Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
SKRIPSI
oleh
Ambar Ismaya
NIM 121710101038
i
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi saah satu syarat syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Teknologi Pertanian
Oleh:
AMBAR ISMAYA
(121710101038)
ii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
PERSEMBAHAN
iii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
MOTTO
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”
(Terjemahan surat Al-Mujadalah 11)
iv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
PERNYATAAN
NIM : 121710101038
Ambar Ismaya
NIM. 121710101038
v
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
SKRIPSI
Oleh
Ambar Ismaya
NIM 121710101038
Pembimbing
vi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Karakteristik Ragi Kopi Luwak bermedia Campuran Tepung
Beras dan Ekstrak Kulit Buah Kopi dalam Kemasan Plastik selama Penyimpanan”
karya Ambar Ismaya, NIM 121710101038, telah diuji dan disahkan pada:
Hari, tanggal :
Tim Penguji
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember
vii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
RINGKASAN
viii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
Pangan dan Hasil Pertanian, Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian,
dan Laboratorium Rekayasa Pangan dan Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian experimental. Variabel pengamatan
meliputi kadar air, total mikroorganisme, daya fermentasi ragi yang meliputi pH,
kemampuan produksi asam dan kemampuan fermentasi glukosa. Penelitian ini
terdiri dari dua faktor. Faktor dari penelitian yaitu perlakuan jenis bahan pengemas
dan lama penyimpanan dengan masing-masing 3 kali ulangan. Pengolahan data
penelitian menggunakan analisis deskriptif. Data hasil pengamatan ditampilkan
dalam bentuk tabel, dan untuk mempermudah interpretasi data, maka dibuat grafik
atau histogram.
Plastik pengemas yang hasilnya lebih baik untuk produksi ragi kering kopi
luwak in vitro adalah plastik aluminium foil. Populasi mikroorganisme pada
penyimpanan menggunakan pengemas plastik aluminium foil masih lebih tinggi
dibandingkan pengemas plastik polipropilena. Populasi mikroorganisme diakhir
masa penyimpanan dengan pengemas plastik polipropilena dan aluminium foil
secara berturut-turut adalah 6,27 dan 6,53 log cfu/ml. Populasi mikroorganisme
menurun dikarenakan adanya tanin pada ekstrak kulit buah kopi serta terjadinya
degradasi plastik akibat pengaruh sinar ultraviolet. Kadar air diakhir penyimpanan
dengan pengemas plastik polipropilena dan aluminium foil secara berturut-turut
adalah 7,88% dan 7,74%.
Nilai kemampuan fermentasi glukosa diakhir masa penyimpanan pada
plastik polipropilena dan alumunium foil adalah 207,5358 dan 218,0691 mg
glukosa/gram ragi jam. Konsumsi glukosa yang semakin rendah oleh
mikroorganisme selama masa penyimpanan menunjukkan kemampuan yang rendah
dalam memfermentasi glukosa. Hasil nilai pH dan kemampuan produksi asam yang
pada pengemas plastik polipropilena dan aluminium foil pada diakhir masa
penyimpanan berturut-turut adalah 5,38 dan 5,11 serta 4,1207 dan 4,6623 mg/ gram
ragi jam. Nilai total asam berbanding terbalik dengan nilai pH, semakin tinggi nilai
total asam maka semakin rendah pH begitupun sebaliknya. Pembentukan asam-
asam organik terjadi akibat adanya aktivitas mikroorganisme yang ada pada ragi.
ix
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
SUMMARY
The Characteristics Of Civet Coffee Yeast With Mixed Media Of Rice Flour
And Coffee Peel Extract Packaged In The Plastics During The Storaged
Period; Ambar Ismaya, 121710101038; 2016; 42 pages; Department of
Agricultural Technology, Faculty of Agriculture, University of Jember.
Coffee plantation is the commodity which have high economic value. One
of the popular coffee processing in the world is civet coffee. Kopi Luwak (Civet
coffee) is a type of coffee produced from coffee berries which have been eaten by
and passed through the digestive tract of civet. Civet coffee belongs to the most
expensive coffee in the world, but the production is still low. In the last few years,
there have been done some researches about civet coffee processing using in vitro
(outside the civet's digestive) by Azkiyah (2010), Syafitri (2010), Megawati (2010)
and Son (2013). The results of these researches are still difficult to implement
because of the need for isolation of microorganisms process and media is relatively
expensive. Therefore, it has been done the development of the manufacture of dry
yeast for fermentation of civet coffee in vitro with a mixture of rice flour filler
agent and peel extracts of coffee. Dry yeast belongs to dry material that should be
protected from the influence of the outside environment by packaging. Packaging is
the way to protect or preserve the product. In this research, there has been selected
two types of packaging, they are polypropylene plastic and aluminum foil. The
right packaging can help to prevent or reduce the materials or products from
damage. Therefore, there is a need to conduct the research about the differentiation
of the type of plastic containers with different storage time on dry yeast civet coffee
in vitro.
