment di kota Manado
(simbiosis mutualisme). J. Arsitektur DASENG. 131-138.