The purpose of this research was to determine the characteristics of dry
yeast civet coffee with different polypropylene plastic packaging and aluminum foil
during storage. The expected results of this research were to get the right type of
packaging for dry yeast civet coffee in vitro, can provide civet coffee dry yeast in
vitro, and a source of repertoire and the improvement of science and technology.
x
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
xi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Karakteristik Ragi Kopi Luwak bermedia Campuran Tepung Beras dan
Ekstrak Kulit Buah Kopi dalam Kemasan Plastik selama Penyimpanan”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan strata satu
(S1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Jember.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Yuli Witono, S.TP, MP, selaku Dekan Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Jember ;
2. Bapak Ir. Giyarto, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Universitas Jember;
3. Bapak Ir. Mukhammad Fauzi M.Si, selaku Dosen Pembimbing Utama yang
telah sabar memberikan bimbingan, nasehat dan arahan selama penelitian
berlangsung hingga terselesaikannya skripsi ini;
4. Bapak Dr. Ir. Maryanto. M.Eng selaku Dosen Pembimbing Anggota yang
selalu sabar dalam membimbing dan memberikan saran serta ilmu sampai
dengan terselesaikannya skripsi ini;
5. Seluruh Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember yang telah
membimbing dan memberikan ilmu kepada saya sampai akhirnya saya
dapat menyelesaikan studi ini;
6. Ayahanda tercinta Jumain dan Ibunda Sumarni yang selalu mendoakan,
mencurahkan kasih sayang, mendidik seta berjuang keras memberikan
dukungan lahir dan batin.
7. Kakak-kakakku tercinta Endang Sriwigati, Ema Wardani, Slamet Widodo,
Mutparni, Yulianto, dan Mulyadi yang telah memberikan bantuan, motivasi,
semangat dan kasih sayang
xii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
Penulis
xiii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN MOTO iv
HALAMAN PERNYATAAN v
HALAMAN PEMBIMBING vi
RINGKASAN viii
SUMMARY x
PRAKATA xii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
xiv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
xv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
5.2 Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 38
LAMPIRAN 43
xvi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Komposisi Kimia Kopi 7
2.2 Kandungan Unsur Gizi Tepung Beras Dalam 100 gram Bahan 12
2.3 Komposisi Kandungan Zat dari Daging Buah Kopi yang sudah
matang penuh (Fully Ripe) 12
3.1 Kombinasi Perlakuan Bahan Pengemas Dengan Lama penyimpanan
Ragi 19
xvii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Tanaman kopi 5
2.2 Bagian-bagian buah kopi 7
2.3 Hewan luwak dan untaian biji kopi bersama kotoran luwak 8
3.1 Diagaram alir pembuatan ekstrak kulit buah kopi 21
3.2 Diagram alir pembuatan inokulum 22
3.3 Diagram alir pembuatan ragi kering 23
3.4 Uji viabilitas ragi kering 24
4.1 Populasi mikroba dalam kemasan plasik selama penyimpanan 27
4.2 Kadar air dalam kemasan plasik selama penyimpanan 30
4.3 Kemampuan fermentasi glukosa dalam kemasan plasik selama
penyimpanan 32
4.4 pH ragi dalam kemasan plasik selama penyimpanan 34
4.5 Kemampuan produksi asam dalam kemasan plasik selama
penyimpanan 35
xviii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
A. Hasil perhitungan total mikroba 43
B. Hasil perhitungan kadar air 44
C. Hasil perhitungan ph 45
D. Hasil perhitungan kemampuan fermentasi glukosa 46
E. Hasil perhitungan kemampuan produksi asam 47
xix
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 1
BAB 1. PENDAHULUAN
tentang pengaruh penggunaan jenis kemasan terhadap kualitas ragi kopi luwak.
Selain itu, penyimpanan ragi kering kopi luwak diperlukan untuk mengantisipasi
berkembangnya kebutuhan ragi tersebut sehingga tidak kekurangan dan selalu
siap digunakan. Penyimpanan ragi kering masih kurang diperhatikan diduga dapat
berpengaruh pada kualitasnya. Oleh karena itu perlu adanya penelitian perbedaan
penggunaan jenis kemasan plastik dengan berbagai lama penyimpanan pada ragi
kering kopi luwak in vitro.
2.1 Kopi
Kopi adalah spesies tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam
Rubiaeceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang, dan
tingginya bisa mencapi 12 m. Daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing.
Daun tersebut tumbuh berhadapan pada batang, cabang dan ranting. Pada dunia
perdangan dikenal bebrapa golongan kopi namun yang sering dibudidayakan
adalah kopi arabika, robusta dan liberika. Penggolangan kopi dilakukan
berdasarkan spesies kecuali kopi robusta. Hal ini karena kopi robusta bukan nama
spisies karena merupakan keturunan dari beberapa spesies terutama Coffea
canephora (Najiyati dan Danarti, 2004).
Kopi dipetik setelah matang yang ditandai dengan kulit berwarna merah.
Untuk mencapai tahap kematangan, waktu yang dibutuhkan dari kuncup bunga
sampai siap dipetik adalah 8-11 bulan untuk robusta dan 6-8 bulan untuk arabika.
Terdapat juga beberapa jenis kopi seperti kopi liberika dan kopi yang ditanam
didaerah basah dapat diapanen sepanjang tahun (Najiyati dan Danarti, 2004).
Tanaman kopi dapat dilihat pada Gambar 2.1.
perkebunan besar, akan tetapi dalam perkembangannya saat ini telah banyak
menjadi tanaman rakyat. Hal ini karena kopi jenis robusta mempunyai sifat yang
lebih unggul dan sangat cepat berkembang. Selain itu juga lebih mudah ditanam
dan tidak terlalu peka terhadap kondisi pertumbuhan yang kurang menguntungkan
(Najiyati dan Danarti, 2004; Aak, 1988)
Menurut Najiyati dan Danarti (2004) buah kopi terdiri dari daging buah
dan biji. Daging buah terdiri dari tiga bagian yaitu lapisan kulit luar (eksokarp),
lapisan daging buah (mesokarp) dan lapisan kulit tanduk (endokarp) yang tipis
tetapi keras. Umumnya kopi mengandung buah dua butir biji, tetapi terkadang
hanya ada satu atau bahkan tidak berbiji (hampa) yang dikarenakan bakal biji
tidak berkembang sempurna. Biji terdiri dari kulit biji dan lembaga (endosperm).
Bagian-bagian buah kopi dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Komponen penting yang terdapat pada biji kopi adalah kafein dan kafeol.
Kandungan kafein pada biji kopi bervariasi menurut dari jenisnya. Kadar kafein
yang terdapat dalam kopi robusta lebih banyak dibandingkan dengan kopi arabika.
Kopi arabika memiliki banyak kandungan zat gula dan minyak atsiri (James, 1990
dalam Arisusanti, 2010)
2.2.2 Komposisi Kimia Volatil
Menurut Atmawinata (1988) Pada biji kopi mentah terdapat 18 senyawa
volatil yang terdiri dari hidrokarbon alifatik, asam, alkohol, tiol, furan, pirol,
piridin, quinon, phenol, dan amin aromatik. Beragam senyawa-senyawa tersebut
dapat dipengaruhi oleh daerah tempat tumbuh dan cara pengolahan dari kopinya.
Warna biji kopi mentah mempunyai hubungan dengan rasanya. Pada kopi arabika
dari hasil pengolahan basah berwarna hijau kebirubiruan, hijau, kuning, coklat,
atau hitam. Zat warna dalam kopi ialah hasil oksidasi asam klorogenat atau
magnesium klorogenat atau dapat juga dari cafestol dan kafeol.
Pada biji kopi kadar bahan volatil akan meningkat pada proses
penyangraian ringan. Saat penyangraian sedang walaupun bahan volatil terlepas
dalam biji kopi, akan tetapi kadarnya masih mencapai titik maksimum. Pada
penyangraian gelap, kadar bahan volatil telah menurun karena banyak terlepas ke
udara (Winaryo, 1999 dalam Megawati, 2010). Komposisi kimia kopi secara
umum dapat dilihat dari Tabel 2.1.
kopi. Buah kopi yang dimakan oleh luwak adalah buah yang sudah matang
berwarna merah. Setelah itu luwak akan mengeluarkan kotoran berupa biji kopi
yang masih diselimuti kulit tanduk. Selama didalam perut luwak terjadi proses
fermentasi alami sehingga dihasilkan cita rasa kopi yang berbeda dari lainnya
(Panggabean, 2011). Hewan luwak dan untaian biji kopi bersama kotor luwak
dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Hewan luwak dan untaian biji kopi bersama kotoran luwak
2.7 Ragi
2.7.1 Definisi Ragi
Ragi adalah campuran mikroorganisme yang terdiri dari kapang, khamir
dan bakteri yang hidup dalam butiran ragi kering, tetapi belum aktif berkembang
biak. Saat ragi dicampurkan dengan gula, tepung, dan cairan dengan suhu tertentu
maka ragi tersebut akan berkembang biak dengan cepat (Ananto, 2010; Gandjar et
al., 2006). Terdapat beberapa macam ragi yang beredar di pasaran saat ini antara
lain ragi ragi tape, ragi roti dan bir. Kandungan nutrisi yang umum pada ragi yaitu
protein 59,2%; lemak 0%; karbohidrat 38,93%; abu 4,95%; serat kasar 0% dan air
6,12% (Lukito dan Prayugo, 2007)
Gula dan ragi merupakan bahan yang sering digunakan dalam proses
fermentasi. Hasil yang diperoleh dari fermentasi antara lain etanol, asam laktat,
hidrogen, asam butirat dan aseton. Penggunaan ragi dalam fermentasi antara lain
pada proses yang menghasilkan produk bir, pixel, tape, dan minuman segar.
Fermentasi dapat diartikan sebagai proses produksi energi dalam sel dengan
keadaaan anaerobik atau tanpa oksigen. Reaksi dalam proses fermentasi berbeda-
beda tergantung dari jenis gula yang digunakan serta jenis olahan yang dihasilkan
(Saptoningsih dan Jatrika, 2012).
2.7.2 Bahan Pembuatan Ragi
Pada pembuatan ragi biasanya ditambahkan bahan pengisi sebagai nutrisi
untuk pertumbuhan mikroba. Bahan pengisi adalah bahan tambahan yang
digunakan untuk mengikat protein aktif atau spora. Pemilihan bahan pengisi
didasarkan pada kemampuan bahan yang mudah larut dalam air. Bahan yang
biasanya digunakan adalah tepung mudah larut, dekstrin, sorbitol (Suwahyono,
2013).
Menurut Arisusanti (2010) pada roduksi ragi kering kopi kultur tunggal
dengan bakteri asam laktat L.plantarum dan L.brevis diketahui bahwa filler agent
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 11
yang tepat berturut-turut adalah tepung beras dan tepung tapioka, sedangkan
Megawati (2010) dengan bakteri asam laktat Leuconostoc paramesenteriode dan
L.mesenteriodes diketahui filler agent yang tepat adalah tepung beras.
a. Tepung Beras
Mikroorganisme dapat tumbuh dan berfungsi normal membutuhkan
sumber energi, sumber nitrogen, vitamin, faktor pertumbuhan dan mineral
(Suwasono, 2006). Beras merupakan salah satu bahan pangan yang kaya
karbohidrat sehingga dapat dijadikan bahan pengisi dan nutrisi bagi ragi untuk
pertumbuhan mikroorganisme (Megawati, 2010). Kandungan gizi pada beras
yaitu karbohidrat sekitar 80%, lemak 5% dan air 5% (Purnomatati et al., 2008).
Bahan pembuatan tepung beras tidak harus dari beras saja, akan tetapi
cukup dibuat dari butiran-butiran beras yang hancur atau biasa disebut menir
Tepung beras yang dibuat dari menir memiliki susunan kimia yang sama atau
mirip dengan susunan kimia beras utuh. Susunan kimia tepung beras beragam
karena keragaman varietasnya, hal ini akan berkaitan dengan kandungan protein,
lipid, pati dan perbandingan amilosa dan amilopektin dalam pati. Perbedaan dari
susunan kimia akan menyebabkan perbedaan sifat-sifat fisikokimia beragam
tepung beras seperti kekentalan, suhu gelatinisasi pati, penyerapan air dan lain-
lain (Hariyadi, 2006). Kandungan unsur gizi tepung beras dalam 100 gram bahan
dapat dilihat pada Tabel 2.2.
b. Kulit Buah Kopi
Pada proses pengolahan kopi menghasilkan limbah kulit kopi dengan
proporsi daging buah 48% dan kulit biji 2-3%. Kulit buah kopi cukup potensial
untuk digunakan sebagai bahan pakan ternak ruminansia termasuk kambing
(Guntoro, 2008). Komposisi kandungan zat dari daging buah kopi yang sudah
matang penuh (fully ripe) dapat dilihat pada Tabel 2.3
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 12
Tabel 2.2 Kandungan Unsur Gizi Tepung Beras Dalam 100 gram Bahan
Unsur Gizi Jumlah
Energi (kal) 364
Protein (g) 7
Lemak (g) 0,5
Karbohidrat (g) 80
Kalsium (mg) 5
Fosfor (mg) 140
Besi (mg) 0,8
Vitamin A (mg) 0
Vitamin B (mg) 0,12
Vitamin C (mg) 0
Air (g) 12
Sumber: Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI dalam Indraswari
(2003)
Tabel 2.3 Komposisi Kandungan Zat dari Daging Buah Kopi yang sudah matang
penuh (Fully Ripe)
Komponen Jumlah (%)
Air 42,66
Serat 27,44
Gula 9,46
Tanin 8,56
Mineral 3,77
Lemak dan resin 1,18
Senyawa volatil 0,11
Lain-lain 6,82
Sumber: Yusianto (1999) dalam Panggabean (2011)
2.7.3 Cara Pembuatan Ragi
Proses pembuatan ragi mudah dilakukan yaitu dengan menyediakan
mikroba yang mempunyai daya tumbuh yang baik dan bahan pengisi yang dapat
digunakan sebagai sumber nutrisi. Bentuk ragi yang dijual dipasaran bermacam-
macam yaitu berbentuk cair, kering, maupun padat. Ragi umumnya berbentuk
bubuk atau butiran. Salah satu makanan yang diolah melalui proses fermentasi
ialah tape. Proses pembuatan tape dengan ragi yaitu menaburkan ragi yang
berbentuk bubuk pada singkong yang telah masak dan didiamkan selama
berberapa hari (Anonim, 1980 dalam Arisusanti, 2010).
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 13
serta kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya)
(Murniyanti et al., 2013)
Pengemasan juga dapat membantu untuk mencegah atau mengurangi
terjadinya kerusakan-kerusakan. Kerusakan terjadi karena pengaruh lingkungan
luar dan pengaruh kemasan yang digunakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kerusakan bahan pangan sehubungan dengan kemasan yang digunakan
digolongkan menjadi dua. Golongan pertama kerusakan ditentukan oleh sifat
alamiah dari prosuk dan tidak dapat dicegah dengan pengemasan misalnya
perubahan kimia, biokimia, fisik, serta mikrobiologi; sedangkan golongan kedua
kerusakan yang ditentukan oleh lingkungan dan hampir seluruhnya dapat
dikontrol dengan kemasan yang dapat digunakan misalnya kerusakan mekanis,
perubahan kadar air bahan, absorpsi dan interaksi oksigen. Berbagai jenis bahan
digunakan untuk keperluan kemasan diantaranya adalah bahan-bahan dari logam,
kayu, gelas, kertas, papan dan kertas (Winarno dan Jenie, 2002)
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pengemasan bahan pangan
adalah sifat bahan pangan tersebut, keadaan lingkungan dan sifat bahan kemasan
(Syarief et al., 1995). Bahan pangan mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam
kepekaanya terhadap penyerapan atau pengeluaran gas (udara dan uap air). Bahan
kering harus dilindungi dari penyerapan air dan oksigen dengan cara
menggunakan bahan pengemas yang mempunyai daya tembus rendah terhadap
gas tersebut (Purnomo, 1987).
Beberapa alternatif kemasan yang digunakan dapat dilihat dari sisi bahan
baku dan bentuk kemasan. Kemasan dapat terbuat dari bahan kertas, kaca, logam,
dan plastik. Bentuk kemasan dapat berupa kantung, kardus, boks, botol, kaleng,
dan cup. Masing-masing bahan baku dan bentuk kemasan mempunyai keunggulan
dan kelemahan (Suryani et al., 2005).
Penyimpanan merupakan bentuk kegiatan yang berkaitan dengan waktu
(Thahir et al., 1988). Menurut Winarno dan Laksmi (1974) proses penyimpanan
adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menahan atau menunda suatu barang
sebelum barang tersebut dipakai tanpa merubah bentuk barang tersebut.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 15
2.9 Plastik
Bahan kemasan plastik dibuat dan disusun melalui proses polimerisasi
dengan menggunkan bahan mentah monomer, yang tersusun sambung-
menyambung menjadi satu dalam bentuk polimer. Dalam plastik juga terkandung
beberapa aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat resiko kimia
plastik. Bahan aditif yang ditambahkan tersebut disebut komponen non plastik
yang berupa senyawa anorganik atau organik yang memiliki berat molekul
rendah. Bahan aditif tersebut dapat berfungsi sebagai, pewarna, antioksidan,
penyerap sinar UV, antilekat dan masih banyak lagi (Winarno, 1993).
Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan karena sifatnya yang kuat
tetapi ringan, inert, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat seal) serta dapat
diberi warna. Kelemahan dari kemasan plastik adalah adanya zat-zat monomer
dan molekul kecil lain dari plastik yang melakukan migrasi kedalam bahan
makanan yang dikemas (Winarno, 1993).
Jenis plastik beraneka ragam, ada polyethylene, polypropylen, polyvinyl
chlorida (PVC), dan vinylidene chloride resin. Masing-masing jenis plastik
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 16
mempunyai tingkat bahaya yang berbeda, tergantung material plastik dan bahan
kimia penyusunnya. (Sugani dan Lucia, 2010)
Plastik yang relatif lebih aman digunakan untuk makanan adalah jenis
polyethylene yang tampak bening dan polypropylen yang lebih lembut dan agak
tebal. polyvinyl chlorida (PVC) biasanya dipakai untuk pembungkus permen,
pelapis kertas nasi, dan bahan penutup karena sangat tipis dan transparan. (Sugani
dan Lucia, 2010)
Beberapa nama plastik yang umum digunakan adalah HDPE (High
Density Polyethylen), LDPE (Low Density Polyethylen), PP (Polypropylene),
PVC (Polyvinyl Chlorida), PS (Polystrene) dan PC (Polycarbonate) (Mumiyati et
al., 2014).
2.9.1 Polipropilena
Polipropilena (PP) adalah sebuah polimer termoplastik yang dibuat oleh
industri kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya adalah untuk
kantong plastik, gelas plastik, ember dan botol (Asgar dan Musaddad, 2006).
Polipropilen mempunyai titik leleh yang cukup tinggi dari 190-200 ºC, sedangkan
titik kristalisasinya antara 130-135 ºC. Polipropilen mempunyai ketahanan
terhadap bahan kimia (hemical resistance) yang tinggi, tetapi ketahanan pukul
(impact strength) nya rendah (Mujiarto, 2005).
Polipropilen mempunyai sifat ringan, mudah dibentuk, transparan, jernih,
mempunyai kekuatan tarik yang lebih besar daripada polietilen, tidak mudah
sobek, dan permeabilitas uap airnya rendah (Fachruddin, 1998). Menurut Sugani
dan Lucia (2010) polipropilen lebih kuat dan transparan dengan daya tembus uap
yang rendah, memiliki ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu
tinggi dan cukup mengkilap. (Sugani dan Lucia, 2010)
2.9.2 Aluminium foil
Alumunium foil termasuk kemasan yang tidak transparan, tetapi cukup
fleksibel dan dapat digunakan sebagai bahan pelapis. Bahan ini cukup dapat
melindungi produk karena kuat dengan permeabilitas yang kecil (Utomo et al.,
2012). Aluminium sebagai bahan pengemas memiliki keuntungan antara lain
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 17
mudah dibentuk sesuai keinginan, tahan terhadap korosi karena bisa membentuk
aluminium oksida. (Murniyanti et al., 2013)
Aluminium foil adalah bahan tipis dari logam yang digulung dengan
ketebalan kurang dari 0,15 mm dan memiliki lebar 1,52 m- 4,06 m. Ketahanan
pada terhadap panas dapat mencapai suhu 550oC. Aluminium foil lebih ringan
daripada baja, mudah dibentuk, tidak berasa, tidak berbau, tidak beracun, dapat
menahan masuknya gas, mempunyai konduktivitas panas yang baik, dan dapat
didaur ulang. Aluminium foil adalah bahan kemasan berupa lembaran logam
alumunium yang padat dan tipis dengan ketebalan <0,15 mm. Kemasan ini
mempunyai tingkat kekerasan dari 0 yang berarti sangat lunak, hingga Hn yang
berati keras. Ketebalan dari alumunium foil menentukan sifat protektifnya. Jika
kurang tebal, maka dapat dilalui oleh gas dan uap. Pada ketebalan 0,0375 mm
permeabilitas sterhadap uap air nol yang artinya foil tersebut tidak dapat dilalui
oleh uap air. Foil dengan ukuran 0,009 mm biasanya digunakan untuk permen dan
susu sedangkan, foil dengan ukuran 0,05 mm digunakan sebagai tutup botol
mutitrip. (Mumiyati et al., 2014)
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 18
dibagi menjadi dua bagian yaitu 90 ml dan 900 ml sehingga akan didapatkan
hasil 1 liter. Kultur awal yang dihasilkan diinokulasi pada media steril 90 ml,
selanjutnya diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37o-39oC sehingga didapatkan
kultur kerja. Kultur kerja diinokulasi lagi dengan media steril 900 ml sebagai
media propagasi, selanjutnya diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37o-39oC
sehingga didapatkan inokulum untuk pembuatan ragi. Diagram alir pembuatan
inokulum disajikan pada Gambar 3.2
c. Pembuatan Ragi Kering Kopi Luwak
Bahan pengisi berupa tepung beras sebanyak 760 gram dimasukkan dalam
plastik, ditutup dengan tali karet dan alumunium foil kemudian disterilkan
dengan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit. Tepung beras steril
selanjutnya ditambahkan inokulum sebanyak 988 ml. Pencampuran dilakukan
sampai homogen secara aseptis, selanjutnya diinkubasi selama 48 jam dengan
suhu 37o-39oC. Hasil dari proses inkubasi disusun dalam talam alumunium yang
telah steril untuk dikeringkan menggunakan oven selama 72 jam pada suhu
38oC. Ragi kering kopi luwak selanjutnya dilakukan penghalusan dalam kantong
plastik. Ragi kering kopi luwak dikemas dengan plastik yang berbeda sesuai
dengan perlakuan secara aseptis dan disimpan. Diagram alir pembuatan ragi kopi
luwak disajikan pada Gambar 3.3
d. Uji Ragi Kopi Luwak
Uji ragi kopi luwak meliputi viabilitas sel (total mikroba dan kadar air)
dan daya fermentasi ragi. Uji daya fermentasi ragi dengan menimbang sebanyak
0,1 gram ragi (setara dengan 0,08 ml) dilarutkan kedalam 10 ml larutan gula 3%
dan difermentasi selama 12 jam. Hasil fermentasi dianalisa pH, kemampuan
produksi asam, dan kemampuan fermentasi glukosa dengan selama masa
penyimpanan ragi 0, 15, 30, 45, dan 60 hari. Diagram alir uji daya fermentasi
ragi kering kopi luwak disajikan pada Gambar 3.4.
Analisis kemampuan produksi asam dilakukan menggunakan metode total
asam tertirasi. Hasil total asam tertirasi digunakan sebagai data untuk
perhitungan total kemampuan produksi asam. Pada analisis kemampuan glukosa
dilakukan pengukuran sisa glukosa meggunakan metode elektrokimia, sehingga
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 21
didapatkan hasil sisa glukosa yang ada dalam larutan fermentasi. Hasil sisa
glukosa sebagai data untuk perhitungan kemampuan fermentasi glukosa.
Pengahancuran
Penyaringan Ampas
MRS Broth 10 ml
Kultur awal
Kultur kerja
Pencampuran
)
Pengeringan dengan oven (38oC, 72 jam)
Pengemasan
Gambarmenggunakan plastik
3.3 Diagram alir polipropilena
pembuatan dan alumunium foil
ragi kering
fermentasi diukur suhunya dan diset pengatur suhu pH meter pada suhu terukur
dan dinyalakan pH meter dan dibiarkan stabil (5-15 menit). Elektroda dibilas
dengan aquadest dan dicelupkan dalam larutan gula yang telah difermentasi
bersama ragi sampai diperoleh pembacaan yang stabil kemudian dicatat pH nya.
e. Kadar Glukosa Metode Elektrokimia
Kadar glukosa diukur menggunakan sistem GlucoDr dengan alat
glukometer berdasarkan pada pengukuran dari arus listrik yang disebabkan oleh
reaksi glukosa dengan bahan reaksi (reagen) pada elektroda emas dari strip.
Sampel ditarik kedalam selah reaksi strip melalui reaksi kapiler. Glukosa pada
sampel bereaksi dengan glukosa dehydrogenase dan mediator, sehingga
menciptakan arus listrik dan diubah ke konsentrasi glukosa ekuivalen dengan
program algoritma dalam GlucoDr (GlucoDr Strip, 2013).
Kalibrasi alat glukometer dilakukan secara otomatis dengan memasukkan
kode chip kedalam slot glukometer. Glukometer juga dikalibrasi dengan larutan
glukosa anhidrat yang terdiri dari beberapa konsentrasi berbeda. Pengukuran
kadar sisa glukosa dilakukan dengan pengambilan sampel dari hasil difermentasi
0,1 gram ragi dengan larutan gula 3% dan dialirkan pada strip. Kadar sisa glukosa
dijadikan data untuk menghitung kemampuan fermentasi glukosa.
Persamaan kurva standar : y = 1,846x-57,66
keterangan : x= sisa glukosa terfermentasi
y= sisa glukosa pada strip
Kemampuan fermentasi glukosa (mg glukosa/gram ragi.jam)
∑ ∑
=
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Plastik pengemas yang hasilnya lebih baik untuk produksi ragi kering kopi
luwak in vitro adalah plastik aluminium foil. Populasi mikroorganisme
pada penyimpanan menggunakan pengemas plastik aluminium foil masih
lebih tinggi dibandingkan pengemas plastik polipropilena. Populasi
mikroorganisme diakhir masa penyimpanan adalah 6,5 log.cfu/ml.
2. Kemampuan fermentasi glukosa, pH, dan kemampuan produksi asam yang
dihasilkan oleh ragi kopi luwak in vitro pengemas plastik aluminium foil
pada fermentasi glukosa 3% diakhir masa penyimpanan berturut-turut
adalah 218,0691 mg glukosa/gram ragi.jam; 5,11; dan 4,6623 mg/g
ragi.jam.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian disarankan perlu adanya penelitian lanjutan
mengenai aplikasi penggunaaan ragi kering kopi luwak in vitro yang dihasilkan
pada kopi biji sehingga diketahui tingkat kemiripan pada kopi luwak asli serta
identifikasi dan karakterisasi mikroorganisme pada ragi selama masa
penyimpanan.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 38
DAFTAR PUSTAKA
Aisa, N.F. 2008. Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Dari Feces-Kopi
Luwak (Civet Coffea) Sebagai Agen Fermentasi Biji Kopi, Skripsi. Jember:
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember
Amin dan Leksono. 2001. Efektivitas Bakteri Asam Laktat dalam Menghambat
Bakteri. Jogyakarta: Airlangga.
Andrady, A.L., Hamid, S.H., Hu, X., Torikai, A. 1998. Effec Of Increased Solar
Ultraviolet Radiation On Materials. Journal Of Photochemistry And
photobiology. 96-103.
Asgar, A. dan D. Musaddad. 2006. Optimalisasi Cara, Suhu, dan Lama Blansing
sebelum Pengeringan pada Wortel. Jurnal Horti 16(3) : 245-252.
Atmawinata, O. 1998. Latihan Uji Cita Rasa Kopi. Jember: Pusat Penellitian Kopi
dan Kakao
Fauzi, M. 2008. Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Biji Kopi Luwak
(Civet Coffee). Jember: Fakutas Teknologi Pertanian, UJ.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 39
Hidayat, N., Masdiana C.P., dan Sri H. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Labuza, T. P. 1992. Open Shelf Life Dating Of Foods. Foods And Nutrition Press,
West Port CT.
Lukito, A dan Surip, P. 2007. Panduan Lengkap Lobster Air Tawar. Depok:
Penebar Swadaya
Mujiarto, I. 2005. Sifat dan Karakteristik Material Plastik dan Bahan Aditif.
Traksi. 3 (2) : 1-9. AMNI Semarang.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 40
Najiyati, S., dan Danarti. 2004. Kopi Budidaya dan Penanganan Pasca Panen.
Depok: Penebar Swadaya
Putra, N.D.M. 2013. Karakteristik Fisik Biji Kopi Robusta Terfermentasi Oleh
Mikroflora Feses Luwak, Skripsi. Jember: Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember
Rangkuti, F. 2009. Strategi Promosi Yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated
Marketing Communication. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Rustan, I.D. 2013. Studi isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat dari
fermentasu cabai rawit (Capsicum frutencens L.). Skripsi. Makasar:
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
Salmmien, S dan A.V. Wright. 1998. Lactic Acid Bacteria: Microbiolgy and
Fungsional Aspect, Edisi Kedua. New York: Marcel Dekker Inc.
Sari, F.P. dan S. M. Sari. 2011. Ekstraksi Zat Aktif Antimikroba dari Tanaman
Yodium (Jatropha multifida Linn) sebagai Bahan Baku Alternatif Antibiotik
Alami. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Sugani, S dan Lucia Priandarini. 2010. Cara Cerdas Untuk Sehat. Jakarta:
Transmedia Pustaka.
Syafitri, A. 2010. Produksi Ragi Kering Kopi Kultur Tunggal: L.plantarum dan
L.brevis Dari Isolat Bakteri Asam Laktat (BAL) Biji Kopi Luwak, Skripsi.
Jember: Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember
Utomo, B.S.B., S. Wibowo dan T.N. Widianto. 2012. Asap Cir. Jakarta: Penebar
Swadaya
Wilujeng, A.R.T., dan Prima, R.W. 2013. Jurnal Pengaruh lama fermentasi kopi
arabika (Coffea arabica) dengan bakteri asam laktat Lactobacillus
plantarum B1765 Terhadap Mutu Produk. Surabaya: UNESA
Winarno, F.G. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Winarno, F.G. dan Jennie. 1982. Kerusakan Bahan Pangan dan Cara
Pencegahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 42
Winarno, F.G., Fardiaz, S., dan Fardiaz, D. 1980. Pengantar Teknologi Pangan.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Winaryo. 1999. Warta Pusat Penelitian Kopi Dan Kakao. Jember: Pusat
Penellitian Kopi dan Kakao
LAMPIRAN
C. Hasil perhitungan pH
Total Asam
Perlakuan Rata-rata stdev
Tertitrasi
Kontrol 8,3265 8,3265
A1B1U1 6,2468
A1B1U2 6,5237 6,4799 0,2146
A1B1U3 6,6694
A2B1U1 6,8547
A2B1U2 7,2223 7,0504 0,1849
A2B1U3 7,0741
A1B2U1 5,7056
A1B2U2 5,5286 5,5968 0,0952
A1B2U3 5,5563
A2B2U1 6,3965
A2B2U2 5,9375 6,1521 0,2310
A2B2U3 6,1222
A1B3U1 4,9671
A1B3U2 4,3589 4,5831 0,3341
A1B3U3 4,4233
A2B3U1 5,6321
A2B3U2 5,3061 5,5617 0,2286
A2B3U3 5,7468
A1B4U1 4,5140
A1B4U2 4,0634 4,1207 0,3680
A1B4U3 3,7847
A2B4U1 4,6170
A2B4U2 4,5350 4,6623 0,1549
A2B4U3 4,8348